Kalimat Al Qur’an “...Allah menghalalkan jual-beli al bai’ dan melarang riba...” QS 2:275 menunjukkan bahwa praktek bunga
adalah tidak sesuai dengan semangat Islam. Istilah jual-beli al bai’ memilih arti yang secara umum meliputi semua tipe kontrak pertukaran
kecuali tipe kontrak yang dilarang oleh Syariah. Pengertian jual-beli meliputi berbagai akad pertukaran exchange
contract antara suatu barang dan jasa dalam jumlah tertentu atas barang dan jasa lainnya. Penyerahan jumlah atau harga barang dan jasa
tersebut dapat dilakukan dengan segera cash and carry ataupun secara tangguh deferred. Oleh karenanya, untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan debt financing syarat-syarat al bai’ menyangkut berbagai tipe kontrak jual-beli tangguh deferred conract of exchange.
a. Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh
penjual dan pembeli. Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu
tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Tujuan nasabah melakukan jual-beli dengan bank adalah karena
suatu alasan bahwa nasabah tidak memiliki uang tunai modal untuk bertransaksi langsung dengan supplier.
b. Salam
Salam adalah jual-beli di mana pembeli memesan barang yang jenis, kualitas dan kuantitasnya ditentukan dan dibayar oleh pemesan
secara tunai atau diangsur sebelum barangnya selesai dibuat. Dalam transaksi tersebut di atas, yang akan timbul adalah piutang
barang, yaitu pemesan punya piutang barang terhadap pemasok dan kebalikannya pemasok punya utang barang kepada pemesan.
Universitas Sumatera Utara
c. Istisnah
Istisnah adalah akad antara pemesan dengan pembuat untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau jual-beli suatu barang
yang akan dibuat oleh pembuat. Kewajiban pembuat adalah menyediakan bahan baku dari barang pesanan tersebut.
Kontrak istissnah biasanya diterapkan dalam perbankan dalam proyek konstruksi dimana nasabah memerlukan biaya untuk
membangun suatu konstruksi milik suatu bowheer tertentu.
d. Ijarah dan Ijarah Wa Iqtina’
Sewa Ijarah dan sewa-beli Ijarah Wa Iqtina’ atau Ijarah Muntahiyah bi Tamlik oleh para ulama dianggap sebagai model
pembiayaan yang dibenarkan oleh Syariah Islam. Al ijarah atau sewa adalah kontrak yang melibatkan suatu barang sebagai harga
dengan jasa atau manfaat atas barang lainnya. Penyewa dapat juga diberi opsi untuk memiliki barang yang disewakan tersebut pada
saat sewa selesai, dan kontrak ini disebut al ijarah wa iqtina’ atau al ijarah muntahiyah bi tamlik, dimana akad sewa yang terjadi antara
bank sebagai pemilik barang dengan nasabah sebagai penyewa dengan cicilan sewanya sudah termasuk cicilan pokok harga barang.
2. Bagi Hasil Profit and Last Sharing