107 Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga BBM pada bulan Oktober 2005.
Pemerintah menaikkan harga BBM sehingga inflasi melonjak akibat mendorong peningkatan biaya produksi barang dan jasa cost push inflation. Pada tahun 2006
inflasi kembali turun menjadi sebesar 5,97 persen bahkan menjadi lebih rendah dibanding tahun 2004 yang besarnya 6,64 persen. Ini menandakan bahwa
Pemerintah telah berhasil mengendalikan inflasi. Pada tahun 2008 inflasi kembali naik akibat terjadinya kembali krisis ekonomi di negara Amerika Serikat dan
pemerintah kembali berhasil mengendalikan inflasi dan berada diangka 1 digit yaitu 2,69 persen.. Dengan berhasilnya inflasi dikendalikan pada tahun 2006,
untuk tahun-tahun kedepannya diharapkan berbagai kebijakan dan kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota Medan agar inflasi tahun yang akan
datang diharapkan juga dapat ditekan berada diangka 1 digit.
4.1.6. Perkembangan Investasi
Investasi merupakan salah satu mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Sebagai kota ke-3 terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, mau tidak
mau Kota Medan harus terus membenahi perekonomiannya agar Kota Medan tidak menjadi Kota yang kumuh dan mampu memberikan kehidupan yang layak
bagi penduduknya. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan biaya yang tidak kecil, sumber pembiayaan selain dari pajak dan anggaran pengeluaran pemerintah,
dibutuhkan juga sumber dana segar dari pihak non pemerintah Kota Medan. Perkembangan investasi di Kota Medan sejak tahun 1990 sampai dengan
2010 dapat kita lihat pada Tabel 4.6 berikut ini.
108
Tabel 4.6. Perkembangan Investasi di Kota Medan Tahun 1990 sd 2010 dalam Miliar Rupiah
Tahun Investasi
Tahun Investasi
1990 5.929,56
2001 7.374,64
1991 6.265,83
2002 7.463,76
1992 6.657,09
2003 7.708,83
1993 6.547,09
2004 7.809,93
1994 6.884,43
2005 8.100,08
1995 6.906,57
2006 8.432,50
1996 7.000,62
2007 8.567,34
1997 7.224,12
2008 13.426,05
1998 7.442,03
2009 13.574,02
1999 6.303,87
2010 14.435,09
2000 7.338,78
Sumber : - BPS Kota Medan Tahun 2012 - Berbagai Macam Sumber
Berdasarkan data tersebut pada Tabel 4.6 di atas dapat dideskripsikan bahwa dalam periode tahun 1990 sampai dengan 2010 Investasi di Kota Medan
cenderung selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 1999 memang investasi menurun sebesar -15,29 persen bila dibandingkan dengan besarnya investasi pada
tahun 1998. Hal ini disebabkan krisis keuangan yang melanda dunia pada tahun 1998 memaksa investor untuk menahan diri dulu untuk tidak melakukan investasi
sampai tahun 1999. Namun pada tahun 2000 investasi Kota Medan mulai tumbuh lagi hingga mencapai 16,42 persen dan pertumbuhan ini berlanjut terus hingga
tahun 2010. Malah pada tahun 2008 pertumbuhan investasi mencapai titik tertinggi dalam periode 1990 sampai dengan 2010 yaitu mencapai 56,71 persen.
Padahal pada tahun 2008 ini juga sedang terjadi krisis ekonomi dunia khususnya di Amerika yang biasanya dapat mempengaruhi perekonomian dunia.
109 Perlu diketahui bahwa sejak dilanda krisis ekonomi pada akhir tahun 1997,
penanaman modal investasi di Kota Medan secara berangsur angsur mulai
menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti. Hal ini tidak saja didukung oleh letak geografis dan potensi demografis yang cukup strategis, tetapi didukung juga
oleh kebijakan-kebijakan yang bersahabat dengan pasar, sehingga menciptakan iklim dan lingkungan penanaman modal yang semakin kondusif dari waktu ke
waktu. Keadaan tersebut dapat menggambarkan bahwa investor sangat yakin pada kondisi ekonomi Indonesia khususnya Kota Medan cukup tangguh dalam
menghadapi krisis ekonomi global sehingga para investor tidak ragu untuk berinvestasi di Kota Medan. Lapangan usaha yang menjadi tujuan utama
berinvestasi di Kota Medan adalah sektor perdagangan, industri pengolahan dan sektor jasa. Dari investasi yang ada diharapkan akan semakin mempercepat
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Kota Medan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakatnya dan mensejahterakan penduduknya.
4.2. Hasil Analisis Data a.