Perancangan Vertical Greenery di PT. Envirospace Consultant Indonesia

(1)

FAHMI FAUZI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”PERANCANGAN VERTICAL GREENERY DI PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA”, adalah benar merupakan hasil karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Oktober 2012

Fahmi Fauzi NIM A44070032


(3)

ABSTRACT

Global warming has lead to the uncomfortable climate, so that urban greenery is needed to solve the problem. Urban greenery is difficult to be done because of the limited land. The greening concept of vertical greenery could be an alternative to overcome the problem. The internship activities was aiming to analyze the design of vertical greenery that was done on Envirospace Consultant PT Indonesia (PT ESCI). The internship method was active participation on studio and field activities. Vertical greenery model of PT ESCI was new product began to be applied in 2010 that aim enhanced the beauty of a building and provided convenience for the landscape user. The important components that must be considered in the design of vertical greenery were the types of plants, growing media, support structures, and irrigation systems. Vertical greenery by PT. ESCI applied to various forms of vertical areas such as columns and wall area. Vertical greenery on the columns and walls area used different structures. Vertical green module (VGM) on the column was more difficult to be applied than wall because of the linear structure. VGM was suitable to be applied on the flat wall structure.


(4)

FAHMI FAUZI. Perancangan Vertical Greenery di PT. Envirospace Consultant Indonesia. Dibimbing oleh FITRIYAH NURUL H.UTAMI, dan TATI BUDIARTI

Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim yang tidak nyaman, sehingga diperlukan penghijauan untuk mengatasi masalah tersebut. Penghijauan di lahan perkotaan semakin sulit dilakukan, karena lahan yang semakin sempit. Konsep penghijauan dengan vertical greenery menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi kendala tersebut.

Tujuan dari pelaksanaan magang ini yaitu menganalisis sistem vertical greenery yang digunakan oleh PT. Envirospace Consultant Indonesia (PT.ESCI), menganalisis perancangan vertical greenery pada bidang kolom fly over area jalan raya, menganalisis perancangan vertical greenery pada bidang dinding interior apartemen, dan membandingan perancangan vertical greenery pada bidang kolom dan bidang dinding.

Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan di PT. Envirospace Consultant Indonesia (PT.ESCI), mulai dari Maret 2011 sampai bulan Juni 2011. Lokasi magang terletak di Komplek Perumahan Taman Yasmin Sektor 7, Jalan Bambu Apus Raya, No. 6, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.Metode magang yang digunakan adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan studio dan lapang. Tahapan kegiatan magang yang dilakukan terkait dengan pengenalan kelembagaan, survei data inventarisasi, pembuatan dokumen gambar, dan analisis data hasil magang. Batasan kegiatan magang berfokus pada kelebihan dan kelemahan sistem vertical greenery PT. ESCI, kelebihan dan kelemahan perancangan vertical greenery pada bidang kolom dan bidang dinding, dan perbandingan perancangan vertical greenery bidang kolom dan dinding.

PT. ESCI berdiri pada tahun 2005 dan cabang dari Envirospace Consultant Pte. Ltd, Singapura (ESC). Vertical greenery merupakan produk baru yang dimulai dikerjaan PT. ESCI tahun 2010. Vertical greenery PT. ESCI bertujuan untuk menciptakan unsur keindahan taman di lahan sempit, memberikan kesan alami di lingkungan perkotaan, memperindah bangunan di perkotaan,


(5)

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam perancangan vertical greenery adalah jenis tanaman, media tanam, struktur pendukung, dan sistem irigasi. Media tanam yang digunakan oleh PT. ESCI memiliki kemampuan menyediakan unsur hara, nutrisi dan mineral, tahan lama, menyerap air, menjaga kelembaban (porousitas air), aman dari penyakit, mengikat akar, dan mempunyai drainase dan aerasi yang baik. Jenis media tanam berasal dari bahan organik seperti pakis, cocopeat, batu apung, humus bambu, dan mixed media.

Jenis tanaman yang digunakan menonjolkan unsur estetika dan memiliki kemampuan sebagai tanaman vertical greeney meliputi kemampuan mencengkram media, sesuai dengan kondisi cahaya matahari, ringan, dan berakar serabut. Tanaman yang digunakan termasuk dalam jenis epifit, penutup tanah (ground cover), dan merambat (climber).

Struktur pendukung yang digunakan PT. ESCI memiliki fungsi untuk mendukung dalam menopang media dan tanaman terhadap bidang vertikal. Struktur yang digunakan meliputi vertical green module (VGM), frame module, dan rel module, dimana semua komponen tersebut saling mendukung untuk menciptakan struktur vertical greenery yang kokoh.

Aspek yang harus diperhatikan dalam perancangan vertical greenery adalah aspek keamanan, keindahan, kenyamanan, dan keoptimalan desain. Aspek keamanan yang diperhatikan PT. ESCI dalam proyek vertical greenery tiang kolom Pramuka DKI Jakarta adalah pada penggunaan konsep desain dan desain konstruksi vertical greenery. Konsep desain berupa pola desain yang terdiri dari konsep warna dan bentuk yang tidak mengganggu pengendara. Pola desain yang digunakan berupa dirancang memperhatikan prinsip desain ritme atau berirama mengikuti arah kendaraan melaju. Struktur vertical greenery menggunakan struktur yang aman tidak beresiko merusak fly over dan berbahaya bagi pengguna.

Aspek keindahan yang diperhatikan PT. ESCI pada proyek ini adalah komposisi tanaman yang mengkombinasikan morfologi tanaman, warna dan pola penanaman. Hal tersebut berfungsi untuk dinikmati secara visual oleh pengendara di sekitar kolom fly over. Aspek kenyamanan yang kurang diperhatikan PT. ESCI


(6)

yang digunakan pada proyek ini memiliki potensi untuk menyerap polutan udara seperti NO2, CO, benzene, formaldehid, dan partikel halus (fine particulate matter)

Aspek keoptimalan desain yang diperhatikan PT. ESCI pada proyek ini adalah penggunaan tanaman yang sesuai dengan kondisi cahaya matahari semi naungan. Hal ini agar pertumbuhan tanaman lebih optimal. Selain itu, sistem irigasi tetes dengan timer efektif untuk mengairi area media tanaman yang dibutuhkan serta efesien dalam waktu penyiraman dan volume air yang digunakan. Hal lain yang kurang diperhatikan PT. ESCI adalah penutupan permukaan tiang kolom yang tidak optimal, sehingga mengurangi estetika vertical greenery.

Hal yang diperhatikan PT. ESCI dalam proyek vertical greenery wall interior Menteng Square Jakarta Pusat adalah aspek keamanan, keindahaan, kenyamanan, dan keoptimalan desain. Aspek keamanan adalah struktur vertical greenery yang aman bagi pengguna lantai empat yaitu menggunakan struktur yang tidak merusak dinding dan lantai dari interior lantai empat. Hal yang kurang diperhatikan PT. ESCI adalah struktur VGM yang tidak dilengkapi sistem pengunci lebih beresiko terhadap faktor angin. Selain itu, permukaan bidang wall yang tidak diberi waterproofing beresiko merusak permukaan pada saat irigasi.

Aspek keindahan yang diperhatikan PT. ESCI adalah penggunaan prinsip unity untuk merefleksikan karakter lanskap disekitar dengan pola bentuk dan warna. Selain itu, desain penanaman memperhatikan komposisi warna untuk memberikan kesan sejuk dan ceria serta tekstur daun sebagai pembentuk pola desain.

Aspek kenyamanan yang kurang diperhatikan PT. ESCI adalah penggunaan jenis tanaman yang dapat mereduksi polutan udara indoor karena pada proyek ini tidak memperhatikan pemilihan jenis tanaman potensinya dalam menyerap polutan udara indoor.

Aspek keoptimalan yang diperhatikan PT. ESCI pada proyek ini adalah penutupan tanaman terhadap permukaan bidang. VGM panel yang digunakan


(7)

itu, keberhasilan pertumbuhan tanaman perlu diperhatikan seperti persiapan VGM dan tanaman di nursery sebelum tahap implementasi serta pemilihan jenis tanaman yang disesuaikan dengan kondisi cahaya matahari semi naungan.

Perbandingan antara perancangan vertical greenery bidang kolom dan bidang dinding mengacu kepada sistem vertical greenery (struktur, tanaman, media, dan sistem irigasi) yang digunakan. Struktur VGM dan frame module yang memiliki permukaan datar tidak cocok diterapkan pada bidang kolom dengan permukaan melengkung. Kedua struktur tersebut lebih tepat diterapkan pada bidang dinding dengan permukaan yang datar. Hal ini perlu diperhitungkan untuk keoptimalan penutupan permukaan bidang. Rel module yang digunakan tepat pada kedua bidang tersebut, karena dipasang tegak lurus dengan lantai sesuai dengan posisi kedua bidang. Jenis tanaman yang digunakan pada kedua bidang tidak dipengaruhi bentuk dari bidang tersebut. Jenis tanaman lebih dipengaruhi posisi bidang vertikal terhadap cahaya matahari. Bidang kolom dan dinding yang berada pada posisi cahaya matahari semi naungan sehingga tanaman yang digunakan pada kedua bidang tersebut sama memiliki toleransi terhadap semi naungan. Media tanam tidak dipengaruhi bentuk bidang tetapi mempengaruhi keoptimalan pertumbuhan tanaman dan VGM yang digunakan. Bidang kolom menggunakan VGM bag untuk mixed media sedangkan bidang dinding menggunakan VGM panel untuk pakis lempeng. Sistem irigasi antara bidang kolom dan dinding memiliki perbedaan dari bentuk aliran dan instalasi pipa. Bidang dinding memiliki bentuk aliran mengikuti bentuk dasar lingkaran dan menggunakan pembelok pipa dengan elbow knee 45º. Bidang dinding memiliki bentuk aliran lurus mengikuti lebar dinding persegi tanpa menggunakan pembelok pipa.

Keyword : Perancangan Vertical Greenery, PT. Envirospace Consultant Indonesia, Vertical Greenery Bidang Kolom, Vertical Greenery Bidang Dinding


(8)

© Hak cipta milik Fahmi Fauzi,

IPB, dan PT. Envirospace Consultant Indonesia, tahun 2012 Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

dan pengutipan tersebut tidak merugikan penulis, IPB, dan PT. Envirospace Consultant Indonesia.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin penulis, IPB, dan PT. Envirospace Consultant Indonesia


(9)

FAHMI FAUZI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012


(10)

Judul : Perancangan Vertical Greenery Di PT. Envirospace Consultant Indonesia

Nama : Fahmi Fauzi

NRP : A44070032

Departemen : Arsitektur Lanskap

Disetujui Oleh,

Diketahui Oleh,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

Tanggal lulus : Dosen Pembimbing I

Fitriyah Nurul H.Utami, ST, MT

NIP 19770424 2006042001

Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Tati Budiarti, MS


(11)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Perancangan Vertical Greenery Di PT. Envirospace Consultant Indonesia” melalui kegiatan magang di PT. Envirospace Consultant Indonesia ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana pertanian dari Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Fitriyah Nurul H. Utami, ST. MT dan Dr. Ir. Tati Budiarti, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang baik, arahan, masukan, dan koreksi dengan sabar kepada penulis selama dalam pembuatan skripsi.

2. Dewi Rezalini Anwar SP. MADes selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Setia Hadi, MS selaku dosen pembimbing akademik penulis selama menjalani studi di Departemen Arsitektur Lanskap.

4. Kedua orang tua Bpk. Drs. Suhendan Suhala, M.Mpd. dan Ibu Nurhayati yang selalu memberikan segala perhatian, kasih sayang dan doa untuk kesuksesan penulis. Kakakku Iman, serta adik-adikku Tari dan Aa atas dukungan yang tercurah selama ini.

5. Ir. Dendi Dwiputra selaku Principal dari PT. Envirospace Consultant Indonesia yang telah memberikan masukan, pengetahuan, serta bimbingan selama kegiatan magang. Para staf yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam proses gambar teknis (Kang Moch Saipullah, Kang Dhofir, Pak Dani, Pak Sholeh, Pak Gugus, Pak Basyir dan lainnya).

6. Tia Hapsari, yang telah mendukung dan sabar untuk memotivasi.

7. Arif, Huda, Rizky, Dade, Pebi, Aguse, Dimas, Mbak Wina, Fika, dan Gita teman Basecamp ARL 44 Wisma Klenger yang memberikan motivasi dan support untuk kesuksesan penulis.


(12)

9. Rekan magang Dika sebagai teman diskusi dan memberikan motivasi selama kegiatan magang.

10.Teman-teman angkatan 44 lainnya yang selalu menghibur dan bersama-sama mengalami kesusahan ataupun kesenangan.

11.Kakak 42, 43 dan adik angkatan 45, 46, 47 atas semangat yang diberikan. 12.Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah keilmuan Arsitektur Lanskap di masa mendatang.

Bogor, Oktober 2012

Fahmi Fauzi NIM A44070032


(13)

Penulis dilahirkan di Majalaya Kabupaten Bandung pada tanggal 9 September 1989 sebagai anak kedua dari empat bersaudara keluarga Bpk. Drs. Suhendan Suhala, M.MPd. dan Ibu Nurhayati. Pendidikan yang penulis tempuh diawali dengan Taman Kanak-Kanak Rukun Wanita, Majalaya, Kabupaten Bandung yang diselesaikan pada tahun 1991, kemudian lulus dari Sekolah Dasar Negeri Talun 3, Majalaya Kabupaten Bandung pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis masuk ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Muhammadiyah 1 Majalaya Kabupaten Bandung dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2004. Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Majalaya sampai tahun 2007.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui program Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (USMI). Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, menjadi anggota dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) periode 2008-2009 dalam divisi Minat dan Bakat. Penulis terlibat dalam kepanitian acara yang diselenggarakan oleh himpunan tersebut. Penulis pernah menjabat ketua Komunitas Enviromental Art (ENVO) dari tahun 2009-2010. Penulis bersama rekan-rekannya juga pernah mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa 2009 dibidang kewirausahaan sebagai divisi produksi dengan membuat usaha Action Figure berbahan baku kertas bekas. Selain itu penulis aktif mengikuti berbagai lomba desain antar angkatan dan kegiatan pameran seni rupa di IPB.

Penulis melakukan kegiatan magang di PT. Envirospace Consultant Indonesia untuk mengembangkan bakat dan keterampilan di bidang arsitektur lanskap. Selain itu, penulis mendapat kesempatan untuk bekerja sebagai staf junior landscape architect di perusahaan yang sama setelah menjalani kegiatan magang dengan tetap menyelesaikan penyusunan skripsi ini.


(14)

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Magang ... 2

1.3. Manfaat Magang ... 2

1.4. Kerangka Pikir ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Vertical Greenery (Taman Vertikal) ... 4

2.1.1Pengertian Vertical Greenery ... 4

2.1.2Manfaat Vertical Greenery ... 4

2.1.3Komponen Vertical Greenery Menurut Blanc... 5

2.1.4Tipologi Vertical Greenery Menurut HortPark ... 7

2.1.5Tipologi Vertical Greenery Menurut Sujayanto ... 12

2.2. Proses Perancangan Lanskap ... 14

2.3. Konsultan Lanskap ... 16

III. METODOLOGI ... 17

3.1. Lokasi Magang ... 17

3.2. Lokasi Proyek ... 18

3.3. Waktu Magang ... 19

3.4. Metode Magang ... 20

3.5. Tahapan Magang ... 20

3.6. Batasan Magang ... 23

IV. KONDISI UMUM PT. Envirospace Consultant Indonesia ... 25

4.1. Sejarah Perusahaan ... 25

4.2. Ruang Lingkup Kerja ... 25

4.3. Struktur Organisasi PT.Envirospace Consultant Indonesia ... 26

4.4. Alur Komunikasi PT. Envirospace Consultant Indonesia ... 27

4.5. Teknik Pembuatan Produk Gambar ... 28


(15)

GREENERY ... 39

5.1. Sistem Vertical Greenery PT.Envirospace Consultant Indonesia ... 39

5.2. Perancangan Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over, Pramuka DKI Jakarta ... 51

5.2.1. Hasil Perancangan Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over, Pramuka DKI Jakarta ... 50

5.2.2. Pembahasan Perancangan Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over, Pramuka DKI Jakarta ... 81

5.2.3. Rekomendasi Perancangan Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over, Pramuka DKI Jakarta ... 92

5.2.4. Kesimpulan Perancangan Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over, Pramuka DKI Jakarta ... 96

5.3. Perancangan Vertical Greenery Lantai Empat Menteng Square Jakarta Pusat ... 98

5.3.1. Hasil Perancangan Vertical Greenery Lantai Empat Menteng Square DKI Jakarta ... 95

5.3.2. Pembahasan Perancangan Vertical Greenery Lantai Empat Menteng Square Jakarta Pusat ... 124

5.3.3. Rekomendasi Perancangan Vertical Greenery Lantai Empat Menteng Square Jakarta Pusat ... 138

5.3.4. Kesimpulan Perancangan Vertical Greenery Lantai Empat Menteng Square Jakarta Pusat ... 142

5.4. Perbandingan Perancangan Vertical Greenery Pada Bidang Kolom dan Bidang Dinding ... 143

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 149

6.1. Simpulan ... 149

6.2. Saran ... 150


(16)

1. Waktu Kegiatan Magang di PT. Envirospace Consultant Indonesia ... .20

2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data Perusahaan ... .22

3. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over Jalan Pramuka ... ..22

4. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Vertical Greenery Lantai Empat Menteng Square, DKI Jakarta ... .23

5. Perbandingan Data Hasil Magang dengan Sumber Studi Pustaka ... ..24

6. Drawing List DED ... ..69

7. Analisis Jenis Tanaman dengan Kebutuhan Cahaya ... ..83

8. Kelebihan dan Kekurangan Jenis Media Tanam ... .88

9. Analisis Tanaman Vertical Greenery Terhadap Kebutuhan Cahaya pada Bidang Wall Interior Apartemen ... 127

10. Analisis Tanaman Vertical Greenery Penyerap Polutan Indoor ... 131

11. Jenis Tanaman Penyerap Polutan Indoor ... 140

12. Seleksi Tanaman Penyerap Polutan. ... 140

13. Perbandingan Perancangan Vertical Greenery Bidang Kolom dan Bidang Dinding. ... 144


(17)

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pikir ... ...3

2. Felt sebagai Media Tanam Vertical Greenery ... ...6

3. Pemasangan Pipa Irigasi ... ...7

4. System Morphology ... ...8

5. Carrier Class ... ...9

6. Carrier Type ... ...9

7. Support Type ... ..10

8. Structure Class ... …11

9. Structure Sub Class ... …11

10. Vertical Green Module (VGM) dan Geotextile (Frame Carpet) ... …13

11. Peta Lokasi PT Envirospace Consultant Indonesia ... …17

12. Peta Lokasi Tiang Kolom Fly Over, Pramuka DKI Jakarta ... ..18

13. Peta Lokasi Menteng Square DKI Jakarta ... ..19

14. Struktur Organisasi PT. Envirospace Consultant Indonesia ... ..27

15. Alur Komunikasi PT. Envirospace Consultant Indonesia ... ..28

16. Peralatan Untuk Teknik Freehand Drawing PT.ESCI ... ..29

17. Contoh Persentasi Grafis Teknk Freehand Drawing ... ..29

18. Perangkat Komputer (Personal Computer) ... ..30

19. Produk Teknik Persentasi Grafis Menggunakan Teknik Komputer ... ..30

20. Fasilitas Di PT Envirospace Consultant Indonesia ... ..31

21. Tahapan Perancangan PT Envirospace Consultant Indonesia ... ..33

22. Sistem Porous Mesh ... ..40

23. Sistem VGM panel ... ..41

24. Media Cocopeat... ..43

25. Media Pakis ... ..44

26. Media Batu Apung ... ..44

27. Media Humus Bambu ... ..45

28. Mixed Media ... ..46


(18)

32. Rel Module Langsung ... ..51

33. Rel Module Tidak Langsung ... ..51

34. Proses Perancangan Vertical Greenery Tiang Kolom Jalan Fly Over Pramuka DKI Jakarta ... ..52

35. Lokasi dan Jumlah Tiang Kolong Fly Over ... ..54

36. Base Map Lokasi Tiang Fly Over ... ..55

37. Kondisi Tiang Kolong Fly Over ... ..56

38. Exsisting Pocket Park Tiang Kolom Fly Over ... ..57

39. Pola Konsep Desain Kombinasi Warna pada Vertical Greenery Tiang Fly Over Pramuka ... ..57

40. Dua Konsep Desain yang Disetujui Klien ... ..58

41. Pola a-b-a-b ... ..58

42. Tanaman untuk Vertical Greenery ... ..59

43. Feature Image Aplikasi Konsep Softmaterial pada Vertical Greenery ... ..59

44. Feature Image Aplikasi Vertical Greenery pada Bidang Kolom ... ..60

45. Feature Image Bahan Material dan Bahan Media Tanam ... ..60

46. Ilustrasi View Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over ... ..61

47. IlustrasiPerspektif Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over ... ..62

48. Rencana Tapak Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over ... ..63

49. Posisi Vertical Green Module Terhadap Frame Module ... ..64

50. Desain Alternatif I dengan Rel Module Langsung ... ..66

51. Desain Alternatif II dengan Rel Module Tidak Langsung ... ..67

52. Teknik Penanaman secara Vertikal (a. Tampak, b.Potongan) ... ..68

53. Sistem Irigasi Pipa Subline ... ..70

54. Detail Engineering DesignDetail Plan dan View ... ..72

55. Detail Engineering DesignGeneral Section dan Detail Section ... ..73

56. Besi Kanal U ... ..74

57. Besi Kanal C ... ..75

58. Besi Ulir ... ..76 59. Spesifikasi Tanaman Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over Pola


(19)

Desain B ... .78

61. Rencana Sistem Irigasi ... .80

62. Elemen Pendukung Instalasi Irigasi ... .81

63. Ilustrasi Pola Rectilinier Dominasi Arah Vertikal ... .82

64. Ilustrasi Penutupan VGM Bidang Kolom ... .90

65. Vertical Greenery pada Bidang Kolom Esplanade Shopping Center Bangkok ... .93

66. Sistem Pemasangan Tanaman pada Felt dan Geotextile ... .93

67. Rekomendasi Tanaman Sansevieria sp ... .94

68. Ilustrasi SubstitusiScindapsus aureus dengan Sansevieria hahnii. ... .95

69. Ilustrasi SubstitusiNephrolepis biserrata dengan Sansevieria trifasciata’moonshine’. . ... .95

70. Ilustrasi SubstitusiScindapsus aureus dengan Sansevieria hahnii. ... .96

71. Tahap Perancangan Vertical Greenery pada Lantai Empat Menteng Square, Jakara ... .99

72. Base Map Lantai Empat Menteng Square ... 102

73. Base Map Tower A Lantai 4 ... 103

74. Base Map Tower B Lantai 4 ... 104

75. Base Map Tower C Lantai 4 ... 105

76. Foto Lokasi Wall Lantai Empat Menteng Square, Jakarta ... 106

77. Conceptual Plan Landscape Design Vertical Greenery Lantai Empat ... 107

78. Ilustrasi of Vertical Greenery Lantai Empat ... 108

79. Konsep Softscape Tower A ... 108

80. Konsep Softscape Tower B ... 109

81. Konsep Softscape Tower C ... 109

82. Konsep Hardmaterial Vertical Greenery ... 109

83. Feature Imageof Vertical Greenery Lantai Empat ... 110

84. Site Plan Vertical Greenery Lantai Empat Tower A ... 111


(20)

88. Potongan Tampak Vertical Greenery Tower B ... .114

89. Potongan Tampak Vertical Greenery Tower C ... .114

90. Ilustrasi Sistem Struktur Vertical Greenery ... .115

91. Vertical Green Module (VGM) dan Frame Module Vertical Greenery Menteng Square ... .117

92. Desain Konstruksi Alternatif I Rel Module Langsung Vertical greenery Menteng Square ... .118

93. Desain Konstruksi Alternatif II Rel Module Langsung Vertical greenery Menteng Square ... .119

94.Contoh Penanaman Vertical Class ... .120

95. Pola Penanaman Vertical Greenery Menteng Square ... .121

96. Media tanam (a. Pakis Lempeng, b. Pakis dengan VGM panel) ... .122

97. Sistem Irigasi Vertical Greneery Menteng Square ... .123

98. Contoh Kegiatan Pengadaan Panel Vertical Green Module Proyek Lain di PT. Envirospace Consultant Indonesia, ... .124

99. Ilustrasi Penutupan VGM dan Frame Module terhadap Dinding ... .134

100. Ilustrasi Posisi Rel Module dengan Dinding Vertikal Sudut 90º ... .134

101. Struktur Pengunci Gsky ... .139

102. Struktur Gsky dengan Waterproofing ... .139

103. Ilustrasi Perbandingan Struktur Pendukung ... .145


(21)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanasan global telah terjadi dengan beberapa akibat yaitu peningkatan suhu udara, perubahan cuaca yang ekstrim, dan perubahan musim. Hal ini menyebabkan lingkungan semakin tidak nyaman, terutama di perkotaan. Peningkatan penduduk menyebabkan area terbangun bertambah pesat, sehingga ruang terbuka hijau semakin terbatas. Salah satu upaya mengurangi dampak pemanasan global adalah dengan penanaman pohon, namun hal ini sulit dilakukan pada area perkotaan. Dengan demikian diperlukan alternatif lain dalam upaya penghijauan misalnya pengembangan taman vertikal (vertical greenery). Konsep vertical greenery memberikan sumbangan oksigen (O2) bagi manusia yang semakin meningkat, membuat bangunan-bangunan di perkotaan menjadi ramah lingkungan, dan mengurangi efek radiasi panas yang ditimbulkan. Selain itu dorongan lain muncul karena lahan yang semakin sempit dipenuhi bangunan-bangunan tinggi akan mendorong manusia bercocok tanam secara vertikal di dinding bangunan (Philip, 2009).

Vertical greenery merupakan dimensi baru dalam infrastruktur yang terkait dengan penghijauan, di mana tanaman dimodifikasi dalam bentuk permukaan vertikal. Pada awalnya konsep vertical greenery sering menggunakan tanaman merambat (climber plants). Tanaman tersebut digunakan, karena akarnya secara adventif tumbuh melekat langsung pada permukaan dinding bangunan vertikal serta melilit di teralis dan pergola, atau tumbuh dalam celah-celah batu. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sistem modern yang telah dikembangkan untuk memodifikasi tumbuhan secara vertikal (Sujayanto, 2011)

PT. Envirospace Consultant Indonesia bergerak di bidang pertamanan atau lanskap yang menyediakan jasa konsultasi proyek skala kecil sampai dengan skala besar, mulai dari taman rumah, perkantoran, industri, real estate sampai dengan taman kota. Proyek yang dikerjakan meliputi skala nasional dan internasional yang meliputi lingkup pekerjaan dalam bidang landscape architecture, master planning, urban design, environmental research dan project management. Klien perusahaan berasal dari pihak lembaga pemerintahan, swasta, dan individu.


(22)

Tujuan dari perusahaan adalah memberikan hasil yang memperhitungkan keinginan dan kepuasan klien.

Model perancangan vertical greenery merupakan produk terbaru dari PT. Envirospace Consultant Indonesia yang mulai dikembangkan tahun 2010 sampai saat ini. Tujuan dari perancangan vertical greenery adalah merefleksikan keindahan lanskap sekitar, memperbaiki keindahan dari suatu bangunan, dan memberikan manfaat bagi pengguna lanskap tersebut.

1.2 Tujuan magang

Tujuan umum kegiatan magang ini adalah mempelajari, memperluas wawasan, pengetahuan, serta keterampilan dalam keprofesian bidang arsitektur lanskap dalam proses perancangan model vertical greenery. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:

1. menganalisis sistem vertical greenery yang dikerjakan oleh PT. Envirospace Consultant Indonesia,

2. menganalisis perancangan vertical greenery pada bidang kolom fly over area jalan raya.

3. menganalisis perancangan vertical greenery pada bidang dinding interior apartemen.

4. membandingkan perancangan vertical greenery pada bidang kolom dan bidang dinding.

1.3 Manfaat Magang

Manfaat dari kegiatan magang ini diharapkan dapat :

1. mengetahui sistem dan perancangan vertical greenery di dunia kerja,

2. mengetahui aspek penting yang harus diperhatikan dalam perancangan vertical greeney.

3. mengetahui cara pemecahan masalah perancangan vertical greenery,

4. meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan pekerjaan perancangan bidang arsitektur lanskap.

1.4 Kerangka Pikir

Dasar dari kerangka pikir kegiatan perancangan vertical greenery dalam kegiatan magang ini adalah meningkatnya kebutuhan area hijau di lahan


(23)

perkotaan yang semakin sempit. Solusi yang dilakukan adalah menerapkan konsep penghijauan bidang vertikal (vertical greenery). Salah satu cara untuk mengetahui perancangan vertical greenery diperlukan pengalaman proyek perancangan di dunia kerja. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan magang di PT. Envirospace Consultant Indonesia. Secara sistematis susunan kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1.

Kegiatan magang di PT. Envirospace Consultant

Perancangan

vertical greenery bidang kolom Sistem vertical

greenery PT. ESCI

Perancangan

vertical greenery

bidang dinding Kendala penghijauan di lahan

kota yang sempit

Konsep Vertical Greenery

Gambar 1. Kerangka Pikir.

Kelebihan dan kekurangan setiap

elemen

Rekomendasi teknologi yang lebih

baik Analisis elemen

tanaman, media tanam, dan struktur

Pemecahan masalah perancangan bidang kolom Pemecahan masalah perancangan bidang dinding Perbandingan sistem vertical greenery

bidang kolom dan dinding


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Vertical Greenery (Taman Vertikal)

2.1.1 Pengertian Vertical Greenery

Vertical Greenery adalah penanaman yang dilakukan pada struktur vertikal seperti tanggul atau dinding penahan (retaining wall). Pada umumnya vertical greenery dibangun untuk menahan lereng yang berfungsi untuk membantu meningkatkan kestabilan lereng. Fungsi lain dari penanaman cara ini adalah menjadikan dinding atau lereng lebih menarik dan dapat menciptakan habitat bagi satwa (Arifin dkk, 2008).

Blanc (2008), menyatakan bahwa vertical garden atau vertical greenery merupakan tanaman yang disusun secara vertikal dan dapat menciptakan iklim mikro yang spesifik di sekitarnya, karena tanaman berperan penting dalam keseimbangan lingkungan. Tanaman dapat menyediakan ruang yang sejuk dan kaya oksigen untuk manusia. Dalam arti lain vertical garden merupakan suatu gagasan memindahkan efek natural ke dalam sebuah lingkungan perkotaan. Konsep vertical garden memberikan manfaat, antara lain: menambah keindahan alami lingkungan, menciptakan taman indah di lahan terbatas, menahan panas dari luar, mengurangi tingkat kebisingan suara, mengurangi polusi udara, menangkap partikel-partikel kotoran, mengurangi efek tampias hujan, dan meningkatkan suplai oksigen.

2.1.2 Manfaat Vertical Greenery

Vertical greenery memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar terutama bagi perubahan lingkungan daerah perkotaan yang padat. Adanya vertical greenery dapat mengurangi dampak emisi, contohnya pada area parkir atau jalan raya di pusat kota. Vertical greenery dengan sejumlah massa daun tanaman yang ada, dapat menyerap karbondioksida (CO2) dan partikel logam berat. Manfaat yang diperoleh oleh vertical greenery tergantung pada faktor desain yang meliputi luas daun, kerapatan daun, kondisi lokasi dan skala proyek.

Vertical greenery atau taman vertikal memiliki beberapa manfaat menurut Sujayanto (2011), yaitu:


(25)

1. menciptakan karakter fashionable di tengan lingkungan kota yang modern, 2. menjadikan solusi penataan taman dalam kondisi keterbatasan lahan, 3. merefleksikan atau memindahkan suatu pemandangan alam,

4. tirai alami menghasilkan suasana sejuk,

5. menjadikan suatu partisi dan screen untuk view yang tidak diinginkan. 2.1.3 Komponen Vertical Greenery Menurut Blanc

2.1.3.1 Struktur Pendukung

Elemen dalam perancangan taman vertikal menurut Blanc (2008), terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: bingkai logam, lapisan PVC dan lembaran holding. Bingkai logamyang digantungkan di dinding berfungsi untuk memberikan lapisan udara yang bertindak sebagai sistem isolasi efisien. Lapisan PVC diberikan ke seluruh struktur sehingga membuat struktur tersebut tahan air. Lapisan holding berfungsi untuk meningkatkan kapilaritas distribusi air yang homogen. Karena lapisan ini terbuat dari poliamida dan tahan korosi serta mempunyai kapilaritas tinggi.

2.1.3.2 Media Tanam

Media tanam yang digunakan untuk vertical greenery atau taman vertikal menurut Blanc (2008), yaitu menggunakan media felt.Felt adalah bahan semacam kain yang dibuat dari bulu binatang. Bahan ini cocok digunakan untuk bidang bangunan yang tinggi. Bahan ini digunakan untuk tempat pegangan akar, sehingga memungkinkan membuat zona perakaran yang tipis, tidak lebih dari 5 cm (Gambar 2).

Tanaman tidak sepenuhnya memerlukan tanah untuk proses tumbuh. Tanaman dapat tumbuh dengan baik karena proses fotosintesis dengan air, bahan mineral yang mencukupi, karbondioksida, sinar matahari dan kebutuhan nutrisi. Kriteria media tanam yang dapat digunakan pada model taman vertikal antara lain:

1. Media dapat menopang tanaman secara kokoh, agar tanaman dapat tumbuh optimal. Media tanam yang digunakan harus tahan lama dan tidak mudah lapuk.


(26)

2. Media harus bersifat porous, agar mampu mengalirkan kelebihan air. Air yang berlebihan dapat menyebabkan kelembaban pada tanaman, sehingga beresiko tanaman menjadi busuk atau serangan jamur pada tanaman. Media yang digunakan mampu menciptakan rongga yang menciptakan proses drainase dan aerasi berjalan dengan baik.

3. Media mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Unsur hara tersebut meliputi hara makro maupun mikro. Hal ini perlu diperhatikan agar tanaman mendapatkan nutrisi yang mencukupi.

4. Media tanam bersifat steril, agar terhindar dari serangan serangga, jamur, virus dan mikroorganisme yang merugikan. Salah satu upaya agar media tanam menjadi steril, yaitu melakukan proses pengukusan media tanam.

5. Media yang digunakan sesuai dengan jenis tanaman. Hal ini dilakukan karena setiap tanaman mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Media tanam yang digunakan pada vertical greenery dibedakan menjadi dua menurut bahan pembentuknya. Jenis yang pertama adalah media tanam yang berasal dari bahan organik, antara lain arang, batang pakis, kompos, moss, pupuk kandang, sabut kelapa, humus, rumput laut, dan lain-lain. Jenis yang kedua adalah media tanam yang berasal dari bahan anorganik. Media tanam ini antara lain felt, gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit dan perlite, gabus, rockwool, zeolit, red lava dan lain-lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media tanam adalah bobot. Karena bobot media tanam mempengaruhi berat total dari vertical greenery, sehingga media tanam yang digunakan dipilih yang memiliki bobot relatif ringan.

Gambar 2. Felt sebagai media penanaman Vertical Garden (Sumber:Blanc, 2008)


(27)

2.1.3.3 Tanaman Vertical Greenery

Menurut Blanc (2008), jenis tanaman yang dapat digunakan adalah tanaman yang biasanya tumbuh alami pada beberapa lokasi seperti tebing air terjun (waterfall), pinggiran sungai (river banks), tebing (cliffs), gua (caves), lantai hutan, cekungan. Semua jenis tanaman tersebut memiliki karakter akar yang adaftif yang tumbuh menempel secara alami.

2.1.3.4 Sistem Irigasi

Menurut Blanc (2008), sistem irigasi yang digunakan pada taman vertikal dilakukan melalui tabung plastik sederhana, biasanya terbuat dari low-density polyurethane. Bahan ini digunakan untuk mentoleransi setiap pemuaian. Tabung atau pipa ditempatkan secara mendatar di bagian atas taman vertikal dengan ukuran 1/2-inch (2-mm) lubang yang menembus setiap 4 inci (10 cm) (Gambar 3). Untuk tekanan air yang cukup (sekitar 3 bar, tekanan air baku untuk bangunan apartemen) segmen pipa tidak lebih dari sekitar 10 meter. Sistem penyiraman dilakukan 3-5 kali sehari, tergantung tinggi dari taman vertikal. Untuk menjaga keseimbangan mineral akar tanaman, digunakan nutrisi yang sangat encer (0,2 - 0,3 gram per liter), sekitar sepuluh kali lebih rendah dari yang digunakan dalam hortikultura dan pertanian.

2.1.4 Komponen Vertical Greenery Menurut Hortpark 2.1.4.1 Struktur Pendukung

Menurut Hortpark (2009), dalam merancang vertical greenery ada beberapa jenis menurut sistem pemasangan media, tanaman dan struktur pendukung, yaitu:

Gambar 3. Pemasangan Pipa Irigasi (Sumber: Blanc, 2008)


(28)

1. System Morphology

System morphology merupakan sistem dalam teknik pemasangan pada bidang vertikal. Teknik tersebut dibagi menjadi dua sistem, yaitu carrier system dan support system (Gambar 4). Carrier system merupakan suatu sistem dari vertical greenery yang memodifikasi pertumbuhan tanaman secara vertikal. Kelas ini menggunakan struktur pendukung untuk menopang media tanam dan tanaman vertical greenery. Support system merupakan suatu sistem dari vertical greenery dimana tanaman tumbuh vertikal secara alami pada suatu bidang. Sistem ini menggunakan sifat morfologi tanaman yang bisa tumbuh secara vertikal, contohnya pada tanaman merambat (climber plant).

a. Carrier Class

Carrier class merupakan teknik pemasangan untuk vertical greenery. Teknik tersebut dibagi menjadi dua, yaitu horizontal class dan vertical class (Gambar 5). Horizontal class merupakan teknik dari vertical greenery, yang menempatkan tanaman pada bidang normatif horizontal dan disusun secara vertikal. Selain itu, teknik ini menggunakan daun tanaman yang terurai untuk menciptakan efek vertikal. Vertical class merupakan teknik dari vertical greenery, dimana tanaman dirancang untuk ditanam secara vertikal dengan menggunakan dinding sebagai cakupannya.

a

b

Gambar 4. SystemMarphology (a. Carrier system, b. Support System) (Sumber: Hortpark, 2009)


(29)

b. Carrier Type

Tipologi carrier type dibagi dua, yaitu planter pocket dan porous (Gambar 6). Planter pocket merupakan kategori jenis carrier yang menggunakan planter untuk menempatkan media dan tanaman. Tipe ini khusus digunakan pada jenis penamanan horizontal class. Planter pocket disusun secara vertikal pada bidang dinding. Porous adalah kategori jenis carrier yang menggunakan modul atau kantong jaring sebagai tempat menyimpan media dan tanaman. Tipe ini khusus digunakan pada jenis penamanan vertical class. Tipe ini sering disebut vertical green module (VGM) yang pada umumnya berbentuk sebuah box.

a

b

Gambar 5. Carrier Class (a. Horizontal Class, b. Vertical Class) (Sumber: Hortpark, 2009)

a

b

Gambar 6. Carrier Type (a. Planter Pocket, b. Porous) (Sumber: Hortpark, 2009)


(30)

2. Support Type

Support type merupakan teknik dari vertical greenery yang khusus untuk tanaman merambat (climber plant). Teknik tersebut didukung dengan konstruksi beragam sistem kawat tunggal. Support type dibagi menjadi dua jenis, yaitu singular dan mesh (Gambar 7). Singular merupakan teknik dari support type yang menggunakan konstruksi kawat tunggal. Konstruksi tersebut membentuk suatu model tiang yang disusun dengan jarak tertentu. Mesh merupakan teknik dari support type yang menggunakan konstruksi kawat ganda. Konstruksi tersebut dibentuk menyerupai jaring yang membentuk suatu dinding.

3. Structure Class

Structure class merupakan kelas vertical greenery yang membagi struktur pendukung yang menghubungkan tanaman dan media dengan dinding. Kelas tersebut dibagi menjadi dua, yaitu individual class dan framed class (Gambar 8). Individual class merupakan struktur yang langsung menghubungkan unit individu langsung ke dinding. Struktur tersebut tanpa menggunakan konstruksi bingkai untuk menahan unit individu. Framed class merupakan struktur yang membutuhkan sebuah frame untuk membingkai keseluruhan unit individu yang berupa tanaman dan media.

4. Structure Sub-Class

Structure sub-class merupakan struktur yang tanpa menggunakan sistem frame untuk menghubungan unit individu dengan dinding. Sub kelas tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu individual mounting dan group mounting (Gambar

a

b

Gambar 7. Support Type (a. Singular, b. Mesh) (Sumber: Hortpark, 2009)


(31)

9). Individual mounting merupakan unit individu yang memiliki sistem struktur mandiri dalam teknik pemasangan langsung ke bidang vertikal. Group mounting merupakan kumpulan unit individu yang memiliki sistem rel untuk teknik pemasangannya. Teknik pemasangan pada sistem rel tersebut menghubungkan setiap individu pada sebuah rel besi untuk dihubungkan pada dinding.

2.1.4.2 Jenis Tanaman

Pemilihan tanaman yang tepat sangat penting untuk menciptakan model vertical greenery yang baik. Menurut Hortpark (2009), kriteria tanaman yang digunakan untuk vertical greenery disesuaikan dengan sistem pemasangan, konsep penanaman, faktor lingkungan, anggaran dan tingkat pemeliharaan yang diharapkan. Tanaman yang digunakan harus dapat mentolerir kondisi kering pada suhu di siang hari yang panas, sinar matahari yang intens dan kelembaban tanah

a

b

Gambar 9. Structure Subclass (a. Individual Mounting, b. Group Mounting) (Sumber: Hortpark, 2009)

a

b

Gambar 8. Structure Class (a. Individual Class, b. Framed Class) (Sumber: Hortpark, 2009)


(32)

yang rendah. Hal tersebut diperhitungkan terutama untuk sistem vertical greenery dengan substrat atau lapisan media yang dangkal yaitu ±100 mm. Profil media tanam yang dangkal, mengakibatkan pengeringan dengan cepat dan berkontribusi terhadap tingginya tingkat penguapan. Oleh sebab itu digunakan tanaman yang toleran kekeringan untuk sistem vertical greenery

2.1.4.3Sistem Irigasi

Menurut Hortpark (2009), irigasi adalah aspek penting dalam sistem vertical greenery. Tanaman pada vertical greenery dapat tumbuh dengan baik dengan sistem irigasi yang tepat. Sistem vertical greenery biasanya menggunakan irigasi tetes (drip irrigation), tetapi cara tersebut tidak cukup untuk mengairi daerah akar. Untuk tanaman lanskap tropis, irigasi tetes tidak bisa mengimbangi irigasi menggunakan alat sprinkler yang dapat mengairi daerah perakaran. Sistem irigasi yang digunakan disesuaikan dengan jenis tanaman menurut lokasi tumbuh. Selain itu, hal yang penting dalam sistem irigasi pada vertical greenery adalah waktu, efisiensi irigasi, dan volume penggunaan. Sistem irigasi secara bertahap terdiri dari sumber kran, filter, waktu, pengatur tekanan, modul pupuk cair. Air dan pupuk cair, semuanya mengarah ke jalur suplai, selanjutnya disalurkan ke jalur yang lebih kecil yang terpasang pada drippers atau springkle.

2.1.5 Tipologi Vertical Greenery Menurut Sujayanto 2.1.5.1 Struktur Pendukung

Menurut Sujayanto (2011), teknologi vertical greenery atau taman vertikal semakin cepat berkembang, karena ditemukannya bahan untuk menopang keberadaan tanaman agar dapat tumbuh dalam bidang vertikal tanpa merusak dinding rumah atau gedung. Untuk merancang suatu taman vertikal dibutuhkan struktur frame atau kerangka penghubung. Struktur ini berfungsi menahan media tanam dan tanaman agar dapat terhubung dengan bidang vertikal. Tanpa stuktur tersebut akan sulit untuk merancang atau menempatkan tanaman pada bidang vertikal. Jenis frame atau kerangka penghubung yang sering digunakan terbagi menjadi dua jenis, yaitu vertical green module (VGM) dan geotextile (frame karpet) (Gambar 10).


(33)

1. Vertical Green Module (VGM)

Vertical Green Module (VGM) adalah material jenis bingkai yang terbuat dari berbagai macam bahan. VGM yang biasa digunakan memiliki ukuran 50x56x25 cm dan 50x56x12 cm. Modul ini terdiri dari enam lempeng plastik yang dirakit membentuk persegi (Gambar 10). Setelah dirakit, VGM dilapisi dengan geotextile dan diisi dengan media tanam. Kelebihan dari VGM adalah memiliki prinsip sistem pemasangan seperti puzzle, sehingga lebih mudah untuk membentuk pola desain. Selain itu, VGM lebih tahan terkena sinar matahari langsung dan air hujan. Kekurangan dari VGM adalah memiliki batas bingkai tebal, sehingga penutupan oleh tanaman kurang sempurna.

2. Geotextile (Frame Karpet)

Geotextile (Frame Karpet) adalah material yang memiliki bentuk seperti lembaran kain. Geotextile terbuat dari bahan serat plastik yang memiliki ketahanan sampai sepuluh tahun. Kelebihan dari bahan ini adalah memiliki berat kurang dari 5 kg per meter persegi, sehingga lebih ringan dibandingkan material lain. Bahan tersebut bisa memungkinkan penanaman ke segala arah dengan berbagai bentuk bidang dinding, sehingga penutupan tajuk tanaman lebih sempurna. Kekurangan dari material ini adalah dalam hal pemasangan dan penggantian tanaman yang kurang praktis.

2.1.5.2 Media Tanam

Menurut Sujayanto (2011), jenis media tanam yang dapat digunakan pada taman vertikal memiliki karakter ringan, menyimpan air, dan memiliki unsur yang

a b

Gambar 10. a.Vertical Green Module (VGM) dan b. Geotextile (Frame Karpet) (Sumber: Hortpark, 2009)


(34)

dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Untuk tipe VGM, media tanam yang digunakan adalah sekam bakar, cocopeat, pakis, krikil, batu apung, dan zeolit. Untuk tipe frame karpet, media tanam yang digunakan adalah rockwool, arang sekam, dan pakis. Media tanam yang digunakan memiliki kelebihan masing-masing untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara vertikal. Untuk jenis zeolit, pakis, dan rockwool memiliki kekurangan mencakup ketersedian media tersebut. Jenis zeolit dan rockwool sulit ditemukan di Indonesia, sehingga harganya mahal. Jenis media pakis yang berasal dari pohon pakis termasuk bahan yang dilindungi karena pertumbuhan yang lambat.

2.1.5.3 Persyaratan Jenis Tanaman

Menurut Sujayanto (2011), jenis tanaman yang digunakan adalah tanaman yang memiliki perakaran lunak, karena media tanam yang digunakan terbatas. Selain jenis tersebut, tanaman yang memiliki akar untuk mencengkram atau jenis epifit cocok untuk taman vertikal. Selain bentuk perakaran, hal yang perlu diperhatikan untuk pemilihan jenis tanaman adalah syarat kebutuhan matahari. Untuk model vertical greenery pada ruangan atau indoor, jenis tanaman yang digunakan tersebut toleran naungan. Untuk model outdoor atau terkena matahari langsung, jenis tanaman yang digunakan memiliki syarat tumbuh atau toleran terhadap cahaya matahari penuh.

2.1.5.4 Sistem Irigasi

Menurut Sujayanto (2011), untuk penyiraman atau sistem irigasi, jenis yang digunakan adalah teknik irigasi tetes. Air menetes di media tanam di dekat tanaman tumbuh. Sistem ini memiliki kelebihan hemat air karena hanya membasahi bagian yang dibutuhkan. Lama penyiraman dapat diatur dengan menggunakan timer untuk mengatur pola penyiraman dalam satu hari.

2.2 Proses Perancangan Lanskap

Menurut Simond dan Strake (2006), perancangan ditujukan pada penggunaan volume dan ruang yang memiliki bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna dan kualitas. Semuanya dapat diekspresikan dan diakomodasikan kedalam fungsi-fungsi yang ingin dicapai sehingga dapat memberikan dampak yang berbeda pada psikologis manusia.


(35)

Menurut Laurie (1986), perancangan merupakan perluasan dari perencanaan tapak. Perancangan menyangkut seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan, dan kombinasinya sebagai pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu di dalam rencana tapak. Selain itu, aspek visualitas menjadi perhatian utama dalam perancangan lanskap.

Proses perancangan menurut Reid (2002), ada lima tingkatan atau tahapan yang umum dalam proses desain, yaitu:

1. Pengembangan Program

Pengembangan program adalah sebuah tahap riset dan pengumpulan informasi yang diperoleh dari pemilik lahan, administrator pemerintah daerah setempat, dan pengguna.

2. Inventarisasi dan Analisis

Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan dan mencatat informasi tentang karakteristik fisik dari sebuah tapak, seperti: ukuran tapak dan bangunan, vegetasi, tanah, iklim, drainase, arah-arah pandangan dan faktor-faktor lain yang mempunyai pengaruh baik.

3. Konsep desain

Pada tahapan ini, idea awal sebuah desain dan hubungannya dengan fungsi mulai dikembangkan. Produk grafis yang dihasilkan, yaitu: denah konsep (conceptual plan), diagram fungsi atau rencana skematik.

4. Pengembangan desain

Pada tahapan ini, ide perancangan yang spesifik mulai diformulasikan. Hasil pemikiran awal yang berupa sketsa pada tahapan sebelumnya, dikembangkan dan diperhalus untuk mengintegrasikan kriteria-kriteria fungsi dan estetika. Produk grafis yang dihasilkan berisi informasi yang spesifik dalam hal organisasi ruang, bentuk, warna, material yang digunakan dan potensi penggunanya.

5. Desain akhir

Tahapan yang merupakan ide akhir arsitek lanskap setelah mendapat persetujuan dari klien. Pada tahapan ini produk grafis didiskusikan bersama pelaksana proyek yang akan mengerjakan proyek perancangan di lapang. Produk grafis yang dihasilkan pada tahapan ini berupa satu set dokumen pelaksanaan


(36)

yang berisi rencana lanskap, gambar kerja konstruksi dengan instruksi-instruksi yang detail, seperti: teknis konstruksi, informasi ukuran-ukuran yang tepat, bentuk potongan, perspektif.

2.3 Konsultan Lanskap

Menurut Gold (1980), konsultan lanskap adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencana kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perancangan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Konsultan lanskap memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

1. kemampuan profesional, yaitu memiliki kompetensi secara teknis berupa kemampuan dari segi perancangan yang dapat dilihat dari proyek desain yang telah dikerjakan,

2. penyediaan pelayanan, dimana kualitas pelayanan jasa yang telah dikerjakan dapat dievaluasi dari referensi klien sebelumnya.

3. kemampuan untuk menyediakan staf tim perencanaan dengan latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang cukup baik untuk mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan, 4. kemampuan untuk menyewa staf ahli tambahan yang dibutuhkan sesuai

beban kerja yang dibutuhkan,

5. memiliki latar belakang pengalaman, alat-alat dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan situasi dan proyek yang beragam,

6. sistem kerja berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat.

Untuk memilih konsultan yang profesional, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: (1) pengalaman dan reputasi, (2) latar belakang setiap staf yang ada, (3) kemampuan tingkat muatan kerja, (4) ketersediaan pakar atau ahli dalam setiap bidang disiplin ilmu, (5) tanggung jawab secara profesional, dan (6) tanggung jawab sosial.


(37)

III. METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang

Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI). Perusahaan ini bergerak di bidang pertamanan atau lanskap penyedia jasa konsultasi proyek skala kecil sampai dengan skala besar mulai dari taman rumah, perkantoran, industri, real estate sampai dengan taman kota. Model vertical greenery sendiri adalah produk terbaru dari PT. Envirospace Consultant Indonesia. Perusahaan ESCI berlokasi di Komplek Perumahan Taman Yasmin Sektor 7, Jalan Bambu Apus Raya, No. 6, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Peta lokasi PT. Envirospace Consultant Indonesia dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Peta Lokasi PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011)

KOMPLEK PERUMAHAN TAMAN YASMIN


(38)

3.2 Lokasi Proyek

Kegiatan perancangan yang diikuti adalah dua proyek. Kedua proyek berlokasi di kawasan Jakarta. Lokasi tersebut adalah:

1. Vertical greenery tiang kolom jalan fly over Pramuka Jakarta Timur.

Jalan fly over Pramuka merupakan salah satu fly over di kawasan DKI Jakarta yang sudah beroperasi sejak tahun 2009 sampai saat ini. Fly over Pramuka terletak di antara Jalan Pemuda dan Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Peta lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 12.

2. Vertical greenery Menteng Square, Jakarta Pusat.

Menteng Square terletak pada area seluas 1,6 ha yang berlokasi di Jalan Matraman no 30 E, Jakarta. Area tersebut di sebelah utara berbatasan dengan pemukiman dan Jalan Salemba I, di sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Matraman dan pemukiman padat, di sebelah barat berbatasan dengan Jalan Inpeksi Ciliwung dan di sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raya Salemba. Peta lokasi Menteng Square, DKI Jakarta dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 12. Peta Lokasi Tiang Kolom Fly Over (a. Pulau Jawa, b. Jakarta, Fly Over Pramuka)

(Sumber: Wikipedia, 2012)


(39)

3.3 Waktu Magang

Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan, mulai dari awal Bulan Maret 2011 sampai dengan akhir Juni 2011 (Tabel 1). Kegiatan yang telah dilakukan adalah mempelajari tahapan dan proses perancangan vertical greenery yang dilakukan PT. ESCI. Kegiatan yang dilakukan mencakup kegiatan di lapang dan di studio. Kegiatan yang dilakukan di lapang meliputi site visit, ground check, pengumpulan data primer, diskusi konsep awal dengan klien, dan mengunjungi nursery untuk pengadaan elemen material. Selain kegiatan tersebut, dilakukan proses analisis awal bersamaan dengan survei. Kegiatan di lapang dilakukan dalam waktu 1 minggu pada awal magang.

Untuk kegiatan di studio mencakup pembuatan produk grafis dan diskusi dengan tim proyek. Produk grafis yang dikerjakan meliputi gambar feature image, illustration concept, rencana induk (site plan), desain penanaman, desain konstruksi, desain irigasi dan detail engineering design (DED). Pembuatan produk grafis tersebut dilakukan pada hari dan jam kerja, yaitu lima hari kerja dengan delapan jam kerja.

Gambar 13. Peta Lokasi Menteng Square Jakarta Pusat (a. Jakarta, b. Jakarta Pusat, c.Menteng Square)

(Sumber: Wikipedia, 2012)

c


(40)

Tabel 1. Waktu Kegiatan Magang di PT. Envirospace Consultant Indonesia

Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Kelembagaan Perusahaan

Pengenalan Sistem Kerja dan Manajemen

Perusahaan

Pengenalan Sistem Vertical Greenery

Perusahaan

Perancangan Vertical GreeneryTiang Kolom Fly Over Pramuka DKI Jakarta

Survey Lapang proyek

Pengumpulan Data

Analisis dan Sintesis Konsep Dasar dan Konsep Desain awal

Rencana Induk

Pengembangan Desain

Detail Konstruksi

Perancangan Vertical GreeneryMenteng Square Jakarta Pusat

Survey Lapang proyek

Pengumpulan Data

Analisis dan Sintesis Konsep Dasar dan Konsep Desain awal

Rencana Induk

Pengembangan Desain

Skripsi


(41)

3.4 Metode Magang

Metode magang untuk kegiatan perancangan di PT. Envirospace Consultant Indonesia, dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. partisipasi aktif dalam proyek perancangan yang berlangsung di PT. Envirospace Consultant Indonesia baik kegiatan di studio maupun di lapangan. Proyek perancangan vertical greenery yang dilakukan adalah a) perancangan vertical greenery tiang kolom jalan fly over, Jalan Pramuka DKI Jakarta dan b) perancangan vertical greenery Menteng Square, Jakarta Pusat, 2. mempelajari dan menganalisis jenis tanaman, media tanam, dan struktur yang

digunakan dalam pembuatan vertical greenery,

3. mempelajari dan menganalisis perancangan vertical greenery pada bidang kolom dan dinding,

4. melakukan analisis perbandingan antara perancangan vertical greenery yang dilakukan oleh PT. ESCI dengan teori pada pustaka.

3.5 Tahapan Magang

Tahapan kegiatan yang dilakukan selama magang di perusahan PT. Envirospace Consultant Indonesia adalah:

1. Pengenalan Kelembagaan Perusahaan

Kegiatan yang dilakukan adalah orientasi dan penyesuaian mahasiswa magang terhadap lingkungan perusahaan, meliputi: pengenalan dengan para staf, pengenalan struktur organisasi perusahaan, sejarah perusahaan, pembagian kerja dalam team work, pengenalan proyek yang pernah dikerjakan perusahaan dan manajemen proyek di perusahaan.

2. Kegiatan Survei dan Inventarisasi Tapak

Kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari kondisi eksisting tapak meliputi aspek fisik dan biofisik. Melakukan kegiatan analisis awal di tapak mengenai kendala yang ada dan solusi awal yang akan dilakukan. Selanjutnya melakukan kegiatan diskusi dengan klien mengenai konsep yang diinginkan untuk selanjutnya menjadi bahan pertimbangan.


(42)

3. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada kegiatan magang yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung selama kegiatan magang melalui melihat langsung serta wawancara kepada pihak perusahaan, pimpinan, staf dan pihak lain yang terkait dengan proyek desain yang dikerjakan. Data sekunder diperoleh dari hasil studi pustaka berbagai dokumen proyek, buku sumber dan website dari perusahaan. Bentuk data yang diperoleh diuraikan pada Tabel 2, 3, dan 4.

Tabel 2. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Perusahaan.

No Jenis Data Bentuk Sumber

a Sejarah perusahaan deskriptif PT. Envirospace Consultant Indonesia b Struktur Organisasi deskriptif PT. Envirospace Consultant Indonesia c Sistem Kerja deskriptif PT. Envirospace Consultant Indonesia d Produk Perancangan dokumen

gambar

PT. Envirospace Consultant Indonesia

Tabel 3. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Vertical Greenery Tiang Kolom Jalan fly over, Jalan Pramuka DKI Jakarta.

No Jenis Data Bentuk Sumber

1. Fisik

a. Dimensi tiang kolom (jumlah, tinggi, luas)

Foto, data pengukuran dan spasial

Site Visit dan google earth

b. Batas Tapak Spasial Google earth

2. Biofisik

a. Lokasi true ground

atautitik air

foto dan spasial Site Visit, google earth

b. Kondisi tiang kolom (kualitas visual, bahan material)

Foto Site Visit, Site Photo

3. Sosial

a. Pengguna jalan Deskriptif dan foto Site visit

b. Jenis kendaraan Deskriptif dan foto Site visit

c. Kecepatan kendaraan Deskriptif


(43)

Tabel 4. Jenis, Bentuk dan Sumber Data Vertical Greenery Menteng Square, Jakarta Pusat.

No Jenis Data Bentuk Sumber

1 Fisik

a. Dimensi wall (tinggi, panjang, luas)

Foto, file auto cad PT. Bahama Development b. Batas tapak Foto, file auto cad PT. Bahama Development c. Bahan dasar wall Foto, file auto cad PT. Bahama Development d. Bentuk wall Foto, file auto cad PT. Bahama Development 2 Biofisik

a. Posisi wall terhadap cahaya matahari

Foto Site Visit

(naungan, semi naungan, penuh)

b. Iklim mikro Deskriptif PT. Bahama Development c. Titik irigasi Foto, file auto cad PT. Bahama Development 3 Sosial

a. Penghuni Deskriptif PT. Bahama Development b. Jenis aktivitas Deskriptif PT. Bahama Development c. Jenis fasilitas Deskriptif PT. Bahama Development 4. Pembuatan Dokumen Gambar

Kegiatan ini merupakan kegiatan utama yang dilakukan selama proses magang. Kegiatan ini meliputi pembuatan konsep desain dengan proses diskusi bersama tim, pembuatan gambar kerja, sampai pembuatan dokumen gambar kerja akhir.

5. Analisis Data Hasil Magang

Analisis data adalah kegiatan untuk membandingkan sistem vertical greneery yang dilakukan di PT. ESCI, perancangan vertical greenery bidang kolom, dan perancangan vertical greenery bidang dinding dengan vertical greenery dari berbagai sumber pustaka. Data yang dianalisis meliputi konsep desain, tanaman, media tanam, struktur pendukung, dan sistem irigasi. Perbandingan data hasil magang dengan sumber studi pustaka dapat dilihat pada Tabel 5.


(44)

Tabel 5. Perbandingan Data Hasil Magang dengan Sumber Studi Pustaka

No Jenis Data Sumber Studi Pustaka

1 Vertical Greenery PT. ESCI secara Umum

a. Jenis tanaman Sujayanto (2011)

b. Media tanam Aditya (2009), Blanc (2008), Gusbiandha (2010),

c. Struktur pendukung Blanc (2008), Sujayanto (2011) 2 Perancangan vertical greenery pada bidang kolom

a. Konsep desain Blanc (2008), Lin (1993), Sutton dan Whelan (2004),

b. Jenis tanaman Lestari dan Kencana (2008), Sujayanto (2011), Rahayu (2011), Andayani et al (2012), Santoso (2010), Nasrullah et.al (2000), Mediastika (2002)

c. Media Tanam Lestari (2009), Ginting (2008), d. Struktur pendukung Blanc (2008), Sujayanto (2011),

Hortpark (2009)

e. Sistem Irigasi Sujayanto (2011), Hortpark (2009) 3 Perancangan vertical greenery pada bidang dinding

 

a. Konsep desain Hakim dan Utomo (2002), Sujayanto (2011), Lin (1993), Wauters dan Thompson (2004), Sutton dan Whelan (2004),

 

b. Jenis tanaman Sujayanto (2011), Hortpark (2009), Lestari dan Kencana (2008). Franz (2008).

c. Media Tanam Aditya (2009), Blanc (2008) d. Struktur pendukung Sujayanto (2011) , Gsky (2010)    e. Sistem Irigasi Sujayanto (2011), Hortpark (2009) 3.6 Batasan Magang

Kegiatan magang difokuskan kepada sistem perancangan vertical greenery yang dilakukan oleh PT. Envirospace Consultant Indonesia. Batasan magang tersebut mencakup kelemahan dan kelebihan sistem vertical greenery PT. ESCI, kelemahan dan kelebihan perancangan vertical greenery PT. ESCI pada bidang kolom dan dinding, dan perbandingan perancangan vertical greenery bidang kolom dan dinding.


(45)

IV. KONDISI UMUM

PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan

PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace Consultant Pte. Ltd, Singapura (ESC). PT. ESCI mengerjakan jasa konsultasi di bidang arsitektur lanskap, baik proyek di dalam negeri maupun luar negeri seperti Singapura, Thailand, Hongkong dan lainnya. Klien PT. ESCI berasal dari berbagai pihak, meliputi lembaga pemerintahan maupun swasta. Tujuan dari perusahaan ini adalah memberikan hasil yang memperhitungkan keinginan dan kepuasan klien.

Proyek vertical greenery yang dikerjakan oleh PT. ESCI dimulai pada tahun 2010. Komponen yang dikembangkan oleh perusahaan adalah dalam hal struktur, tanaman dan media tanam. Perusahaan melakukan kerjasama dengan perusahaan pusat untuk menciptakan produk vertical greenery yang lebih mementingkan aspek keindahan dan kenyamanan dengan harga terjangkau.

4.2 Ruang Lingkup Kerja

Ruang lingkup kerja dari PT. Envirospace Consultant Indonesia mencakup penyediaan jasa di bidang arsitektur lanskap mulai dari skala mikro sampai skala makro. Perusahaan memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk membantu badan pemerintah dan organisasi mayor multi-nasional. PT. ESCI merupakan konsultan lanskap yang memberikan jasa perancangan untuk menciptakan solusi yang inovatif. PT. ESCI juga mengutamakan kemampuan karyawannya dalam hal memenuhi keinginan klien dengan komunikasi yang baik.

PT.Envirospace Consultant Indonesia merupakan konsultan yang menyediakan jasa dalam skala nasional dan internasional dengan lingkup pekerjaan dalam bidang landscape architecture, master planning, urban design, environmental research dan project management. Perusahaan ini telah mengerjakan beberapa proyek dalam bidang arsitektur lanskap. Pekerjaan yang dikerjakan meliputi community and multifamily housing, parks and outdoor recreation facilities, hotel and resorts, civic and public building, commercial and


(46)

industrial development, planning and analysis project, single-family residential garden, historic preservation and restoration projects.

4.3 Struktur Organisasi PT. Envirospace Consultant Indonesia.

Sistem kerja pada PT. ESCI yaitu secara team work, dimana pimpinan perusahaan sebagai pimpinan proyek membawahi 2 divisi bidang, yaitu divisi perencanaan dan perancangan lanskap, dan divisi sipil dan struktur. Setiap divisi dalam pekerjaannya dikoordinir langsung oleh pimpinan perusahaan. Struktur organisasi dari ESCI dalam perusahaan adalah:

a. Pimpinan Perusahaan (Principal)

Pimpinan perusahaan (principal) adalah pengatur dan penanggung jawab dalam sistem kerja perusahaan. Principal memiliki tanggung jawab dalam melakukan pengarahan kepada semua staf di perusahaan. Sistem koordinasi yang dilakukan terhadap staf kepada principal adalah dengan melakukan diskusi. Kegiatan diskusi dilakukan agar setiap anggota divisi bisa memberikan masukan terhadap ide atau gagasan untuk menghasilkan produk desain yang maksimal. Selain itu, principal sebagai penghubung antara PT. ESCI dan Envirospace Consultant Pte. Ltd, Singapura (ESC). ESC yang merupakan perusahaan pusat berfungsi sebagai pemberi proyek luar Indonesia kepada PT. ESCI. PT. ESCI bekerja sama dengan ESC melalui principal untuk mengembangkan produk desain.

b. Divisi Perencanaan dan Perancangan

Divisi perencanaan dan perancangan adalah staf yang bertugas mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bidang arsitektur lanskap. Pekerjaan tersebut meliputi pengumpulan data, inventarisasi, analisis, sintesis, perancangan lanskap. Setiap pekerjaan yang dilakukan diawasi dan diarahkan langsung oleh pimpinan perusahaan.

c. Divisi Sipil dan Struktur

Divisi sipil dan struktural adalah staf yang bertugas untuk mengerjakan pekerjaan struktur secara detail. Pekerjaan tersebut meliputi perhitungan struktural, penentuan bahan material untuk konstruksi, konsultasi mengenai


(47)

rencana anggaran biaya (RAB) khususnya untuk hard material, konsultasi mengenai pembuatan gambar detail engineering design (DED). Selain itu, divisi sipil dan struktur diperlukan untuk membantu dalam hal pemilihan bahan material yang tepat menurut rancangan. Struktur organisasi PT. ESCI dapat dilihat pada Gambar 14.

Keterangan: Alur Struktur Organisasi perusahaan Posisi Perusahaan

4.4 Alur Komunikasi PT. Envirospace Consultant Indonesia.

Kegiatan diskusi yang dilakukan perusahaan antara semua staf adalah diskusi secara dua arah, yang bertujuan untuk meminimalisir kesalahan serta mencapai efisiensi waktu dan akurasi terhadap proses perancangan, pelaksanaan dan penanganan suatu proyek. Principal ESC dan manajer ESC berkomunikasi langsung dengan principal PT. ESCI untuk keperluan pengembangan produk desain. Komunikasi tersebut dilakukan baik lewat handphone, email, dan videocall juga bertemu langsung di suatu tempat. Alur komunikasi PT. ESCI dapat dilihat pada Gambar 15.

Pimpinan Perusahaan (Principal PT. ESCI)

Divisi Perencanaan dan Perancangan (Planning and Design)

Divisi Sipil dan Struktur (Sipil and structure)

Mahasiswa Magang

Gambar 14. Struktur organisasi PT. Envirospace Consultant Indonesia (Sumber : PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011)

Pimpinan Perusahaan (Principal ESC)

Anak perusahaan Induk perusahaan


(48)

Keterangan: Alur komunikasi Posisi Perusahaan

4.5. Teknik Pembuatan Produk Gambar

Teknik pembuatan produk gambar di perusahaan ESCI dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem manual (freehand drawing) dan sistem operasi komputer (digital drawing).

4.5.1 Teknik manual (freehand drawing)

Teknik manual (freehand drawing) menggunakan peralatan seperti pensil, penggaris, pena marker, pensil warna, atau pewarna lainnya (Gambar 16). Hasil teknik tersebut digunakan untuk pembuatan gambar kerja seperti gambar konsep perancangan (concept design), konsep perencanaan (concept landscape plan), potongan (section, typical section), sketsa suasana dan gambar perspektif (artist impression). Teknik tersebut dilakukan pada progress awal proyek untuk

Gambar 15. Alur komunikasi PT. Envirospace Consultant Indonesia (Sumber : PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011)

Pimpinan Perusahaan (Principal ESC)

Manajer Perusahaan (Manager ESC)

Anak perusahaan Pimpinan

Perusahaan (Principal) Divisi

Perencanaan dan Perancangan (Planning and

Design)

Divisi Sipil dan Struktur (Sipil and structure)

Mahasiswa Magang


(49)

menyampaikan konsep desain sebelum ke tahap pengembangan desain. Contoh produk gambar menggunakan teknik manual (freehand drawing) dapat dilihat pada Gambar 17.

4.5.2 Teknik Komputer

Teknik komputer adalah teknik pembuatan gambar kerja studio secara digital menggunakan perangkat komputer (personal computer) (Gambar 18). Perangkat komputer ini dilengkapi software arsitektural dan grafis untuk menghasilkan gambar-gambar kerja secara detail. Beberapa software yang digunakan oleh perusahaan ESCI yaitu Computer Aided Design (AutoCAD), Adobe Photoshop CS3, Google Sketchup, dan Geographic Information System (GIS). Hasil dari teknik komputer untuk membuat gambar siteplan, section, view, perspektif, planting plan, landscape lighting plan, serta gambar-gambar yang menunjukan detail dan struktural agar lebih akurat, seperti untuk planting plan,

Gambar 16, Peralatan untuk Teknik Freehand Drawing (Pensil, Penggaris, Pena Marker, Pensil Warna dan Scanner pada PT. Envirospace Consultant Indonesia)

(Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia) (Foto: Fauzi, 2011)

Gambar 17, Contoh Teknik Persentasi Grafis Freehand Drawing, Legok Pulus Arboretum Garut (Concept Design, Section, Artist Imprestion)


(50)

konstruksi, pekerjaan sipil, landform tapak. Selain itu, teknik ini digunakan untuk pembuatan gambar animasi 3D bergerak agar lebih representatif untuk kategori proyek skala besar. Contoh produk presentasi grafis menggunakan teknik komputer dapat dilihat pada Gambar 19.

Kegiatan untuk menghasilkan produk gambar dilakukan dalam ruang komputer atau studio kerja yang merupakan fasilitas utama di ESCI. Selain itu,

Gambar 18. Perangkat Komputer (Personal Computer) (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia) (Foto: Fauzi, 2011)

a

b

Gambar 19. Produk Teknik Persentasi Grafis Menggunakan Teknik Komputer (a. Autocad, b. Kombinasi Google Sketchup dan Photoshop; c. Photoshop CS;

d. Kombinasi Google Sketchup, Autocad,dan Photoshop)

(Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia) (Digambar Oleh: Fauzi, 2011)


(51)

perusahaan juga memiliki beberapa fasilitas pendukung untuk pekerjaan lanskap, antara lain ruang diskusi, ruang peralatan dan bahan, ruang pimpinan perusahaan. Foto fasilitas yang ada di perusahaan dapat dilihat pada Gambar 20.

4.6 Cara Mendapatkan Proyek

Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia dalam menangani proyek perancangan (design), perencanaan (planning), dan pengelolaan (management), diperoleh melalui empat cara, yaitu:

4.6.1 Penunjukan Langsung

Penunjukan langsung merupakan cara penerimaan proyek dimana perusahaan diminta langsung oleh klien. Proses ini tidak melalui pengajuan penawaran kepada pihak lain. Untuk jenis klien pada proses penunjukan langsung berasal dari perorangan atau perusahaan yang memiliki kepercayaan terhadap kinerja perusahaan. Klien tersebut merupakan klien yang lama ataupun baru dalam menggunakan jasa perusahaan.

Gambar 20. Fasilitas Di PT.Envirospace Consultant Indonesia

(a.Ruang Studio Gambar, b. Ruang Diskusi, c. Ruang Alat dan Bahan, dan d. Ruang Principal) (Foto: Fauzi, 2011)

a

b


(52)

4.6.2 Kerjasama dengan konsultan atau profesi lain

Kerjasama dengan profesi lain merupakan penerimaan proyek oleh perusahaan dari hasil kerjasama dengan konsultan lain, baik konsultan lanskap atau konsultan selain lanskap (seperti konsultan arsitektur, konsultan sipil, konsultan ME). Jenis proyek yang dikerjakan merupakan proyek skala besar sehingga memerlukan kerjasama dari berbagai spesialisasi profesi untuk menghasilkan produk yang baik.

4.6.3 Pengajuan penawaran (tender)

Tender dilakukan perusahaan dengan cara mengajukan penawaran suatu rancangan atau konsep perencanaan beserta rencana anggaran biaya (RAB) kepada klien yang merupakan penyelenggara proyek yang akan ditangani. Cara ini melalui beberapa proses penilaian teknik dari penyelenggara proyek untuk selanjutnya dipilih untuk menangani proyek.

4.6.4 Kerjasama dengan Lembaga

Kerjasama dengan lembaga dilakukan perusahaan dengan melakukan kerjasama dengan suatu instansi, baik lembaga pemerintahan maupun swasta. Contoh lembaga pemerintahan, yaitu Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Tata Kota dan Wilayah, sedangkan untuk lembaga swasta yaitu perusahaan-perusahaan swasta.

4.7 Proses Perancangan PT. Envirospace Consultant Indonesia

Pekerjaan proyek yang dilaksanakan perusahaan pada umumnya mengikuti prosedur yang dilakukan perusahaan arsitektur lanskap lainnya. Perusahaan ESCI memiliki standar proses perancangan yaitu tahap persiapan, inventarisasi, analisis tapak, konsep desain (concept design), preliminary concept design dan final concept, desain skematik (schematic design), rencana induk (master plan), pengembangan desain (design development), gambar konstruksi (construction drawing), pelaksanaan (implementation), pemeliharaan (maintenance). Pada Gambar 21 disajikan diagram proses perancangan perusahaan ESCI.


(53)

Gambar 21. Tahapan Perancangan Di PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011)

Kegiatan Magang

Inventarisasi

Preliminary Concept Design

Konsep Dasar

(Concept Plan) Analisis Tapak

Pengambangan Desain

(Design Development)

Desain skematik

(Schematic Design)

Rencana Induk

(Site Plan)

Detail Konstruksi

(Detail Engineering Design)

Tahap Persiapan

Tahap Administrasi Tahap Tender


(54)

4.7.1 Tahap Persiapan

Tahapan ini yang pertama dilakukan perusahaan ESCI pada proses kerja. Tahapan ini merupakan persiapan berbagai teknis proyek, administrasi dan legalitas yang bertujuan untuk memberikan kelancaran dalam pekerjaan proyek. Pada tahapan persiapan, perusahaan melakukan pertemuan dan diskusi dengan klien untuk membicarakan perjanjian legalitas proyek, keinginan klien dan harapan proyek yang akan dikerjakan. Setelah itu perusahaan melakukan usulan mengenai sistem kegiatan proyek secara detail seperti bentuk produk, time line progres produk dan biaya. Tahapan ini telah dilalui jika ada persetujuan diantara dua pihak, yaitu dari pihak perusahaan maupun klien.

Pada tahapan ini teknik dalam komunikasi dan presentasi yang baik dapat meyakinkan klien. Selain itu, diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap klien yang dapat mengakibatkan pembatalan proyek (cut off). Komunikasi yang baik antara perusahaan dengan klien merupakan kunci keberhasilan dalam pekerjaan proyek yang dapat memberikan keuntungan kepada dua belah pihak.

4.7.2 Inventarisasi

Tahapan inventarisasi adalah kegiatan untuk melihat kondisi tapak di lapang. Tujuan dari tahap ini adalah melakukan cross check antara data yang sudah diberikan klien dengan kondisi di lapang. Data tersebut antara lain ukuran tapak eksisting, aksesibilitas, utilitas, jenis pengguna tapak (user), tata guna lahan, elemen biofisik, vegetasi, topografi dan hidrologi.

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh di lapangan. Metode untuk pengumpulan data primer yaitu melalui site survey ke lokasi dan wawancara terhadap klien dan pengguna tapak. Sebelum melakukan site survey perusahaan menyiapkan peta awal (base plan) yang biasanya diperoleh dari pihak klien atau berasal dari google map. Cara yang kedua yaitu pengambilan data secara tidak langsung atau data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bank data yang sudah ada sebelumnya.

Dalam pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder diperoleh secara team work yaitu kerjasama antara pimpinan perusahaan dan staf pemegang


(1)

VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan

Sistem vertical greenery yang diperhatikan PT.ESCI adalah jenis tanaman, media tanam, struktur pendukung dan sistem irigasi. Setiap standar komponen yang ditentukan oleh perusahaan sesuai dengan teori vertical greenery.

Jenis tanaman yang digunakan PT.ESCI adalah tanaman penutup tanah (ground cover), epifit, dan merambat (climber) yang memiliki marfologi, yaitu perakaran lunak, tidak berkayu, mencengram akar, perakaran dangkal, dan ringan. Media tanam yang digunakan perusahaan memiliki karakter, yaitu ketersediaan unsur hara, ketersediaan nutrisi, tahan lama, ketersediaan mineral, kemampuan menyerap air, porousitas air, aman dari penyakit, mengikat akar, dan drainase serta aerasi yang baik. Struktur pendukung dirancang untuk menopang tanaman dan media tanam terhadap bidang vertikal serta lebih praktis dalam proses instalasi.

Perancangan vertical greenery pada proyek Tiang Kolom fly over DKI Jakarta, PT. ESCI memperhitungkan aspek keindahan, kenyamanan, dan keamanan. Aspek keindahan berasal dari penggunaan konsep desain dan pola penanaman yang dapat dinikmati tanpa mengganggu pengguna jalan. Aspek kenyamanan berasal dari penggunaan tanaman yang setelah dianalisis memiliki potensi untuk menyerap polutan udara outdoor. Aspek keamanan adalah menggunakan struktur yang berdiri sendiri tanpa mengganggu struktur dari tiang kolom fly over yang dapat membahayakan pengguna jalan. Aspek yang kurang diperhatikan PT. ESCI dalam proyek ini adalah keoptimalan rancangan yang mencakup keberhasilan tanaman dalam menutup permukaan kolom. VGM dan frame module yang tidak optimal menutupi permukaan kolom berpengaruh terhadap penutupan oleh tanaman.

Perancangan vertical greenery pada proyek Menteng Square, Jakarta Pusat, PT. ESCI memperhitungkan aspek keindahan, keamanan, dan keoptimalan rancangan. Aspek keindahan yang diperhatikan adalah penggunaan prinsip desain unity untuk merefleksikan karakter lanskap interior lantai empat ke vertical greenery. Desain penanaman yang memainkan komposisi tekstur dan ukuran daun digunakan oleh PT. ESCI agar vertical greenery dapat dinikmati dari jarak dekat.


(2)

150

Aspek keamanan yang diperhatikan adalah penggunaan struktur yang tidak merusak struktur alas dari lantai empat yang berada di atas atap lantai tiga. Eksisting dinding berbahan beton lebih aman menopang struktur vertical greenery yang langsung dihubungkan dengan bidang vertikal tanpa harus membuat pondasi. Aspek keoptimalan rancangan adalah penggunaan VGM dan frame module yang menutupi optimal permukaan dinding. VGM yang menutupi optimal permukaan bidang dapat menghasilkan penutupan tanaman yang optimal. Tanaman, media dan VGM dipersiapkan terlebih dahulu di nursery 2-3 bulan agar rancangan lebih optimal untuk tahap implementasi.

Struktur pendukung dan sistem irigasi antara perancangan vertical greenery bidang kolom dan bidang dinding memiliki perbedaan. Struktur VGM dan frame module tidak menutupi secara optimal pada permukaan kolom dibandingkan dengan penutupan yang optimal pada dinding. VGM dan frame module memiliki permukaan bidang yang sama pada dinding, sehingga penutupan lebih optimal. Sistem irigasi pada bidang kolom berbeda dengan bidang dinding. Bidang kolom menggunakan aliran dan pembelok yang mengikuti bentuk lingkaran sedangkan pada bidang dinding aliran dirancang lurus mengikuti lebar dindiing tanpa pembelok.

Jenis tanaman dan media tanam tidak dipengaruhi perbedaan bentuk bidang vertikal. Jenis tanaman lebih dipengaruhi oleh posisi bidang vertikal terhadap cahaya matahari. Media tanam mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman agar dapat tumbuh optimal pada posisi vertikal.

6.2. Saran

PT. Envirospace perlu mengembangkan lagi struktur pendukung vertical greenery yang lebih fleksibel, sehingga dapat digunakan pada berbagai bentuk bidang vertikal. Konsep desain yang menonjolkan manfaat ekologis tanaman seperti penyerap gas emisi polutan, pereduksi panas, menurunkan akustik, dan menciptakan aroma yang nyaman perlu diperhitungkan. Fasilitas pendukung seperti rumah kaca dan nursery diperlukan untuk mendukung perancangan dan implementasi vertical greenery. Selain itu, perlu dicari alternatif mengenai media tanam yang lebih mudah diolah dan mementingkan aspek sustainability product.


(3)

FAHMI FAUZI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012


(4)

151

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Rial. 2009. Tips Membersihkan dan Menggunakan Media Pakis untuk Tanaman Hias. [terhubung berkala]. http://organikganesha.com [27 Mei 2012]

Andayani Ani et. al. 2012. Tanaman Hias Potensial Penyerap Polutan. Jakarta: Direktorat Budidaya dan PascaPanen

Anonim. Kecepatan Normal Kendaraan Perempatan Jalan Pramuka. [terhubung berkala]. http://ntmc-korlantaspolri.blogspot.com [20 Oktober 2012]

Anonim. Fly Over Pramuka Jakarta. [terhubung berkala]. http://wikipedia.com/ fly_over_pramuka [9 Maret 2012]

Anonim. Menteng Square Jakarta. [terhubung berkala]. http://wikipedia.com/ MentengSquare [12 Juni 2012]

Andreas Karen. 2011. Cryptanthus - Terrestrial Jewels. Cryptanthus Society Journal. XXVI: 14-16

Arifin H.S, Munandar A, Arifin N.H.S, Pramukanto Q dan Damayanti V.D.2008. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Maryanto C dan Kumalashinta [penyunting]. PT. Sampurna Hijau.

Blanc, Patrick. 2008. The Vertical Garden from Nature to the City. New York: Michel Lafon Publishing.

Booth, Norman K. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. New York: Ohio State University.

Bribach, Chris. 2010. Large Succulent Wall Installation. [terhubung berkala]. http://plantsonwalls.blogspot.com/large-succulent-wall-installation.html [5 Juli 2012]

Fatmawati Siti N. 2010. Penggunaan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Sansevieria trifasciata lorentii pada Media Campuran Kompos dan Pasir. Skripsi. Departemen Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Franz, J.B. Tanaman Indoor Antipolutan. [terhubung berkala]. http://agriculturesupercamp.wordpress.com. [25 Mei 2012]

Ginting, Benamehuli. 2008. Membuat Media Tumbuh Anggrek. Jakarta: KP Penelitian Tanaman Hias, Deptan


(5)

[GSky] Garden Sky Plant System. 2010. Pro Wall System Design Idea.[terhubung berkala]. http://gsky.com/green-walls/pro/design-ideas/ [5 juli 2012]

Gusbiandha, Andi Arum. 2010. Potensi Batu Apung Sebagai Media Hidroponik Pada Tanaman Bambu Jepang (Dracanea godseffiana). [terhubung berkala]. http://andibyan.blogspot.com/potensi-batu-apung-sebagai-media.html. [20 Mei 2012]

Hakim, Rustam dan Utomo, Budi. 2002. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap. Jakarta : Bumi Aksara.

[HortPark] Horticulture Park. 2009. Living Wall at Hort Park tahun 2009. Singapura (SP): National Park Board.

Laurie, M. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (Terjemahan). Intermedia. Bandung.

Lestari, Garsinia & Kencana Ira Puspa. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Bogor: Penebar Swadaya

Lestari. Media Tanam. [terhubung berkala]. http://idea.com/media_tanam. [5 Desember 2011]

Lin, Mike W. 1993. Drawing and Designing With Confidence: A Step-By-Step Guide. Manhatan: John Wiley and Sons Company

Mediastika, C E. 2002. Memanfaatkan Tanaman Untuk Mengurangi Polusi Particulate matter ke Dalam Bangunan. Yogyakarta: Fakultas Teknik UAJY

Nasrullah N, Heny S Soertini, G Marietje W, dan Andi G. 2000. Penggunaan Gas NO2 berlabel 15N dalam Mengukur Absorbsi Polutan NO2 Oleh

Tanaman. Jakarta: Badan Tenaga Atom Nasional, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi.

Onggo, Tino M. 2006. Pengaruh Konsentrasi Larutan Berbagai Senyawa Timnal (Pb)Terhadap Kerusakan Tanaman. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Philip, Jodidio. 2009. Green Architecture now !. Italy: Taschen

[PT. Bas-Baja] PT. Bangkit Anugerah Sentosa Baja. [terhubung berkala]. http://bangkit-anugerah-sentosa.webs.com/bajabas.htm. [4 Juni 2012] [PT. Plumbing-Suplay] PT. Plumbing Suplay. [terhubung berkala].


(6)

153

[PT. ESCI] PT. Envirospace Consultant Indonesia. 2011 Dokumen Profil Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indoensia.

[PT. ESCI] PT. Envirospace Consultant Indonesia. 2011. Dokumen Gambar Perancangan Vertical Greenery Tiang Kolom Fly Over Pramuka DKI Jakarta. Maret 2011: 1-6

[PT. ESCI] PT. Envirospace Consultant Indonesia. 2011. Dokumen Gambar Perancangan Vertical Greenery Menteng Square Jakarta Pusat. Mei 2011: 1-13

Rahayu, Rani. 2011. Morfologi Tanaman Hias Bromelia. http://gsfolra.blogspot.com. [5 Mei 2012]

Reid, Grand W. 2002. Grafik Lansekap(Terjemahan). Erlangga. Jakarta. 216hal Santoso, Suci N. 2010. Pereduksi Pencemaran Udara. Skripsi. Departemen Teknik

Lingkungan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Simonds, J O. dan Barry W. Strake 2006. Landscape Architecturefourth edition: A Manual of Site Planning and Design. New York: Mc-Graw-Hill Companies, Inc

Sujayanto, G. 2011. 100 Ide Aplikasi Vertical Garden Outdoor & Indoor, editor. Jakarta: PT Samindra Utama

Sutton, Tina & Whelan, Bridge M. 2004. The Complete Color Harmony: Expert Color Information for Professional Color Result. New York: Rockport Publisher.

Yusad, Yusniwarti. 2003. Polusi Udara Di Kota-Kota Besar Dunia. Medan: Universitas Sumatra Utara.