Perancangan Vertical Greenery Lantai Empat Taman Menteng Square,

dalam waktu penyiraman dan volume air yang digunakan. Sistem manual digunakan karena tiang kolom yang tidak bisa dijangkau dari titik air. Sistem ini tidak efektif dan efisien karena waktu, volume, dan arah aliran dilakukan secara manual oleh manusia. Terdapat 2 dua buah tiang kolom yang menggunakan sistem manual. Rekomendasi struktur yang dapat digunakan untuk keoptimalan penutupan tanaman dan penopang mixed media serpihan adalah menggunakan material felt atau geotextile. Jenis ini dapat menutupi mengikuti permukaan bidang dan dilengkapi dengan kantung media. Kekurangan bahan felt adalah ketersediaan yang sulit di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut dapat menggunakan geotextile dari bahan karpet mobil. Hasil analisis potensi tanaman PT. ESCI dalam menyerap polutan menghasilkan hipotesis bahwa tanaman zat polutan yang belum diserap adalah SO 2 dan timbal pb. Untuk itu direkomendasikan tanaman Sanseviera sp yang teruji dapat menyerap zat polutan tersebut.

5.3. Perancangan Vertical Greenery Lantai Empat Taman Menteng Square,

Jakarta 5.3.1 Hasil Perancangan Vertical Greenery Lantai Empat Taman Menteng Square, Jakarta 5.3.1.1 Deskripsi Proyek Proyek perancangan vertical greenery Menteng Square adalah bagian kegiatan perancangan dari proyek lanskap residential Menteng Square Jakarta. Perancangan vertical greenery pada proyek ini bertujuan untuk mendukung konsep lanskap residensial yang menciptakan integrasi antara bangunan dengan nuansa alami. Kondisi keterbatasan lahan pada bangunan membuat PT. ESCI mencoba memberikan solusi sebuah ruang terbuka berupa taman yang memanfaatkan ruang secara horizontal maupun vertikal. Untuk solusi pemanfaatan ruang secara vertikal, digunakan konsep vertical greenery Klien dari proyek ini adalah PT. Bahama Development yang merupakan holding company yang memfokuskan diri pada industri properti. Proyek properti Bahama Group yang telah dibangun dan beroperasi dengan baik, antara lain adalah Menara Cawang, Menara Kebon Jeruk, Menara Latumenten, Menteng Square, Botani Square Bogor, dan lain lain. 5.3.1.2. Tahapan Kegiatan Perancangan Kegiatan perancangan vertical greenery yang dilakukan PT.ESCI melalui beberapa tahap. Tahapan tersebut adalah tahap persiapan, inventarisasi, analisis, konsep desain concept design, konsep desain awal preliminary concept design, konsep desain akhir final concept design, rencana pelaksanaan siteplan, pengembangan desain design development. Mahasiswa magang berpartisipasi mulai dari tahap inventarsiasi dan analisis tapak di lapang serta pembuatan dokumen gambar di studio. Untuk alur dari tahap perancangan dapat dilihat pada Gambar 71 5.3.1.3. Inventarisasi Taman Menteng Square terletak pada area seluas 1,6 ha yang berlokasi di Jalan Matraman no 30 E Jakarta Pusat. Area tersebut berbatasan dengan pemukiman dan Jalan Salemba I di sebelah utara, di sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Matraman dan pemukiman padat, di sebelah barat berbatasan dengan Jalan Inpeksi Ciliwung dan di sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raya Salemba. Data yang diperoleh dari proyek ini meliputi data fisik, biofisik, dan sosial baik berupa data primer dan sekunder. Lantai empat direncanakan oleh pihak klien sebagai area rekreasi terbuka hijau tropis. Luasan total area wall yang direncanakan untuk vertical greenery adalah 325 m 2 . Lokasi wall yang dirancang berada di beberapa spot lantai empat pada Tower A, B, dan C. a. Aspek Fisik Lokasi wall yang dirancang berada di beberapa spot lantai empat pada Tower A, B, dan C. Setiap lantai empat tower dihubungkan dengan sky bridge Gambar 71. Tahap Perancangan Vertical Greenery Lantai Empat Menteng Square, Jakarta Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Pengembangan Desain Rencana Tapak Persiapan Inventarisasi Analisis Konsep Dasar Konsep desain awal Kegiatan Magang yang berfungsi sebagai akses penghubung Gambar 72. Dasar pemilihan wall yang dirancang untuk vertical greenery adalah titik wall tersebut berada di area untuk beristirahat yang dirancang pada lanskap lantai empat. Hal tersebut bertujuan agar pengguna tapak dapat menikmati vertical greenery saat beristirahat. Selain itu, pada Tower A dan B terdapat vertical greenery yang dirancang untuk menutupi gudang. Wall Tower A yang dirancang untuk vertical greenery berada pada area yang mudah terlihat yaitu ruang transisi sampai ruang utama Gambar 73. Wall yang direncanakan yaitu 6 enam wall yang memiliki luasan total 150 m 2 . Setiap wall memiliki dimensi yang sama adalah 5 x 5 m tinggi 5 m, lebar 5 m, dan luas area wall 25 m 2 . Struktur wall menggunakan material beton bertulang dengan bentuk tembok massive. Bentuk struktur wall adalah bidang segi empat yang memiliki sudut 90º terhadap bidang lantai. Posisi wall yang dirancang pada Tower B berada di sekitar ruang transisi dari arah sky bridge Tower A sampai ruang utama Gambar 74. Jumlah wall yang direncanakan adalah 4 empat wall yang memiliki luasan total 100 m 2 . Struktur material, dimensi, dan bentuk wall sama seperti pada Tower A. Posisi wall yang dirancang pada Tower C di sekitar ruang transisi arah skybride Tower B sampai ruang utama Gambar 75. Jumlah wall yang direncanakan adalah 3 tiga wall yang memiliki luasan total 75 m 2 . Struktur material, dimensi dan bentuk wall sama seperti pada Tower A dan B. Data inventarisasi lantai empat Menteng Square Jakarta Pusat dapat dilihat kembali pada Tabel 4. Untuk dokumentasi lokasi lantai empat dapat dilihat pada Gambar 76. b. Aspek Biofisik Posisi wall vertical greenery lantai empat Tower A, B, dan C berada di area yang 50 terkena cahaya matahari atau semi naungan. Cahaya matahari tersebut masuk melalui void pada struktur bangunan dan tembok kaca di sekitar wall . Kondisi tersebut menjadi dasar dari pemilihan tanaman vertical greenery dengan syarat tumbuh semi naungan. Suhu maksimum siang hari di sekitar tower adalah 25º-35ºC, sehingga dibutuhkan vegetasi yang berfungsi untuk menurunkan suhu udara. Posisi lantai yang tidak langsung terkena cahaya matahari atau semi naungan, menyebabkan suhu maksimum berada sekitar 25º-30ºC. c. Aspek Sosial Aspek sosial yang diperoleh meliputi jenis rekreasi dan aktifitas yang dilakukan di lantai empat. Klien menginginkan lantai empat sebagai area rekreasi ruang hijau. Area rekreasi ruang hijau yang direncanakan adalah aktivitas berekreasi dengan suasana alam tropis. Untuk Tower A dan B, aktivitas yang direncanakan adalah jogging, fitness, dan bersantai. Pada Tower C aktivitas yang direncanakan adalah jogging, bersantai dan area bermain anak children playground . Penghuni tower apartemen berasal dari berbagai kalangan usia mulai dari anak-anak, dewasa, dan orang tua. Selain itu status sosial penghuni berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang memiliki kesibukan cukup tinggi sehingga kurang waktu untuk rekreasi. 5.3.1.4. Analisis tapak Tahap analisis tapak dilakukan pada beberapa aspek yang berkaitan dengan keoptimalan perancangan vertical greeney. Aspek tersebut meliputi aspek fisik, biofisik, dan sosial. a. Aspek Fisik Lantai empat merupakan area yang direncanakan oleh pihak arsitek untuk area rekreasi. Pada lantai tersebut terdapat beberapa wall yang tidak dimanfaatkan sehingga terkesan kaku untuk area rekreasi terbuka hijau. Bentuk tembok yang simetris berbentuk bujur sangkar dan memiliki kemiringan normal 90 o menjadikan potensi struktur vertical greenery yang tidak rumit. Bentuk tembok tersebut lebih aman menopang struktur vertical greenery dan tidak membahayakan user. b. Aspek Biofisik Letak wall berada pada sudut yang berpotensi masuknya 50 cahaya matahari semi naungan. Hal tersebut dikarenakan lantai empat memiliki beberapa tembok void yang memungkinkan masuknya cahaya matahari. Kondisi suhu di lantai empat sekitar 25º-30º C nyaman digunakan user. Bentuk lantai empat memiliki koridor sky bridge antar tower dan beberapa wall berbentuk void menjadikan potensi aliran angin yang cukup sejuk di area tersebut. 102 Gambar 72. Base Map Lantai Empat Menteng Square sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 103 Gambar 73. Base Map Lantai Empat Tower A sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Area istirahat Area istirahat Area istirahat Lift Barang Gudang 104 Gambar 74. Base Map Lantai Empat Tower B sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Area istirahat Area istirahat Area istirahat Lift Barang 105 Gambar 75. Base Map Lantai Empat Tower C sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Area istirahat Area istirahat Area istirahat c. Aspek Sosial Lantai empat memiliki sirkulasi yang berpotensi bagi pengguna untuk mengakses wall vertical greenery. Selain itu, terdapat beberapa titik view untuk menikmati vertical greenery. Pada lantai empat, interior ruang yang dirancang arsitek memiliki visibility view, sehingga berpotensi melihat wall vertical greenery dari berbagai sudut. Titik view terdekat ke arah wall berpotensi untuk menikmati wall vertical greenery meliputi bentuk daun, tektur daun, dan warna. Titik view terjauh sampai batas penglihatan manusia berpotensi untuk menikmati pola bentuk dan pola warna. 5.3.1.5. Konsep Dasar Concept Design Tujuan awal dari pembangunan Menteng Square adalah membangun area komersial dan hunian yang mengintegrasikan karakter lanskap alami di interior bangunan yang modern. Konsep dasar vertical greenery pada tapak berfungsi sebagai lukisan untuk merefleksikan karakter lanskap alami pada lantai empat. Aspek yang direfleksikan adalah bentukan dari karakter pola desain dan warna tanaman. Konsep dasar ini digunakan untuk menciptakan unity antara vertical greenery dan lanskap interior lantai empat. 5.3.1.6. Konsep Desain Awal Preliminary Concept Design Preliminary concept design adalah pengembangan dari konsep dasar. Untuk mengembangkan dan mendukung konsep dasar, PT. ESCI menggunakan Gambar 76. Foto Lokasi Wall Lantai Empat Menteng Square Jakarta Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Foto: Fauzi, 2011 foto dan ilustrasi. Produk dari tahap ini diajukan kepada klien untuk mendapatkan masukan. a. Conceptual Landscape Plan and Ilustration of Vertical Greenery Conceptual landscape plan merupakan rencana perancangan yang bertujuan untuk menunjukkan letak vertical greenery terhadap semua ruang. Pada tahap ini disertai ilustrasi desain vertical greenery ilustrasi of vertical greenery berdasarkan konsep dasar yang sudah ditentukan. Konsep bentuk dan warna yang digunakan disesuaikan dengan pola desain lanskap secara keseluruhan dan jenis aktifitas. Pola desain lanskap lantai empat didominasi garis natural untuk menggambarkan bentukan alam yang tidak kaku. Untuk mendukung hal tersebut, pola bentuk yang digunakan pada vertical greenery adalah pola natural melengkung meniru bentuk tumbuhan. Pola desain ini digunakan pada vertical greenery Tower A, B, dan C. Jenis aktivitas yang dominan pada Tower A dan B adalah olahraga dan bersantai. Untuk mendukung hal tersebut, tanaman berwarna hijau digunakan sebagai pemberi kesan sejuk dan sehat. Jenis aktivitas yang dominan pada Tower C adalah aktivitas olahraga, duduk, dan arena bermain untuk anak-anak. Untuk mendukung hal tersebut, digunakan tanaman dengan kombinasi warna hijau dan merah. Warna hijau memberikan kesan sejuk dan sehat, sedangkan warna merah memberikan kesan ceria dan aktif untuk anak-anak. Produk conceptual landscape plan dan illustration of vertical greenery lantai empat dapat dilihat pada Gambar 77 dan 78. 5m 5m 5m 5m c a b Gambar 77. Ilustration Of Vertical Greenery Lantai empat a. Tower A, b. Tower B, c. Tower C Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Gambar: Fauzi, 2011 b. Feature Image Softmaterial Konsep softmaterial yang digunakan adalah kombinasi warna alami tanaman dan tekstur yang ditimbulkan oleh tanaman. Hal tersebut digunakan untuk menghindari kemonotonan. Selain itu, pemilihan jenis tanaman memiliki syarat tumbuh semi naungan yang sesuai pada kondisi eksisting lantai empat. Softmaterial pada vertical greenery lantai empat, menggunakan tanaman Asplenium nidus paku sarang burung, Ophiopogon sp opipogon, Asparagus densiflorus’mayer’ asparagus, Peperomia argyreia peperomia, Cryptanthus bivittatus Pink Starlight criptantus merah muda dan Cryptanthus bivittatus criptantus merah. Konsep softmaterial pada lantai empat dapat dilihat pada Gambar 79, 80, 81. Gambar 78. Conceptual Plan Landscape Desain Vertical Greenery Lantai Empat Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Di gambar oleh: Fauzi, Gambar 79 . Konsep Softscape Tower A a. Asplenium nidus, b. Ophiopogon sp Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 A B C b a c. Feature Image Hardmaterial Hardmaterial yang digunakan untuk vertical greenery antara lain aluminium dan besi. VGM menggunakan material aluminum agar modul lebih ringan dan tidak menghantarkan panas yang berlebihan pada media dan tanaman. Frame penyangga menggunakan besi yang dapat menopang modul. Produk feature image hardmaterial dapat dilihat pada Gambar 82. Gambar 80. Konsep Softscape Tower B Lantai Empat a. Peperomia argyreia, b. Asparagus densiflorus’mayer’ Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Gambar 81. Konsep Softscape 3 Lantai Empat a.Cryptanthus bivittatus Pink Starlight, b. Cryptanthus bivittatus, c.Ophiopogon sp Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Gambar 82 . Konsep Hardscape Vertical Greenery a. Aluminium , b. Besi Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 a b b a c a b d. Feature Image of Vertical Greenery, Gambar usulan untuk vertical greenery lantai empat menjelaskan penggunaan pola bentuk natural melengkung dan kombinasi warna hijau tua, hijau muda, merah, dan merah muda Gambar 83. Gambar tersebut berasal dari proyek perancangan vertical greenery yang pernah dikerjakan oleh PT.ESCI. . 5.3.1.7. Rencana Tapak Site Plan Vertical greenery pada lantai empat berada pada area timber deck untuk istirahat dan screen untuk bangunan lift barang dan gudang. Produk dari site plan vertical greenery lantai empat dapat dilihat pada Gambar 84, 85, dan 86. Untuk memperjelas site plan, dibuat beberapa gambar potongan section yang menggambarkan view vertical greenery Gambar 87, 88, dan 89. 5.3.1.8. Tahap Pengembangan Desain Design Development Tahap pengembangan desain design development adalah pengembangan dari konsep desain yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengembangan dilakukan dari beberapa elemen desain. Elemen tersebut adalah softscape, hardscape, dan irrigation system . Elemen softscape yang dikembangkan berupa desain penanaman dan media tanam. Untuk elemen hardscape yang dikembangkan adalah pembuatan desain konstruksi untuk menjelaskan struktur desain menopang vertical greenery . Irrigaton system yang dikembangkan untuk menunjukkan aliran irigasi. Gambar 83. Feature Image of Vertical Greenery Lantai empat Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 111 Gambar 84. Site Plan Vertical Greenery Lantai Empat Tower A sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 112 Gambar 85. Site Plan Vertical Greenery Lantai Empat Tower B sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 D’ D 113 Gambar 86. Site Plan Vertical Greenery Lantai Empat Tower C sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Gambar 87. Potongan Tampak Vertical Greenery Tower A a.A-A’, b. B-B’ Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia Digambar Oleh: Fauzi, 2011 a b Gambar 88. Potongan Tampak Vertical Greenery Tower B a.C-C’, b. D-D’ Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia Digambar Oleh: Fauzi, 2011 Gambar 89. Potongan Tampak Vertical Greenery Tower C a.E-E’, b. F-F’ Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia Digambar Oleh: Fauzi, 2011 a b vertical greenery vertical greenery vertical greenery vertical greenery vertical greenery vertical greenery vertical greenery vertical greenery vertical greenery timber deck timber deck timber deck timber deck timber deck timber deck timber deck timber deck a b vertical greenery vertical greenery vertical greenery vertical greenery vertical greenery vertical greenery timber deck timber deck timber deck timber deck a. Desain Konstruksi Vertical Greenery Desain konstruksi vertical greenery yang digunakan PT.ESCI meliputi perancangan vertical green module VGM, frame module, dan rel module. Sistem ketiga komponen tersebut saling mendukung untuk menciptakan struktur vertical greenery yang optimal dalam menopang media dan tanaman. VGM berfungsi sebagai wadah atau planter media dan tanaman. VGM tersebut ditahan oleh frame module seperti sistem bingkai foto untuk mempermudah pengaturan pola warna dan bentuk tanaman. Frame module yang menahan VGM tidak langsung menempel pada bidang dinding, tetapi dihubungkan dengan rel module Gambar 90. Beberapa Frame module ditahan oleh konstruksi rel module dengan sistem kerja seperti rel pada kereta api. • Vertical Green Module VGM Jenis VGM yang digunakan adalah VGM panel 2000x500mm. VGM panel dipilih karena memiliki bobot yang cukup ringan untuk keamanan user. Selain itu, jenis ini lebih praktis karena media tanam terpasang langsung pada VGM. Jenis VGM ini dilengkapi tabung yang menghubungkan dengan pipa irigasi. Ukuran VGM 2000x500 mm digunakan agar sesuai dengan lebar dan tinggi wall 5000x5000 mm. Jumlah VGM panel yang digunakan adalah 20 panel untuk menutupi luasan wall eksisting. Gambar 90. Ilustrasi Sistem Struktur Vertical Greenery a.Tampak Samping, b. Tampak Depan Digambar Oleh: Fauzi, 2011 a b • Frame Module Frame Module berfungsi seperti bingkai untuk menopang VGM panel terhadap bidang vertikal. Frame module adalah struktur yang berbentuk balok kanal U. Struktur ini memudahkan dalam mengatur pemasangan VGM, karena memiliki prinsip kerja seperti bingkai foto. Selain itu, fungsi lain dari frame module adalah untuk menyembunyikan instalasi pipa irigasi agar tidak mengganggu keindahan view. Jumlah frame module yang digunakan adalah 4 empat buah masing-masing memiliki panjang 5 m disesuaikan dengan lebar wall . Setiap 10 sepuluh modul VGM panel diapit oleh 2 buah frame module bagian atas dan bawah yang dipasang secara horizontal. Bagian bawah untuk menopang beban dari VGM panel, sedangkan bagian atas untuk mengunci panel dan tempat pipa irigasi. Gambar VGM dan frame module dapat dilihat pada Gambar 91. • Rel Module Rel Module adalah struktur yang berbentuk balok segi empat berukuran panjang untuk menopang beberapa frame module. Rel module dipasang pada posisi vertical untuk menopang frame module. Jumlah rel module yang digunakan adalah 4 buah rel untuk menopang frame module sepanjang 5 m. Pada proyek ini PT. ESCI mengajukan 2 dua alternatif desain yang menggunakan kedua jenis rel module sebagai alternatif. Alternatif I menggunakan rel module langsung untuk penghubung struktur vertical greenery langsung ke bidang dinding Gambar 92. Penghubungnya menggunakan skrup pada rel module yang berfungsi mengunci struktur vertical greenery pada dinding. Alternatif II menggunakan struktur yang tidak menghubungkan langsung vertical greenery dengan bidang dinding Gambar 93. Struktur ini menggunakan rel module tidak langsung yang memiliki pondasi tersendiri untuk menahan seluruh struktur vertical greenery. Desain konstruksi yang disetujui oleh klien adalah alternatif I. 117 Gambar 91. Vertical Green Module VGM dan Frame Module Vertical Greenery Menteng Square sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Digambar Oleh: Fauzi, 2011 118 Gambar 92. Desain Konstruksi Alternatif I Rel Module Langsung Vertical Greeney Menteng Square a. View, b. Section Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia Digambar Oleh: Fauzi, 2011 Eksisting wall Eksisting wall 119 Gambar 93. Desain Konstruksi Alternatif II Rel Module Tidak Langsung Vertical Greeney Menteng Square a. View, b. Section Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia Digambar Oleh: Fauzi, 2011 Eksisting wall Eksisting wall b. Desain Penanaman Vertical Greenery Desain penanaman berfungsi untuk pengembangan konsep softscape yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada tahapan ini sistem penanaman yang digunakan perusahaan adalah menggunakan VGM. VGM berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan media dan tanaman. Desain penanaman yang dilakukan dengan sistem secara vertikal vertical class. Sistem tersebut adalah penanaman dengan bidang vertikal sebagai cakupannya dan orientasi tanaman mengarah horizontal Gambar 94. Komposisi tanaman yang digunakan pada lantai Empat Tower A adalah 40 Asplenium nidus hijau muda, dan 60 Ophiopogon sp hijau tua. Lantai Empat Tower B menggunakan komposisi tanaman 60 Asparagus densiflorus hijau muda, 40 Peperomia hederaefolia hijau tua, adapun Lantai Empat Tower C menggunakan komposisi tanaman 20 Cryptanthus bivittatus pink starlight merah muda, 20 Cryptanthus bivittatus merah, dan 60 Ophiopogon sp hijau tua. Setiap warna tanaman dan tekstur yang digunakan membentuk suatu komposisi desain. Untuk tanaman dengan komposisi warna yang lebih besar dan tekstur yang halus, digunakan sebagai background desain. Adapun tanaman dengan komposisi warna lebih kecil dan tekstur kasar daun lebar, digunakan sebagai pola desain. Pola penanaman setiap tower dapat dilihat pada Gambar 95. a b c Gambar 94. Contoh Penanaman Vertical Class a.Tampak Samping, b. Tampak Depan, c. Ilustrasi Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Digambar Oleh: Fahmi 121 a. Media Tanam Gambar 95. Pola Penanaman Vertical Greenery Menteng Square a. Tower A, b. Tower B, c. Tower C Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia Digambar Oleh: Fauzi, 2011 a b c Pada lantai empat Tower A, Ophiopogon sp yang memiliki komposisi warna 60 dan karakter halus digunakan sebagai background. Asplenium nidus yang memiliki komposisi warna 40 dan karakter kasar digunakan sebagai pola bentuk lihat kembali Gambar 79. Pada lantai empat tower B, Asparagus densiflorus yang memiliki komposisi warna 60 dan karakter halus digunakan sebagai background. Peperomia hederaefolia yang memiliki komposisi warna 40 dan karakter kasar digunakan sebagai pola bentuk lihat kembali Gambar 80. Pada lantai empat tower C, Ophiopogon sp dengan komposisi warna 60 dan karakter halus sebagai background. Cryptanthus bivittatus pink starlight dan Cryptanthus bivittatus dengan total komposisi warna 40 dan karakter kasar digunakan sebagai pola bentuk lihat kembali Gambar 81. Media tanam yang digunakan pada pengembangan desain vertical greenery lantai empat adalah media pakis. Pakis tersebut berasal dari sampah sisa perkebunan yang sudah tidak digunakan. Pakis yang digunakan berbentuk padatan lempeng agar lebih mudah pemasangannya pada VGM panel dibanding yang berbentuk serpihan Gambar 96. Lempengan pakis yang digunakan memiliki ketebalan 5 cm. Hal tersebut dikarenakan media pakis sulit diperoleh sehingga perusahaan melakukan penekanan pada volume media untuk menekan biaya pengadaan. Pakis sebagai media tanam memiliki fungsi mengikat akar, menyalurkan air irigasi, mengikat air irigasi, aerasi udara, dan mempengaruhi pertumbuhan daun. Gambar 96. Media tanam a. Pakis Lempeng, b. Pakis dengan VGM panel Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 a b d. Sistem Irigasi Irrigation System Sistem irigasi yang digunakan adalah irigasi tetes drip irrigation. Sistem tersebut dipasang dengan instalasi penyiraman air otomatis. Air yang akan digunakan, dicampur dengan pupuk cair untuk kemudian distribusikan ke media tanam. Sistem penyiraman dilakukan dengan timer untuk memudahkan pemeliharaan. Untuk instalasi irigasi, pipa saluran tidak diekspos dan disembunyikan ke dalam konstruksi frame VGM. Hal tersebut digunakan agar pipa irigasi tidak mengganggu pandangan terhadap vertical greenery Gambar 97. e. Tahap Persiapan Tanaman dan VGM Panel Setelah tahap pengembangan desain, selanjutnya perusahaan melakukan pengadaan tanaman, media dan frame module. Hal tersebut dilakukan agar VGM yang berisi tanaman dan media siap dipasang pada tahap implementasi. Persiapan tersebut meliputi penanaman pada media dalam posisi horizontal selama 3 – 4 minggu. Ini dilakukan agar akar pada tanaman menyebar dan mengikat kokoh pada media. Tanaman yang dipersiapkan adalah tanaman yang sudah tumbuh daun dan batang. Hal ini untuk memperpendek waktu persiapan dibandingkan dengan menggunakan bibit atau benih tanaman. Setelah 70 tanaman tumbuh Pipa Irigasi Aliran Irigasi Nodzle Gambar 97. Sistem Irigasi Vertical Greenery Menteng Square Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 Fauzi, 2011 dalam posisi normal horizontal, selanjutnya tanaman dibiarkan tumbuh dengan posisi vertikal 4 – 8 minggu. Hal tersebut dilakukan agar tanaman dapat beradaptasi untuk berkembang pada lingkungan vertikal. Total waktu yang dibutuhkan agar VGM siap digunakan di lapang, adalah sekitar 2 – 3 bulan. Perlakuan pemeliharan seperti penyiraman, pemupukan dan pembersihan gulma dilakukan perusahaan agar produk VGM dapat menghasilkan visual yang maksimal untuk disusun sesuai pola desain. Contoh kegiatan pengadaan tanaman pada proyek lain di PT.ESCI dapat dilihat pada Gambar 98. 5.3.2 Pembahasan Perancangan Vertical Greenery Lantai Empat Menteng Square, Jakarta 5.3.2.1. Konsep Desain Konsep desain vertical greenery Menteng Square adalah merefleksikan lanskap sekitar. Hal yang direfleksikan pada desain vertical greenery adalah karakter desain yang ada pada lanskap lantai empat. Hal tersebut sesuai dengan Gambar 98. Contoh Kegiatan Pengadaan Panel Vertical Green Module Proyek Lain di PT. Envirospace Consultant Indonesia, a. Penanaman bibit tanaman, b. Pertumbuhan horizontal, c. Perlakuan awal pertumbuhan Vertikal, d. Penyusunan Vertical Greenery Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011 a . b . c d tujuan perancangan vertical greenery menurut Sujayanto 2011, bahwa salah satu manfaat vertical greenery adalah merefleksikan atau memindahkan suatu pemandangan alam sekitar. Konsep dasar lanskap lantai empat Menteng Square adalah mengintegrasikan lanskap alami dari unsur tanaman yang lembut ke dalam interior lantai empat yang bergaya modern. Tujuan dari konsep desain lantai empat adalah sebagai tempat rekreasi hijau dengan nuansa alami tropis. Rekreasi tersebut berupa kegiatan olahraga jogging, fitness, duduk santai dan gathering. Pola desainnya menggunakan dominasi warna alami hijau untuk area rekreasi keluarga dan dewasa pada lantai empat Tower A dan B. Adapun lantai empat Tower C menggunakan kombinasi warna alami dan warna ceria untuk area rekreasi anak. Konsep desain lanskap lantai empat direfleksikan dengan desain vertical greenery melalui pola elemen bentuk dan elemen warna. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan suatu unity rancangan antara konsep desain vertical greenery lantai empat dengan konsep desain lanskap lantai empat. Suatu kesatuan unity menurut Hakim dan Utomo 2002 adalah hubungan yang harmonis dari berbagai elemen atau komponen dan unsur yang ada dalam suatu rancangan. Elemen bentuk vertical greenery yang berupa bentukan curvilinear merefleksikan lanskap interior lantai empat yang didominasi bentukan natural curvilinear lihat kembali Gambar 70. Selain itu, pola curvilinear pada vertical greenery digunakan untuk mendukung terciptanya suasana yang santai, dinamis, ceria, riang, lembut dan natural yang sesuai untuk aktivitas berolah raga, berkumpul, dan children playground. Pola lengkung atau curvilinear menurut Lin 1993 adalah sebuah pola lengkung yang bisa disebut ‘natural’ dan karakter yang ditimbulkan dari pola ini adalah dinamis, ceria, menarik, indah, organik, halus, tenang dan santai. Konsep warna yang didominasi warna alami hijau tua dan muda pada vertical greenery lantai empat Tower A dan B memberikan kesan alami, sejuk, santai, penghilang stress, dinamis, dan tenang yang sesuai untuk aktivitas rekreasi seperti bersantai jogging, fitness, duduk dan gathering. Hal tersebut sesuai dengan Sutton dan Whelan 2004, bahwa warna sejuk seperti hijau memiliki panjang gelombang yang pendek mudah diterima oleh mata, sehingga memberikan ketenangan dan kesejukan. Konsep warna hijau tua, hijau muda, merah dan merah muda pada vertical greenery lantai empat Tower C sesuai untuk aktivitas olahraga anak dan children playground . Adanya warna merah dan merah muda yang memberikan kesan dinamis, ceria, riang, dan gembira bertujuan untuk mendukung aktivitas bermain anak-anak. Menurut Sutton dan Whelan 2004, bahwa warna hangat seperti merah, jingga, dan kuning memiliki panjang gelombang terpanjang, membutuhkan energi untuk memunculkan warna tersebut, sehingga dapat menstimulasi otak. Hal ini cocok untuk aktivitas anak yang mengembangkan proses berpikir aktif dalam kegiatan bermain. Untuk warna hijau muda dan hijau tua memberikan kesan sejuk, tenang, dinamis, alami, sehat dan penghilang stress mendukung aktivitas olah raga. 5.3.2.2. Tanaman Vertical Greenery Konsep softscape yang digunakan adalah warna natural dengan dominasi warna hijau. Jenis tanaman yang digunakan sesuai dengan syarat terhadap kebutuhan matahari. Konsep tersebut sesuai dengan Sujayanto 2011, bahwa jenis tanaman yang dapat digunakan pada taman vertikal adalah jenis yang bisa beradaptasi di lingkungan terpapar sinar matahari dan bisa berkembang dengan baik di lingkungan bernaungan. Selain itu hal yang diperhatikan dalam pemilihan tanaman adalah jenis yang memiliki perakaran lunak ground cover plant, jenis merambat climber plant dan epifit. Sistem penanaman yang digunakan PT.ESCI pada proyek ini adalah vertical class . Sistem tersebut adalah penanaman dengan bidang vertikal sebagai cakupannya dan orientasi tanaman mengarah horizontal. Kelebihan dari sistem ini adalah dapat mengekspos bentukan tanaman secara keseluruhan terhadap arah pandang user. Selain itu, penggunaan sistem vertical class menguntungkan pada kondisi wall vertical greenery yang mudah diakses untuk dinikmati dalam jarak dekat Hortpark, 2009. Kombinasi ukuran dan bentuk daun pada vertical greenery memberikan suatu permainan tekstur Sujayanto, 2011. Kombinasi tersebut bertujuan agar penanaman tidak monoton dan dapat dinikmati pada jarak lebih dekat. Bentuk daun tanaman seperti Ophiopogan sp Ophiopogan jaburan dan Asparagus densiflorus Asparagus yang memiliki bentuk daun memanjang berukuran kecil menciptakan tekstur halus. Jenis ini digunakan untuk komposisi tanaman pada layer belakang background. Untuk daun tanaman yang berukuran lebar dan lebih besar seperti Asplenium nidus paku sarang burung menciptakan tekstur kasar. Jenis tanaman ini digunakan untuk membentuk pola utama pada layer depan, karena memiliki susunan daun yang lebih menonjol. Menurut Sujayanto 2011, dalam merancang taman vertikal harus memperhatikan kombinasi tekstur, gradasi maupun warna daun dan bunga dalam komposisi menarik pada tatanan vertikal. Tanaman berdaun indah digunakan karena lebih mudah dirawat dibandingkan dengan tanaman berbunga. Selain itu, tanaman yang memiliki bunga harus terkena cahaya matahari langsung, sehingga tidak sesuai untuk kondisi wall yang semi naungan 50 cahaya matahari. Hal tersebut sesuai pendapat Sujayanto 2011, bahwa tanaman berdaun indah lebih banyak digunakan karena lebih mudah dirawat dan sepanjang musim terlihat indah. Selain itu, jika menggunakan tanaman berbunga harus diletakkan di tempat yang cukup cahaya matahari. Lantai empat Menteng Square memiliki ruang semi indoor karena terdapat beberapa tembok yang massive, sehingga matahari 50 semi naungan dapat masuk ke dalam ruangan. Hal ini menjadi dasar pemikiran tanaman yang toleran terhadap semi naungan atau sedikit cahaya matahari. Semua jenis tanaman yang digunakan oleh PT. ESCI pada proyek ini sesuai dengan kondisi wall yang 50 terkena cahata matahari. Analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Analisis Tanaman Vertical Greenery Terhadap Kebutuhan Cahaya Matahari No Nama Tanaman Warna daunBunga Syarat tumbuh penyinaran 1 Ophiopogon sp opiopogon hijau tua penuh dan semi naungan 2 Asplenium nidus paku sarang burung hijau muda semi naungan 3 Peperomia argyreia peperomia hijau tua naungan dan semi naungan 4 Asparagus densiflorus asparagus hijau muda penuh dan semi naungan 5 Cryptanthus bivittatus Pink Starlight kriptantus pink merah mudapink penuh dan semi naungan 6 Cryptanthus bivittatus kriptantus merah merah penuh dan semi naungan Sumber: Lestari dan Kencana 2008. Hal lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan tanaman vertical greenery adalah fungsi ekologis. Fungsi tersebut adalah manfaat tanaman menciptakan udara yang segar dan kemampuan menyerap polutan indoor. Hal tersebut perlu diperhatikan untuk mendukung aktivitas olahraga yang memerlukan udara yang sehat. Lantai empat yang merupakan area indoor dapat berpotensi menghasilkan polutan udara dari berbagai faktor penghasil zat polutan udara yang ada disekitar ruangan. Hal tersebut berdasarkan pendapat Kastiyowati 2001 yang diacu dalam Santoso 2010, bahwa pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua yaitu pencemaran udara bebas Out door air pollution dan pencemaran udara ruangan In door air pollution. Menurut Andayani et.al 2012, bahwa sumber pencemaran udara disebabkan oleh gas kendaraan bermotor, zat kimia dari bahan bangunan dan perabotan rumah tangga, asap pembakaran dari perapian dan pembakaran kayu, bahan kimia dari produk pembersih atau pewangi serta pembasmi serangga. Zat polutan yang berpotensi dihasilkan dari interior lantai empat adalah benzena, formaldehid, trichloroetilen, dan xylen. Semua zat tersebut dapat berasal dari berbagai sumber antara lain: • Formaldehid bersumber dari penghilang bau pada ruangan, lem perekat, tisu wajah, kertas toilet, asap rokok, gas alam, minyak tanah, bahan pembersih dan kamper sintetis yang masih baru. • Trichloroetilen bersumber dari dry cleaning, tinta cetak, cat, vernis, lem dan adesif. • Benzena bersumber dari produk bahan kimia seperti deterjen, insektisida, tinta, oli, cat, plastik, karet, bahan celup, dan asap tembakau. • Xylen bersumber dari cat, karet, alat tulis, alat gambar, vernis dan industri kulit. Untuk mengurangi polutan udara indoor dari lantai empat Menteng Square diperlukan jenis tanaman yang memiliki karakter penyerap polutan. Menurut Santoso 2010, karakter umum tanaman yang mempunyai kemampuan tinggi menyerap polutan indoor maupun outdoor, secara umum serupa. Tanaman memiliki ciri daun berbulu halus, permukaan daun kasar, daun bersisik, tepi daun bergerigi, daun jarum, daun yang permukaannya bersifat lengket, ini efektif untuk menyerap polutan. Salah satu jenis tanaman hias yang mampu menyerap semua jenis zat polutan tersebut adalah Sansevieria sp. Menurut Adijaya 2005 diacu dalam Fatmawati 2010, Sansevieria mampu menyerap beragam unsur polutan berbahaya di udara seperti timbal, klorofom, benzene, xylene, formaldehid, SO 2 dan trichloroethylene, karena Sansevieria mengandung bahan aktif pregnane glikosid dalam mereduksi polutan. Pada proyek ini perusahaan ESCI menggunakan beberapa jenis tanaman semak rendah, penutup tanah dan epifit. Jenis tanaman tersebut adalah a Ophiopogon sp Opiopogon jaburan, b Asplenium nidus Paku sarang burung, c Peperomia argyreia Peperomia, d Asparagus densiflorus Asparagus, e Cryptanthus bivittatus Pinkn Starlight Kriptantus pink, dan f Cryptanthus bivittatus Kriptantus merah a. Ophiopogon sp Opiopogon jaburan Ophiopogon sp Opiopogon jaburan adalah tanaman yang memiliki daun tipis, panjang, berwarna putih-hijau atau kuning hijau Lestari dan Kencana, 2008. Jenis tanaman ini memiliki morfologi daun yang tidak sesuai dengan karakter daun yang berpotensi menyerap polutan. b. Asplenium nidus Paku sarang burung Asplenium nidus Paku sarang burung adalah tanaman dengan morfologi daun yang tersusun melingkar dalam bentuk roset saling berdekatan, ujung daun meruncing, tepi daun bergelombang, dan ibu tulang daun menonjol Lestari dan Kencana, 2008. Morfologi jenis tanaman ini tidak sesuai dengan karakter tanaman yang berpotensi menyerap polutan. Hal tersebut menghasilkan hipotesis bahwa Asplenium nidus Paku sarang burung tidak berpotensi menyerap polutan. c. Peperomia argyreia Peperomia Peperomia argyreia Peperomia adalah tanaman yang memiliki morfologi daun berbentuk hati, tebal, berwarna hijau putih, dan tidak berkayu Lestari dan Kencana, 2008. Morfologi jenis tanaman ini tidak sesuai dengan karakter tanaman yang berpotensi menyerap polutan. Hal tersebut menghasilkan hipotesis bahwa Peperomia argyreia Peperomia tidak berpotensi menyerap polutan. d. Asparagus densiflorus Asparagus Asparagus densiflorus Asparagus adalah tanaman evergreen tahunan yang tertutup daun sehingga tampak berbulu. Bentuk daun umumnya berbentuk jarum dan tebal Lestari dan Garsinia, 2008. Tanaman ini memiliki beberapa karakter daun yang berpotensi menyerap polutan, yaitu bentuk daun berbulu, berbentuk jarum, dan tebal. Hal tersebut menghasilkan hipotesis bahwa Asparagus densiflorus berpotensi untuk menyerap polutan. e. Cryptanthus bivittatus Pink Starlight Kriptantus pink dan Cryptanthus bivittatus Kriptantus merah Cryptanthus sp menurut Andreas 2011, memiliki daun yang berbentuk pita melancip dengan ujung-ujung tersusun meruncing, permukaan daun kasar, dan tepi daun berduri bergelombang seperti bintang laut. Tanaman ini memiliki karakter daun yang bertepi duri atau bergerigi dan permukaan daun kasar. Morfologi daun tersebut termasuk kedalam karakter tanaman penyerap polutan, sehingga menghasilkan hipotesis bahwa Cryptanthus sp berpotensi menyerap polutan. Selain itu, Crytanthus sp memiliki morfologi daun yang sama dengan jenis tanaman Bromelia sp. Menurut Franz 2012, tanaman Bromelia sp dapat menyerap polutan xylene. Hal ini memberikan hipotesis bahwa Crytanthus sp dapat menyerap polutan xylene. Analisis tanaman yang digunakan PT.ESCI terhadap potensi morfologi daun penyerap polutan dapat dilihat Tabel 10. Tabel 10 menjelaskan bahwa Asparagus densiflorus Asparagus dan Cryptanthus sp kriptantus berkarakter daun penyerap polutan. Cryptanthus sp memiliki kesamaan morfologi daun dengan tanaman Bromelia sp berpotensi penyerap xylene. Ophiopogon sp Opiopogon tidak memiliki karakter daun penyerap polutan, Asplenium nidus Paku sarang burung dan Peperomia argyreia Peperomia tidak memiliki morfologi daun penyerap polutan, sehingga tidak berpotensi menyerap polutan. Tabel 10. Analisis Tanaman Vertical Greenery Penyerap Polutan Indoor. NO Nama Tanaman Morfologi Daun Lestari dan Kencana, 2008 Morfologi Daun Penyerap Polutan Santoso, 2010 Kesimpulan berbulu permukaan kasar bersisik tepi bergerigi bentuk jarum permukaan lengket 1 Ophiopogon sp daun tipis, panjang, berwarna putih hijau atau kuning hijau Tidak Sesuai 2 Asplenium nidus daun melingkar, roset berdekatan, dan tepi daun bergelombang Tidak Sesuai 3 Peperomia argyreia daun bentuk hati, daun tebal, warna putih, dan tidak berkayu Tidak Sesuai 4 Asparagus densiflorus daun berbulu dan berdaun jarum Sesuai 5 Cryptanthus sp daun kasar dan tepi daun bergerigi Sesuai Sumber: Lestari dan Kencana, 2011 dan Santoso, 2010 Kesimpulan merupakan hipotesis, sehingga diperlukan pengujian lebih lanjut 131 Kesimpulan jenis tanaman Asparagus densiflorus Asparagus pada Tower B, Cryptanthus sp Kriptantus merah, dan Cryptanthus bivittatus Pink Starlight Kriptantus pink pada Tower B dan C memiliki morfologi daun penyerap polutan. Untuk tanaman Ophiopogon sp Opiopogon dan Peperomia argyreia Peperomia pada Tower A dan Tower C tidak memiliki karakter morfologi daun penyerap polutan. Jenis tanaman yang memiliki morfologi daun penyerap polutan tersebut belum diuji di laboratorium mengenai jenis zat polutan yang dapat diserap. PT. ESCI disarankan menggunakan jenis tanaman berpotensi penyerap polutan indoor yang sudah teruji. 5.3.2.3. Media Tanam Jenis media tanam yang digunakan pada vertical greenery ini adalah media pakis untuk mendukung pertumbuhan tanaman vertical greenery. Menurut Blanc 2008, syarat media tanam yang harus diperhatikan dalam taman vertikal adalah menopang akar tanaman, bersifat porous, drainase dan aerasi yang baik. Hal tersebut sesuai dengan kelebihan media pakis. Menurut Aditya 2009, media pakis memiliki kelebihan mengikat air, aerasi baik, drainase baik, menjaga kelembaban, mampu ditembus akar, dan dapat mengikat akar. Jenis media pakis yang digunakan oleh PT. ESCI adalah lempeng pakis. Jenis ini digunakan agar praktis dimasukan ke dalam VGM panel. Penggunaan lempeng pakis dapat membuat media lebih kokoh menahan akar dan tidak mudah lapuk jika terkena cahaya matahari. Hal tersebut sesuai Blanc 2008, bahwa syarat media tanam yang harus diperhatikan dalam taman vertikal adalah dapat menopang akar dan tidak mudah rusak atau lapuk. Selain itu, jenis pakis yang berbentuk lempengan dengan permukaan datar dapat lebih mudah disesuaikan terhadap bidang dinding dengan permukaan datar. 5.3.2.4. Struktur Pendukung Struktur pendukung yang digunakan PT. ESCI pada proyek ini adalah VGM, frame module, dan rel module. Menurut Sujayanto 2011, tanpa suatu struktur pendukung akan sulit untuk merancang atau menempatkan tanaman pada bidang vertikal. Hal tersebut menunjukkan pentingnya suatu struktur untuk mendukung tanaman vertical greenery. Hal yang diperhatikan dalam pemilihan struktur pendukung adalah 1 keoptimalan struktur untuk menopang media dan tanaman sebagai unsur utama, 2 struktur yang digunakan tidak merusak media dan tanaman, 3 keoptimalan dalam penutupan bidang dinding, dan 4 tidak merusak struktur media vertikal dan tidak membahayakan user. Jenis VGM yang digunakan adalah VGM panel untuk menopang media pakis yang berbentuk lempengan. VGM panel yang berbentuk panel kotak memiliki permukaan datar cocok digunakan pada dinding interior lantai empat yang berbentuk datar dengan kemiringan 90º. Hal ini memungkinkan penutupan sempurna, sehingga tidak ada space dinding yang terbuka. VGM panel dilengkapi pipa aluminium untuk memudahkan distribusi air irigasi ke dalam media. Bahan yang digunakan untuk VGM panel adalah aluminium galvanis. Bahan ini dipilih karena memiliki bobot ringan dan tidak menghantarkan panas. VGM yang ringan dapat mudah ditahan oleh struktur lain agar tidak mudah terlepas. Selain itu, bahan yang ringan lebih aman digunakan terhadap keselamatan user. Hal tersebut perlu diperhatikan karena user dapat menikmati vertical greenery dalam jarak dekat. Bahan aluminium yang dilapisi galvanis berguna agar VGM tidak cepat berkarat dan rusak. Struktur selanjutnya yang digunakan pada perancangan vertical greenery adalah frame module. Struktur frame dipasang di bagian atas dan bawah VGM. Frame bagian atas berfungsi untuk mengunci VGM dan menyembunyikan pipa irigasi sedangkan frame bagian bawah berfungsi sebagai penopang beban VGM. Penggunaan struktur frame module memudahkan dalam memasukkan dan membongkar VGM panel, karena memiliki prinsip kerja seperti bingkai foto. Tebal frame module yang digunakan oleh PT. ESCI sekitar 45 mm. Ukuran tersebut cukup besar mempengaruhi kesempurnaan penutupan tanaman. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan jarak tanam yang lebih kecil dan jumlah tanaman yang lebih banyak untuk menutupi tebal frame. Selain itu frame module yang berbentuk balok kanal U memiliki permukaan datar. Frame module ini dipasang melintang secara horizontal sehingga berpengaruh terhadap bentuk permukaan bidang dinding. Frame module yang memiliki bentuk permukaan datar, cocok digunakan untuk dinding yang memiliki bentuk permukaan datar. Penutupan VGM dan frame module terhadap bidang dinding dapat dilihat pada Gambar 99. Struktur selanjutnya yang digunakan untuk menopang VGM dan frame module adalah rel module. Rel module adalah struktur pendukung vertical greenery yang berbentuk balok panjang yang dipasang tegak lurus untuk penopang frame module. Rel module yang dipasang tegak lurus dengan sudut 90º terhadap lantai tepat digunakan pada kondisi bidang wall yang juga memiliki sudut 90º terhadap lantai Gambar 100. Jenis rel module yang diajukan kepada klien ada 2 dua jenis rel yaitu rel module langsung lihat kembali Gambar 82 dan rel module tidak langsung lihat kembali Gambar 83. Kedua jenis rel module tersebut berpengaruh terhadap struktur wall exsisiting. Alternatif I menggunakan rel module langsung dengan Gambar 99. Ilustrasi Penutupan VGM dan Frame Module terhadap Bidang Dinding Digambar oleh: Fauzi, 2011 Gambar 100. Ilustrasi Posisi Rel Module dengan Dinding Vertikal sudut 90º digambar oleh: Fauzi, 2011 Eksisting Wall wall exsisting beton sebagai penahan beban struktur keseluruhan vertical greenery . Alternatif tersebut disetujui karena eksisting bahan struktur dinding bangunan terbuat dari beton bertulang yang cukup tebal, sehingga jenis rel module ini aman digunakan tanpa merusak dinding. Menurut Sujayanto 2011, bahwa untuk menahan struktur taman vertikal dibutuhkan tembok yang kuat seperti bata atau beton, sedangkan untuk bahan batako ringan tidak disarankan. Alternatif II yang mengunakan rel module tidak langsung dilengkapi struktur pondasi untuk menopang beban struktur keseluruhan vertical greenery. Alternatif ini tidak dipilih klien, karena struktur yang berpondasi lebih beresiko menimbulkan kerusakan terhadap struktur lantai empat yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah true ground tetapi berada di atas struktur lantai tiga. Wall eksisiting berbahan beton bertulang tersebut tidak diberi perlakuan khusus seperti penambahan lapisan waterproof untuk pemasangan struktur vertical greenery . Hal ini dikarenakan wall tidak langsung mengenai media dan tanaman, tetapi terlindungi oleh bagian struktur rel module dan frame module. Jarak antara permukaan wall dengan permukaan media tanam sekitar 13 cm, sehingga media tidak menyentuh langsung permukaan wall. Pada saat penyiraman irigasi air dapat berpotensi membasahi terus menerus wall. Air tersebut dapat keluar dari permukaan media tanam dan membasahi serta merusak permukaan dinding. Untuk mencegah hal tersebut sebaiknya diberi perlakuan terhadap wall yaitu dengan pelapisan waterproof sebelum pemasangan struktur vertical greenery . Faktor lain yang harus diperhatikan adalah kekuatan struktur vertical greenery terhadap keamanan user yaitu faktor angin. Hal ini perlu diperhitungkan karena area wall vertical greenery berada pada lantai empat dengan kondisi terdapat sky bridge dan terdapat void. Hal tersebut mengakibatkan aliran angin cukup kencang pada ruangan tersebut. Untuk mengatasi faktor angin PT. ESCI tepat menggunakan struktur dengan rel module langsung yang menggunakan dinding sebagai penopang struktur. Adapun kelemahan dari struktur ini terhadap faktor angin adalah frame module yang hanya berfungsi sebagai penahan VGM dengan bobot ringan tanpa adanya sistem pengunci. Hal tersebut dapat menjadi kendala karena VGM dapat mudah terlepas sehingga dapat mengganggu keamanan pengguna tapak. Untuk mengatasi hal tersebut frame module sebaiknya dilengkapi dengan sistem pengunci yang lebih kompleks untuk mencegah VGM mudah terlepas. 5.3.2.5. Sistem Irigasi Irrigation system. PT ESCI menggunakan jenis irigasi tetes drip irrigation pada proyek ini. Jenis ini digunakan karena faktor kemudahan bagi pengelola untuk melakukan penyiraman. Jenis ini lebih praktis karena menggunakan sistem timer secara otomatis dan air dengan pupuk cair dapat mengalir jatuh vertikal seperti air hujan, sehingga cocok untuk model vertical greenery. Timer membantu jadwal penyiraman untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman. Hal tersebut sesuai dengan Hortpark 2011, bahwa waktu adalah hal penting dalam sistem irigasi vertical greenery . Kelebihan irigasi ini menurut Sujayanto 2011, adalah 1 sistem irigasi tetes membuat air menetes di media tanam dekat tumbuhan, 2 hemat dalam penggunaan air karena hanya membasahi bagian yang dibutuhkan, dan 3 pemupukan bisa dilakukan bersamaan penyiraman dengan pupuk cair. Pipa irigasi yang digunakan pada dinding vertikal sama seperti yang digunakan pada bidang kolom proyek sebelumnya. Perbedaannya terletak pada pemasangan pipa yang dipasang lurus mengikuti bentuk permukaan dinding. Pemasangan pipa tersebut lebih cepat mengalirkan air irigasi dan pupuk dibanding pemasangan pipa pada kolom. Pipa irigasi subline yang meneruskan aliran air dari pipa mainline disembunyikan ke dalam frame module agar tidak mengganggu kesempurnaan penutupan tanaman. Sistem distribusi aliran air ke dalam media pada proyek ini berbeda dengan proyek sebelumnya. Pada proyek ini pipa subline dihubungkan dengan tabung aluminium yang ada pada VGM panel, sehingga air irigasi langsung masuk ke dalam media. Hal tersebut lebih efektif dan efisien dalam penggunaan volume air dan pupuk cair, karena aliran irigasi langung menuju media tanam. Hal ini sesuai dengan Hortpark 2010, bahwa hal penting yang dalam sistem irigasi vertical greenery adalah waktu, efisiensi irigasi dan volume penggunaan. Sistem valve atau kran yang mengatur aliran air disembunyikan di dalam planter tanaman yang berada di bawah vertical greenery. Penggunaan planter tanaman bertujuan untuk menampung kelebihan air dan pupuk cair yang tidak diserap media tanam. Hal tersebut dilakukan agar sistem irigasi lebih efisien dan tidak mengotori lantai apartemen. 5.3.2.6. Persiapan Tanaman dan VGM panel Setelah pembuatan produk desain penanaman disetujui, selanjutnya perusahaan melakukan kegiatan pengadaan panel vertical greenery yang berupa tanaman, media dan konstruksi VGM. Kegiatan ini dilakukan perusahaan untuk mempersiapkan tanaman agar dapat tumbuh maksimal pada saat dipasang secara vertikal. Selain itu, persiapan tersebut mempermudah perusahaan membentuk pola desain, karena tekstur dan warna dari tanaman sudah terbentuk. Kendala pada saat melakukan pengadaan panel vertical greenery berasal dari faktor hama penyakit yang dapat memperlambat atau merusak kualitas tanaman dan waktu pertumbuhan. Solusi yang dapat dilakukan adalah mengendalikan hama dan penyakit, mengganti segera tanaman yang sudah rusak, dan membersihkan gulma yang tumbuh. Solusi pemeliharaan tersebut dilakukan dari tahap penanaman secara horizontal sampai semua tanaman pada media dapat tumbuh optimal dalam posisi vertikal. PT. ESCI menggunakan jenis tanaman dengan syarat minimal tanaman sudah tumbuh batang dan daun tua, untuk mempercepat persiapan tanaman dibanding dengan benih atau bibit. Hal ini didukung pendapat Sujayanto 2011, bahwa jika tanaman yang digunakan pada VGM berukuran kecil, harus menunggu hingga satu setengah tahun untuk mendapatkan tanaman yang tumbuh optimal. Selain ukuran tumbuh tanaman, hal yang harus diperhatikan adalah waktu pertumbuhan. Jenis tanaman yang tumbuh cepat fast growing memiliki kelebihan pada waktu pengadaan atau persiapan panel yaitu sekitar 2-3 bulan. Jenis tanaman tersebut pada proyek ini adalah Ophiopogon sp, dan Asparagus densiflorus. Kendalanya pada pemeliharaan karena cepat rimbun, sehingga mudah mengubah bentuk pola desain. Untuk mengatasi kendala jenis tanaman ini adalah melakukan pemangkasan pada pucuk daun dan daun yang menutupi tanaman lain agar pola desain tetap utuh. Menurut Sujayanto 2011, perawatan yang berupa pemangkasan penting dilakukan untuk jenis tanaman yang mudah tumbuh dan menutup tanaman lain. Cara pemangkasan dapat dilakukan dengan hair cut technique untuk mempertahankan penampilan visual tanaman Lestari dan Kencana , 2008. Jenis tanaman yang tumbuh lambat slow growing memiliki kelemahan pada waktu pengadaan atau persiapan panel lebih lama sekitar 4-5 bulan. Kelebihan jenis slow growing adalah pemangkasan lebih minim dilakukan, karena jenis ini lebih lambat rimbun. Jenis tanaman tersebut adalah Asplenium nidus, Cryptanthus bivittatus pink starlight dan Cryptanthus bivittatus. Jenis tanaman slow growing dapat menjadi rekomendasi untuk menjaga pola desain tetap utuh lebih lama dibanding jenis fast growing. 5.3.3.Rekomendasi Vertical Greenery Lantai Empat Menteng Square Jakarta Pusat 5.3.3.1. Rekomendasi Struktur VGM Vertical Greenery GSky Plant Systems Inc Faktor aliran angin yang berada di area tower lantai empat Menteng Square dapat mempengaruhi kekuatan struktur vertical green module VGM PT. ESCI yang tidak memiliki pengunci. Untuk mengatasi kendala tersebut, diperlukan alternatif struktur VGM yang memiliki sistem pengunci agar lebih aman bagi pengguna tapak. Alternatif struktur VGM atau green wall panel yang dapat digunakan adalah sistem VGM GSky Plant Systems Inc GSky yang dilengkapi dengan pengunci semi permanen wedge anchor dan pengunci ganda top trim dan side trim Gambar 101. GSky merupakan studio arsitektur lanskap yang bekerja dengan spesialisasi dibidang vertical greenery di Amerika. Wedge anchor yang digunakan GSky merupakan sistem pengunci berupa skrup untuk mengunci VGM ke dalam dinding. Sistem ini bersifat semi permanen karena dapat dibongkar kembali untuk keperluan pemeliharaan atau mengganti VGM. Top trim dan side trim merupakan pengunci tambahan pada VGM yang menopang barisan VGM bagian atas dan samping. Hal ini digunakan oleh GSky untuk memperkuat struktur VGM terutama pada tembok yang tinggi. Kedua sistem pengunci VGM GSky tersebut cocok digunakan pada vertical greenery lantai empat yang memiliki aliran angin yang cukup kencang, untuk menahan agar VGM lebih kokoh. Selain itu, sistem pengunci ini dapat diaplikasikan pada dinding lantai empat berbahan dasar beton yang kuat menahan beban. 5.3.3.2 Rekomendasi Waterproofing Vertical Greenery GSky Plant Systems Inc Aliran irigasi yang langsung mengenai media tanam dapat membasahi permukaan bidang wall yang berada di belakang media. Hal tersebut dapat menyebabkan permukaan bidang wall dapat rusak jika terus menerus terkena aliran air. Rekomendasi untuk melapisi permukaan dinding agar tidak rusak yaitu menggunakan waterproofing yang seing digunakan oleh GSky Plant Systems Inc GSky Gambar 102. Pelapisan dengan waterproofing bertujuan untuk mencegah kebocoran dan kerusakan terhadap struktur wall. Perlakuan tersebut dapat digunakan pada struktur vertical greenery Menteng Square. Perlakuan dengan waterproofing sudah teruji oleh GSky Plant Systems inc dapat melindungi permukaan bidang vertikal agar tidak rusak. Gambar 102. Struktur Gsky dengan Waterproofing Sumber: Gsky, 2010 Gambar 101. Struktur Pengunci Gsky a. Wedge Anchor, b. Top Trim dan Side Trim Sumber: GSky, 2010 b a GSky Top GSky Side Trim Wedge Anchor 5.3.3.3. Rekomendasi Jenis Tanaman Penyerap Polutan Indoor Untuk hasil optimal dalam menyerap polutan indoor, diperlukan beberapa jenis tanaman yang berpotensi menyerap polutan dari sumber yang teruji. Tanaman yang direkomendasikan harus memiliki karakter tanaman vertical greenery , yaitu tidak berkayu, berakar lunak, berakar dangkal, dan dapat mencengkram akar Sujayanto, 2011, dan dapat menyerap zat polutan udara indoor, yaitu benzena, formaldehid, trichloroetilen, dan xylene. Rekomendasi tanaman penyerap polutan indoor dilihat pada Tabel 11. Tabel 11, Jenis Tanaman Penyerap Polutan Indoor. NO Zat Polutan Indoor Nama Tanaman 1 Xylene Anggrek Bulan Phalaenopsis amabilis, Bromelia Bromelia sp, Pakis Kelabang Nephrolepis exaltata , Pedang-pedangan Sanseviera trifasciata 2 Formaldehid Anggrek Dendrobium Dendrobium jayakarta, Pakis Kelabang Nephrolepis exaltata, Pedang- pedangan Sanseviera trifasciata, Philodendron Philodendron sp, Sirih Gading Scindapsus aureusEpipremnum aureum , Sri Rejeki Aglaonema modestum, Suplir Adiantum tenerum , Syngonium Syngonium podophyllum 3 Benzena Sirih Gading Scindapsus aureusEpipremnum aureum , Sri Rejeki Aglaonema modestum 4 Trichloroetilen Pedang-pedangan Sanseviera trifasciata Sumber: Andayani, 2011 Jenis tanaman yang teruji dapat menyerap polutan tersebut, dipilih beberapa jenis tanaman yang cocok untuk konsep dan desain penanaman proyek ini, yaitu kondisi eksisting wall yang berada pada semi naungan, memiliki warna yang dapat disubtitusikan kedalam konsep desain, dan memiliki tektur dan ukuran daun yang disesuaikan dengan desain penanaman Tabel 12. Tabel 12, Seleksi Tanaman Penyerap Polutan. NO. Nama Tanaman Spesifikasi tanaman Kebutuhan Cahaya Substitusi Tanaman Warna Bentuk daun 1 Anggrek Bulan Phalaenopsis amabilis Hijau muda Kecil Semi naungan tanaman berbunga tidak cocok 2 Bromelia Bromelia sp Merah dan merah muda Lebar Semi naungan Cryptanthu s sp No. Nama Tanaman Spesifikasi tanaman Kebutuhan Cahaya Substitusi Tanaman Warna Bentuk daun 3 Pakis Kelabang Nephrolepis exaltata Hijau muda Kecil Semi naungan dan penuh Asparagus sp 4 Sansivera Sanseviera trifasciata Hijau muda Lebar Semi naungan, naungan, penuh Asplenium nidus 5 Anggrek Dendrobium Dendrobium jayakarta Hijau tua Kecil Semi naungan tanaman berbunga tidak cocok 6 Philodendron Philodendron sp Hijau muda Lebar Semi naungan dan naungan Asplenium nidus 7 Sirih Gading Scindapsus aureusEpipremnum aureum Hijau tua Lebar Semi naungan dan penuh Peperomia argyreia 8 Sri Rejeki Aglaonema modestum Hijau tua Lebar Semi naungan dan penuh Peperomia argyreia 9 Suplir Adiantum tenerum Hijau tua Kecil Semi naungan dan naungan Ophiopog on sp 10 Syngonium Syngonium podophyllum Hijau muda Lebar Semi naungan dan penuh Asplenium nidus Sumber: Lestari dan Kencana, 2011 Substitusi jenis tanaman berdasarkan warna, kebutuhan cahaya, dan ukuran daun . Tanaman berdaun indah sesuai dengan konsep tanaman pada proyek. Jenis tanaman Sanseviera trifasciata, Philodendron sp, dan Syngonium podophyllum memiliki warna hijau muda, toleransi semi naungan, dan daun kecil dapat menggantikan Asplenium nidus pada Tower A. Nephrolepis exaltata yang memiliki warna hijau muda, toleransi semi naungan, dan daun kecil dapat menggantikan Asparagus densiflorus’mayer’ pada Tower B. Scindapsus aureusEpipremnum aureum , dan Aglaonema modestum memiliki daun warna hijau tua, toleransi semi naungan, dan daun lebar dapat menggantikan Peperomia argyreia pada Tower B. Bromelia sp daun warna merah dan merah muda, toleransi semi naungan, dan daun lebar dapat menggantikan Cryptanthus bivittatus Pink Starlight dan Cryptanthus bivittatus Cryptanthus sp pada Tower C. Adiantum tenerum memiliki daun warna hijau tua, toleransi semi naungan, dan daun kecil dapat menggantikan Ophiopogon sp pada Tower A dan C. Tanaman Phalaenopsis amabilis dan Dendrobium jayakarta termasuk jenis tanaman berbunga indah tidak sesuai dengan konsep tanaman berdaun indah pada proyek ini. 5.3.3.4 Kesimpulan Perancangan Vertical Greenery Menteng Square, Jakarta Aspek penting yang diperhatikan dalam perancangan vertical greenery bidang dinding interior apartemen adalah keindahan, keamanan, dan keoptimalan desain. Aspek keindahan yang diperhatikan PT. ESCI adalah penggunaan prinsip unity digunakan pada proyek ini sebagai media untuk merefleksikan karakter lanskap di sekitar dengan pola bentuk dan warna. Lanskap interior dari lantai empat yang memiliki karakter bentukan curvilinier meniru alam dan warna yang berasal dari alam direfleksikan ke dalam pola bentuk dan warna yang unity pada vertical greenery. Selain itu, desain penanaman memperhatikan komposisi warna dan tekstur daun. PT.ESCI menggunakan komposisi warna analog hijau tua dan hijau muda untuk memberikan kesan segar dan sejuk serta kombinasi warna hijau, merah, dan merah muda untuk memberikan kesan ceria bagi kegiatan bermain anak-anak. Selain itu, PT. ESCI mengkombinasikan permainan tekstur dari daun, seperti daun dengan ukuran lebih lebar bertekstur kasar sebagai pembentuk pola foreground pola desain dan tanaman dengan ukuran lebih kecil bertekstur halus sebagai pembentuk pola background. Aspek keamanan yang diperhatikan PT. ESCI adalah perancangan struktur yang tidak membahayakan pengguna lantai empat. Struktur yang digunakan PT. ESCI adalah menggunakan rel module langsung yang tidak merusak lantai empat yang berada di atas struktur lantai tiga. Selain itu, struktur bidang wall yang berupa beton lebih kuat menahan struktur rel module, sehingga lebih aman bagi pengguna tapak. Untuk struktur VGM yang dipilih oleh PT. ESCI tidak dilengkapi sistem pengunci beresiko terhadap faktor angin. Selain itu, permukaan bidang wall yang tidak diberi waterproofing beresiko merusak permukaan karena irigasi. Aspek keoptimalan rancangan mencakup penutupan tanaman terhadap permukaan bidang. VGM panel yang digunakan PT.ESCI sebagai tempat media dan tanaman memiliki permukaan datar yang sama dengan permukaan bidang wall, sehingga penutupan lebih optimal. Selain itu, keberhasilan pertumbuhan tanaman perlu diperhatikan seperti persiapan VGM dan tanaman di nursery sebelum tahap implementasi serta pemilihan jenis tanaman yang disesuaikan dengan kondisi cahaya matahari semi naungan. Aspek kenyamanan dalam penggunaan jenis tanaman yang dapat mereduksi polutan udara indoor yang berada di sekitar kurang diperhatikan oleh PT. ESCI. Tanaman yang digunakan oleh PT.ESCI pada proyek ini perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui zat polutan yang diserap. Rekomendasi untuk struktur VGM sebagai solusi terhadap kendala angin adalah VGM. GSky Plant System Inc menggunakan VGM yang dilengkapi pengunci GSky wedge anchor skrup dan pengunci ganda GSky top trim dan GSky side trim cocok digunakan pada proyek ini. Rekomendasi untuk mencegah kerusakan permukaan bidang dinding dari aliran air irigasi adalah dengan menggunakan pelapis waterproofing pada permukaan. Sistem tersebut sudah digunakan oleh GSky Plant System Inc di beberapa proyek vertical greenery untuk melindungi permukaan dinding. Rekomendasi untuk tanaman vertical greenery penyerap polutan dapat menggunakan jenis Sanseviera trifasciata, Philodendron sp, Syngonium podophyllum, Nephrolepis exaltata, Scindapsus aureusEpipremnum aureum , Aglaonema modestum, Bromelia sp, Adiantum tenerum, Phalaenopsis amabilis, dan Dendrobium jayakarta. Tanaman tersebut berpotensi menyerap zat polutan udara indoor juga memiliki warna, kebutuhan cahaya, dan karakter daun yang sama pada jenis tanaman PT. ESCI untuk disubtitusikan.

5.4 Perbandingan Perancangan Vertical Greenery pada Bidang Kolom dan