Karet Alam TINJAUAN PUSTAKA

kristalinitas dari LDPE adalah -120 o C dan 50, sedangkan HDPE adalah -120 o C dan 75 Allen, 1983. Polietilena bersifat inert secara kimia. Polietilena tidak larut dalam beberapa pelarut pada suhu kamar, tapi sedikit mengembang swell dengan cairan seperti benzena dan karbon tetraklorida yang larut pada suhu tinggi. Ketahanannya baik terhadap asam dan basa. Pada suhu 100 o C tidak terpengaruh selama 24 jam dengan sulfat atau asam klorida tapi mengarang dengan asam nitrat pekat. Polietilena sering digunakan untuk botol untuk asam-asam yang mengandung asam klorida. Banyak perbedaan antara sifat-sifat polietilena bercabang dan linier yang dapat ditunjukkan dengan kristalinitas yang lebih tinggi dari polimer sebelumnya. Polietilena linier dengan jelas lebih kaku daripada material yang bercabang, dan mempunyai titik lebur kristal yang lebih tinggi dan lebih besar kekuatan tarik dan kekerasannya. Ketahanan kimia yang baik dari polietilena bercabang ditahan atau ditingkatkan, beberapa sifat yaitu rapuh pada suhu rendah dan permeabilitas yang rendah untuk gas dan uap, ini meningkat pada material linier Billmeyer, 1971.

2.3 Karet Alam

Karet merupakan polimer alam terpenting dan dipakai secara luas dilihat dari sudut industri. Bentuk utama dari karet alam,yang terdiri dari 97 cis 1,4-poliisoprena, dikenal sebagai Hevea rubber.Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon Hevea Brasiliensis yang tumbuh liar di Amerika Selatan dan ditanam di bagian dunia lain Stevens, 2007. Karet diperoleh dari lateks yang menetes dari kulit kayu dari pohon karet yang dipotong. Lateks merupakan cairan terdispersi dari karet, mengandung 25-40 hidrokarbon, distabilkan dengan sejumlah kecil material protein dan asam lemak Billmeyer, 1971. Karet alam adalah polimer cis 1,4-poliisoprena sedangkan polimer trans 1,4- poliisoprena merupakan gutta percha. Karet dan gutta percha merupakan isomer ruang yang memiliki struktur sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara H 2 C H 3 C C C H 3 C CH 2 H 2 C C CH 2 H C n H Gambar 2.2 Struktur trans 1,4-poliisoprena H 2 C H 3 C C C CH 2 CH 2 H H 3 C C CH 2 H C n Gambar 2.3 Struktur cis 1,4-poliisoprena Sidik, 2003

2.3.1 Perbedaan Karet Alam dan Karet Sintetis

Karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh di bawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah : - Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna - Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah - Mempunyai daya aus yang tinggi - Tidak mudah panas - Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan Walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil.

2.3.2 Jenis-jenis Karet Alam

Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi. Jenis-jenis karet yang dikenal luas adalah : Universitas Sumatera Utara - Bahan olahan karet lateks kebun, lump segar - Karet konvensional ribbed smoked sheet, white crepes dan pale crepes - Lateks pekat - Karet bongkah atau block rubber - Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber - Karet siap olah atau tyre rubber - Karet reklim atau reclimed rubber

2.3.3 Standard Indonesian Rubber SIR

Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam SIR Standard Indonesian Rubber. Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan menjadi bandela- bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Spesifikasi karet standar Indonesia NO Spesifikasi SIR 5 SIR 10 SIR 20 SIR 50 1 Kadar kotoran maksimum 0,05 0, 10 0, 20 0, 50 2 Kadar abu maksimum 0,50 0,75 1, 0 1,50 3 Kadar zat atsiri maksimum 1,0 1, 0 1, 0 1, 0 4 Plastisitas – Po minimum 30 30 30 30 5 Kode warna Hijau - Merah Kuning Tim Penulis, 1992

2.4 Karet Sintetis

Dokumen yang terkait

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

0 73 66

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 60 67

Studi Pembuatan Termoplastik Elastomer Dari Polipropilena-Karet Sir 10 Dengan Penambahan Dikumil Peroksida Sebagai Inisiator Dan Divinil Benzena Sebagai Zat Pengikat Silang

4 46 76

Pengaruh Penambahan Divinilbenzen Terhadap Kompatibilitas Perbandingan Campuran Polietilena Dan Karet Alam SIR 3L Menggunakan Inisiator Dikumil Peroksida.

2 78 64

Perincian Sifat-Sifat Komposit Polipropilena (Pp)/Etilena Propilena Diena Monomer (Epdm) Terisi Sludge Kertas

0 16 258

PENGARUH PENCAMPURAN KARET SIR 20 DENGAN SIR 3CV TERHADAP SIFAT-SIFAT KARET MENTAH.

0 1 17

View of PENGARUH PENAMBAHAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA DAN DIVINILBENZENA SEBAGAI CROSLINK PADA KOMPATIBILITAS RASIO CAMPURAN POLIETILENA DAN KARET ALAM SIR 3L

0 1 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plastik - Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 0 12

Persentase Ikat Silang dan Morfologi Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet Sir 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinil Benzena

0 1 13

Sifat Mekanik dan Indeks Alir Lelehan Termoplastik Elastomer dari Campuran Polipropilena Bekas dan Karet SIR 10 dengan Penambahan Dikumil Peroksida dan Divinilbenzena

1 1 13