Gambar 2.5 Reaksi dekomposisi dikumil peroksida Dikumil peroksida jika dipanaskan akan menghasilkan radikal 2-fenilpropanoksi
dalam keadaan tidak stabil dan selanjutnya akan membentuk radikal metil dan asetofenon Thitithammawong, 2007.
2.7 Divinilbenzena
Rumus molekul divinilbenzena C
10
H
10
, titik didihnya 195
o
C, tidak larut dalam air dan larut dalam etanol dan eter dan memiliki titik nyala 76
o
C. Divinilbenzena merupakan zat pengikat silang yang juga meningkatkan sifat polimer. Divinilbenzena telah digunakan
dalam pabrik perekat, plastik, elastomer, keramik, pelapis, katalis, membran, farmasi, polimer khusus dan resin penukar ion. Pada pabrik plastik, divinilbenzena digunakan
dalam industri plastik untuk mengikat silang dan memodifikasi material-material dan
C O
CH
3
O C
CH
3
CH
3
C O
CH
3
CH
3
2 CH
3
+ 2
C CH
3
O
Asetophenon 2 RH substrat
2 RH substrat
2 C
CH
3
CH
3
+ 2R 2 CH
4
+ 2R CH
3
OH radikal kumiloksi 2-phenylpropanoxy
phenyl 2-propanol pemanasan
175
o
C
2
Universitas Sumatera Utara
untuk membantu proses kopolimerisasi. Dapat juga meningkatkan resistansi terhadap tekanan retak, bahan kimia, panas distorsi, kekerasan dan kekuatan. Divinilbenzena
membantu meningkatkan stabilitas termal dari komposisi resin epoksi. Pada pabrik karet sintesis, dimana karet sintesis merupakan golongan elastomer buatan yang mendekati satu
atau lebih sifat dari karet alam. Divinilbenzena telah digunakan dalam kopolimer stirena- butadiena
sebagai adesif dan membantu dalam
proses ekstrusi karet http:www.dow.com.
Adapun struktur dari divinilbenzena adalah :
CH=CH
2
CH=CH
2
Gambar 2.6 Struktur divinilbenzena p-1,4-divinilbenzena Blackley, 1983
2.7 Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik Bahan Polimer
Peggunaan bahan polimer sebagai bahan teknik misalnya dalam industri suku cadang mesin, konstruksi bangunan dan transportasi, tergantung sifat mekanisnya, yaitu
gabungan antara kekuatan yang tinggi dan elastisitas yang baik. Sifat mekanik yang khas ini disebabkan oleh adanya dua macam ikatan dalam bahan polimer, yaitu ikatan kimia
yang kuat antara atom dan interaksi antara rantai polimer yang lebih lemah. Adapun pengujian sifat mekanik dan fisik terhadap bahan polimer adalah tegangan tarik, uji lelah,
uji tumbukan, kekerasan, dan ketahanan sobek. 2.8.1 Pengujian Sifat Kekuatan Tarik
σ
Sifat mekanis biasanya dip elajari dengan mengamati sifat kekuatan tarik σ
t
menggunakan alat pengukur Tensometer atau Dinamometer, bila terhadap bahan diberikan tegangan. Secara praktis, kekuatan tarik diartikan sebagai besarnya beban
Universitas Sumatera Utara
maksimum F
maks
yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi dengan
luas penampang bahan Ao.
σ
t
…………… persamaan 2.1 Selama perubahan bentuk , dapat diasumsikan bahwa volume spesimen tidak berubah.
Perpanjangan tegangan pada saat bahan terputus disebut kemuluran. Besaran kemuluran ε dapat didefenisikan sebagai berikut :
ε = x 100
…………. Persamaan 2.2 Keterangan :
ε = kemuluran l
= panjang spesimen mula-mula mm l = panjang spesimen saat putus mm
Hasil pengamatan kekuatan tarik dinyatakan dalam bentuk kurva tegangan terhadap perpanjangan bahan regangan, yang disebut kurva tegangan-regangan. Bentuk
kurva ini merupakan karakteristik yang menunjukkan indikasi sifat mekanis bahan yang lunak, keras, kuat, lemah, rapuh atau liat Hartomo, 1993.
2.8.2 Mikroskopi Elektron Skan SEM
Skanning Electron Microscophy SEM merupakan alat yang dapat membentuk bayangan permukaan. Struktur permukaan suatu benda uji dapat dipelajari dengan mikroskop
elektron pancaran karena jauh lebih mudah untuk mempelajari struktur permukaan itu secara langsung. Pada dasarnya, SEM menggunakan sinyal yang dihasilkan elektron dan
dipantulkan atau berkas sinar elektron sekunder. SEM menggunakan prinsip skanning dengan prinsip utamanya adalah berkas elektron diarahkan pada titik permukaan
spesimen. Gerakan elektron diarahkan dari satu titik ke titik lain pada permukaan spesimen. Jika seberkas sinar elektron ditembakkan pada permukaan spesimen maka
sebagian dari elektron itu akan dipantulkan kembali dan sebagian lagi diteruskan. Jika
Universitas Sumatera Utara
permukaan spesimen tidak merata, banyak lekukan, lipatan atau lubang-lubang, maka tiap bagian permukaan itu akan memantulkan elektron dengan jumlah dan arah yang berbeda
dan jika ditangkap detektor akan diteruskan ke sistem layer dan akan diperoleh gambaran yang jelas dari permukaan spesimen dalam bentuk tiga dimensi.
Dalam penelitian morfologi permukaan SEM terbatas pemakaiannya, tetapi memberikan informasi yang bermanfaat mengenai topologi permukaan dengan resolusi
sekitar 100 Å Stevens, 2007.
2.8.3 Spektroskopi Inframerah Fourier Transform FTIR
Pada dasarnya, teknik FTIR adalah sama dengan spektroskopi inframerah biasa, kecuali dilengkapi dengan cara perhitungan Fourier transform dan pengolahan data untuk
mendapatkan resolusi dan kepekaan yang lebih tinggi. Teknik ini dilakukan dengan penambahan peralatan interferometer yang telah lama ditemukan oleh Michelson pada
akhir abad ke-19. Michelson telah mendapatkan informasi spektrum dari suatu berkas radiasi dengan mengamati interferogram yang diperoleh dari interferometer tersebut
Wirjosentono, 1995. Energi yang dihasilkan oleh radiasi ini akan menyebabkan vibrasi atau getaran
pada molekul. Pita absorbs inframerah sangat khas dan spesifik untuk setiap tipe ikatan kimia atau gugus fungsi. Metoda ini sangat berguna untuk mengidentifikasi senyawa
organik dan organometalik. Spektrum yang dihasilkan berupa grafik yang menunjukkan persentase transmitan yang bervariasi pada setiap frekuensi radiasi inframerah. Satuan
frekuensi yang digunakan pada garis horizontal dinyatakan dalam bilangan gelombang, yang didefenisikan sebagai banyaknya gelombang dalam tiap satuan panjang
Dachriyanus, 2004.
2.8.4 Analisa Kandungan Gel
Derajat ikat silang dalam karet ditentukan setelah sokletasi dengan sikloheksana mendidih selama 8 jam. Sampel dikeringkan pada suhu 80
o
C selama 30 menit dan ditimbang.
Universitas Sumatera Utara
Persentase kandungan gel dalam campuran kemudian dihitung dengan rumus sebagai berikut :
kandungan gel : x 100 ………… persamaan 2.3
Dimana Wg dan Wo adalah berat sampel setelah dan sebelum sokletasi. Gel yang terbentuk dimana interaksi yang kuat antara komponen campuran. Ini adalah suatu
petunjuk bahwa ikat silang dan kompatibilitas terbentuk dalam campuran Halimatuddahliana, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN