ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI BIDAN DAN MOTIVASI MASUK PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN DENGAN PRESTASI BELAJAR KONSEP KEBIDANAN DI STIKES A YANI YOGYAKARTA

(1)

commit to user i

MASUK PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN DENGAN PRESTASI BELAJAR KONSEP KEBIDANAN DI STIKES A YANI YOGYAKARTA

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

Disusun Oleh: Ratih Kumorojati

NIM S540209227

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI BIDAN DAN MOTIVASI MASUK PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

KONSEP KEBIDANAN DI STIKES A YANI YOGYAKARTA

TESIS Oleh:

Ratih Kumoro Jati NIM S540209227

Telah Disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd

NIP 19440404 197603 1001 ... 1 Agustus 2010 Pembimbing II Dr. Eti Poncorini Pamungkasari P, MPd

NIP 19750311 200212 2002 ... ...

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., MM., M.Kes., PAK NIP .19480313 97610 1001


(3)

commit to user iii

MASUK PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN DENGAN PRESTASI BELAJAR KONSEP KEBIDANAN DI STIKES A YANI YOGYAKARTA

TESIS Oleh:

RATIH KUMOROJATI NIM S540209227

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal : ………

Jabatan : Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua : Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr., PAK., MARS .... ……

NIP. 19460405 197603 1 001

Sekretaris : Dr.Nunuk Suryani, MPd ………… NIP. 19661108 199003 2 001

Anggota : 1. Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd ………… NIP 19440404 197603 1001

2. Dr. Eti Poncorini Pamungkasari P, MPd ………… NIP 19750311 200212 2002

Mengetahui :

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi MKK

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM.M.Kes.PAK NIP. 19578201 98503 1004 NIP. 19480313 197610 1001


(4)

commit to user iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : RATIH KUMOROJATI NIM : S540209227

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul : ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI BIDAN DAN MOTIVASI MASUK PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN DENGAN PRESTASI BELAJAR KONSEP KEBIDANAN DI STIKES A YANI YOGYAKARTA adalah benar-benar karya otentik saya sendiri. Hal-hal yang terdapat dalam tesis ini dan yang bukan karya saya diberi tanda kutipan dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila diketahui di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, ...

Yang membuat pernyataan,


(5)

commit to user v

MOTTO

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu

sangat

berharga. Memilik waktu tidak menjadikan

kita

kaya, tetapi menggunakannya dengan baik

adalah sumber dari semua kekayaan


(6)

commit to user vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

TESIS INI PENULIS PERSEMBAHKAN UNTUK:

ALLAH SWT YANG MEMBERIKAN RAHMAT DAN HIDAYATNYA

SEHINGGA PROSES PEMBUATAN TESIS INI MENJADI LANCAR

AYAH DAN IBU TERHORMAT ,TERIMA KASIH ENGKAU TELAH

MEMBERIKAN DOA DAN SEMANGAT YANG TULUS UNTUKKU

CALON SUAMIKU TERCINTA, YANG SELALU ADA UNTUK KU

DALAM DORONGAN , SEMANGAT DAN KASIH SAYANG YANG

TULUS

SAHABATKU TYAS, EKAWATI, ENDAH , TEMAN

SEPERJUANGAN PDPK PARALEL II

SELURUH SAHABAT DOSEN STIKES A.YANI YANG TELAH

MEMBERIKAN SEMANGAT JIWA


(7)

commit to user v

ABSTRAK

Ratih Kumorojati, S540209227. 2010. Analisis Persepsi Mahasiswa tentang Profesi Bidan dan Motivasi Masuk Program Studi DIII Kebidanan dengan Prestasi Belajar Konsep Kebidanan di STIKES A Yani Yogyakarta. Tesis, Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan, Program studi Magister Kedokteran Keluarga. Tesis Universitas Sebelas Maret.

Tujuan dari penelitian ini untuk mngetahui motivasi dan persepsi mahasiwa terhadap profesi bidan dan kaitannya dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Konsep Kebidanan.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan case study. Pendekatan kualitatif dimaksudkan karena dalam penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dalam upaya mengembangkan konsep-konsep yang membantu pemahaman lebih mendalam atas fenomena sosial dan perilaku dalam setting

ilmiah dan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia

Dari hasil survey awal pada mahasiswa semester II kemudian dilakukan wawancara mendalam pada 8 informan yang dilihat dari persepsi profesi bidan, motivasi bidan, prestasi belajar mata ajar Konsep Kebidanan, kesimpulan penelitian adanya kaitan prestasi belajar pada mata ajar Konsep Kebidanan dengan persepsi terhadap profesi bidan serta motivasi menjadi bidan.


(8)

commit to user vi ABSTRACT

Ratih Kumorojati, S540209227,An Analysis on Student’s Motivation and Perception about the Midwife Profession in the Term of Midwifery Concept Course Achievement in DIII Midwifery Study Program of STIKES A. Yani Yogyakarta. Health Profession Education Main Interest. Family Medical Magister Study Program, Thesis, Sebelas Maret University, 2010.

DIII Midwifery Education of STIKES A. Yani Yogyakarta is expected can support an attempt of achieving the people’s optimum health degree. Many factors affect the learning successfulness, such as student motivation and perception. Motivation and perception is very important to avoid the students from failure. It can also improve the students’ learning achievement in passing education. The objective of research is to find out the students’ motivation and perception on Midwifery Concept Course.

This study belongs to a qualitative research using case study design. The qualitative approach is used because this research aims to explore the attempt of developing concepts helping the deeper understanding on the social and behavior phenomena in scientific setting and better understanding on the complexity existing in human interaction.

From the result of questionnaire distribution in semester II and then an in-depth interview was done with 8 informants viewed from the perception on midwife profession, midwife enrollment motivation, learning achievement of midwifery concept course. The conclusion of research is there is a relationship between the learning achievement of midwifery concept and the perception on midwife profession perception with the motivation to be a midwife. But, there is motivation and perception with less good learning achievement.


(9)

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Analisis Persepsi Mahasiswa Tentang Profesi bidan dan Motivasi Masuk Program Studi DIIII Kebidanan dengan Prestasi Belajar Konsep Kebidanan di STIKES A YANI Yogyakarta. Penulisan tesis ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Kedokteran Keluarga minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan Pascasarjana UNS.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing serta memberikan pengarahan dalam penyusunan tesis ini.

Selesainya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

3. Prof. Dr.Didik Tamtomo, dr., MM., M.Kes., PAK, selaku Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga.

4. Dr. P Murdani. MHPEd selaku Ketua minat Pendidikan Profesi Kesehatan Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret beserta jajarannya.

5. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan arahan penyusunan proposal tesis ini.

6. Eti Poncorini Pamungkasari P, dr. M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan arahan penyusunan proposal tesis ini. 7. Ketua STIKES, Ka Prodi D III Kebidanan, staf pengajar dan bagian


(10)

commit to user viii

memberikan izin penelitian dan telah banyak membantu kelancaran proses penelitian.

8. Para mahasiswi STIKES A Yani Yogyakarta yang telah bersedia menjadi informan sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.

9. Rekan-rekan mahasiswa pasca sarjana kedokteran keluarga minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan yang telah banyak membantu penulis selama proses pendidikan.

10.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan selama masa pendidikan sampai berakhir.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas budi baik yang telah diberikan dan selalu mendapat rahmat dan nikmat-NYA. Mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat. Amien.

Surakarta, Juli 2010


(11)

commit to user ix DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ………...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………... B. Perumusan Masalah ……… C. Tujuan Penelitian ………. D. Manfaat Penelitian ……….. BAB II ORIENTASI TEORITIK

A. Deskripsi Teoritik ……… 1.Konsep Motivasi ………... 2.Konsep Persepsi……….... 3.Profesi Bidan ... 4.Mata Ajar Konsep Kebidanan... B. Landasan Teori……….. C. Penelitian Yang Relevan ……….. D. Kerangka Berpikir ……… BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……….. B. Jenis Penelitian ………. C. Subyek Penelitian ………. D. Teknik Sampling ……….. E. Teknik Pengumpulan Data ………... F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ……….. G. Teknik Analisis Data ……… H. Jalannya Penelitian……….. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian……….. B. Pembahasan……… BAB V

A. PENUTUP………. B. SIMPULAN………. C. IMPLIKASI KEBIJAKAN ………. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I ii iii v vii 1 3 4 4 6 6 9 11 14 16 16 17 18 18 18 19 22 22 23 24 28 53 64 64 65


(12)

commit to user x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Tabel 1. Persepsi mahasiswa terhadap profesi...36

Tabel 2. Asal daerah terhadap persepsi persepsi bidan...37

Tabel 3. Pekerjaan orang tua terhadap persepsi bidan ...37

Tabel 4. Asal daerah terhadap motivasi menjadi bidan...38

Tabel 5. Pekerjaan orang tua terhadap motivasi menjadi bidan ...39

Tabel 6. Dorongan masuk bidan terhadap motivasi menjadi bidan...39

Tabel 7. Pekerjaan orang tua terhadap skor prestasi belajar konsep kebidanan....40

Tabel 8. Asal daerah terhadap skor prestasi belajar konsep kebidanan...40

Tabel 9. Motivasi bidan terhadap skor prestasi belajar konsep kebidanan...41

Tabel 10.Persepsi bidan terhadap skor prestasi belajar konsep kebidanan...41


(13)

commit to user xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin penelitian Lampiran 2. Angket survey awal Lampiran 3. Data survey awal Lampiran 4. Surat Pengantar Lampiran 5. Surat Kesediaan Lampiran 6. Data informan Lampiran 7. Kuisioner wawancara Lampiran 8. Hasil wawancara


(14)

commit to user

iii

MASUK PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN DENGAN PRESTASI BELAJAR KONSEP KEBIDANAN DI STIKES A YANI YOGYAKARTA

TESIS Oleh:

RATIH KUMOROJATI NIM S540209227

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal : ………

Jabatan : Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua : Prof. Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr., PAK., MARS .... ……

NIP. 19460405 197603 1 001

Sekretaris : Dr.Nunuk Suryani, MPd ………… NIP. 19661108 199003 2 001

Anggota : 1. Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd ………… NIP 19440404 197603 1001

2.Eti Poncorini Pamungkasari P, dr., MPd ………… NIP 19750311 200212 2002

Mengetahui :

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi MKK

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM.M.Kes.PAK NIP. 19578201 98503 1004 NIP. 19480313 197610 1001


(15)

commit to user

MOTTO

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat

berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita

kaya, tetapi menggunakannya dengan baik

adalah sumber dari semua kekayaan


(16)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

TESIS INI PENULIS PERSEMBAHKAN UNTUK:

ALLAH SWT YANG MEMBERIKAN RAHMAT DAN HIDAYATNYA SEHINGGA

PROSES PEMBUATAN TESIS INI MENJADI LANCAR

AYAH DAN IBU TERHORMAT ,TERIMA KASIH ENGKAU TELAH

MEMBERIKAN DOA DAN SEMANGAT YANG TULUS UNTUKKU

CALON SUAMIKU TERCINTA, YANG SELALU ADA UNTUK KU DALAM

DORONGAN SEMANGAT DAN KASIH SAYANG YANG TULUS

SAHABATKU TYAS, EKAWATI, ENDAH , TEMAN SEPERJUANGAN PDPK

PARALEL II

SELURUH SAHABAT DOSEN STIKES A.YANI YANG TELAH MEMBERIKAN

SEMANGAT JIWA UNTUK KU.


(17)

commit to user Abstrak

Pendidikan D III Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta diharapkan mampu mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran, diantaranya motivasi dan persepsi mahasiswa. Motivasi dan persepsi sangat penting untuk menghindari para mahasiswa dari kegagalan. Juga dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dalam menempuh pendidikan.

Tujuan dari penelitian ini untuk mngetahui motivasi dan persepsi mahasiwa terhadap profesi bidan dan kaitannya dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Konsep Kebidanan.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan case study.

Pendekatan kualitatif dimaksudkan karena dalam penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dalam upaya mengembangkan konsep-konsep yang membantu pemahaman lebih mendalam atas

fenomena sosial dan perilaku dalam setting ilmiah dan pemahaman yang lebih baik mengenai

kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia Hasil:

pada umumnya Mahasiswa semester II di stikes A Yani Yogyakarta memiliki persepsi dan motivasi yang baik terhadap profesi , tetapi ada beberapa yang memiliki persepsi kurang terhadap profesi bidan hal ini dapat di pengarui oleh konsep awal dari Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan.yang didukung dengan faktor lingkungan, faaktor pembawaan, faktor ekonomi.sedangkan untuk motivasi motivasi adalah penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga di harapkan tujuan akan tercapai, dan harus diimbangi oleh minat.Pada dasarnya prestrasi belajar mahasiswa pada semester II di stikes A Yani Yogyakarta dengan nilai rata rata nilai 2,76 ( B ) dengan berat SKS 4 dan mata kuliah wajib pada semester I, dan hanya 1 mahasiswa yang memiliki nilai A, srta 9 mahasiswa memiliki nilai D

Kesimpulan:

persepsi seseorang dapat dibangun dengan pengetahuan, pengalaman serta lingkungan untuk mencapai motivasi yang baik harus jelas persepsi terhadap suatu profesi selainitu untuk pembelajaran yang baik harus diimbangi dengan minat.dengan itu prestrasi belajar akna baikpula


(18)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional telah digariskan dan dituangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional, yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Derajat kesehatan optimal yang dapat dicapai dengan peningkatan mutu dan perubahan tingkah laku masyarakat, serta pelayanan kesehatan yang merata, menyeluruh dan terpadu memegang peranan sangat penting dalam pembangunan nasional.

Kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, bertujuan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang terampil dan bermutu dalam jenis dan jumlah yang cukup untuk memenuhi segala macam kebutuhan pelayanan kesehatan.

Dalam Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 307/100.000 kelahiran hidup.Dapat menempatkan Indonesia menjadi peringkat pertama dalam kasus kematian ibu melahirkan, karena itu profesi bidan memiliki peranan penting untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI). Target penurunan AKI menjadi 125/100.000 dapat dicapai pada tahun 2010 (Depkes RI, 2010).


(19)

commit to user

Agar pelayanan kebidanan yang diberikan dapat berkualitas bidan harus memiliki cara pandang bagaimana pelayanan kebidanan yang berkualitas. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengarui oleh pengetahuan, keyakinan, pemahaman dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/ wanita, kesehatan (lingkungan, pelayanan kebidanan perilaku dan keturunan), pemahaman bidan terhadap sejarah pelayanan bidan, model dan teori yang melatar belakangi praktek kebidanan, peran fungsi kompetensi bidan, ruang praktek bidan, metode pendekatan pemecahan masalah .Dalam melakukan asuhan kebidanan yang berkualitas dengan dukungan standar asuhan yang dilandasi oleh kebidanan sebagai filososi, yang mengacu pada profesi bidan sebagai falsafah asuhan kebidanan, definisi bidan, pelayanan bidan, peran, fungsi, praktek kebidanan, dan asuhan kebidanan. (Estiwidani, dkk, 2008)

Pendidikan D III Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta, yang merupakan salah satu instansi pendidikan tinggi di lingkungan Kopertis wilayah V diharapkan mampu mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal, dengan membekali para lulusannya dengan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan tersebut, perlu dilakukan kegiatan pembelajaran yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan landasan keprofesian yang kokoh, relevan dengan tingkat pendidikan. Disamping itu perlu ditopang dengan pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan yang cukup, sehingga dapat menopang pertumbuhan dan pembinaan, sikap dan kemampuan/keterampilan dan bidang keprofesian, serta melaksanakan asuhan


(20)

commit to user

kebidanan dengan etika kebidanan sebagai tuntutan.

Besarnya minat atau kemauan seorang calon mahasiswa antara individu yang satu dengan yang lain bervariasi. Jika minat itu kemauannya besar, datangnya dari lubuk hati yang dalam ataukah oleh faktor eksternal seperti disuruh orang tua, karena ingin cepat mendapatkan pekerjaan dan sebagainya, sebab hal tersebut akan mempengaruhi kemauan belajarnya (Nasution, 2009).

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran, diantaranya motivasi dan persepsi. Motivasi dan persepsi sangat penting untuk menghindari para mahasiswa dari kegagalan. Juga dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dalam menempuh pendidikan.

Menurut Syah (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu: (1) faktor internal, adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri yang belajar yaitu: a) faktor fisiologis seperti kondisi fisiologis secara umum dan kondisi pancaindra; b) faktor psikologis seperti minat, bakat, kecerdasan, motivasi, kebiasaan serta kemampuan kognitif; (2) faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar diri yang belajar, yaitu: a) faktor lingkungan sosial; b) faktor instrumen seperti kurikulum, program, sarana dan fasilitator serta guru dan siswa. Menurut Clark (1991) bahwa evaluasi prestasi belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di STIKES A Yani Yogyakarta pada mahasiswa semester I Angkatan 2009, hasil wawancara dengan


(21)

commit to user

10 mahasiswa diperoleh data mengenai motivasi masuk STIKES A Yani Yogyakarta yaitu, 5 mahasiswa dengan alasan dorongan orang tua, 3 mahasiswa dengan motivasi pribadi, dan 2 mahasiswa karena saran teman. Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari Bagian Adminstrasi Akademik, nilai rata-rata mahasiswa untuk mata ajar Konsep Kebidanan adalah 2,5. Nilai ini bisa dikategorikan cukup. Namun sebagai salah satu mata ajar pokok dengan bobot 4SKS, nilai rata-rata tersebut menunjukkan kurangnya pencapaikan kompetensi yang diharapkan.

Mengetahui pentingnya penguasaan kompetensi mata ajar Konsep Kebidanan tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang motivasi dan persepsi mahasiswa dalam proses pembelajaran pada mata kuliah Konsep Kebidanan di Program Studi D III Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah ”Bagaimana persepsi mahasiswa tentang profesi bidan dan motivasi masuk program studi DIII Kebidanan dengan prestasi belajar Konsep Kebidanan di STIKES A Yani Yogyakarta?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui motivasi dan persepsi mahasiswa tentang profesi bidan dengan kaitannya prestasi mata ajar Konsep Kebidanan di Prodi D III Kebidanan Di STIKES A. Yani Yogyakarta.


(22)

commit to user 2. Tujuan khusus :

a. Untuk mengetahui persepsi mahasiwa terhadap profesi kebidanan. b. Untuk mengetahui gambaran motivasi mahasiswa masuk ke Program.

Studi D III Kebidanan.

c. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiwa pada mata ajar Konsep Kebidanan di Program Studi D III Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta.

d. Untuk mengetahui bagaimana motivasi dan persepsi dapat menmpengaruhi prestasi mata ajar Konsep Kebidanan.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penulisan ini diharapkan : 1. Manfaat secara teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan menambah ilmu pengetahuan serta dapat mengetahui persepsi dan motivasi mahasiswa yang terkait dengan dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Konsep Kebidanan di Program Studi D III Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis: a. Bagi Institusi :

1) Dapat memberikan informasi bagi institusi Program Studi D III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta tentang gambaran motivasi dan persepsi mahasiswa terhadap profesi bidan.


(23)

commit to user

2) Dapat digunakan sebagai acuan bagi institusi Program Studi D III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta untuk meningkatkan mutu pembelajaran D III Kebidanan.

b. Bagi Mahasiswa :

Dapat menjadi rujukan mahasiswa DIII Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta untuk meningkatkan motivasi terhadap profesi pada mata ajar Konsep Kebidanan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.

c. Bagi Dosen :

Dapat menjadi acuan dalam metode pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdasarkan motivasi dan persepsi mahasiswa.


(24)

commit to user BAB II

ORIENTASI TEORETIK

A. Deskripsi Teoretik 1. Konsep Motivasi

a. Asal mula dan perkembangan motivasi

Menurut Hamzah (2009) Motivasi dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan, tidak terkecuali belajar, motivasi dalam belajar sangatlah penting dikarenakan pengaruh untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat tercapai. Motivasi merupakan suatu tenaga potensi untuk menjadikan perilaku atau tindakan, sedangkan motivasi merupakan pengerahan dan penguatan motif itu untuk diaktualisasikan diri dalam perbuatan nyata, dalam kaitannya dengan perilaku maka motif dan motivasi itu tidak dapat dipisahkan sehingga akan muncul konsep motivasi akan mencangkup motif dan penguatan.

b. Peranan motivasi

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi yaitu :

1) Dapat menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar 2) Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang

anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya


(25)

commit to user

3) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

4) Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar

5) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar 6) Menentukan ketekunan belajar

7) Dalam suatu motivasi belajar dapat menyebabkan seseorang tekun belajar, sebaliknya apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar maka dia tidak tahan lama belajar.

Hamzah (2009) juga menjelaskan pada hakikatnya belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita

4) Adanya penghargaan dalam belajar

5) Adanya keinginan yang menarik dalam belajar

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

c. Pengertian

Dikalangan para ahli rnuncul berbagai pendapat tentang motivasi. Masing-masing ahli memberikan pengertian tentang motivasi dengan titik berat yang berbeda-beda, sesuai dengan hasil penelitian yang mereka peroleh dan ilmu pengetahuan yang mereka pelajari. Meskipun demikian, ada juga semacam


(26)

commit to user

kesamaan pendapat yang dapat ditarik mengenai pengertian motivasi, yaitu : suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yaitu menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya.

Menurut Me.Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut pengandung tiga elemen penting, yaitu bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalamneurophysiological yang ada pada organisme manusia karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun Motivasi itu muncul dari dalam diri manusia) penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusaia, motivasi ditandai dengan munculnya, rasa "feeling", afeksi seseorang, dalamhal ini motivasi relevan dengan persoalan persoalaan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi tujuan tetapi kemunculananya karena terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain dalam hal ini adalah tujuan, tujuan ini akan menyangkut kebutuhan.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang komplek. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi. Untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan


(27)

commit to user

atau keinginan.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Menurut Sardjiman (2010) motivasi itu dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dipengaruhi oleh faktor intriksik dan ekstrinsik. Pengaruh intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri seseorang sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibaca. Itu sebabnya motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri secara mutlak berkait dengan aktifitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seseorang belajar memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya bukan ingin pujian. Motivasi ekstrinsik berfungsi karena adanya perangsang dari luar, perlu ditegaskan bukan berarti bahwa ekstrinsi ini tidak baik dan tidak penting, dalam kegiatan belajar menagajar tetap penting sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.


(28)

commit to user

Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan

1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas

Hal ini sangat penting bagi anak karena perbuatan itu mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini , bagi orang tua yang memaksakan anak untuk diam dirumah saja adalah bertentangan dengan hakikat anak. Activities in it self is a pleasure. Hal ini dapat dihubungkan dengan sesuatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira

2) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

Banyak orang yang dalam kehidupanmemiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan dapat di nilai dari berbagai tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang lain , hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasan dan kebahagian tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut.

3) Kebutuhan untuk mencapai hasil

Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik kalau disertai dengan pujian ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat dalam kegiatan belajar mengajar istilahnya perlu dikembangakan reinfoecement .

4) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan


(29)

commit to user

maksudnya motivasi itu ada tingkatannya yaitu dari bawah ke atas, dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergaya dengan soal kebutuhan.

Kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan (security), kebutuhan akan cinta mencintai: kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok), kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri yaitu mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.

5) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri

Mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi

Bentuk–Bantuk cara untuk menumbuhkan motivasi Motivasi di sekolah menurut Sardjiman (2010) adalah:

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari niali kegiatan beljar, banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka/ nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah niali ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik baik

2) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivator, tetapi tidak selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan, untuk menarik.


(30)

commit to user

3) Saingan

Dapat digunakan alat motivasi untuk mendorong belajar siswa persaingan, baik persaingan individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestrasi belajar

4) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanyasebagi tantangan sehingga bekerja kerja dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting

5) Memberi ulangan

Memberikan ulangan ini juga merupakan sarana motivasi 6) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apakagi kalu terjadi kemajuan akan mendorong siwa untuk giat beajar semakin mengetahui paa diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapanhasilnya terus meningkat

7) Hukuman

Hukuman merupakan reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip prinsip pemberian hukuman 8) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaa ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu


(31)

commit to user

kegiatan yang tanpa maksud, hasrat berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar sehingga sudah barang tentu hasinya akan lebih baik

9) Minat

Motivasi sangat erat kaitannya dengan kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok, proses belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan minat.

10)Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterimabaik oleh mahasiswa yang sngat penting, sebab dengan memahami tujuan yang harus kita capai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus maju.

d. Teori-teori Tentang Motivasi 1) Teori Kognitif.

Manusia ada1ah makhluk rasional, berdasarkan rasionya manusia bebas memilih dan menentukan apa yang akan dia perbuat, entah baik ataupun buruk. Tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh kemampuan berpikirnya.

Menurut teori ini tingkah laku tidak digerakkan oleh apa yang disebut motivasi, melainkan oleh rasio. Di dalam teori ini juga diletakkan pentingnya fungsi kehendak. Bahkan fungsi perasaan, sejauh fungsi berfikir dapat dipertanggungjawabkan.


(32)

commit to user

2) Teori Hedonistis

Teori ini mengatakan bahwa segala perbuatan manusia, entah itu disadari ataupun tidak disadari, entah itu timbul dari kekuatan luar ataupun kekuatan dalam, pada dasarnya mempunyai tujuan yang satu, yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan.

3) Teori Insting

Setiap orang telah membawa "kekuatan biologis" sejak lahirnya. Kekuatan biologi inilah yang membuat seseorang bertindak menurut cara tertentu. Kekuatan instingtif inilah yang seolah-olah memaksa seseorang untuk berbuat dengan cara tertentu, untuk mengadakan pendekatan kepada rangsangan dengan cara tertentu.

4) Teori psikoanalitis

Dalam teori ini diakui adanya kekuatan bawaan di dalam diri setiap manusia, dan kekuatan bawaan inilah yang menyebabkan dan mengarahkan tingkah laku manusia.

5) Teori Keseimbangan

Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia terjadi karena adanya ketidakseimbangan di dalam diri manusia. Dengan kata lain, manusia selalu ingin mempertahankan adanya keseimbangan di dalam dirinya.

6) Teori Dorongan

Pada prinsipnya teori dorongan ini tidak berbeda dengan teori keseimbangan, hanya penekanannya berbeda. Teori dorongan


(33)

commit to user

memberikan tekanan pada hal yang mendorong terjadinya tingkah laku. Schunk dan Pajares (2002) penurunan atribut ini untuk berbagai faktor, termasuk kompetisi yang lebih besar, guru kurang perhatian untuk kemajuan siswa individu, dan menekankan transisi yang terkait dengan sekolah. Siswa termotivasi oleh para guru yang peduli tentang belajar siswa dan menunjukkan antusiasme. Ini guru memperkenalkan topik dengan cara yang menarik dan menantang, digunakan strategi pengajaran bervariasi, dan dipromosikan mahasiswa keterlibatan dengan memungkinkan partisipasi dalam pemilihan kegiatan belajar (Cothran & Ennis, 2000). Gottfried menemukan korelasi positif antara motivasi dan prestasi. Secara khusus, siswa muda dengan tinggi akademik motivasi intrinsik yang lebih tinggi secara signifikan prestasi dan kinerja intelektual. Dia juga menemukan bahwa motivasi intrinsik awal kemudian berkorelasi dengan motivasi dan prestasi dan bahwa motivasi kemudian dapat diprediksi dari prestasi awal (Gottfried, 1990).

Ia juga menemukan bahwa dianggap akademik kompetensi yang positif berkaitan dengan intrinsik motivasi. Sekolah mengembangkan konteks otonomi motivasi profil terhadap pendidikan, yang pada gilirannya menyebabkan mereka untuk mendapatkan nilai sekolah yang lebih tinggi. Dirasakan akademik kompetensi dan dirasakan akademik penentuan nasib sendiri secara positif mempengaruhi motivasi akademik otonom, yang pada gilirannya berdampak positif terhadap kinerja sekolah (Fortier, Vallerand, & Guay, 1995).


(34)

commit to user 2. Konsep Persepsi

a. Pengertian

Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerirna yaitu alat indera. stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf otak ke berbagai pusat susunan syaraf dan proses selanjutnya merupakan proses penginderaan. Proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi (Walgito, 2004). Dalam presepsi dapat dikemukakakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsikan sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu yang lain sehingga persepsi itu bersifat individual.

b. Proses terjadinya persepsi

Persepsi terjadi karena terdapat objek atau stimulus yang merangsang untuk ditangkap panca indra (objek tersebut menjadi perhatian panca indra), kemudian stimulus dibawa ke otak. Dari otak terjadi kesan atau jawaban adanya stimulus, berupa kesan atau respon dikembalikan ke indra kembali berupa tanggapan atau persepsi atau hasil berupa pengalaman hasil pengolahan otak.

.

Gambar 1. Proses terjadinya persepsi Objek/

stimulus Sensor

Indra otak (pusat) Out put Diproses

indra ( input ) Persepsi/ rangsangan/


(35)

commit to user

Proses terjadinya persepsi melalui fenomena, dan yang terpenting dari fenomena dan persepsi ini adalah ”perhatian” dan ”attention”. Pengertian perhatian itu sendiri adalah konsep yng diberikan pada proses proses persepsi yang menyeleksi input–input tertentu untuk disertakan dalam suatu pengalaman yang kita sadari / kenal dalam suatu waktu tertentu (Widayatun, 2009).

Walgito (2004) menyebutkan bahwa proses terjadinya persepsi karena objek menimbulkan stimulasi dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulasi mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses stimulasi yang diterima oleh alat indera di teruskan oleh syaraf sensorik ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar dan apa yang diraba.

c. Faktor yang mempengarui persepsi

Menurut Walgito (2004) faktor yang ditentukan atau berperan dalam persepsi berkaitan dengan faktor sebagai berikut :

1) Objek yang dipersepsikan adalah obyek yang di stimuluskan melalui panca indera atau reseptor.

2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf adalah alat untuk menerima stimulus dan sebagai penelusuran stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagi pusat kesadaran.

3) Perhatian yang merupakan syarat psikologis atau pusat atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada


(36)

commit to user

sesuatu atau sekumpulan objek. d. Teori tentang pesepsi

1) Persepsi dalam stabilitasnya berbeda dalam ukuran, kecermelangan, warna, stabilitas gerak

2) Persepsi bisa terjadi dengan sendirinya 3) Setiap manusia dalam persepsi selalu berbeda

4) Terdapat 4 hal yan berpengaruh terhadap persepsi sebagai berikut persepsi dalam hal belajar, kesiapan mental dan kebutuhan akan motivasi

5) Persepsi didalam bentuk informasi 6) Hukum hukum persepsi :

a) Prinsip kedekatan b) Prinsip kesamaan c) Prinsip sendiri d) Prinsip kontinu

e) Hukumgerak bersama

e. Faktor – faktor yang berpengaruh pada persepsi dan motivasi 1) Faktor yang berpengaruh terhadap persepsi

a) Instrisik dan eksternsik b) Faktor usis

c) Faktor hankam d) Faktor kematangan


(37)

commit to user

f) Faktor pembawaan g) Faktor fisik

h) Faktor proses mental

2) Faktor yang berpengaruh terhadap motivasi a) Faktor fisik

b) Faktor hereditas c) Faktor instrisik d) Fasilitas

e) Situasi dan kondisi f) Program dan aktivitas

3. Profesi Bidan

Bidan adalah suatu profesi. Keberadaan bidan di Indonesia sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janinnya. Pelayanan kebidanan berada dimana-mana dan kapan saja selama ada proses reproduksi manusia, ada beberapa pengertian tentang tentang bidan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 900 tahun 2002, yang disebut bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Hal ini disimpulkan bahwa bidan adalah orang yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayinya selamat. Tugas yang diemban oleh bidan berguna untuk kesejahteraan manusia dengan demikian pengertian masyarakat ada kelahiran pasti bidan.


(38)

commit to user

a. Bidan sebagai profesi memiliki ciri – ciri sebagai berikut : 1) Mengemban pelayanan yang unik kepada masyarakat.

2) Anggota – anggota dipersiapkan melalui suatu program pendidikan yang ditujukan untuk maksud profesi yang bersangkutan.

3) Memilikiserangkaian pengetahuan ilmiah.

4) Anggota – anggota menjalankankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yan berlaku.

5) Anggota –anggota wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan.

6) Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas.

7) Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh anggota. b. Bidan sebagai jabatan profesional mempunyai syarat sebagi berikut :

1) Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khususnya atu spesifik.

2) Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagi tenaga profesional.

3) Keberadaannya diakuinya dan diperolehnya oleh masyarakat. 4) Mempunyai peran dan fungsi.

5) Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur. 6) Memiliki organisasi profesi sebagai wadah. 7) Memiliki kode etik bidan.


(39)

commit to user

9) Memiliki standard pelayanan. 10)Memiliki standard praktek.

11)Memiliki standard pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi (IBI, 2005).

c. Perkembangan pelayanan kebidanan

Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini meliputi instruktur presiden secara lisan pada sidang kabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksana pelayanan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir dan pembinaan dukun bayi. Dalam hal ini bidan di desa juga menjadi pelaksana pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diperukankya di wilayah kerjanya serta pengembangan pondok bersalin sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Namun meskipun demikian Angka Kemaian Ibu dan Anak masih tinggi sehingga dapat dilihat bahwa pelu peningkatan secara terus temerus dalam pelayanan kebidanana (IBI, 2005).

d. Peran fungsi dan kompetensi bidan 1) Peran sebagai pelaksana

Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu: a) Tugas mandiri

(1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang di berikan


(40)

commit to user

(2) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien

(3) Memberikan asuhan kebidananan kepada klien selama kehamilan normal

b) Tugas kolaborasi

(1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan dengan fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

(2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan dalam keadaan gawat darurat

c) Tugas merujuk

(1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi ketelibatan klien dan keluarga

(2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan

2) Peran sebagai pengelola

Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khususnys dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkanklien

3) Peran sebagai pendidik


(41)

commit to user

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang penangulangan masalah kesehatan yang berkaitan ibu, anak dan keluarga.

4) Peran sebagai peneliti

a) Menyusun rencana kerja pelatihan b) Melaksanakan investigasi kerja pelatihan

c) Mengolah dan menginterprestasikan data hasil investigasi d) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut

4. Mata Ajar Konsep Kebidanan a. Silabus konsep kebidanan

Mata ajar konsep kebidanan adalah mata ajar yang diajar pada semester pertama di STIKES A. Yani Yogyakarta. Mata ajar ini memiliki bobot 4 SKS. Mata kuliah ini membahas tentang nilai, teori dan konsep kebidanan dalam kaitannya dengan profesionalisme kebidanan dan penerapan manajemen kebidanan berdasarkan kompetensi yang dimiliki. Tujuan Pembelajaran dari mata ajar ini adalah mahasiswa dapat :

1) Menjelaskan pengertian dan definisi kebidanan

2) Menjelaskan perkembangan profesi, pelayanan dan pendidikan kebidanan

3) Menjelaskan filosofi kebidanan

4) Menjelaskan paradigma asuhan kebidanan


(42)

commit to user

6) Menerapkan manajemen kebidanan sebagai metode asuhan kebidanan

7) Menjelaskan sistem penghargaan bagi bidan

8) Menjelaskan prinsip perkembangan karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi dan tanggung jawab bidan.

Pada saat perkuliahan metode pengajaran yang dipakai menyesuaikan dengan pembagian sks di atas, yakni teori dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, diskusi, seminar dan penugasan, sedangkan praktikum dilaksanakan di kelas, laboratorium (baik di kampus maupun di lahan praktek) dengan menggunakan metoda simulasi, demonstrasi, role play dan bed side teaching.

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan beberapa cara dan masing-masing memeiliki bobot nilai yang berbeda. Evaluasi tersebut antara lain dengan Ujian Tengah Semester UTS dengan bobot nilai 20%, Ujian Akhir Semester 50%, Bobot Kuis 10%, dan Penugasan 20%.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian mengenai Analisis motivasi dan persepsi mahasiswa dalam proses pembelajaran di Program Studi D III Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta, sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dilakukan.

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Syah (1999) melakukan penelitian tentang pengaruh persepsi siswa terhadap pengajaran guru dan motivasi berprestasi terhadap belajar siswa jurusan


(43)

commit to user

bangunan pada bidang studi mekanika teknik SMK Teknologi di Kotamadya Pontianak. Syah (1991) menemukan adanya korelasi yang positif antara persepsi dan motivasi siswa dengan indeks prestasi. Besarnya korelasi yang dikemukakan dalam penelitiannya adalah Π = 0,627 (p<0,001) dengan sumbangan efektif sebesar 39,3%. Penelitian ini berbeda dengan peneliian yang dilakukan penulis, dalam hal subjek dan lokasi atau tempat penelitian.

Dengan demikian penelitian yang dilakukan penulis ada perbedaan dengan penelitian sebelumnya dan keaslian dari penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

Zuraidah (2002) menemukan hubungan signifikan positif antara prestasi belajar dengan motivasi belajar, yaitu semakin tinggi motivasi belajar semakin tinggi pula prestasi belajar yang diraih.


(44)

commit to user

C. Kerangka Berpikir

Kerangka Pikir Penelitian( Walgito.2009, Estiwidani dkk,2008)

Pengetahuan

Pengalaman

Lingkungan

Persepsi Terhadap Profesi Bidan

Motivasi Menjadi Bidan

Mata Ajar Konsep Kebidanan


(45)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Pelaksanaan penelitian ini di STIKES A. Yani Yogyakarta.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2010.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan dengan rancangan case

study. Pendekatan kualitatif dimaksudkan karena dalam penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dalam upaya mengembangkan konsep-konsep yang membantu

pemahaman lebih mendalam atas fenomena sosial dan perilaku dalam setting ilmiah

dan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia (Marshall dalam Sarwono, 2006).

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003).


(46)

commit to user

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa semester II yang telah menjalani proses pembelajaran mata ajar Konsep Kebidanan di STIKES A Yani Yogyakarta. Subjek penilitian ini sebanyak 212. Dari jumlah tersebut telah dilakukan wawancara pada 9 informan dengan kategori yang memiliki motivasi rendah, tinggi, biasa dan persepsi yang tinggi, rendah terhadap profesi bidan serta yang memiliki nilai A,D,C.

D. Cuplikan

Tehnik sampling adalah tehnik dalam pengambilan sampel (Sugiyono, 2006).

Tehnik sampling pada penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling

merupakan tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006).

Penentu unit sampel dianggap telah memadai apabila sampai kepada taraf redundancy

(datanya telah jenuh, ditambah sampel lagi tidak memberikan informasi yang baru), artinya bahwa dengan menggunakan sumber data selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.

Kriteria subjek penelitian:

1. Mahasiswa Prodi D III STIKES A Yani yang telah mengikuti perkuliahan

konsep kebidanan Semester I

2. Mahasiswa Prodi D III STIKES A Yani yang bersedia menjadi informan dan.

3. Mahasiswa Prodi D III STIKES A Yani yang memiliki nilai konsep kebidanan

menonjol yaitu (A, D) atau yang memiliki motivasi yang kurang dan persepsi yang negatif terhadap profesi bidan dengan nilai B serta melihat dorongan


(47)

commit to user

mahasiswa masuk kebidanan.

E. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data pada penelitian ini meliputi adalah:

1. Responden/Informan

Menurut Nazir (2003) Pengambilan data pada mahasiswa dilakukan dengan cara wawancara. Dalam mendapatkan data atau informasi didapatkan langsung dari responden atau informan dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap. Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menonjol untuk digali informasinya dari motivasi, persepsi, prestasi belajar konsep kebidanan.

2. Dokumen

Menurut Sugiyono (2009) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Penelusuran dokumen dan kepustakaan, untuk mengecek dokumen dan arsip yang ada di Prodi D III Kebidanan dan bagian administrasi akademik (BAA) berkaitan dengan nilai prestasi belajar, absensi mahasiswa pada mata ajar konsep kebidanan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini adalah wawancara (mahasiswa) terstruktur dan peristiwa atau aktivitas mahasiswa dokumentasi yang diambil dari absensi dan nilai mahasiswa.


(48)

commit to user

Penelitian ini dilaksanakan melalui tahapan : 1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan penelitian kegiatan yang dilakukan meliputi mengurus perizinan dari STIKES A Yani Yogyakarta untuk melakukan penelitian di STIKES A Yani Yogyakarta.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi:

a. Melakukan telaah terhadap dokumen STIKES A Yani Yogyakarta terkait

dengan penyelenggaraan proses pembelajaran Konsep Kebidanan yang telah selesai pada semester I tahun ajaran 2009/2010.

b. Melakukan penelusuran pada mahasiswa yang telah mengikuti

pembelajaran Konsep Kebidanan.

c. Melakukan survey awal untuk mendapatkan data dasar dengan total 212

mahasiswa dengan memberikan angket kepada seluruh mahasiswa yang memuat: persepsi, motivasi dan prestasi belajar.

d. Mengolah hasil angket dan melakukan tabulasi silang sesuai dengan

kriteria penelitian

e. Memilih informan yang akan digunakan sebagai subjek penelitian sesuai

dengan kriteria informan penelitian.

f. Melakukan wawancara mendalam terhadap subjek penelitian yang

menonjol, terutama dalam hal prestasi, dalam hal motivasi, dan dalam hal prestasi.


(49)

commit to user

g. Merekam semua tanya jawab yang diadakan peneliti dengan subjek

penelitian.

3.Tahap Penyelesaian Penelitian

Pada tahap ini yang dilakukan yaitu mentranskrip semua hasil wawancara, pengolahan data dengan melakukan kategorisasi dan sistesis, menganalisis data, menyusun laporan hasil penelitian serta membahas hasil penelitian dengan merujuk ke teori-teori terkait dan penelitian terdahulu.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pada penelitian ini dilakukan triangulasi untuk mendapatkan kredibilitas data. Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Teknik triangulasi yang peneliti gunakan adalah triagulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini telah dilakukan triangulasi pada salah satu orang tua informan, dosen pembimbing akademi informan untuk memastikan pernyataan informan.

H. Teknis Analisis Data

Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan metode kualitatif dan rancangan studi kasus, untuk menggambarkan keadaan atau fenomena atas fakta-fakta yang ada, maka penelitian ini tidak menggunakan uji statistik melainkan analisis non-statistik.


(50)

commit to user

Data yang diperoleh peneliti baik primer maupun sekunder diolah dan dianalisis dengan langkah-langkah : 1) Data dan telaah dokumen dilakukan pemilahan, penyusunan data dan klasifikasi data, 2) Data yang diperoleh dari survey awal dilakukan analisis statistik deskriptif seperti prosentase, distribusi, frekuensi, dan tabulasi silang, 3) Data yang diperoleh dari hasil analisis statistik dilakukan wawancara terstruktur pada 8 informan. Kemudian dilakukan pendeskripsian rekaman data sesegera mungkin dengan penyusunan transkrip dari jawaban responden dalam bentuk aslinya. Melakukan kategorisasi dan sintesis, mencari pola dan penafsiran data dari transkrip dengan interpretasi data pada masing-masing topik pertanyaan, dan akhirnya mendeskripsikan penyajian data sesuai dengan pertanyaan penelitian, melakukan analisis deskriptif dan interpretasi secara kualitatif serta menghubungkannya dengan teori dan hasil penetitian yang terkait, (Sugiyono, 2009).


(51)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum / Deskripsi Penelitian

STIKES A.Yani Yogyakarta merupakan sekolah tinggi yang berada di bawah naungan Yayasan Kartika Eka Paksi. Memiliki visi menjadi lembaga pendidikan yang unggul dan terdepan dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang kesehatan yang profesional, mampu bersaing di tingkat regional, nasional maupun internasional.

Didirikan sesuai SK Mendiknas No : 084/DE/O/2006 untuk rekomendasi penyelenggaraan Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan dan nomor : HK-03-241-02053 untuk penyelenggaraan Program Studi D-III Kebidanan. Dari kedua program studi tersebut, keduanya telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) peringkat C. Kampus ini berlokasi di Jln. Ringroad Barat, Ambar Ketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Sampai tahun 2010 ini jumlah total mahasiswa STIKES A Yani Yogyakarta mencapai 625 mahasiswa. Jumlah mahasiswa baru dari tahun 2006/2007 sampai dengan saat ini cukup stabil. Sebaran mahasiswa baru tidak merata, masih terkonsentrasi dari propinsi DIY (43%) dan Jawa Tengah (29%). Saat ini telah meluluskan 115 mahasiswa.

Data yang diperoleh setelah dilakukan penelitian terhadap mahasiswa semester II tentang persepsi dan motivasi yang dilihat dari dorongan masuk kebidanan karena orang tua, teman, diri sendiri, pekerjaan orang tua PNS, swasta,


(52)

commit to user

wiraswasta, TNI, asal daerah Jawa, DIY, luar DIY pada umumnya baik hanya saja ada beberapa mahasiswa yang kurang, kemudian dilihat dari nilai mata kuliah konsep kebidanan yang menjadi mata kuliah wajib yang memiliki berat sks 4 dan dasar menjadi mengetahui profesi bidan itu sendiri dari angka yang didapatkan mahasiswa dengan nilai A sebanyak 1 mahsiswa dan nilai terendah adalah D sebanyak 9 mahasiswa. Dalam penelitian ini meneliti secara mendalam fenomena yang ada pada motivasi, persepsi dan nilai konsep kebidanan dipandang dari yang baik, cukup dan kurang sehingga dapat menjawab pertanyaan pada rumusan masalah. Untuk mendapatkan data tersebut peneliti mengabil 8 informan dilakukan triangulasi kepada salah satu informan melalui orang tua dan dosen.

B. Temuan Penelitian

1. Persepsi mahasiswa terhadap profesi bidan

Tabel.1. Perbedaan dorongan masuk bidan dengan persepsi bidan

Dorongan Masuk Persepsi Bidan Total Biasa Baik

Teman 0 1 1

Ortu 9 44 53

Sendiri 41 116 157

50 161 211

Dilihat dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa masuk kebidanan karena dorongan orang tua 53 mahasiswa di dapatkan 83% mahasiswa yang mempunyai persepsi baik terhadap profesi, dari dorongan sendiri sebanyak 157 yang mempunyai persepsi bidan baik sebesar 73,9%, dan sebanyak 1 mahasiswa karena dorongan teman persepsinya baik. Dari data dasar yang


(53)

commit to user

didapatkan saat penyebaran kueisioner tentang persepsi mahasiswa terhadap profesi bidan diambil 3 informan dengan kategori sebagai berikut:

a. Persepi mahasiswa baik dengan dorongan orang tua dapat diketahui dari hasil wawancara dengan informan sebagai berikut:

“Bidan itu orang yang menolong persalinan berarti menolong nyawa kalau dilihat dari masyarakatnya dapat meningkatkan golongan tinggi, trus dapat membantu meningkatkan taraf kesehatan“. (19 Juli 2010, Informan B)

b. Persepi mahasiswa biasa dengan dorongan masuk bidan sendiri dapat diketahui dari hasil wawancara dengan informan sebagai berikut:

“Menjadi bidan itu melelahkan, saya juga tidak yakin akan menjadi bidan terkenal, belum terpikirkan akan menjadi bidan”. (28 Juli 2010, Informan H)

Tabel. 2. Asal daerah terhadap persepsi bidan

Persepsi Bidan Total Biasa Baik

Asal Daerah DIY 11 44 55

Jawa 25 74 99

Luar Jawa 15 43 58

Total 51 161 212

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa yang berasal dari DIY sebanyak 55 mahasiswa. Dari jumlah tersebut yang memiliki persepsi bahwa bidan itu baik sebesar 80%. Mahasiswa yang berasal dari Jawa sebanyak 99 mahasiswa dengan hasil 74,7 % memiliki persepsi bidan itu baik. Selanjutnya jumlah mahasiswa yang berasal dari luar jawa sebanyak 58 mahasiswa dengan


(54)

commit to user

pesrsepsi bidan itu baik sebesar 74,1%. Dari hasil di atas dilakukan wawancara mendalam pada mahasiswa yang mempunyai kategori mahasiswa yang berasal dari DIY dengan persepsi yang negatif. Hal ini terlihat dari pernyataan:

“Menjadi bidan itu melelahkan, saya juga tidak yakin akan menjadi bidan terkenal, belum terpikirkan akan menjadi bidan”. (28 Juli 2010, Informan H)

Mahasiswa yang berasal dari luar jawa dengan persepsi yang baik:

“Bidan itu pekerjaan yang mulia, yang deg-degan juga sih soalnya menolong nyawaserta bidan itu memiliki peran sebagai pendidik, pengelola seperti halnya membantu anak anak belajar agar menjadi bidan yang professional”. (19 Juli 2010, Informan D)

Tabel.3. Pekerjaan Orangtua Terhadap Persepsi Bidan

Persepsi Bidan Total Biasa Baik

Pekerjaan Orang Tua

PNS

12 51 63 TNI/Polisi 7 31 38

Swasta 11 22 33

Wiraswasta/Tani 21 56 77

Total 51 160 211

Dari tabel dapat diketahui mahasiswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS sebanyak 63. Dari jumlah tersebut mahasiswa yang memiliki persepsi bidan baik sebanyak 81% dan 19% mempunyai persepsi biasa. Mahasiswa yang pekerjaan orang tuanya TNI/Polri sebanyak 38 dengan persepsi bidan itu baik sebesar 81% mahasiswa. Jumlah mahasiswa yang orang tuanya bekerja sebagai karyawan swasta dengan persepsi baik sebesar 72%. Jumlah mahasiswa yang orang tuanya bekerja di sector wiraswasta/tani sebanyak 77 dengan persepsi baik


(55)

commit to user

sebanyak 72,7% dan mahasiswa mempunyai persepsi biasa sebanyak 27,3%. Dari data tersebut dilakukan wawancara mendalam sesuai dengan pengkategorian sebagai berikut:

a. Pekerjaan orang tua sebagai TNI/Polisi terhadap mahasiswa yang mempunyai persepsi baik:

“Cita-cita awal pingin seperti bapak tentara tapi ya sudah tidak apa apa, profesi bidan itu sangat mulia soalnya bukan hany selamatkanibu tapo juga bayi yang akan menjadi generasi penerus ,bidan akan menjadi idaman masyarakat didesa apalagi didesa saya bu.. mending ke bidan dari pada dokter”. (27 Juli 2010, Informan F)

b. Pekerjaan orang tua sebagai PNS terhadap mahasiswa yang mempunyai persepsi positive :

“Bidan itu orang yang menolong persalinan berrati menolong nyawa, kalau dilihat dari masyarakatnya termasuk golongan tinggi karena membantu masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan”. (27 Juli 2010, Informan B)

Berdasarkan data dasar diatas, maka secara umum persepsi mahasiswa tentang profesi bidan secara mendalam, diketahui dari hasil wawancara terhadap 8 informan yang menonjol, melalui wawancara mendalam tersebut dapat diketahui bahwa :

1) Terdapat mahasiswa yang memiliki persepsi yang mengangap bidan profesi sangat mulia, sesuai dengan pernyataan mahasiswa dibawah ini:


(56)

commit to user

“Bidan itu seseorang yang menolong persalinan terus membantu untuk meningkatkan taraf hidup, berarti saya menolong nyawa kalau dilihat dari masyarakatnya digolongan tinggi”. (informan B),

”Bidan itu baik, seperti saat saya nunggu bulek di semarang melahirkan, bulek mengalami perdarahan dan selamat ditolong bidan itu, bidannya juga baik bu”( informan E).

2) Terdapat mahasiswa Terdapat mahasiswa yang memiliki persepsi yang mengangap bidan profesi yang biasa , sesuai dengan pernyataan mahasiswa dibawah ini:

“menjadi bidan itu melelahkan, saya juga tidak yakin akan menjadi bidan terkenal”(informan H)

“Sejak awal tidak tertarik, sama sekali, ya cuma karena ibu. Terus semester ini saya baru tertarik belajar gitu, saya bener-bener baru melihat ini loh buku buku bidan, mulai semester 2 ini, jadi profesi bidan itu apa, mungkin karena bertambahnya pengetahuan ya, bu, dicritani dosen-dosen, nanti saya juga baca baca buku “ ( Informan A).

2. Motivasi mahasiswa menjadi bidan

Hasil pengkajian menggunakan kuesioner pada data dasar didapatkan sebagai berikut:

Tabel.4. Asal daerah terhadap motivasi menjadi bidan

Motivasi Bidan Total Rendah Sedang Tinggi

Asal Daerah DIY 4 15 36 55

Jawa 1 43 55 99

Luar Jawa 4 21 33 58


(57)

commit to user

Dari tabel di atas didapatkan data sebagai berikut :

Mahasiswa yang berasal dari DIY sebanyak 55 orang. Dari jumlah tersebut yang mempunyai motivasi menjadi bidan rendah sebesar 7,3%, sedangkan yang tinggi sebesar 65,5%. Mahasiswa yang berasal dari jawa sebanyak 99 orang dengan motivasi menjadi bidan rendah 1%, sedang 43,3% dan tinggi sebesar 55,6%. Kemudian dari 58 mahasiswa yang berasal dari luar jawa, yang mempunyai motivasi menjadi bidan rendah sebesar 6,9% dan yang tinggi 56,9%. Setelah diketahui data tersebut dilakukan wawancara mendalam pada mahasiswa dengan dikategorikan sebagai berikut:

a. Mahasiswa berasal dari DIY yang memiliki motivasi menjadi bidan kurang

“Cita-cita saya menjadi guru bahasa inggris atau reporter. Sebenarnya saya menginginkan menjadi kesehatan masyarakat yang lebih umum” tapi masuk bidan karena dukungan orang tua dan sendiri tapi lebih banyak sendiri” (acuh tak acuh). (28 Juli 2010, Informan H)

b. Mahasiswa berasal dari jawa yang memiliki motivasi menjadi bidan tinggi

“Saya sebelum menjadi bidan mempunyai cerita saat menunggui bulek saya yang disemarang mengalami perdarahan , dan bisa slamat karena bidan itu ,bidan itu baik pula bu…,akhirnya saya masuk sekolah perawat”. (20 Juli 2010, Informan E)

c. Mahasiswa berasal dari luar jawa yang memiliki motivasi menjadi bidan kurang


(58)

commit to user

“Penginnya sih masuk perawat bu…,tapi keluarga nyarankan masuk kebidanan soalnya kebidanan itu banyak lowongan kerjanya terus dirumah juga jarang ada bidan ya saya pikir ya udah lah”( pasrah ). (20 Juli 2010, Informan G)

Tabel.5. Pekerjaan orang tua terhadap motivasi menjadi bidan

Motivasi Bidan Total Rendah Sedang Tinggi

Pekerjaan Orang Tua

PNS

1 20 42 63

TNI/Polisi 1 15 22 38

Swasta 1 16 16 33

Wiraswasta/Tani 6 28 43 77

Total 9 79 123 211

Dari tabel di atas didapatkan data sebagai berikut :

Mahasiswa yang pekerjaan orang tua PNS mempunyai motivasi menjadi bidan rendah 1,6% mahasiswa, dan tinggi 66,7%. Mahasiswa dengan orang tua TNI/ Polisi memiliki motivasi menjadi bidan rendah sebesar 2,6% dan tinggi sebesar 57,9%. Mahasiswa yang orang tuanya karyawan swasta mempunyai motivasi menjadi bidan sedang dan tinggi sebesar 48,5%. Mahasiswa yang pekerjaan orang tua wiraswasta/ tani mempunyai motivasi menjadi bidan rendah sebesar 4,3% dan tinggi sebesar 58,3%.

Setelah diketahui data tersebut dilakukan wawancara mendalam pada mahasiswa dengan dikategorikan sebagai berikut:

a. Mahasiswa yang pekerjaan orang tua sebagai PNS memiliki motivasi menjadi bidan tinggi:


(59)

commit to user

“Motivasi saya ingin membantu ibu melahirkan dan mengurangi tingkat kematian anak trus, ingin memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak”. (20 Juli 2010, Informan D)

b. Mahasiswa yang pekerjaan orang tua sebagai TNI memiliki motivasi menjadi bidan tinggi :

“Ya saya niat bu jadi bidan karena merasa tertantang menolong persalinan, bangga bias menolong seseorang meskipun awalnya tidak suka, tapi karena keluarga 2 yang bidan mendorong untuk menjadi bidan bukan hanya sekedar materi tapi menolong seseorang”. (28 Juli 2010, Informan F)

c. Mahasiswa yang pekerjaan orang tua sebagai wiraswasta memiliki motivasi menjadi bidan kurang.

“Sejak awal tidak tertarik, he..e.. kok jujur banget ya bu. Kalau awal saya nggak tertarik sama sekali, blas, soalnya saya memang apa ya..ya cuman karena ibu itu lah, awalnya trus” semester ini saja saya baru tertarik belajar gitu, saya bener-bener baru melihat ini lho buku-buku bidan, saya baru mulai beli2 buku-buku bidan dari mulai semester 2” Padahal cita-cita saya ingin masuk di jurusan sastra inggris. Sebelum saya masuk STIKES A Yani saya keterima di Psikologi UGM”. (7 Mei 2010, Informan A)

Tabel.6. Dorongan masuk bidan terhadap motivasi menjadi bidan

Persepsi Bidan Total Kurang Biasa Baik

Dorongan Masuk

Teman


(60)

commit to user

Ortu 7 26 20 53

Sendiri 1 52 104 157

Total 8 79 124 211

Dari tabel di atas didapatkan data sebagai berikut :

Mahasiswa masuk karena dorongan teman didapatkan 1 mahasiswa dan mempunyai motivasi menjadi bidan biasa. Mahasiswa yang masuk atas dorongan orang tua sebanyak 53 orang. Dari jumlah tersebut sebesar 49,1% yang memiliki motivasi biasa. Jumlah mahasiswa yang masuk kebidanan dengan dorongan diri sendiri sebanyak 157 mahasiswa dengan motivasi menjadi baik sebesar 66,2%.

Setelah diketahui data tersebut dilakukan wawancara mendalam pada mahasiswa dengan dikategorikan sebagai berikut:

Mahasiswa yang masuk kebidanan karena dorongan teman memiliki motivasi menjadi bidan biasa. “Awal mulanya ikut teman yang satu desa katanya jadi bidan itu enak duitnya banyak, akhirnya saya pun ikut”. (17 Juli 2010, Informan G)

Mahasiswa yang masuk kebidanan karena dorongan orang tua memiliki motivasi menjadi bidan sangat….. sejak awal tidak tertarik (o..tidak tertarik ya?) he..e.. kok jujur banget ya bu (wis gak apa) kalau awal saya nggak tertarik sama sekali, blas, soalnya saya memang apa ya..ya cuman karena ibu itulah yang berprofesi sebagai dukun bayi dan menyarankan saya untuk masuk bidan padahal saya sudah keterima di psikolog ugm kata ibu saya apa itu kolog-kolog”. (7 Mei 2010, Informan A)

Masuk kebidanan karena dorongan sendiri memiliki motivasi menjadi bidan kurang :


(61)

commit to user

“Keinginan menajadi bidan karena orang tua dan diri sendiri yang cita-cita awal saya guru bahasa inggris dan reporter”. (28 Juli 2010, Informan H).

Berdasarkan data dasar diatas, maka secara umum persepsi mahasiswa tentang profesi bidan secara mendalam, diketahui dari hasil wawancara terhadap 8 informan yang menonjol, melalui wawancara mendalam tersebut dapat diketahui bahwa :

1) Terdapat mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi masuk program studi D III kebidanan, sesuai dengan pendapat informan dibawah ini:

“Motivasi saya ingin membantu ibu melahirkan dan mengurangi tingkat kematian anak terus ingin memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak “( informan D/C).

2) Terdapat mahasiswa yang memiliki motivasi rendah masuk program studi D III kebidanan, sesuai dengan pendapat informan dibawah ini:

”Saya mulai menyukai bidan dari cerita-cerita dosen, nanti saya juga baca baca buku, terus lama-lama ....mbak mbak juga cerita cerita jadi sama saja, semuanya masuk jadi satu,oo...ternyata seperti ini to. Saya mengambil kesimpulan saja.”( informan A)

3) Terdapat mahasiswa yang memiliki motivasi sedang masuk program studi D III kebidanan, sesuai dengan pendapat informan dibawah ini:

“Awal mulanya ikut teman yang satu desa, katanya jadi bidan itu enak duitnya banyak,akhirnya saya pun ikut”(informan G).

3. Prestasi Belajar Mahasiswa


(62)

commit to user

Nilai Konkeb Total

D C B A

Pekerjaan Orang Tua

PNS 9 21 32 1 63

TNI/Polisi 2 16 20 0 38

Swasta 0 13 20 0 33

Wiraswasta/Tani 4 36 37 0 77

Total 15 86 109 1 211

Dari tabel di atas didapatkan data sebagai berikut :

Dari jumlah 63 mahasiswa yang pekerjaan orang tuanya sebagai PNS terdapat mahasiswa yang memiliki nilai konsep kebidanan tertinggi A adalah 1 mahasiswa atau 1,6% dan nilai terendah D sebesar 14,3%. Rata-ratanya adalah B sebesar 50,8%. Jumlah mahasiswa yang pekerjaan orang tua sebagai TNI sebanyak 38. Terdapat 5,3% mendapatkan nilai D dengan rata-rata nilai B sebesar 52,6%. Pekerjaan orang tua sebagai karyawan swasta terdapat mahasiswa yang memiliki nilai konsep kebidanan tidak terdapat mahasiswa yang mendapatkan nilai A dan D, mendapat nilai B 60,6% dan nilai C 39,4%. Pekerjaan orang tua sebagai wiraswasta terdapat mahasiswa yang memiliki nilai konsep kebidanan tidak terdapat mahasiswa yang memiliki A mahasiswa, B 48,1%, C 46,8%, dan D 5,2%.

Setelah diketahui data tersebut dilakukan wawancara mendalam pada mahasiswa dengan dikategorikan sebagai berikut:

a. Dengan Pekerjaan ortu sebagai PNS mahasiswa yang mendapatkan nilai D :

“Cara belajar saya ketikamau ujian saja saya tidak membaca dulu sebelum perkuliahan dimulai saya mencatat di buku saat diterangkan dan saya tidak


(63)

commit to user

mempunyai buku, jika tidak ada buku saya pinjem teman, jika ada kesulitan saya cari google”. (28 Juli 2010, Informan H)

b. Dengan Pekerjaan ortu sebagai PNS mahasiswa yang mendapatkan nilai A :

“Cara belajar saya untuk mencapai cita cita , mencari kesulitan menanyakan teman jika tidak puas maka bertanya denangan guru”

“Cara belajar saya bangun pagi pukul 3, membuat catatan kecil dan membaca sebelum pelajaran di mulai jadi saat dosen nerangin jadi mudeng”. (28 Juli 2010, Informan H)

c. Dengan Pekerjaan orang tua sebagai Tani terdapat mahasiswa yang mendapatkan nilai B :

“Cara belajar saya berdiskusi dengan teman”. (28 Juli 2010, Informan F) Tabel.8. Asal daerah terhadap skor prestasi belajar konsep kebidanan

Nilai Konkeb Total

D C B A

Asal

Daerah DIY 2 17 36 0 55

Jawa 4 36 58 1 99

Luar Jawa 9 33 16 0 58 Total Wiraswasta/Tani 15 86 110 1 212

Dari tabel di atas didapatkan data sebagai berikut :

Mahasiswa yang berasal dari DIY sebanayak 55 orang. Terdapat mahasiswa yang memiliki nilai konsep kebidanan B sebesar 65,5%, C 30,9%, D 3,2% dan tidak ada yang mendapat nilai A. Mahasiswa asal daerah Jawa terdapat mahasiswa yang memiliki nilai konsep kebidanan A sebanyak 1 mahasiswa atau


(64)

commit to user

1%, B 58,6%, C 36,4%, dan terdapat 4% yang mendapat nilai D. Mahasiswa yang berasal dari luar Jawa sebanyak 58 orang. Dari jumlah tersebut tidak ada yang mendapat nilai A, nilai 27,6%, C 56,9% dan D sebesar 15,5%.

4. Motivasi dengan prestasi belajar

Tabel.9. Motivasi Bidan terhadap skor prestasi belajar konsep kebidanan

Nilai Konkeb Total

D C B A

Motivasi

Bidan Rendah 0 2 7 0 9

Sedang 6 33 40 0 79 Tinggi 9 51 63 1 124

Total 15 86 110 1 212

Dari tabel di atas didapatkan data sebagai berikut :

Mahasiswa yang memiliki motivasi bidan tinggi sebanyak 124 mahasiswa. Dari jumlah tersebut yang mendapat nilai hanya 1% sedang mayoritas mendapat nilai B sebesar 50,8%. Mahasiswa dengan motivasi rendah sebanyak 9 mahasiswa dengan nilai rata-rata B.

Tabel.10. Persepsi bidan terhadap skor prestasi belajar konsep kebidanan

Nilai Konkeb Total

D C B A

Persepsi Bidan

Biasa

3 25 23 0 51

Sangat 12 61 87 1 161

Total 15 86 110 1 212


(65)

commit to user

Mahasiswa yang memiliki persepsi bidan sangat bagus sebanyak 161. Dari jumlah tersebut 6% mendapat nilai A dan nilai terbanyak B. Jumlah mahasiswa dengan persepsi bidan biasa kebanyakan mendapat nilai B dan C.

Berdasarkan data dasar diatas, maka secara umum prestasi mahasiswa pada mata ajar Konsep Kebidanan , dapat diketahui dari hasil wawancara terhadap 8 informan yang menonjol, melalui wawancara mendalam tersebut dapat diketahui bahwa :

1) Terdapat mahasiswa yang memiliki nilai A mata ajar Konsep Kebidanan di D III Kebidanan, sesuai dengan pendapat informan dibawah ini:

“Cara belajar saya untuk mencapai cita cita , mencari kesulitan menanyakan teman jika tidak puas maka bertanya denangan guru”

“Cara belajar saya bangun pagi pukul3, membuat catatan kecil dan membaca sebelum pelajaran di mulai jadi saat dosen nerangin jadi mudeng”( informan E)

2) Terdapat Mahasiswa yang memiliki Nilai D mata ajar Konsep Kebidanan di DIII Kebidanan, sesuai dengan pendapat informan dibawah ini:

“Cara belajar saya ketika mau ujian saja saya tidak membaca dulu sebelum perkuliahan dimulai saya mencatat di buku saat diterangkan dan saya tidak mempunyai buku, jika tidak ada buku saya pinjem teman, jika ada kesulitan saya cari google”.(informan H)


(1)

commit to user

bahwa motivasi berkembang sesuai dengan taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang hendak dicapainya. Makin luas dan makin sadar orang akan tujuan yang akan dicapainya, akan semakin kuat pula memotivasi untuk mencapainya. Motivasi dalam hal ini dapat diliaht dari informan yang memiliki niali A memiliki motivasi yang besar juga :

“Menjadi bidan professional adalah harapan saya, peran bidan pengabdian, peneliti, pengawas hal ini dapat diterapkan di masyarakat ketika ada kasus dapat dipecahkan”.

“Cara belajar saya untuk mencapai cita cita, mencari kesulitan menanyakan teman jika tidak puas maka bertanya denangan guru” karena kulianya padat samapi malam “Cara belajar saya bangun pagi pukul 3, membuat catatan kecil dan membaca sebelum pelajaran di mulai jadi saat dosen nerangin jadi mudeng “

Pada dasarnya perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motifasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu dapat pula diliaht dari bentuk belajar (Sardjiman, 2010) yang menumbuhkan motivasi dengan menumbuhkan hasrat yaitu hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan ada maksud untuk belajar, hal ini akan lebih baik bila di bandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud .Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudang barang tentu hasilnya akan lebih baik.

Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution maniasia hidup memiliki berbagai kebutuhan salah satunya adalah kebutuhan untuk mencapai


(2)

commit to user

hasil suatu perkerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik kalau disertai dengan pujian aspek pujian ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk belajar giat. Seperti hal yang di sampaikan oleh informan yang memiliki nilai B sebagai berikut :

“Motivasi saya ingin membantu ibu melahirkan dan mengurangi tingkat kematian anak trus, ingin memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak” Sedangkan untuk informan yang memiliki nilai D dan memiliki motivasi sebagai berikut:

“Cita-cita saya guru bahasa inggris ,reporter sebenarnya saya menginginkan menjadi kesehatan masyarakat yang lebih umum” tapi masuk bidan karena dukungan orang tua dan sendiri tapi lebih banyak sendiri dan saya sendiri juga belum terpikir akan menjadi bidan”.

Motivasi ekstrinsik memang dapat menajadi penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga di harapkan tujuan dapat tercapai. Kemudian motivasi ini akan berkaitan dengan kebutuhan diantaranya kebutuhan menyenangkan orang lain (Sardjiman, 2010) harga diri seseorang dapat dinilai dari berhasilnya tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang lain. Pendapat ini dapat diterapkan pada berbagai kegiatan misalnya kegiatan belajar demi orang tua yang sangat di hormati, orang yang lebih dewasa bekerja.

Lain halnya dengan informan yang memiliki nilai B, dengan motivasi kurang : “Sejak awal tidak tertarik (o..tidak tertarik ya?) he..e.. kok jujur banget ya bu (wis gak apa) kalau awal saya nggak tertarik sama sekali, blas, soalnya saya


(3)

commit to user

memang apa ya..ya cuman karena ibu itu lah yang berprofesi sebagai dukun bayi dan menyarankan saya untuk masuk bidan padahal saya sudah keterima di psikolog ugm kata ibu saya apa itu kolok kolok” nilai saya B itu mungkin kebetulan bu”..hal ini diakaitkan dengan teori mengenai minat, motivasi sangat erat kaitannya dengan unsure minat, motivasi akan muncul karena ada kebutuhan, begitu juga miniat sehingga tepatlah kalau minat itu merupakan alat untuk motivasi dengan minat. Dan proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai minat.

Kemudian dilihat dari segi persepsi, dari persepsi informan yang baik : “Bidan itu orang yang menolong persalinan berarti menolong nyawa kalau dilihat dari masyarakatnya dapat meningkatkan golongan tinggi, trus dapat membantu meningkatkan taraf kesehatan”

Dan dari informan yang persepsi terhadap profesi bidan kurang:

“Menjadi bidan itu melelahkan, saya juga tidak yakin akan menjadi bidan terkenal, belum terpikirkan akan menjadi bidan”

“Bidan itu orang yang menolong persalinan berarti menolong nyawa kalau dilihat dari masyarakatnya dapat meningkatkan golongan tinggi, trus dapat membantu meningkatkan taraf kesehatan “

Pada dasarnya informan yang memiliki motivasi besar memiliki persepsi yang baik serta nilai pada suatu mata kuliah juga baik pula, begitu pula sebaliknya informan yang memiliki motivasi kurang memiliki persepsi yang kurang serta nilai pada suatu mata kuliah juga kurang pula. Menurut Siagian (2004) persepsi


(4)

commit to user

orang akan terhadap suatu objek akan menimbulkan motivasi sehingga terbentuk suatu perilaku terhadap objek tertentu yang akan menimbulkan motivasi sehingga terbentuk suatu perilaku terhadap objek tersebut. Menurut rivai menunjukan bahwa motivasi, persepsi, dan pengetahuan secara bersama sama ada hubungannya dengan prestasi belajar mahasiswa yang ditunjukan dengan adanya pengaruh positif yaitu semakin tinggi motivasi, semakin positif persepsi dan makin tinggipengetahuan maka akan makin tinggi Prestasi belajar mahasiswa.


(5)

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisia pembahasan yang dilakukan tentang persepsi terhadap profesi bidan hubungannya dengan motivasi dan dikaitkan dengan prestasi pada mahasiswa semester I di STIKES A Yani Yogyakarta, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendapat mahasiswa STIKES A Yani Yogyakarta terhadap profesi bidan mereka mengatakan bahwa bidan itu adalah profesi yang mulia. Menurut pendapat mahasiswa bidan menolong nyawa ibu dan bayi.

2. Menurut pendapat mahasiswa STIKES A Yani Yogyakarta mereka motivasi masuk tinggi yang berasal dari diri sendiri.

3. Pada umumnya Prestasi belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa sebagian besar B dan C, sebagian kecil D mencapai skor rata-rata nilai 2,76 dengan beban SKS 4 dan mata kuliah wajib pada semester I.

4. Menurut pendapat mahasiswa STIKES A Yani Yogyakarta secara umum persepsi yang baik dengan motivasi yang tinggi memiliki prestasi belajar yang baik dan sebaliknya. Tetapi ditemukan beberapa mahasiswa dengan persepsi biasa dan motivasi rendah memiliki nilai yang bagus.


(6)

commit to user B. Implementasi kebijakan :

Bagi institusi pendidikan terutama yang menjunjung nilai profesionalisme lebih memperhatikan aspek motivasi pada saat penyaringan ujian masuk, misalkan dengan memberikan kuesioner motivasi sehingga meminimalkan salah pengambilan jurusan.

C. Saran

1. Bagi institusi

Dalam melihat motivasi mahasiswa dan persepsinya terhadap profesi, sebaiknya saat pelaksanan penerimaan mahasiswa baru, calon mahasiswa diberi angket tentang motivasi dan persepsi terhadap profesi kebidanan. 2. Bagi mahasiswa

Diharapkan mahasiswa meningkatkan motivasinya terhadap program studi kebidanan dengan cara meningkatkan pengalaman dan pengetahuannya tentang profesi bidan karena motivasi adalah ujung tombak dalam pelaksanan sebagai bidan yang profesional.

3. Bagi dosen

Sebaiknya dosen pengajar mampu menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di kampus dengan cara memberikan penghargaan terhadap mahasiswa yang berprestais, melakukan evaluasi melalui ujian, memberikan pujian reinforcement, menggali minat mahasiswa, mengetahui tujuan mahasiswa masuk Program Studi DIII Kebidanan.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP PROFESI BIDAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN DIPLOMA III KEBIDANAN

0 3 46

KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

0 0 5

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA D-IV KEBIDANAN TENTANG PROFESI BIDAN PENDIDIK DENGAN PRESTASI BELAJAR

0 0 5

HUBUNGAN MOTIVASI MENGIKUTI PENDIDIKAN BIDAN DENGAN MINAT BELAJAR PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN SEMESTER II DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2011

0 0 12

Hubungan antara Kualitas Tidur dengan Konsentrasi Belajar dan Indeks Prestasi Mahasiswa Program DIII Kebidanan STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MENJADI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA MAHASISWA SEMESTER II PRODI DIII KEBIDANAN (STUDI DI STIKes ICMe JOMBANG) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 11

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MENJADI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA MAHASISWA SEMESTER II PRODI DIII KEBIDANAN (STUDI DI STIKes ICMe JOMBANG) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 9

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN 2A MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Kebiasaan Belajar dan Motivasi Bel

0 0 12

HUBUNGAN HASIL BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II DENGAN KESIAPAN MENOLONG PERSALINAN NORMAL PADA MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN DI STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Hasil Belajar Asuhan Kebidanan II dengan Ke

0 0 12

HUBUNGAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Motivasi Ekstrinsik Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES 'Aisyiya

0 0 8