Perancangan lanskap Panyu Agile Residence di Guangzhou, Republik Rakyat Cina: kegiatan magang di PT. Belt Collins Internasional Bali

(1)

(KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS

INTERNASIONAL BALI)

RAY AGUNG SUCIKA PRATAMA

DEPARTEMEN ARSITE KTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANI AN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011


(2)

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Perancangan Lanskap Panyu Agile Residence di Guangzhou, Republik Rakyat Cina (Kegiatan Magang di PT. Belt Collins Internasional Bali) adalah karya saya dan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.

Bogor, Maret 2011

Ray Agung Sucika P. A44060666


(3)

Panyu Agile Residence di Guangzhou, Republik Rakyat Cina (Kegiatan Magang di PT. Belt Collins Internasional Bali). (Dibawah bimbingan SITI NURISJAH).

Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Belt Collins Internasional Bali yang merupakan salah satu cabang perusahaan Belt Collins International Pte. Ltd. (BCI). BCI merupakan perusahaan jasa (konsultan) yang bergerak dalam bidang perencanaan dan desain lanskap atau lingkungan bertaraf internasional. PT. Belt Collins Internasional Bali beralamat di Jalan Badak Sari 14X, Renon Denpasar, Bali.

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari, memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan keterampilan keprofesian dibidang arsitektur lanskap. Dengan proyek perancangan lanskap yang diikuti adalah proyek Panyu Agile Residence yang berlokasi di Provinsi Guangzhou, RRC.

Metode yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan perancangan yang berlangsung di studio, dengan proyek utama Panyu Agile Residence, wawancara dengan arsitek lanskap atau staff dan pemilik/pimpinan perusahaan, dan studi pustaka.

Batasan Kegiatan Magang berada pada ruang lingkup struktural internal manajemen dan sistem kerja dalam PT. Belt Collins International (Bali), beserta tahapan proses perancangan lanskap khususnya pada tahap Design Development (DD) yang berfokus pada proyek Panyu Agile Residence di Guangzhou, RRC.

Tema perancangan lanskap Panyu Agile Residence didasari oleh kondisi tapak dan rencana pengembangan yang telah ditetapkan. Perancangan lanskap Panyu Agile Residence ditujukan sebagai kawasan residensial modern sebagaimana rencana kawasan, arsitektur, dan elemen yang sudah ditentukan pada rencana awal. Perancangan lanskap Panyu diarahkan kepada modern kontemporer.

Waktu kegiatan magang di PT. Belt Collins Internasional Bali bertepatan dengan proses perancangan Panyu Agile Residence pada tahap design development. Area-area yang dkembangkan dalam tahap design development antara lain adalah Guardhouse, Courtyard area 1, Boundary Wall & Water Edge, taman unit-unit Townhouse, South Area Courtyard. Dalam proses perancangan ini mahasiswa dilibatkan dalam pembuatan desain alternatif beberapa area seperti courtyard area 1 dan pocket park di sekitarnya, serta unit townhouse type A1. Namun, dalam pengembangan area tersebut mahasiswa diminta membuat alternatif dengan konsep berbeda, yaitu konsep Cina kuno. Hal ini yang mengharuskan mahasiswa untuk melakukan studi lebih lanjut mengenai konsep desain Cina Kuno. Studi dilakukan dengan mencari gambar-gambar referensi dari internet, library milik BCI dan studi pustaka. Kegiatan ini dibimbing oleh beberapa staf BCI Bali. Dilibatkannya mahasiswa dalam pengembangan desain bukan untuk mempermudah pekerjaan desain yang dilakukan BCI, namun sebagai bahan pembelajaran mahasiswa dalam mengembangkan ide desain, karena pengembangan ini juga dilakukan oleh staf ahli BCI lainnya.


(4)

perancangan yang dikemukakan oleh Booth (1983) yang dimulai dari penerimaan proyek, riset dan analisis, desain, gambar-gambar konstruksi, pelaksanaan, evaluasi setelah konstruksi dan pemeliharaan.

Dalam setiap proyek yang dikerjakan oleh BCI terkadang dilalui dengan proses perancangan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam kasus perancangan Panyu, tahap desain dimulai langsung ke tahap Landscape Conceptual Design tanpa melalui tahap Preliminary Landscape Master Plan seperti yang ada pada proses perancangan proyek pada umumnya. Hal ini terjadi berdasarkan pengalaman yang dimiliki BCI dalam menangani proyek, dimana terdapat tahapan yang dapat dilewati dengan alasan sebagai langkah dalam penghematan waktu dan biaya. Proses perancangan yang dimulai dari penerimaan proyek sampai dengan tahap concept design umumnya dikerjakan oleh BCI Singapura, sedangkan tahap design development sampai dengan working drawing dikerjakan oleh BCI Bali, Indonesia.

Permasalahan yang ditemui dalam perancangan lanskap Panyu pada umumnya berasal dari klien, dimana tuntutan, permintaan, serta kritikan klien akan desain membuat proses perancangan menjadi lebih kompleks sehingga diperlukan beberapa kali revisi hingga tercapainya kepuasan klien.

Beberapa masalah yang dihadapi oleh BCI dalam melakukan proses perancangan, pada proyek Panyu Agile Residence, antara lain: (1) Fase/tahapan proyek yang berbeda antara arsitek dan arsitek lanskap, (2) Permintaan dan tuntutan dari klien terhadap ide dan pilihan desain, (3) Deadline pelaksanaan (deadline dari paket desain), (4) Keadaan tapak yang sangat sensitif.

Dengan mengamati proses desain Panyu sebagai area residensial di Cina, penulis mendapat tambahan pengetahuan akan ketentuan yang berlaku dan khas perancangan di Cina. Salah satu pengetahuan yang diperoleh yaitu tentang regulasi/peraturan pemerintah Cina yang mengatur dalam setiap perancangan area residensial harus tersedia Fire Engine Access (F.E.A) dan upaya perancangan dengan pemanfaatan ruang vertikal secara optimal seperti penyediaan basement parkir mobil yang cukup luas yang mampu mengakomodasi kebutuhan pengguna tapak nantinya.


(5)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


(6)

(KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS

INTERNASIONAL BALI)

RAY AGUNG SUCIKA PRATAMA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITE KTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANI AN

INSTITUT PERTANIA N BOGOR

2011


(7)

Intenasional Bali)

Nama Mahasiswa : Ray Agung Sucika Pratama

N R P : A44060666

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001


(8)

Ray Agung Sucika Pratama dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 1988, anak pertama dari dua bersaudara dalam keluarga Haerudin dan Imas Dewi Indiawati. Pendidikan penulis mulai ditempuh di SDN Manggarai 12, Jakarta, pada tahun 1994 dan lulus tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya di SLTP Negeri 3 Manggarai, Jakarta, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi di SMA Negeri 12 Klender, Jakarta dan lulus pada tahun 2006.

Tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SPMB pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama perkuliahan penulis pernah tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Music Agriculture Xpression (MAX!!). Selain itu penulis juga pernah tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) periode 2008/2009 sebagai Ketua Divisi Keprofesian.

Penulis pernah ikut dalam berbagai kompetisi dan sayembara desain lanskap. Pencapaian terbaik penulis adalah meraih juara 3 kategori taman kecil dan harapan 3 kategori taman besar Sayembara Taman Bunga Nusantara pada tahun 2009; juara 3 Sayembara Kebun Raya Kendari pada tahun 2010; dan juara 3 Sayembara Taman Topi Bogor tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis juga pernah meraih juara 1 Sayembara Taman Pisang, Penjaringan, Jakarta.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kegiatan magang ini berhasil diselesaikan. Judul yang diambil dalam kegiatan magang ini yang dilaksanakan pada periode bulan Juli sampai dengan bulan September 2010 adalah “Perancangan Lanskap Panyu Agile Residence Design Development di Guangzhou, Republik Rakyat Cina (Kegiatan Magang di PT. Belt Collins Intenasional Bali)”.

Metode yang digunakan adalah partisipasi aktif dalam kegiatan perancangan yang berlangsung di studio, dengan proyek utama Panyu Agile Residence di Cina, wawancara dengan arsitek lanskap atau staff dan pemilik/pimpinan perusahaan, serta studi pustaka.

Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga dengan izin-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Alhamdulillah. 2. Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

mendukung, membimbing dan membantu baik dalam hal waktu dan pikiran yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Mama, Bapak, Ade tercinta, terimakasih atas kesabaran dan dukungan yang telah diberikan baik materiil maupun non-materiil.

4. Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS, selaku pembimbing akademik selama Penulis menjadi mahasiswa.

5. Pihak Belt Collins Internasional, khususnya teman-teman di PT. BCI Bali, atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama kegiatan magang.

6. Teman-teman seperjuangan, Hanni, Wemby, Wiek, Irvan, Dedi, yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi.

7. Teman-teman ARL 43 (Tengtong 43), yang telah banyak memberi senyum, tangis, dan kenangan yang indah selama masa perkuliahan.

8. Seluruh Dosen dan Staf Departemen Arsitektur Lanskap yang telah banyak membantu selama Penulis menjadi mahasiswa.


(10)

9. Keluarga Kost Hikari, teman-teman yang telah menjadi wadah untuk berbagi. 10. Eka Dannyanti, yang selalu mendukung dan memberikan semangat serta

motivasi.

11. Semua pihak yang terlibat yang namanya tidak dapat disebutkan, terima kasih atas segala bantuannya.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan. Kritik dan saran dapat dijadikan sebagai masukan dalam perbaikan tulisan ini. Semoga tulisan ini ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Maret 2011 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar belakang ... 1

Tujuan Magang ... 2

Kegunaan Magang ... 3

Kerangka Pikir Kegiatan Magang ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Lanskap ... 5

Perumahan dan Permukiman ... 5

Perancangan Lanskap... 6

Teknik Presentasi Grafis Arsitektur Lanskap ... 13

Manajemen Proyek ... 17

Konsultan Lanskap ... 19

METODOLOGI ... 20

Lokasi Magang ... 20

Waktu Magang ... 20

Metode Magang ... 20

Jenis dan Bentuk Data ... 22

Tahapan Kegiatan Magang ... 23

Batasan Kegiatan Magang... 24

Jadwal Pekerjaan Proyek Panyu Agile Residence, Cina ... 24

KONDISI UMUM PERUSAHAAN MAGANG ... 25

Belt Collins International Pte. Ltd ... 25

Lingkup Kegiatan Konsultan ... 26

Struktur Organisasi Perusahaan ... 26

Spesialisasi Pekerjaan ... 28

Prosedur Pekerjaan Proyek ... 31

PT. Belt Collins Internasional Bali ... 38

Teknik Studio PT. Belt Collins Internasional Bali ... 39

KONDISI UMUM WILAYAH PROYEK PERANCANGAN ... 41

Republik Rakyat Cina ... 42

Sub Provinsi Guangzhou ... 43


(12)

HASIL KEGIATAN MAGANG ... 50

Panyu Agile Residence ... 50

Panduan Master Planning ... 50

Filosofi Perencanaan dan Perancangan ... 50

Tujuan Perencanaan dan Perancangan ... 51

Prinsip Panduan Perencanaan dan Perancangan ... 53

Studi Chinese Architecture dan Modern Architecture... 54

Inventarisasi dan Analisis Tapak ... 56

Deskripsi Proyek ... 56

Karakteristik Tapak ... 56

Proses Perancangan ... 59

Analisis Lanskap ... 59

Landscape Conceptual Design ... 61

Preliminary Design Development (PDD) ... 94

Final Design Development (FDD) ... 106

PEMBAHASAN HASIL MAGANG ... 110

Proses Perancangan Lanskap ... 110

Sistem Manajemen Perusahaan ... 118

Studi Pendekatan Desain ... 121

Pencapaian Kegiatan Magang ... 127

KESIMPULAN DAN SARAN ... 133

Kesimpulan... 133

Saran ... 135

DAFTAR PUSTAKA ... 137


(13)

DAFTAR GAMBAR

Teks

Nomor Halaman

1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang ... 4

2. Proses Perancangan Lanskap Menurut Simond (1983) ... 7

3. Contoh Gambar Denah Tata Letak ... 14

4. Contoh Gambar Rencana Irigasi ... 15

5. Contoh Gambar Rencana Penanaman ... 15

6. Contoh Gambar Detil Konstruksi ... 16

7. Contoh Gambar Potongan-Tampak ... 17

8. Struktur Organisasi Umum Belt Collins International Pte.Ltd ... 27

9. Struktur Organisasi Khusus Proyek Panyu Agile Residence ... 28

10. Prosedur Pekerjaan Proyek di Belt Collins International Pte. Ltd. .... 32

11. Lokasi Sub Provinsi Guangzhou... 43

12. Pembagian wilayah Guangzhou ... 44

13. Master plan yang dihasilkan oleh AGC Design dan Rencana Fase Perancangan Lanskap ... 52

14. GateChineseArchitecture (a) dan Gate Townhouse Panyu (b) ... 55

15. Lokasi proyek Panyu Agile Residence ... 57

16. Sirkulasi Kendaraan Menuju Tapak ... 58

17. Landscape Analysis Diagram ... 60

18. Landscape Conceptual Plan ... 63

19. Gambar Section 1 ... 64

20. Gambar Section 2 ... 65

21. Gambar Section 3 ... 66

22. Gambar Section 4 ... 67

23. Gambar Section 5 ... 68

24. Gambar Section 6 and Section 7 ... 69

25. Roads and Landscape Elements Imagery Boards... 70

26. Artwork and TownhouseImagery Boards ... 71

27. Courtyard with Feature Element Plan and Section ... 84

28. Children Play Area and Sitting Area Plan and Section ... 85

29. Reflective Pond and Feature Trees with Deck Plan and Section ... 86

30. Entry to Basement Car Park Plan ... 87

31. Roundabout with Mounded Lawn and Feature Tree Plan ... 88

32. Courtyard with Artworks Plan ... 89

33. Courtyard with Seating and Trellis Plan and Section ... 89

34. Security Gate/ Guardhouse Plan ... 90

35. Fire Engine Access ... 91

36. Native Plant Imageries ... 92


(14)

Teks

Nomor Halaman

38. Security Gate and Guardhouse Design Development... 97

39. Boundary Wall and Water Edge Preliminary Design Development ... 98

40. Fence Detail Design Development ... 99

41. TownhouseUnite Type A1 ... 100

42. TownhouseUnite Type A2 ... 101

43. TownhouseUnite Type A3 ... 102

44. TownhouseUnite Type A5 ... 103

45. TownhouseUnite Type B1 ... 104

46. Overall Lighting Concept Plan ... 105

47. Guardhouse and Security Gate Lighting Concept Plan ... 105

48. Courtyard Area 1 Design Development ... 107

49. South Area Courtyard Preliminary Design Development ... 108

50. South Area Courtyard Final Design Development ... 109

51. Proses Perancangan Menurut Booth (1983) dan Proses Perancangan pada BCI ... 110

52. Children Play Area and Sitting Area Final Design Development ... 113

53. Roundabout with Mounded Lawn and Feature Tree Final Design Development ... 114

54. Guardhouse Final Design Development ... 115

55. Alur Koordinasi pada BCI Asia ... 118

56. Arsitektur dan Lanskap Modern ... 122

57. Lima Elemen Feng Shui ... 123

58. Chinese Element and Feature... 124

59. Elemen Batu sebagai Fitur Lanskap Panyu Agile Residence ... 125

60. Elemen Kayu sebagai Fitur Lanskap Panyu Agile Residence ... 125

61. Elemen Air sebagai Fitur Lanskap Panyu Agile Residence ... 125

62. Elemen Logam sebagai Fitur Lanskap Panyu Agile Residence ... 126

63. Elemen Api sebagai Fitur Lanskap Panyu Agile Residence... 126

64. Site Plan, Section dan Ilustrasi Courtyard 1 Alternative Design oleh Mahasiswa Magang... 128

65. Ilustrasi Courtyard 1 Alternative Design oleh Mahasiswa Magang .... 129

66. Site Plan dan Ilustrasi Pocket Park Alternative Design oleh Mahasiswa ... 130

67. TownhouseUnit Type A1Design Alternatif oleh Mahasiswa ... 131

68. Ilustrasi FrontyardTownhouseUnit Type A1 oleh Mahasiswa ... 132


(15)

DAFTAR TABEL

Teks

Nomor Halaman

1. Jadwal Kegiatan Magang ... 21

2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data ... 22

3. Jadwal Pengerjaan Landscape Design ... 24

4. BCI’s Completed Project... 38

5. Proposed Plant for Guangzhou ... 73


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Teks

Nomor Halaman

1. Phase I- Coordination Plan... 140

2. Phase I- Material Plan ... 141

3. Phase I- Lighting Image ... 142

4. Phase 1-Entrance Area Plan ... 143

5. Phase I- Entrance Area Section 1-2 ... 144

6. Phase 1-Entrance Area Section 3 and Elevation ... 145

7. Phase 1-Courtyard Area Plan ... 146

8. Phase 1- Courtyard Area Section ... 147

9. Phase I- Roundabout Plan ... 148

10. Phase 1-Roundabout Section ... 149

11. Phase 1-Paving Detail Plan (1) ... 150

12. Phase 1-Paving Detail Plan (2) ... 151

13. Phase 1-Typical Detail (1) ... 152


(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan dan perkembangan kota di dunia semakin meningkat. Hal tersebut juga memicu peningkatan kebutuhan penduduknya. Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan kepentingan ekonomi, yang bilamana dilakukan tanpa perencanaan dan perancangan yang baik dapat menimbulkan pembangunan fisik yang mengganggu seperti kawasan perniagaan yang padat dan tidak teratur yang akhirnya tata ruang kota menjadi tidak jelas dan tidak bersahabat. Seiring dengan perkembangannya, banyak hal yang memicu kerusakan lingkungan, seperti penutupan lahan dengan intensitas yang tinggi, meningkatnya tingkat pencemaran di kota dan penurunan kualitas lingkungan.

Hal tersebut berimplikasi terhadap ketersediaan alam bagi manusia dalam pemenuhan kenyamanan dan aktivitas sosial. Pentingnya keberadaan taman dan lanskap alami yang selain sebagai ruang hijau yang mampu menyediakan ketersediaan O2 dan peningkat kualitas lingkungan, juga berfungsi sebagai area rekreasi dan ruang dimana manusia dapat berkumpul melakukan aktivitas sosial. Kehadiran taman juga berfungsi untuk mengurangi kesan kekakuan dari struktur fisik disekitar. Selain itu taman juga mampu membentuk karakter dan identitas suatu wilayah dan memberikan keindahan visual bagi lingkungan sehingga tercipta kesatuan antar ruang di dalamnya.

Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang saat ini sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang kian bertambah sehingga mendorong terbentuknya kota-kota baru. Demikian halnya dengan usaha pemerintah Indonesia maupun pihak swasta yang senantiasa melakukan proses pengembangan area permukiman dan evaluasi terhadap perancangan taman dan lanskap perumahan yang ada. Untuk mendapatkan referensi suatu perencanaan dan perancangan lanskap permukiman yang baik, perlu dilakukan suatu studi di suatu negara yang telah sukses dalam menerapkan sistem perancangan dan penataan kota. Salah satu negara yang baik dijadikan contoh dalam pengembangan kota adalah Republik Rakyat Cina.


(18)

Cina dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia. Namun negara ini mampu memiliki solusi yang cukup baik dalam menghadapi kenyataan tersebut dengan memanfaatkan ruang secara vertikal dalam pembangunannya termasuk perencanaan dan perancangan lanskap permukiman.

Menurut Booth dan Hiss (2004), perencanaan dan perancangan suatu lanskap permukiman merupakan suatu upaya yang menantang dalam desain profesional. Disebut menyenangkan karena desainer bekerja dekat dengan klien secara personal, kesepakatan dengan desain yang detail dan gaya yang artistik, dan secara khusus berkesempatan menjadi wujud tiga dimensi dalam jangka waktu yang pendek. Perancangan lanskap permukiman disebut menantang karena secara langsung mempengaruhi kualitas hidup publik yang hidup dengan desain setiap harinya.

Dalam proses perancangan lanskap permukiman, dibutuhkan berbagai studi dan analisis terhadap berbagai masalah dan karakter tiap lokasi. Dengan mempelajari proses perancangan yang dilakukan oleh PT. Belt Collins Internasional, sebagai salah satu konsultan profesional yang telah banyak berpengalaman dalam perancangan lanskap, diharapkan mahasiswa dapat belajar dan mendapatkan pengalaman mengenai proses perancangan dalam ilmu arsitektur lanskap di dunia kerja. Hingga akhirnya mahasiswa mampu mengaplikasikannya dalam dunia kerja sebagai bahan perbandingan dan perbaikan dalam perancangan permukiman di kota Indonesia khususnya.

Tujuan Magang

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari, memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan keterampilan keprofesian dibidang arsitektur lanskap dengan fokus pada kegiatan design development(DD) pada proyek Panyu Agile Residence di Cina. Secara spesifik, tujuan dari kegiatan magang ini adalah :

1. Mempelajari sistem dan proses kerja Belt Collins International Pte. Ltd.

2. Mempelajari teknik perancangan dalam proyek lanskap permukiman di


(19)

3. Mempelajari berbagai masalah dan kendala di lapangan, baik yang umum maupun yang khusus, serta berbagai alternatif untuk mengatasinya. 4. Mempelajari proses desain lanskap dalam dunia kerja

Kegunaan Magang

Kegiatan magang di PT. Belt Collins International (Bali), bermanfaat untuk mengembangkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapangan kerja dan sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi di bidang Arsitektur Lanskap antara mahasiswa dengan pihak PT. Belt Collins Internasional.

Kerangka Pikir Kegiatan Magang

Keadaan perkotaan di Cina dengan jumlah penduduk yang tinggi, lahan kota yang terbatas, mengharuskan dilakukannya suatu pengembangan lahan secara vertikal. Upaya dalam pengembangan dan perancangan kota secara vertikal khususnya dalam proses perancangan lanskap permukiman di Cina dapat dipelajari sebagai bahan pembelajaran untuk penerapan di Indonesia dalam menghadapi lahan yang semakin terbatas.


(20)

Gambar 1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang Kegiatan Magang

Output Peningkatan Jumlah Penduduk

Indonesia Cina

Pemanfaatan Ruang Vertikal Masih Belum Optimal dalam Perancangan Lanskap Residensial Pemanfaatan Ruang Vertikal yang Sesuai dan Baik dalam Perancangan Lanskap Residensial

Mahasiswa PT. Belt Collins Internasional Pengetahuan dan Keterampilan sebagai Arsitek Lanskap Penerapan ilmu Perencanaan dan Perancangan Lanskap Residensial di Indonesia yang lebih baik


(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap

Lanskap adalah bentang alam, total keseluruhan tapak ataupun pemandangan baik yang alami maupun buatan. Menurut Simonds (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia.

Lanskap alami adalah lanskap yang dibentuk oleh elemen-elemen atau komponen secara alami sesuai dengan kaitannya dengan alam. Sedangkan lanskap buatan adalah lanskap yang dibentuk oleh elemen-elemen dengan bantuan manusia untuk keinginan dan kepuasannya.

Taman adalah setiap wilayah publik atau tanah pribadi yang disisihkan untuk estetika, pendidikan, rekreasi, atau penggunaan kegiatan budaya (Gold, 1980).

Perumahan dan Permukiman

Permukiman dalam skala kecil disebut perumahan, sedangkan dalam skala besar disebut sebagai permukiman. Dalam Undang- undang No.4 tahun 1992 pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Kembali dijelaskan dalam pasal 1 ayat 5 dan 6, yang dimaksud dengan prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sedangkan sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi sosial dan budaya.

Eckbo (1964) mengungkapkan bahwa lingkungan perumahan adalah suatu area yang di dalamnya terdapat susunan ketetanggan atau kumpulan tempat tinggal dan sarana perkantoran, niaga, pendidikan, budaya, kesehatan, dan fasilitas administrasi penting lainnya di sekitar area tersebut.

Nurisjah dan Pramukanto (1995) mengungkapkan bahwa perumahan merupakan suatu tempat dan lingkungan hunian yang dapat memberikan pada setiap warganya suatu lingkungan kehidupan yang baik dalam arti memuaskan,


(22)

menyamankan, dan menyenangkan. Lingkungan seperti ini akan menunjang tiap individu yang bemukim di dalamnya untuk mengkreasikan seluruh aktivitas kehidupannya secara maksimum, baik aktivitas jasmani maupun rohani.

Perancangan Lanskap

Perancangan merupakan sebuah proses kreatif yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi, dan biologi serta efek psikologis dan fisik yang ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna, dan ruang hasil dari pemikiran yang saling berhubungan (Simonds, 1983).

Menurut Laurie (1986), desain atau perancangan merupakan perluasan dari perencanaan tapak. Desain menyangkut dengan seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan, dan kombinasinya sebagai pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu di dalam rencana tapak. Selain itu, aspek visualitas tapak menjadi perhatian utama dalam perancangan lanskap.

Simonds (1983) melanjutkan bahwa perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Perhatian perancangan ditekankan pada penggunaan volume atau ruang. Dimana setiap volume memiliki bentuk, tekstur, warna, ukuran, bahan, dan kualitas lainnya yang secara keseluruhan dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai dengan baik. Dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah dua dimensi sedangkan pemikiran secara tiga dimensi membawa manusia ke dalam dunia perancangan.

Menurut Simonds (1983), proses perancangan dalam arsitektur lanskap terdiri dari Commision, Research, Analysis, Synthesis, Construction dan Operation. Commision merupakan tahap dimana klien mengemukakan keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Analysis adalah suatu kegiatan analisis terhadap tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi dan kendala serta membuat program pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisis perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep

serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap


(23)

pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian, dan perbaikan serta observasi penampakan. Proses perancangan lanskap menurut Simond (1983) dapat dilihat pada Gambar 2.


(24)

Adapun proses perancangan lanskap menurut Booth (1983), yaitu:

1. Penerimaan proyek

2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak) a. Persiapan rencana dasar

b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi)

c. Wawancara dengan pemilik (client)

d. Pembentukan program

3. Desain

a. Diagram fungsi ideal

b. Diagram fungsi keterhubungan tapak

c. Rencana konsep (concept plan)

d. Studi tentang komposisi bentuk

e. Desain awal

f. Desain skematik

g. Rencana Induk (master plan)

h. Pembuatan desain

4. Gambar-gambar konstruksi

a. Rencana pelaksanaan (layout plan)

b. Rencana bertahap (grading plan)

c. Rencana penanaman (planting plan)

d. Detil konstruksi

5. Pelaksanaan

6. Evaluasi setelah konstruksi

Penerimaan proyek

Tahap pertama dalam proses desain adalah disetujuinya usulan proyek antara klien dan arsitek lanskap. Dalam pertemuan pertama antara kedua belah pihak, klien mengemukakan kebutuhan dan keinginannya dan arsitek lanskap memberikan tawaran tipe pelayanannya.


(25)

Riset dan analisis

Dari suatu kesepakatan yang telah dibuat antara klien dan arsitek lanskap, selanjutnya arsitek lanskap membutuhkan peta dasar tapak termasuk inventarisasi dan analisisnya.

Desain

Diagram fungsi ideal merupakan tahap pertama dalam desain, dimulai dengan mempelajari desain yang memungkinkan di atas kertas dalam bentuk grafis. Beberapa desainer memulai tahap ini dengan diagram ideal yang bentuknya lebih abstrak dan umum dari diagram fungsi ideal. Tujuan dari diagram fungsi ideal adalah untuk mengidentifikasi pendekatan terbaik yang harus ada antara fungsi mayor yang diusulkan dengan ruang yang ada dalam desain.

Gambar-gambar konstruksi

Gambar-gambar ini diperlukan untuk pekerjaan yang lebih mendetil. Gambar tersebut biasanya dibutuhkan dalam tahap pelaksanaan.

Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap dimana diterapkannya suatu desain di tapak. Dilakukan suatu tahap perancangan melalui kegiatan konstruksi.

Evaluasi setelah konstruksi

Hal ini diperlukan untuk mengetahui berbagai masalah yang timbul dari suatu perancangan yang telah dibuat dan mencari solusi penyelesaiannya dan memperbaikinya selama dalam masa kontrak.

Pemeliharaan

Langkah selanjutnya yang diperlukan adalah pemeliharaan untuk menjaga keberlangsungan desain tapak yang telah dibuat, agar desain tapak tetap seperti yang diinginkan.

Sedangkan menurut Hill (1995), proses perancangan terdiri dari sepuluh tahap, yaitu:

1. Masa Perjanjian (Term of Engagement) 2. Batas Kewenangan (Limit of Authority) 3. Laporan Singkat (The Brief)

4. Survei


(26)

6. Rencana Sketsa (Sketch Scheme)

7. Rencana Akhir (Final Scheme)

8. Rincian (Details)

9. Kontrak (Contract)

10. Pelelangan Terbuka (Tenders)Term of Engagement

Dalam menerima surat yang berisikan konfirmasi keinginan agar suatu proyek disepakati, perancang dapat mengajukan syarat agar kontraknya segera dibuat dan ditandatangani.

Ketika pelayanan penuh memerlukan seorang desainer, yang diperkerjakan secara spesifik untuk memberikan nasihat, menyiapkan rencana dan mengawasi pelaksanaan, dokumen yang kuat mungkin diperlukan.

Selain perjanjian antara konsultan dengan klien, kontraktor lanskap juga dilibatkan dalam perjanjian tersebut.

Batas Kewenangan (Limit of Authority)

Pada permulaan sangat penting untuk menetapkan hierarki kewenangan. Klien biasanya tidak dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan kerja, namun terkadang klien memiliki keinginan untuk memerintah kontraktor atau bahkan memerintah pekerja di tapak, mengubah proses pekerjaan. Hal ini dapat menciptakan masalah yang tak berujung, sehingga desainer dari awal harus membuat rantai perintah yang jelas.

Laporan Singkat (The Brief)

Dalam beberapa keadaan klien memiliki gagasan penting, tapi belum menentukan tapaknya. Contohnya, otoritas lokal mungkin memiliki keinginan untuk menambahkan fasilitas rekreasi di dalam dan di sekitar kota, tapi tidak dapat memutuskan dimana lokasi yang tepat. Hal ini bisa menjadi masalah bagi perencana kota. Jika laporan singkat bertujuan untuk memuaskan kebutuhan masyarakat, maka lokasi amat penting artinya. Gagasan baik bila ditempatkan di lokasi yang tidak dapat diterima secara fisik dan sosial, dapat dengan mudah diabaikan dan cepat terdegradasi. Kajian ekstensif mengenai beberapa faktor seperti lalu lintas, transportasi, struktur sosial, budaya dan perdagangan mungkin diperlukan sebelum sampai pada suatu kesimpulan. Laporan singkat harus


(27)

mencakup pernyataan yang jelas tentang limitasi anggaran, yang mencakup faktor pemeliharaan. Hal ini penting, dalam pendekatannya perancang harus menyesuaikan dengan kapasitas klien untuk melanjutkan setiap rencana.

Survei

Hal berikutnya yang harus diperiksa adalah tapak. Jika tapak berjarak jauh dari kantor perancang, survei secara seksama sangat diperlukan pada tahap ini. Laporan singkat klien dilihat ulang untuk menilai apakah berdasarkan informasi yang diperoleh dari tapak, proposalnya realistis. Pada tahap ini mungkin perancang memerlukan nasihat dari pelayanan dari konsultasi lain, dan atau bahkan memperkerjakan spesialis kontraktor dan pemasok spesialis.

Perancang tampak sering mengecek ulang pada klien. Pengecekan demikian dianjurkan dalam banyak kasus untuk menghindari waktu dan uang yang terbuang jika klien memutuskan mengubah pandangannya atau menarik diri dari usaha mengingat informasi yang datang dari survei dan analisis.

Usulan (Proposal)

Pada rencana yang sangat kecil, rencana sketsa mungkin disiapkan tanpa melalui tahapan konseptual, karena konsep akan menjadi bukti gambaran rencana itu sendiri. Namun, karena banyak pekerjaan dicurahkan untuk persiapan presentasi rencana, adalah bijaksana untuk sepakat tentang konsep terdahulu untuk rencana yang lebih besar. Solusi ideal dapat muncul dengan sendirinya, tetapi dalam banyak hal situasi dimana pihak yang setuju dan tidak setuju dari dua atau tiga konsep tampak berimbang dan seleksi akhir menjadi masalah preferensi personal. Jika mempresentasikan pekerjaan dihadapan suatu komisi, banyak alternatif dapat menambah kesulitan perancang.

Rencana Sketsa (Sketch Scheme)

Setelah konsep disetujui, maka rencana sketsa disiapkan, hal tersebut mencirikan secara tepat kerja fisik di tapak, bangunan, jalan, jalan kaki, dinding, bentuk tanah, tanaman, dan sebagainya. Disarankan untuk memperoleh jasa dari seorang QS (Quantities Surveyor) atau insinyur pada titik ini, tergantung pada sifat dari laporan singkat dan skala operasi yang diharapkan.


(28)

Rencana Akhir (Final Scheme)

Jika klien, perancang, masyarakat puas dengan rencana dan dengan persetujuan awal dari otoritas lokal jika diperlukan, perancang dapat melanjutkan dengan gambar rancangan akhir. Hal tersebut harus menunjukkan bentuk lahan, struktur dan material, jadwal penanaman yang komprehensif, dan dimana diaplikasikan pertahapan, harus disiapkan analisis biaya terinci. Pekerjaan ini merupakan persetujuan akhir dari semua yang telah disebutkan di atas, tetapi juga membawa pekerjaan ke tahapan vertikal.

Dalam persiapan suatu rencana, seringkali klien menjadi terinspirasi untuk membuat perubahan, penambahan atau pengurangan saat rencana muncul, perancang harus mampu mengakomodasi keinginan tersebut, tetapi setiap perubahan yang terjadi harus sesuai dengan penyusunan anggaran biaya. Secara ideal ketika gambar perancangan akhir telah disetujui, dan dimana persetujuan tersebut telah dicatat secara formal, maka rencana final tersebut harus “dibekukan”.

Rincian (Details)

Dari rencana yang telah dibekukan, perancang mempersiapkan pengerjaan gambar secara rinci dan tepat bagaimana tiap pekerjaan konstruksi akan dirakit, dan material apa yang digunakan serta penyiapan spesifikasi dan rekening jumlah jika diperlukan.

Kontrak (Contract)

Kontraktor dapat ditunjuk langsung atau dipilih sebagai hasil submisi tender. Penunjukkan kontraktor merupakan langkah kritis dalam proses keseluruhan. Klien berharap untuk memperoleh pekerjaan yang sebaik mungkin untuk harga yang serendah mungkin, dan keduanya seringkali kontradiktif.

Pelelangan Terbuka (Tenders)

Jika tender akan dibuka, perancang kemungkinan membutuhkan bantuan dari QS atau insinyur dan klien yang akan menyiapkan daftar kontraktor prospektif. Bilamana pilihan jatuh pada perusahaan yang mungkin tidak terkenal, cukup beralasan untuk menanyakan perspektif tender untuk menyebutkan contoh pekerjaan terdahulu, yang kemudian dapat diperiksa perusahaan yang prospektif dan dikontrak dengan surat atau bahkan ditetapkan untuk mengetahui apakah


(29)

berminat atau tidak untuk melakukan tender. Hal ini untuk menghindari pengeluaran dan kesulitan dalam mengirim berbagai copy gambar dan dokumen lain kepada kontraktor yang tidak berminat untuk melakukan tender.

Ketika mengundang tender, surat yang menyertai gambar dan dokumen harus jelas menyatakan tanggal bila tender harus sudah diterima. Kontraktor dapat diundang untuk menyatakan tanggal penyelesaiannya maupun harga tendernya, kontraktor juga mungkin meminta agar kondisi terakhir dipenuhi sebelum memulai, misalnya bahwa pengaturan terlebih dahulu dibuat untuk memudahkan penghubung untuk mendapatkan akses ke lokasi.

Menurut Booth (1983), kegunaan-kegunaan dari proses desain antara lain seperti:

1. Memberikan logika, mengorganisasi bagan kerja untuk menciptakan solusi desain,

2. Menolong untuk memastikan bahwa solusi yang muncul cocok untuk masalah

desainnya (tapak, kebutuhan klien, anggaran, dan sebagainya),

3. Pertolongan bagi klien dalam menemukan penggunaan terbaik untuk tapak dengan cara mempelajari solusi-solusi alternatif, dan

4. Menjadi dasar untuk menjelaskan dan mempertahankan solusi desain bagi klien.

Setiap proyek memiliki masalahnya masing-masing sehingga

membutuhkan metode yang berbeda-beda untuk melalui proses desain. Dalam banyak kasus, keterbatasan biaya menentukan lama waktu yang dipergunakan untuk setiap tahap dari proses desain.

Teknik Presentasi Grafis Arsitektur Lanskap

Untuk menyampaikan ide-ide atau konsep suatu perancangan kepada klien atau kelompok penggunanya dibutuhkan suatu teknik presentasi grafis atau gambar penyajian akhir. Walaupun gambar-gambar awal biasanya sangat kasar dan sangat sederhana, gambar-gambar tersebut perlu menunjukkan bentuk-bentuk, material dan ruang-ruang spesifik untuk dievaluasi oleh perancangnya.

Gambar-gambar penyajian akhir harus cukup realistis dan meyakinkan, sebab biasanya gambar-gambar tersebut akan dipelajari oleh klien. Dalam hal ini,


(30)

yang paling efektif adalah kombinasi gambar denah, potongan, dan perspektif berwarna. Gambar-gambar tersebut harus dapat menjelaskan dirinya sendiri, dengan tulisan yang hanya berbentuk label-label pendek.

Berikut beberapa istilah dari bentuk penyajian gambar yang biasa digunakan dalam perancangan dan penyampian idea atau konsep menurut Reid (1996):

Denah Tata Letak

Merupakan gambar yang menunjukkan lokasi, ukuran, bentuk, dimensi dan metrial elemen-elemen struktur. Contoh gambar denah tata letak dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Contoh Gambar Denah Tata Letak Rencana Irigasi

Menunjukkan jenis, ukuran, dan lokasi dari pipa, beda ketinggian, katup, pelindung pipa, dan unsur-unsur lain dari sistem irigasi. Contoh gambar rencana irigasi ditunjukkan pada Gambar 4.


(31)

Gambar 4. Contoh Gambar Rencana Irigasi Rencana Penanaman (Planting Plan)

Merupakan gambar yang digunakan untuk penanaman tumbuhan. Gambar tersebut menunjukkan kokasi yang tepat dan jenis tanaman secara jelas. Biasanya menggunakan simbol-simbol huruf yang mempuyai arti sebagai nama tanamannya. Contoh gambar rencana penanaman dapat dilihat pada Gambar 5.


(32)

Gambar Detil Konstruksi

Merupakan pembesaran dari gambar denah dan tampak, gambar kerja semacam ini menunjukkan komponen-komponen stuktur secara mendetil, termasuk elemen-elemen internal, dan bagaimana hal-hal tersebut bekerja bersama-sama. Contoh gambar detil konstruksi dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Contoh Gambar Detil Konstruksi

Potongan-Tampak

Gambar yang mampu menunjukkan detail elemen vertikal dan bagaimana elemen tersebut berkaitan dengan bentuk horisontalnya. Menunjukkan permukaan atau garis profil potongan ditambah elemen yang benar berdasarkan skala pada suatu jarak pilihan di belakang garis profil. Rangkaian elemen pada garis profil ini yang disebut dengan potongan, sedangkan elemen di belakangnya disebut tampak (Gambar 7).

Beberapa tujuan dan nilai utama dalam penggambaran potongan-tampak lanskap:

1. Untuk menekankan pentingnya elemen vertikal dalam kaitannya dengan

kegiatan dan penggunaannya.

2. Untuk mengkomunikasikan elemen tersembunyi dalam pandangan denah.

3. Untuk menganalisa penghalang dan pandangan dari titik-tik pandang tertentu. 4. Untuk mengkaji bentuk tanah.

5. Untuk menggambarkan proses lanskap.


(33)

Gambar 7. Contoh Gambar Potongan-Tampak

7. Untuk digunakan dalam pengkajian pencahayaan.

8. Untuk menunjukkan hubungan ekologis.

9. Untuk menunjukkan struktur dalam elemen yang di bangun.

Manajemen Proyek

Tata laksana kerja sangat berhubungan erat dengan sistem manajemen perusahaan. Kraus dan Curtis (1982) mengemukakan manajemen merupakan suatu proses dari konsep, teori, dan analisis tujuan dimana seorang manajer merencanakan, mengatur, memimpin, dan melaksanakan tujuan tersebut melalui usaha manusia secara sistematis, koordinatif, dan saling kerjasama. Selain itu mereka juga mendeskripsikan manajemen sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu adalah manajemen berdasarkan teori dan ilmu pengetahuan dimana dalam pembuatan keputusan dan kebijakan harus berdasarkan data empiris dan prinsip-prinsip yang tepat, sedangkan manajemen sebagai seni harus dapat mempercayakan kemampuan, sensitifitas, intuisi, dan aspirasi seseorang, dalam berhubungan satu sama lain haruslah bersifat fleksibel dan responsif terhadap sifat dan kemampuan seseorang. Penerapan dari suatu ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan merupakan seni.

Menurut Stoner dan Freeman (1994), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota


(34)

organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi yang bermacam-macam untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen pada hakikatnya merupakan alat atau sarana untuk menggerakkan unsur-unsur manusia, bahan-bahan, uang, metode, sistem, dan pasar, guna mencapai tujuan yang telah diterapkan dengan penerapan fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip manajemen secara efektif dan efisien.

Kraus dan Curtis (1982) menjelaskan kembali, proses manajemen mencakup empat fungsi utama, yaitu; perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling).

a. Perencanaan (planning)

Planning merupakan konsep dari suatu manajemen disusun dan tujuan serta sasaran ditetapkan. Kebijakan dan tata cara pelaksanaan dibuat, perencanaan sasaran jangka pendek dan jangka panjang dirumuskan. b. Pengorganisasian (organizing)

Organizing merupakan tahapan manajemen dimana struktur organisasi dan tangggung jawab masing-masing bagian dibentuk. Garis komunikasi, koordinasi, dan wewenang ditetapkan. Pada tahap ini, sumberdaya dialokasikan sehingga dapat dicapai tujuan organisasi.

c. Pengarahan (directing)

Directing merupakan proses koordinasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan berkaitan erat dengan upaya untuk memotivasi para pekerja.

d. Pengawasan (controlling)

Controlling mencakup pengukuran terhadap kinerja yang sedang berjalan dibandingkan dengan standar kerja, pengawasan pekerjaan apakah sesuai dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan, serta pelaporan, evaluasi yang berkelanjutan dan pengambilan tindakan perbaikan atau antisipasi program jika diperlukan.

Cleland dan Ireland (2002) mengungkapkan bahwa proyek merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dengan durasi tertentu, kompleksitas tertentu yang harus diakhiri dengan suatu accomplishment. Manajemen proyek terdiri atas tahap-tahap seperti konsep, perencanaan, desain, pengadaan (procurement), persiapan eksekusi dan diakhiri dengan accomplishment yang


(35)

biasanya ditandai dengan antara lain deliverable (capaian yang dijanjikan). Manajemen proyek merupakan seni dan ilmu mengatur sumberdaya manusia, peralatan, bahan, uang, dan waktu untuk menyelesaikan suatu pelaksanaan dengan waktu dan biaya yang optimal. Manajemen proyek mencakup multidisiplin yang terfokus mengkoordinasi semua kebutuhan dalam pelaksanaan. Prinsip utama manajemen proyek adalah mengorganisir pelaksanaan pekerjaan agar selesai dengan sempurna (Oberlender 1993).

Konsultan Lanskap

Konsultan dalam bahasa Latin ‘consultare’yang berarti „untuk membahas‟ atau yang sering dikenal dengan nama „konsul‟ atau „konsel‟ (nasihat), adalah seorang profesional yang memberikan nasihat profesional atau ahli dibidang tertentu seperti keahlian manajemen, akuntansi, lingkungan, hiburan, teknologi, hukum (hukum pajak khususnya), sumber daya manusia, pemasaran, manajemen darurat, produksi makanan, obat, keuangan, manajemen hidup, ekonomi, urusan publik, komunikasi, teknik, desain sound system, desain grafis, atau manajemen sampah. Seorang konsultan biasanya adalah seorang ahli atau profesional di bidang tertentu dan memiliki pengetahuan yang luas tentang materi dibidangnya. Konsultan biasanya bekerja untuk sebuah perusahaan konsultan atau bekerja sendiri, dan terlibat dengan banyak klien yang berbeda-beda. Dengan demikian klien memiliki akses ke level yang lebih dalam mendapatkan konsultasi yang layak bagi mereka dan memungkinkan untuk tetap berada di rumah dan melakukan pembayaran atas pelayanan yang diterima dari konsultan.

Beberapa konsultan adalah individu yang disewa oleh perusahaan untuk melakukan pekerjaan mereka atas dasar kontrak. Mereka bukan karyawan perusahaan yang dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan tertentu, namun mereka diharapkan dapat melakukan pekerjaan secara etis dan bertanggung jawab dengan pengawasan minimum (Wikipedia 2010).


(36)

METODOLOGI

Lokasi Magang

Kegiatan magang dilakukan di PT. Belt Collins Internasional Bali yang merupakan salah satu perusahaan jasa (konsultan) yang bergerak dalam bidang perencanaan dan desain lanskap atau lingkungan. PT. Belt Collins Internasional Bali beralamat di Jalan Badak Sari 14X, Renon Denpasar, Bali.

Waktu Magang

Kegiatan magang ini berlangsung selama dua bulan, yaitu dimulai pada minggu kedua bulan Juli sampai dengan minggu kedua bulan September 2010. Jadwal kegiatan magang secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 1.

Metode Magang

Metode yang digunakan dalam kegiatan perancangan Panyu Agile

Residence, yaitu :

1. Partisipasi aktif dalam kegiatan perancangan yang berlangsung di studio, dengan proyek utama Panyu Agile Residence di Cina dan ikut membantu dalam proyek lain seperti :

Jiangmen Residence, Cina  Sanya Hotel, Cina dan  Regent Sanur, Bali

2. Wawancara dengan arsitek lanskap dan pemilik/pimpinan perusahaan


(37)

I II III IV I II III IV I II KEGIATAN INTI

1. Ke giatan Studio

a. Final Concept

Design (FCD)

b. Preliminary

Design Development

c. Final Design

Development

d. Hardscape

Work ing Drawing (HWD)

e. Softscape

Work ing Drawing (SWD) 2. Ke giatan

Lapang (Site Review)

KEGIATAN PENUNJANG

a. Pengenalan Lembaga dan Manajemen b. Studi Pustaka

dan Referensi Desain

c. Persiapan Magang

JENIS KEGIATAN

Juli Agustus Se pte mbe r


(38)

Jenis dan Bentuk Data

Data yang dikumpulkan dalam kegiatan magang yaitu data mengenai kondisi umum lokasi proyek, kelembagaan, dan data perancangan lanskap. Jenis, bentuk, dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 2.

Jenis Data Bentuk Data Sumber

Kondisi Umum Lokasi Proyek Kondisi Biofisik

Letak dan Luas Deskripsi Studi Pustaka

Iklim Deskripsi Studi Pustaka

Aksesibilitas Deskripsi Studi Pustaka

Tata Guna Lahan Deskripsi Studi Pustaka

Kondisi Sosial

Sejarah Kawasan Deskripsi Studi Pustaka

Sosial Budaya Deskripsi Studi Pustaka

Kelembagaan

Sejarah Perusahaan Deskripsi PT. Belt Collins

Internasional

Struktur Organisasi Diagram atau Bagan PT. Belt Collins

Internasional

Sistem Kerja Deskripsi PT. Belt Collins

Internasional

Proses Perwujudan Proyek Deskripsi PT. Belt Collins

Internasional

Data Perancangan Lanskap

Landscape Master Plan Gambar dan Deskripsi PT. Belt Collins

Internasional

Concept Design Deskripsi PT. Belt Collins

Internasional

Design Development Gambar dan Deskripsi PT. Belt Collins

Internasional Tabel 2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data


(39)

Tahapan Kegiatan Magang

Tahap yang dilakukan dalam kegiatan magang di perusahaan :

1. Pengenalan Lembaga dan Manajemen

Kegiatan dimana mahasiswa mempelajari staf dari semua divisi dan manajerial yang terdapat dalam perusahaan, pengamatan sejarah, latar belakang, struktur organisasi, prosedur dan manajemen kerja, serta peraturan yang berlaku di PT. Belt Collins International (Bali).

2. Observasi Lapang

Mahasiswa melakukan kegiatan kunjungan ke tapak yang sudah lengkap dirancang atau proyek yang pernah dikerjakan oleh BCI sebelumnya yang ada di Bali. Kegiatan ini disebut Review, yang ditujukan untuk mempelajari dan mengamati desain, konstruksi, serta material yang digunakan dalam suatu proyek khususnya yang ada di Bali dengan adopsi budaya yang ada. Lokasi yang dikunjungi: Legian Nirwana Suites dan Conrad Hotel. Selain hasil proyek yang dikerjakan oleh BCI, mahasiswa juga melakukan observasi ke berbagai tempat wisata dan site hasil rancangan arsitektur lanskap, terutama daerah resort, hotel, villa dan spa, serta daerah komersial di sekitar Bali, seperti kawasan resort daerah Jimbaran, Nusa Dua, Kuta, café dan resto daerah Sanur.

3. Pengumpulan Data dan Studi Pustaka

Kegiatan berupa proses pengumpulan data yang diperoleh dari klien maupun arsitek bangunan mengenai informasi dan sejarah tapak yang akan dirancang. Selain itu didukung dengan melakukan studi pustaka mengenai teori dan referensi desain yang menunjang proses perancangan lanskap.

4. Perancangan

Merupakan kegiatan utama pada saat pelaksanaan magang, yaitu dengan mengikuti sistem kerja perusahaan dalam melakukan pekerjaan studio perancangan suatu proyek lanskap, terutama proses perancangan pada tahapan Design Development dan Hardscape Working Drawing.


(40)

Batasan Kegiatan Magang

Kegiatan magang dibatasi pada ruang lingkup struktural internal manajemen dan sistem kerja dalam PT. Belt Collins International (Bali), beserta tahapan proses perancangan lanskap khususnya pada tahap Design Development (DD) yang berfokus pada proyek Panyu Agile Residence di Guangzhou, RRC.

Jadwal Pekerjaan Proyek Panyu Agile Residence, Republik Rakyat Cina Jadwal pekerjaan proyek Panyu Agile Residence pada saat berlangsungnya magang berfokus pada pekerjaan desain arsitektur lanskap pada tahap Design Development. Pekerjaan perancangan lanskap Panyu Agile Residence memiliki limit waktu pengerjaan yang sudah disepakati bersama klien. Rencana jadwal Proyek Panyu Agile Residence secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jadwal Pengerjaan Landscape Design Proyek Panyu Agile Residence Tahap Pengerjaan Waktu Pengerjaan Waktu

Pemasukan Landscape Concept Design 8 minggu Januari 2010 Design Development (DD) 8 minggu September 2010 Hardscape Working Drawing 8 minggu November 2010 Softscape Working Drawing 6 minggu November 2010

Untuk tahap masterplanning dan preliminary concept design dilakukan oleh pihak arsitek dan BCI Singapura, kemudian untuk tahap selanjutnya yang dimulai dari Design Development sampai dengan Hardscape Working Drawing dilakukan oleh BCI Bali.

Peran mahasiswa magang dalam pekerjaan proyek Panyu ini yaitu membuat beberapa pengembangan desain alternatif pada beberapa area pengembangan. Selain itu mahasiswa juga ikut membantu dalam proyek lain seperti Jiangmen Residence Cina, Sanya Hotel Cina dan Regent Sanur Bali.


(41)

KONDISI UMUM PERUSAHAAN MAGANG

Belt Collins International Pte. Ltd

Belt Collins International (BCI) tumbuh dari kombinasi seorang perencana, Walter K. Collins, dan seorang insinyur sipil, Robert M. Belt, ketika mereka mulai perusahaan di Honolulu lebih dari 55 tahun yang lalu. BCI adalah perusahaan jasa profesional pertama di kawasan Asia Pasifik yang menggabungkan konsultasi perencanaan perkotaan dan tanah, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan lingkungan dalam satu organisasi profesional. Beberapa faktor yang telah menyebabkan terbentuknya prestasi tersebut adalah :

1. Tercerahkan oleh kepemimpinan yang menghabiskan sejumlah besar waktu untuk mengembangkan bakat dan mentoring mendatang.

2. Sensitivitas BCI pada budaya lokal, adat istiadat, dan lingkungan alam.

3. Banyaknya studi yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk

menemukan cara-cara baru dalam memandang bidang tanah yang luas dan bagaimana menggunakannya.

BCI adalah sebuah perusahaan konsultan perencanaan dan desain internasional yang berfokus pada penyediaan nilai aset klien berbasis lahan. BCI mempekerjakan lebih dari 500 profesional multidisiplin dan staf pendukung terlatih dari sepuluh kantor di delapan negara dan teritori. BCI secara konsisten menempati urutan sebagai salah satu dari 200 perusahaan desain internasional teratas dalam 500 perusahaan desain yang berbasis di Engineering News-Record. Sejak pendiriannya pada tahun 1953, BCI telah menyelesaikan lebih dari 16.000 proyek di 70 negara di seluruh dunia dan telah menerima lebih dari 350 penghargaan dan penghormatan untuk proyek-proyeknya.

Dengan lebih dari 20 LEED Accredited Profesional di kantor Amerika Serikat, BCI terintegrasi atas staf insinyur, perencana, arsitek lanskap, dan ilmuwan lingkungan bekerja sama dengan klien untuk menciptakan ruang yang inovatif, khas, dan inspiratif, sementara pada saat yang sama meningkatkan, melindungi, dan melestarikan lahan yang ada dan sekitarnya.


(42)

Lingkup Kegiatan Konsultan

BCI menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien yang berkembang sepanjang tahun, BCI telah menambahkan layanan untuk melengkapi teknik dan praktek perencanaan. Dimulai dengan penambahan arsitektur lanskap tahun 1960, BCI terus memperluas layanannya dengan penambahan konsultasi lingkungan pada tahun 1993, untuk GIS dan desain komunikasi dalam beberapa tahun terakhir. Dengan disiplin dan pengalaman perusahaan yang luas, memungkinkan perusahaan ini menawarkan keahlian pada banyak proyek kehidupan.

Bentuk pasar yang di kuasai adalah: komunitas, fasilitas pendidikan, komersial, residensial, hotel dan resort, infrastruktur, desain perkotaan, taman dan rekreasi, pemerintahan, layanan dan perencanaan, teknik sipil, arsitektur pertamanan, dan konsultasi lingkungan.

Struktur Organisai Perusahaan

Untuk memperjelas kedudukan jabatan para staf yang bekerja dalam sebuah perusahaan profesional diperlukan struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi perusahaan menunjukkan alokasi dari tanggung jawab dengan fungsi yang berbeda-beda dan bagian yang berbeda dari suatu perusahaan, dimana setiap bagian tersebut memiliki hubungan kerja yang efektif untuk meningkatkan produktifitas kerja.

Belt Collins International Pte. Ltd. dikepalai oleh seorang

Chairman/President/Managing Director. Kemudian yang membawahinya adalah Vice President/Director. Vice President bertugas memimpin proyek serta mengamati kinerja Associate Director yang mengepalai para Associate, sedangkan di bawah Associate terdapat Project Manager yang bertanggung jawab dalam

manajemen proyek dan koordinasi desain maupun konstruksi, Senior

Horticulturist, dan Senior Landscape Architects/Planner/Designer yang masing-masing mengepalai Landscape Architect, Architect, Art/Decorative Designer, Horticulturist, CADD Designer, Graphic Designer, Administration Staff, IT Officer (Gambar 8).

Selain pembagian berdasarkan jabatan, tugas, dan tanggung jawab, di BCI juga terdapat struktur organisasi tipikal bagi setiap area proyek dan bagi setiap


(43)

proyek. Karena itu setiap proyek memiliki struktur organisasi sendiri yang sedikit berbeda dari struktur organisasi perusahaan pada umumnya dan berbeda pula dari proyek lainnya.

Pada proyek Panyu Agile Residence di Guangzhou, Cina, struktur organisasinya dimulai dengan president, kemudian vice president, setelah itu associate kemudian project manager yang berkoordinasi dengan Bali office manager dan technical and support staff yang ada di Singapura. Bali office manager mengkoordinasikannya kepada technical and support staff yang ada di Bali yang masing-masing bekerja sesuai dengan divisinya (Gambar 9).

Gambar 8. Struktur Organisasi Umum Belt Collins International Pte.Ltd Chairman/President/Managing

Director

Vice

President/Director

Vice

President/Director Vice

President/Director

Associate Associate Associate

Project Manager/Architect (Key Contact Person)

Landscape Architect/Designer/Horticulturist


(44)

Gambar 9. Struktur Organisasi Khusus Proyek Panyu Agile Residence

Spesialisasi Pekerjaan

Dalam setiap perusahaan terdapat garis besar pembagian pekerjaan atau gambaran pekerjaan dalam hal tugas, tanggung jawab dan wewenang yang disesuaikan dengan jabatan yang ada dalam struktur organisasi perusahaan. Spesialisasi pekerjaan yang dimiliki oleh Belt Collins International Pte. Ltd. :

a. Chairman/President/Managing Director bertugas dalam mengelola perusahaan dengan melakukan pengarahan, pengawasan, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian untuk mencapai visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam perusahaan ini, Managing Director bukan hanya memimpin perusahaan, tetapi juga ikut turun tangan dalam menangani dan mengawasi proyek yang berjalan dan memiliki tim

kerja. Managing Director bertanggung jawab dalam mengembangkan

President Allen Kerton

Vice President K C Lam

Associate Pang Hui On

Project Manager Liem Pieng

Bali Office Manager Koesari Ratmono

Technical and Support Staff

Bali Office Technical and Support

Staff Singapore Office


(45)

perusahaan dan mengawasi produktivitas perusahaan, serta keuntungan finansial bagi perusahaan. Untuk kinerja yang lebih baik, Managing Director senantiasa memotivasi karyawan dan memberikan solusi dalam proses suatu proyek.

b. Vice President/Director merupakan pendukung struktur perusahaan yang bertanggung jawab dalam mengelola, mengkoordinasikan, dan memimpin suatu proyek. Beberapa tugas yang harus dijalankan seorang Vice President/Director antara lain:

 Bertanggung jawab terhadap office management secara umum dan sistem manajemen proyek.

 Mengawasi design development secara keseluruhan, mulai dari

konseptualisasi hingga dokumentasi dan implementasi dari proyek-proyek yang sedang dikerjakan.

 Melakukan business development, project management dan design /construction co-ordination.

c. Associate Director, merupakan jabatan yang mengepalai associate, dan bertugas mengawasi kinerja para Associate dalam pelaksanaan suatu proyek dan bertanggung jawab terhadap project management, hardscape, softscape, dan design implementation.

d. Associate bertanggung jawab untuk pengembangan desain, dokumentasi

konstruksi, dan membantu dalam manajemen proyek. Associate

memegang peranan penting dalam desain, memimpin tim desain, dan terlibat dalam setiap tahap proses desain mulai dari konsep sampai dengan konstruksi. Seorang Associate berperan dalam mengatur jalannya proses desain dan bertanggung jawab terhadap tim desain yang dipimpinnya. e. Project Manager (Key Contact Person) merupakan orang yang

bertanggung jawab terhadap manajemen proyek dan koordinasi desain

maupun konstruksi. Seorang Project Manager banyak berhubungan

langsung dengan klien karena itu diperlukan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan dan keinginan klien serta memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada saat desain dan konstruksi


(46)

proyek berlangsung. Jika diperlukan, seorang Project Manager juga melakukan construction review pada proyek yang telah selesai dikerjakan. f. Senior Horticulturist merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

tahap akhir dari desain lanskap, yaitu desain softscape, pemilihan jenis tanaman, gambar AutoCAD, pelaksanaan softscape, dokumentasi tender, inspeksi pemeliharaan, dan dokumentasi final account untuk proyek. Seorang Horticulturist membawahi Technical dan Support Staff Softscape. g. Senior Landscape Architect/Planner/Designer bertanggung jawab dalam

perencanaan konsep desain, design development, dokumentasi konstruksi, implementasi proyek dan manajemen proyek terutama dalam desain konseptual, presentasi grafis, serta construction detailing (hardscape). Seorang Senior Landscape Architect banyak mengerjakan pekerjaan studio berupa gambar freehand, dibantu dengan tim lanskapnya.

h. Technical and Support Staff, merupakan staf yang mendukung dalam proses perancangan proyek, termasuk di dalamnya:

Landscape Architect yang bertanggung jawab untuk desain lanskap dan konstruksi dalam bentuk presentasi grafis dari concept design, design development, design detail dan construction detailing.

Co-Ordinator/Architect bertanggung jawab untuk konseptual desain arsitektur dan lanskap dari sebuah proyek, pengembangan desain, dan presentasi grafis, construction review serta gambar CAD arsitek untuk master planning.

Art/Decorative Designer dalam menciptakan desain-desain yang kreatif, unik, dan inovatif bagi suatu proyek, terutama pada tampilan dan untuk presentasi grafisnya. Melakukan pekerjaan gambar, colouring dan touch up gambar serta membuat library elemen desain bagi keperluan grafis.

Horticulturist terhadap perkerjaan yang berhubungan dengan softscape, seperti desain softscape yang disertai dengan presentasi grafis

pemilihan tanaman, gambar AutoCAD, pelaksanaan softscape, program


(47)

CADD Designer/Drafter memegang peranan penting dalam proses design development dan construction detailing (hardscape) sebuah

proyek dengan menggunakan software AutoCAD. CADD Designer

dikepalai oleh seorang Chief Landscape AutoCAD Designer, yang melatih para staf AutoCAD dan menetapkan standar AutoCAD milik BCI dalam menghasilkan drawing packages dan hardscape detailing.  Graphic Designer bertangung jawab dalam desain, rendering, dan

komputer grafis untuk presentasi produk desain dari sebuah proyek.  Administration Staff mengatur jalannya administrasi dalam perusahaan,

seperti penerimaan karyawan baru, mengurus keuangan perusahaan, menghitung nilai proyek dan tender, dan keperluan accounting lainnya. Administration Staff dikepalai oleh seorang Administration Head.  IT Officer bertanggung jawab dalam mengelola sistem komputer yang

terdapat di kantor, menyediakan sistem penyimpanan data, membantu mengatasi masalah yang dihadapi staf saat menggunakan komputer dan secara berkala melakukan pemeriksaan kinerja komputer-komputer yang ada di kantor.

Prosedur Pekerjaan Proyek

Dalam BCI, terdapat prosedur pekerjaan proyek yang secara umum dijalankan pada setiap proyek yang sedang berlangsung (Gambar 10). Pekerjaan proyek dalam perusahaan secara umum dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Mobilization/Initial Site Visit

Tahap ini merupakan proses awal dari proyek, dalam tahap ini dilakukan kunjungan ke tapak untuk melihat kondisi tapak sebagai inventarisasi, analisis dan sintesis serta pencarian informasi yang diperlukan bagi proses perancangan. Selain itu dalam tahap ini juga dilakukan pertemuan antara pihak yang terlibat dalam proyek untuk pembicarakan hal yang terkait dengan proyek dan penandatanganan kontrak.


(48)

Gambar 10. Prosedur Pekerjaan Proyek di Belt Collins International Pte. Ltd. Mobilization Design Process Implementation Maintenace Concept Design Design Development Working Drawing Tender Process Site Supervision Site Maintenance Site defect meeting Calling tender Tender interview

Tender Review and evaluation

Tender Report and recomendation for award

Hardscape

Softscape

Plant Procurement Visit to Nursery Project nursery visit

Site Meeting /technical meeting Preliminary Concept Design Final Concept Design Preliminary Design Development Final Design Development Hardscape Softscape Hardscape

Softscape Preliminary Design Development Final Design Development Preliminary Design Development Final Design Development Preliminary Design Development Final Design Development


(49)

2. Design Process a. Concept Design

Dalam tahap ini dilakukan pembuatan desain lanskap konseptual, karakter, dan tema dari proyek. Dimana BCI akan melakukan tugas sebagai berikut:

 Konsultasi dengan klien dan konsultan yang terkait untuk menetapkan

tanggung jawab desain, tanggal submit, fase proyek, biaya untuk konstruksi, dan keperluan lain yang dibutuhkan.

 Koordinasi dengan konsultan lain yang terkait (Architect, Structural, Mechanical and Electrical Engineer, Interior Designer) pada perencanaan detil tapak dari area eksterior dan sirkulasi, grading, serta drainase.

 Melihat kembali dan mengevaluasi pilihan alternatif dari desain lanskap, dan menyiapkan Landscape Concept Design dari area yang penting untuk menunjukkan konsep-konsep elemen hardscape dan softscape, namun dalam tahap ini pekerjaan belum terlalu detil.

Hasil dari Concept Design merupakan gambar freehand yang berskala dan dirender serta diwarnai, yaitu berupa:

 Ilustrasi site plan dengan skala yang tepat  Ilustrasi gambar potongan dan elevasi tapak

Imagery boards untuk mendeskripsikan karakter lanskap  Sketsa perspektif dari area yang ingin ditonjolkan Tahap Concept Design dibagi menjadi dua, yaitu:  Preliminary Concept Design (PCD)

Dalam tahap ini dilakukan konsep perancangan lanskap berdasarkan landscape master plan, kemudian hasilnya diajukan kepada klien.  Final Concept Design (FCD)

Dalam tahap ini BCI merubah atau menambahkan hasil PCD berdasarkan feedback dari klien sehingga dihasilkan final concept plan dan kemudian revisinya diajukan kembali kepada klien.

b. Design Development (DD)

Pada tahap ini BCI membuat informasi yang diperlukan untuk


(50)

menyiapkan coordination package utnuk diberikan kepada konsultan lain yang terkait dengan masukan akhir dan koordinasi. Design Development Coordination Package terdiri dari plan, gambar potongan, sketsa, gambar

detil, dan pemilihan perlakuan finishing atau material untuk

menyampaikan karakter dan hubungan antar fitur lanskap, dimana akan ditunjukkan:

Layout of landscape elements dengan dimensi yang tepat  Conceptual grading dan informasi kedalaman tanah  Material dan finishing

Enlargements of key areas

Elevations/section dari elemen desain utama

 Detil untuk memperjelas karakter

Preliminary softscape layout untuk pohon, semak, dan area penanaman.

Sedangkan konsultan lain yang terkait (Architect, Civil, Structural, Mechanical, and Electrical Engineers) akan berkoordinasi dan menyelesaikan informasi ini untuk tender dan konstruksi kemudian menyatukannya ke dalam respective tender packages. Jika diperlukan, kontraktor water feature atau spesialis bangunan akan dilibatkan untuk penyempurnaan drawing. Pekerjaan utama pada tahap ini adalah:

 Evaluasi dari komentar klien pada tahap concept design

 Koordinasi dengan arsitek tentang peraturan spesifik pemerintah, area tanggung jawab desain, memperbaharui informasi desain rencana arsitektur dan elevasi. Hubungan yang tepat pada karakter dan image dari fitur arsitektural lanskap (contohnya guard house, boundary wall, dan sebagainya) dan memastikan elemen-elemen di dalamnya menyatu dalam lanskap secara harmonis.

 Menyiapkan detil design development untuk elemen hardscape

termasuk area plaza, area perkerasan khusus, walkways, tangga, trellis/arbours, planter walls, dan sebagainya.

 Koordinasi dengan Structural Engineer, Civil Engineer, Mechanial and Electrical Engineer, Interior Designer, Lighting Designer dan


(51)

Quantity Surveyor dalam membentuk desain lanskap yang sesuai dengan standar pada masing-masing bidangnya.

Tahap ini merupakan pengembangan dari desain yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Hasil dari design development terdiri dari:

Drawing hitam putih, gabungan dari hand-drawn dan CAD

Site plan dengan skala yang tepat untuk menggambarkan layout, grading, dan drainase, material, water features dan penanaman.  Site sections, elevations dan detil untuk menentukan ukuran yang tepat

dan komponen material.

 Spesifikasi dan detil dari elemen lanskap.

Secara umum tahap design development dibagi menjadi dua, yaitu:

Hardscape, merupakan pekerjaan design development yang berhubungan dengan elemen hardscape yang ada dalam desain. Dibagi menjadi dua, yaitu:

- Preliminary Design Development (PDD)

Pada tahap ini BCI masih mengajukan DD hardscape dalam

bentuk gambar CAD kepada klien. - Final Design Development

Dalam tahap ini dilakukan revisi berupa perubahan atau penambahan terhadap hasil dari PDD hardscape atas feedback dari klien. Kemudian hasilnya diajukan kembali kepada klien.

Softscape, merupakan pekerjaan design developmnet yang berhubungan dengan elemen tanaman (softscape) yang digunakan dalam desain. Dibagi menjadi dua, yaitu:

- Preliminary Design Development (PDD)

Pada tahap ini BCI masih mengajukan DD softscape dalam bentuk gambar CAD kepada klien

- Final Design Development (FDD)

Dalam tahap ini dilakukan revisi berupa perubahan atau penambahan terhadap hasil dari PDD softscape atas feedback dari klien. Kemudian hasinya diajukan kembali kepada klien.


(52)

c. Working Drawing (WD)

Hardscape Working Drawing (HWD)

Pada tahap ini disusun informasi teknis yang diperlukan untuk keseluruhan elemen hardscape dari proyek. HWD ini diperlukan sebagi construction drawings. Pekerjaan pada tahap ini meliputi persiapan rencana layout lanskap untuk menggambarkan level, drainase, pemilihan dan lokasi dari keseluruhan hardscape features dan persiapan typical details, sections, dan elevations untuk menggambarkan desain dari hardscape features.

Softscape Working Drawing (SWD)

Pada tahap ini BCI membuat informasi yang diperlukan untuk tender pekerjaan softscape. Persiapan pada tahap ini meliputi: 1) persiapan detil softscape plan dan menentukan spesifikasi tanaman yang mengindikasikan lokasi, ukuran, jumlah, kondisi, dan ciri khusus, serta untuk instalasi softscape yang meliputi: spesifikasi perawatan pengairan, penanganan, transplanting, peralatan, fertilizing, dan kontrol terhadap hama dan penyakit; 2) persiapan jumlah material softscape yang diambil disesuaikan dengan planting plans, mengantisipasi softscape specifications dan bill of quantities yang akan diberikan kepada Quantity Surveyor untuk persiapan tender, calling of tender, dan contract document.

3. Implementation

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari suatu proyek. Tahap ini terdiri dari dua jenis kegiatan, yaitu:

a. Tender Process

Proses tender pada perusahaan ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:  Calling Tender

Tender Interview

Tender Review and Evaluation


(53)

b. Site Supervision Process

Site supervision pada softscape, merupakan kegiatan yang meliputi kunjungan ke nursery untuk meninjau plant procurement dan tanaman bagi proyek. Dari kunjungan ini dapat dilakukan perubahan desain dan konstruksi pada softscape yang disesuaikan dengan kondisi tapak, namun tetap memegang prinsip awal desain.

Site supervision pada hardscape, merupakan kegiatan pertemuan di tapak atau secara teknis dengan klien utnuk melakukan peninjauan konstruksi yang telah rampung. Dari kunjungan ini dapat dilakukan perubahan desain dan konstruksi pada hardscape yang disesuaikan dengan kondisi tapak, namun tetap memegang prinsip awal desain.


(54)

PT. Belt Collins Internasional Bali

Kantor BCI di Bali didirikan pada awal 2009 dengan jumlah total staf profesional sembilan orang,. Kantor menyediakan koordinasi lokal dan dukungan desain untuk proyek-proyek BCI Singapura di Bali dan seluruh Indonesia.

Kantor BCI Bali, Singapura dan Bangkok beroperasi sebagai kelompok, desain tunggal yang terintegrasi penuh, dengan total lebih dari 100 staf profesional yang berkualitas. Tiga kantor gabungan tersebut bersama-sama telah menyelesaikan atau mengerjakan berbagai proyek penting di negara di seluruh dunia di antaranya: Australia, Bahama, Bahrain, Kamboja, Bangladesh, Cina, Mesir, Fiji, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Laos, Lebanon, Maladewa, Malaysia, Mauritius, Maroko, Myanmar, Nepal, Filipina, Rusia, Arab Saudi, Seychelles, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Uni Emirat Arab, Vietnam dan lain-lain.

Tabel 4 memperlihatkan beberapa proyek yang pernah ditangani oleh BCI, khususnya yang ditangani BCI Asia (Bali, Singapore, dan Thailand) secara langsung :

Tabel 4. BCI’s Completed Project.

No Proyek Lokasi Klien Tahun

1 Jiang Men Residences Jiang Men, Guangzhou, China

Jiang Men Yue Xiu City Construction and

Development Co. Ltd

2010

2 Conghua Hotspring Health Valley Bussines Hotel and Conference Center

China Guangzhou Liuxi Xiangxue International Corp. Ltd

2009-2010

3 Sanya Long Island China Sanya Long Island Tourism Co. Ltd

2009-2010

4 Renaissance Haitang Bay Resort and Spa

China Sanya Zhonggang Fishery Co.Ltd


(55)

5 Yalong Bay, Jun Yu Residences Sanya

China Beijing Prosperos Real Estate Development Co. Ltd

2009-2010

6 Wanfu Residential Villas Hainan, China Hainan Wanfu Real Estate Developers Pte.Ltd 2009-2010

7 The Regent Hotel and Residence

Sanur, Bali PT. Pancaran Kreasi Adiprima

2009-2010

8 Egret Lake Huizhou China Huizhou Bailuhu Tour Enterprise Development Co. Ltd

2008-2010

9 Agile Shunde Residences Foshan, Guangzhou, China Agile Property Holding Pte. Ltd 2008-2009

10 Precinct A03, Kaiyin Newton

China Zhong San Kaiyin Property Development Co.Ltd

2008-2009

11 Conrad Hotel, Club Suites and Spa Villa

Tanjung Benoa, Bali PT. Oriental Indah Bali Hotel 2007-2009

12 Legian Nirwana Suites and Residence

Kuta, Bali PT. Bakrie

Development

2009 13 Doumen Residential

Development Phase 4

China Shi Rong Property

2008 (Sumber : PT. Belt Collins Internasional Bali)

Teknik Studio PT. Belt Collins International Bali

PT. Belt Collins International Bali merupakan bagian dari BCI Asia yang menangani proses desain pada tahap design development (DD) sampai hardscape dan softscape working drawing (HWD dan SWD). Pada kantor ini lebih dikhususkan kepada pengembangan desain dan menjadi kantor pembuatan gambar kerja setelah preliminary concept yang telah dibuat oleh BCI Singapura


(56)

sebelumnya. Adapun beberapa peralatan dan sistem pendukung yang digunakan oleh PT. Belt Collins International Bali seperti berikut:

Peralatan dan Perlengkapan Manual

Peralatan dan perlengkapan manual yang digunakan: penggaris, marker, pensil, penghapus, drawing pen, pensil warna, jangka, rapido, buku-buku referensi manual dan perlengkapan menggambar dan alat tulis lainnya.

Peralatan dan Perlengkapan Komputerisasi

Software yang digunakan : AutoCAD 2008, Microsoft Outlook Express, Microsoft Excel, Microsoft Word, Microsoft Powerpoint, SketchUp, Adobe Photoshop, Corell Draw.

Sedangkan Hardware yang digunakan selain set PC Komputer antara lain: Internet Modem, LAN, Wacom, Printer Canon ix5000, Scanner. Hardware yang tersedia di BCI Bali tidak selengkap dengan yang ada di BCI Singapura. Hal ini dikarenakan lingkup pekerjaan pada BCI Bali lebih sempit yang lebih difokuskan untuk pengerjaan gambar CAD dibandingkan dengan BCI Singapura.

Metode Komunikasi

Komunikasi verbal dan non verbal, seperti surat gambar, hubungan dengan BCI Singapura dan Thailand melalui koneksi jaringan internet, dan seluruh komputer kerja terhubung secara paralel dengan LAN.


(57)

KONDISI UMUM WILAYAH PROYEK PERANCANGAN

Republik Rakyat Cina

Geografis dan Iklim

Secara geografis, Cina berada pada koordinat 39°55'BU - 116 °23'BT. Geografi Cina yang membentang sepanjang 5.026 kilometer Asia Timur berbatasan dengan Laut Cina Timur, Teluk Korea, Laut Kuning, dan Laut Cina Selatan. Di sebelah Utara, Cina berbatasan dengan Mongolia dan Uni Soviet. Di sebelah barat, berbatasan dengan Pakistan dan India, sebelah timur berbatasan dengan Korea dan Jepang. Dataran Cina terdiri dari konfigurasi dataran yang luas, gurun pasir yang luas, dataran pegunungan yang tinggi dan lembah sungai. Setengah bagian Timur Cina, area pantai dengan kurang lebih 5.000 pulau-pulau lepas pantai, terdiri dari dataran rendah yang subur, pegunungan, gurun pasir, stepa,dan daerah subtropis. Sedangkan setengah bagian barat Cina merupakan wilayah lembah sungai, basin, perbukitan, dataran tinggi yang massif yang termasuk dataran pegnungan tertinggi di bumi. Cina bagian selatan didominasi oleh bukit-bukit rendah dan pegunungan.

Luas keseluruhan wilayah Republik Rakyat Cina kurang lebih 9.6 juta km2, namun jika dihitung bersama Taiwan dan Mongolia luasnya bias mencapai 11 juta km2. Luas lahan Cina diperkirakan 9.596.960 km2 dengan luas tanah terhitung 9.326.410 km2 dan badan air terhitung 270.550 km2 (sekitar 3 persennya).

Cina memiliki Plato Tibet yang merupakan plato yang sangat besar dan tinggi yang mengarah ke arah selatan Cina. Di sebelah utara Plato Tibet terdapat Gurun Gobi dan Taklamakan, yang membentang dari barat laut ke arah timur melalui Mongolia.

Cina juga memiliki dua basin terbesar, yaitu Basin Tarim dengan ukuran 1.500 km dari timur ke barat dan 600 km dari utara ke selatan dan Basin Dzungarian ke utara.

Keadaan geografi dari Cina menyebabkan iklim Cina sangat beragam, yaitu subtropis atau muson di selatan dan subartik atau kontinental di utara. Angin


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)