Perencanaan dan Perancangan Lanskap Beberapa Tapak di Kawasan PT. RAPP Pangkalan Kerinci, Riau (Kegiatan Magang PT. Riau Andalan Pulp and Paper)

(1)

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANSKAP

BEBERAPA TAPAK DI KAWASAN PT. RAPP

PANGKALAN KERINCI, RIAU

(Kegiatan Magang di PT. Riau Andalan Pulp and Paper)

DADE ANZAC IKHSAN

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012


(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANSKAP BEBERAPA TAPAK DI KAWASAN PT. RAPP PANGKALAN KERINCI, RIAU

(Kegiatan Magang di PT. Riau Andalan Pulp and Paper)

Adalah karya saya dengan arahan Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2012

Dade Anzac Ikhsan A44070050


(3)

RINGKASAN

DADE ANZAC IKHSAN. Perencanaan dan Perancangan Lanskap Beberapa Tapak di Kawasan PT. RAPP Pangkalan Kerinci, Riau (Kegiatan Magang PT. Riau Andalan Pulp and Paper) (dibimbing oleh SITI NURISJAH)

Target utama Research and Development Department (RDD) di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Tahun Anggaran 2011 adalah dimulainya pengembangan kawasan sekitar gedung RDD. Tindak lanjut dari hal tersebut adalah direncanakannya proyek pengembangan arboretum di kawasan gedung RDD.

Pengembangan arboretum di kawasan RDD ditujukan untuk memberikan pengenalan tentang vegetasi yang digunakan untuk Hutan Tanaman Industri (HTI) dan sebagai area display vegetasi langka yang digunakan oleh PT. RAPP. Pengenalan vegetasi yang digunakan untuk HTI sangat penting karena gedung RDD berlokasi jauh dari kawasan produksi HTI yang berada di site Baserah, Cerenti, Pulau Padang, dan Semenanjung Kampar, dengan begitu masyarakat dan tamu perusahaan bisa melihat vegetasi yang ditanam pada kawasan produksi HTI. Kawasan HTI Semenanjung Kampar memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata selain potensi produksi tanaman HTI. Pengembangan tersebut didasarkan pertimbangan bahwa ekowisata merupakan salah satu alternatif kegiatan yang disediakan untuk dapat menunjang kebutuhan pengunjung akan wisata yang berarti juga mengharmonisasikan aktivitas manusia dengan keberlanjutan lingkungan alam, tumbuhan, dan hewan.

Tujuan umum dari magang ini adalah untuk mempelajari, menganalisis serta meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap selama melakukan kerja sama dalam proses kegiatan magang dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap. Tujuan magang ini diharapkan bermanfaat dalam menambah pengalaman serta sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi dalam arsitektur lanskap antara mahasiswa dan perusahaan tempat magang.

Kegiatan magang dilakukan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) yaitu pada Research and Development Department (RDD). Perusahaan ini berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.Kegiatan magang dimulai dari minggu kedua bulan April 2011 hingga minggu keempat bulan Oktober 2011. Metode kerja yang digunakan secara umum adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di perusahaan yakni terlibat dalam proses pengerjaan beberapa proyek yang sedang ditangani RDD. Mahasiswa magang melakukan wawancara dengan menggunakan daily sheet untuk memperoleh data magang.

Tahapan pekerjaan magang yang diikuti dalam kegiatan magang ini mengikuti proses yang dikerjakan oleh PT. RAPP. Tahapan kegiatan menyesuaikan dengan tujuan magang, yakni mempelajari fasilitas, metode, teknologi dan sumberdaya PT. RAPP (Kegiatan Administrasi), pelaksanaan perancangan lanskap arboretum dan mengembangkan konsep ekowisata di kawasan HTI (Kegiatan Lapang dan Studio).

Program pengembangan lanskap arboretum RDD yang masing-masing dipimpin oleh seorang Program Leader dan dibantu oleh beberapa Senior Researcher. Program Leader mengkoordinir tim dan menangani bagian


(4)

manajemen yang berhubungan dengan corporate perusahaan, sedangkan Senior Researcher menangani operasi pelaksanaan program. Program Leader adalah orang yang memimpin dan mengawasi pekerjaan Senior Researcher dan tenaga ahli. Pada program pengembangan lanskap RDD mempunyai ahli silvikultur, ahli tanah, ahli benih, agronomist, dan ahli tanaman tetapi RDD tidak mempunyai arsitek lanskap dan CAD drafter.

Jenis fasilitas yang digunakan PT. RAPP sangat lengkap, seperti lengkapnya hardware dan software. Teknologi yang digunakan perusahaan up-to-date seperti penggunaan software terbaru. Pada pemanfaatan sumberdaya manusia PT. RAPP belum menggunakan ahli di bidang arsitektur lanskap, sehingga perusahaan perlu bekerja sama dengan perusahaan atau konsultan di bidang arsitektur lanskap.

PT. RAPP dalam perancangan lanskap tidak memiliki standar prosedur penanganan dan pengerjaan proyek lanskap karena di RDD sendiri tidak terdapat arsitek lanskap. Namun tahapan kerja yang dilakukan oleh PT. RAPP dalam program pengembangan lanskap arboretum mengikuti struktur yang dikembangkan oleh Booth (1983) dimulai dari tahap persiapan, diawali penyusunan proposal dan pengajuan rancangan proyek. Berikutnya tahap inventarisasi dan analisis, meliputi kegiatan survey tapak, pengumpulan informasi dan data kondisi tapak, kemudian dianalisis guna mengidentifikasi potensi dan kendala tapak. Tahap desain konsep, meliputi penentuan ide secara konseptual. Tahap pengembangan, pada tahap ini pembuatan gambar ilustrasi. Tahap pelaksanaan, implementasi hasil akhir dari perancangan ke dalam tapak. Selanjutnya tahap evaluasi, dilakukan setelah tahap pelaksanaan untuk mengetahui hasil akhir dari produktivitas dan produk kerja.

Perusahaan berusaha memanfaatkan lahan HTI di Pulau Padang dan Semenanjung Kampar. Untuk memanfaatkan sebagian lahan HTI pada area kajian maka diterapkan konsep ekowisata di Semenanjung Kampar, khususnya di Estate Tasik Belat dan Estate Kampar. Konsep ekowisata tersebut dikembangkan dengan kriteria ekowisata yang mencakup konservasi, partisipasi, edukasi dan rekreasi, ekonomi, serta kendali.

Kata Kunci: Perencanaan Lanskap, Perancangan Lanskap, Hutan Tanaman Industri, Arboretum, Ekowisata.


(5)

© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak mengurangi kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB


(6)

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANSKAP

BEBERAPA TAPAK DI KAWASAN PT. RAPP

PANGKALAN KERINCI, RIAU

(Kegiatan Magang di PT. Riau Andalan Pulp and Paper)

DADE ANZAC IKHSAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012


(7)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan Magang : Perencanaan dan Perancangan Lanskap Beberapa Tapak di Kawasan PT. RAPP Pangkalan Kerinci, Riau.

(Kegiatan Magang di PT. Riau Andalan Pulp and Paper)

Nama Mahasiswa : Dade Anzac Ikhsan

NRP : A44070050

Departemen : Arsitektur Lanskap

Menyetujui, Dosen Pembimbing

NIP. 19480912 197412 2 001 Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

NIP. 19480912 197412 2 001 Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA


(8)

PRAKATA

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perencanaan dan Perancangan Lanskap Beberapa Tapak di Kawasan PT. RAPP Pangkalan Kerinci, Riau (Kegiatan Magang di PT. Riau Andalan Pulp and Paper)”. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung khususnya kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah

memberikan waktu, tenaga, arahan, bimbingan, serta pengertiannya selama proses penyusunan skripsi.

2. Bapak Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M. Agr. selaku dosen pembimbing akademik.

3. Bapak DR. Ir. H. Budi Tjahjono M.Agr yang memberikan kesempatan dan bantuannya selama kegiatan magang berlangsung.

4. Keluarga tercinta, Papa Ahmad, Mama Lilik, Mami Yanti, Om Azwar, Palek Benny, Mas Eko, Mbak Dini, Nindy, Shandy serta seluruh keluarga tercinta atas do’a, dorongan, dan kasih sayang yang telah diberikan.

5. Eka Marttiana atas kasih sayang, pengertian, kesabaran, dan bantuannya. 6. Fika, Wenes, Caroline yang membantu dalam pembuatan gambar proyek. 7. Keluarga besar UKM Futsal IPB, Alfred, Alm. Kampas, Betet, Azra, Aconk,

Eli, Sigit, Alan, Agung, Nanan, Galuh, Faris, Edo, Beph, Ari, Yudi, Galer, Deno, Anu, yang telah mengajarkan arti semangat.

8. Sahabat-sahabat tercinta Rifqi, Ruswan, Huda, Agus, Fahmi, Febi, Mario, Dimas, Guntur, Tyas, Nindy, Yaomi, Vino, Arief, Doly, Rizki, Aldy, Ondo, Iyut, Gita, Andra, Potter, Bang Ed, Diyah, M, Zai, Ariev40, Alan, Hanni dan semua teman-teman ARL 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47,48 yang sangat luar biasa. 9. Seluruh Dosen, Staff, Pegawai Dept. Asitektur Lanskap atas dukungannya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Bogor, September 2012 Penulis


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 23 Januari 1990 di Medan, merupakan anak dari Bapak H. Ahmad Hidayat dan Ibu Hj. Amelia A. Hastuti. Pendidikan formal Penulis dimulai dari TK Hikmatul Fadhilah Medan pada tahun 1996. Penulis melanjutkan pendidikan ke SD Muhammadiyah Medan (1996-1998), SDN Krida Utama Padalarang (1998-2001). Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan ke SLTPN 6 Cimahi (2001-2004). Kemudian Penulis melanjutkan ke SMAN 4 Cimahi (2004-2007). Pada tahun 2007 Penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi yaitu sebagai Wakil Ketua Divisi PSDM Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP), Komunitas Pecinta Alam (KOALA), UKM Futsal IPB serta aktif dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Paguyuban Mahasiswa Bandung (PAMAUNG) dan Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan (IMMAM). Penulis juga menjalani magang kerja di bagian maintenance Sekar Lestari Nursery pada tahun 2009. Pada pertengahan tahun 2009 penulis sudah merintis karir dari surveyor pada pekerjaan penyusunan Master Plan Pondok Pesantren Darul Fallah Ciampea, Bogor. Pada akhir tahun 2009, penulis berkesempatan mengerjakan Desain Taman Dinas Pertanian Tanaman Pangan sebagai Perancang Taman.

Pada awal tahun 2011, penulis mendapatkan pekerjaan pengolahan data survey sebagai operator GIS di Konsultan Lanskap IdeA, penulis dilibatkan dalam pengerjaan Master Plan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu, Riau. Pada pertengahan tahun 2011 penulis masih berkecimpung di bidang surveyor untuk pekerjaan penyusunan RDTR kawasan hutan wisata zona Air Jangkang dan Desa Riding Panjang untuk PT. Timah di Pulau Bangka, dan penulis juga ikut berpartisipasi dalam proyek penyusunan Master Plan Taman Nasional Gunung Halimun Salak site Cidahu dan Loji sampai akhirnya bekerja freelance di Konsultan IdeA dan alhamdulillah sekarang dipercaya menjadi GIS Operator di Konsultan Lanskap tersebut. Di bidang akademik penulis pernah menjadi penanggung jawab mahasiswa untuk mata kuliah Rekayasa Lanskap pada TA


(10)

2008/2009, asisten untuk mata kuliah Rekayasa Lanskap pada TA 2010/2011, Pelestarian Lanskap Sejarah dan Budaya pada TA 2011/2012 dan Perencanaan Lanskap pada TA 2011/2012.

Di luar kegiatan kemahasiswaan, penulis aktif dalam mendirikan Henshin for Justice (HFJ), sebuah komunitas pecinta tokusatsu Jepang yang bergerak di bidang pembuatan dekorasi, perfilman, action figure, costplay, dan aksesoris yang berhubungan dengan tokusatsu dari Negara Jepang. Penulis sebagai pendiri HFJ dipercaya sebagai admin merangkap wakil ketua dalam komunitas tersebut yang alhamdulillah anggotanya sampai dengan sekarang sudah mencapai angka empat ribu. Penulis juga dipercaya sebagai narasumber di acara Tokusatsu untuk Indonesia (Space Toon TV) dan Game Maniac (DAAI TV). Penulis mendapat sertifikasi Costume Maker dari AAC Group dan sempat menjadi Costplayer pada beberapa acara bersama HFJ. Hingga saat ini penulis aktif menyosialisasikan tokusatsu Jepang sebagai juru bicara HFJ.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap ... 3

2.2 Arboretum ... 3

2.3 Hutan Tanaman Industri ... 4

2.4 Ekowisata ... 8

2.5 Perencanaan Lanskap ... 9

2.6 Perancangan Lanskap ... 10

III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Magang ... 14

3.2 Metode Magang ... 14

3.3 Tahapan Kegiatan Magang ... 15

3.4 Data dan Sumber Data Magang ... 16

3.5 Batasan Magang ... 18

IV. KONDISI UMUM 4.1 Profil Umum PT. Riau Andalan Pulp and Paper... 19

4.2 Ruang Lingkup Kerja Research and Development Department ... 22

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Manajemen PT. RAPP ... 27

5.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 27

5.1.2 Penerimaan Proyek... 30

5.1.3 Prosedur Perancangan Lanskap... 30

5.1.4 Teknologi dan Fasilitas Kerja Studio ... 31

5.1.5 Proses Perancangan Lanskap ... 33

5.2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Perancangan Lanskap Arboretum RDD Office ... 34

5.3 Perancangan Kawasan Arboretum ... 36

5.3.1 Tujuan dan Sasaran Proyek ... 36

5.3.2 Tahapan Kegiatan Perancangan ... 37

5.2.2.1 Tahap Persiapan ... 37

5.2.2.2 Tahap Pengumpulan Data ... 38

a. Orientasi Tapak ... 39

b. Iklim ... 40

c. Tanah ... 40

d. Hidrologi ... 41


(12)

f. Vegetasi dan Satwa ... 44

g. Aksesibilitas ... 45

h. Fasilitas dan Utilitas ... 46

i. Karakteristik Pengguna Tapak ... 47

5.3.2.3 Tahap Analisis ... 47

a. Aksesibilitas Tapak ... 48

b. Iklim ... 48

c. Tanah ... 52

d. Hidrologi ... 52

e. Topografi ... 53

f. Vegetasi ... 56

g. Satwa ... 57

h. Fasilitas dan Utilitas ... 58

i. Pengguna Tapak ... 59

5.3.2.4 Tahap Sintesis ... 59

5.3.2.5 Tahap Perancangan ... 59

a. Conceptual Design ... 60

b. Blok Plan ... 65

c. Site Plan ... 66

c. Tahap Pengembangan Desain ... 68

5.4 Kajian Pra-Planning dan Konsep Ekowisata di Kawasan HTI ... 75

5.4.1 Tujuan dan Sasaran Kegiatan ... 75

5.4.2 Konsep Hutan Tanaman Lestari ... 75

5.4.3 Strategi Pelaksanaan Kegiatan ... 75

5.4.4 Kegiatan Pra-Planning Hutan Tanaman ... 76

5.4.5 Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan HTI ... 86

5.4.5.1 Legalitas Areal Hutan Tanaman (Aspek Prasyarat) ... 86

5.4.5.2 Pengembangan dan Pengelolaan Areal Hutan Tanaman (Aspek Kelola Produksi dan Kelola Lingkungan) ... 86

5.4.6 Pengembangan Konsep Ekowisata di Kawasan HTI ... 106

5.4.6.1 Deskripsi Konsep Ekowisata ... 106

5.4.6.2 Konsep Pengembangan Ekowisata ... 106

a. Konservasi ... 108

b. Partisipasi ... 108

c. Edukasi dan Rekreasi ... 109

d. Ekonomi ... 109

e. Kendali ... 110

5.4.6.3 Konsep Pengembangan Lanskap Ekowisata ... 110

a. Konsep Aktivitas dan Ruang ... 112

b. Konsep Fasilitas dan Utilitas ... 117

c. Konsep Sirkulasi... 119

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 122

5.2 Saran ... 122


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Data dan Sumber Data ... 17

2. Teknologi berupa software yang digunakan perusahaan dalam program pengembangan lanskap arboretum RDD ... 32

3. Fasilitas yang Digunakan dalam Pengerjaan Proyek Perusahaan ... 32

4. Iklim Pangkalan Kerinci Tahun 2005-2009 ... 40

5. THI Arboretum RDD Office Tahun 2005-2009 ... 51

6. Kajian Lahan Gambut Semenanjung Kampar... 96

7. Kriteria Konservasi dan Indikator ... 108

8. Kriteria Partisipasi dan Indikator ... 108

9. Kriteria Edukasi dan Rekreasi serta Indikator ... 109

10. Kriteria Ekonomi dan Indikator ... 109

11. Kriteria Kendali dan Indikator ... 110

12. Konsep Aktivitas Ekowisata di Kawasan HTI PT. RAPP ... 112

13. Rencana Ruang dan Sub Ruang Estate Tasik Belat ... 117

14. Rencana Ruang dan Sub Ruang Estate Kampar ... 117


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Mosaik Ruang HTI ... 6

2. Peta Lokasi Magang ... 14

3. Peta Lokasi PT. RAPP ... 19

4. Pulp and Paper Mill PT. RAPP ... 20

5. Pembibitan... 21

6. Hutan Tanaman dengan Bentuk Mosaic Plantations ... 22

7. Skema Pemuliaan Pohon di RDD ... 23

8. Skema Pengelolaan HTI di RDD ... 24

9. Pengendalian Hama Terpadu dalam HTI ... 25

10. Pengendalian Hayati dengan Predator Hama ... 26

11. Struktur Organisasi PT. RAPP ... 28

12. Struktur Organisasi Program Pengembangan HTI dan Pengembangan Lanskap RDD ... 29

13. Perbandingan Proses Perancangan Lanskap Menurut Booth (1983) dan PT. RAPP ...33

14. Tahapan Perancangan Lanskap dalam Proyek Pengembangan Arboretum RDD Office... 37

15. Kondisi Eksisting Tapak ... 38

16. Peta Tutupan Lahan pada Arboretum ... 40

17. Peta Klasifikasi Tanah pada Arboretum ... 41

18. Kondisi Hidrologi dalam Tapak ... 42

19. Peta Kontur dan Kondisi Eksisting Arboretum ... 43

20. Vegetasi Eksisting yang Terdapat pada Arboretum ... 44

21. Satwa yang Terdapat di Arboretum ... 45

22. Aksesibilitas Menuju Arboretum ... 46

23. Ketersediaan Fasilitas dan Utilitas pada Arboretum ... 47

24. Grafik Iklim Pangkalan Kerinci Tahun 2005-2009 ... 49

25. Peta Klasifikasi Kemiringan Lahan Arboretum RDD Office ... 55

26. Peta Sintesis Arboretum RDD Office ... 60

27. Standard Ecology Path Berdasarkan Landscpe Ecology Principles... 61

28. Konsep Ruang Arboretum RDD Office ... 63

29. Konsep Sirkulasi di Arboretum RDD Office ... 64

30. Konsep Vegetasi di Arboretum RDD Office ... 65

31. Blok Plan Arboretum RDD Office ... 66

32. IlustrasiSite Plan ... 67

33. Ilustrasi Area Penerimaan ... 69

34. Model Penanaman pada Jalan Utama ... 70

35. Blow Up dan Potongan Jalan Utama ... 71

36. Blow Up dan Ilustrasi Water Feature... 72

37. Blow Up dan Ilustrasi Traffic Island ... 72

38. Model Penanaman Gedung RGE Technology Center ... 72

39. Ilustrasi Shelter... 73

40. Ilustrasi Lokasi Event Penanaman ... 74


(15)

42. Site Surveying dan Estimasi Ketinggian Pohon ... 77

43. Briefing Sebelum Berangkat Survey Tapak ... 78

44. GPS 10 XL Garmin ... 78

45. Pengolahan Data GIS oleh Mahasiswa Magang... 78

46. Peta Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang Provinsi Riau ... 80

47. Peta Kualitas Tanah Estate Cerenti ... 81

48. Peta Overplot Kemiringan dan Unit Famili Tanah Estate Cerenti ... 82

49. Peta Overplot Kemiringan dan Grup Famili Tanah Estate Cerenti ... 83

50. Overplot Kemiringan dan Unit Manajemen Tanah Estate Cerenti ... 84

51. Peta Overplot Kemiringan dan Jenis Tanah Estate Baserah ... 85

52. Proses Perizinan Areal IUPHHK–HT PT. RAPP ... 86

53. Estate Pulau Padang IUPHHK-HT PT.RAPP ... 88

54. Estate Kampar dan Tasik Belat IUPHHK-HT PT.RAPP... 89

55. Peta Batas Area Konsesi Perusahaan pada Semenanjung Kampar ... 90

56. Peta Tutupan Lahan Semenanjung Kampar ... 92

57. Peta Kanal dan Drainase Semenanjung Kampar ... 93

58. Peta Level Tutupan Drainase Semenanjung Kampar... 94

59. Peta Degradasi Lahan Gambut pada Kampar Ring Zone ... 95

60. Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari ... 97

61. Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari ... 98

62. Peruntukan Areal Estate Tasik Belat... 100

63. Peruntukan Areal Estate Kampar ... 101

64. Rencana Pengembangan dan Pengelolaan HTI Estate Kampar ... 103

65. Water and Drainage System... 104

66. Rencana Pemantauan HTI Estate Kampar ... 105

67. Ilustrasi Aktivitas Ekowisata ... 111

68. Konsep Ruang dan Sub Ruang Estate Tasik Belat... 115

69. Konsep Ruang dan Sub Ruang Estate Kampar ... 116

70. Konsep Sirkulasi Kawasan HTI Estate Tasik Belat ... 120


(16)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada Tahun 2002 PT. RAPP membangun Research and Development Department (RDD). Visi dari RDD adalah sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberadaan fasilitas dan sumberdaya yang memadai serta keadaan lingkungan yang nyaman, tertib, dan bersih sangat dibutuhkan untuk mewujudkan visi tersebut.

Target utama RDD di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Tahun Anggaran 2011 adalah dimulainya pengembangan pada kawasan sekitar gedung RDD. Tindak lanjut dari hal tersebut adalah direncanakannya proyek pengembangan arboretum di kawasan gedung departemen RDD.

Pengembangan arboretum di kawasan RDD ditujukan untuk memberikan pengenalan tentang vegetasi yang digunakan untuk Hutan Tanaman Industri (HTI) dan sebagai area display vegetasi langka yang digunakan oleh PT. RAPP. Pengenalan vegetasi yang digunakan untuk HTI sangat penting karena gedung RDD berlokasi jauh dari kawasan produksi HTI yang berada di site Baserah, Cerenti, Pulau Padang, dan Semenanjung Kampar, dengan begitu masyarakat dan tamu perusahaan bisa melihat vegetasi yang ditanam pada kawasan produksi HTI. Tujuan lainnya dari pengembangan arboretum di kawasan RDD, adalah:

1. Sebagai wahana promosi dan rekreasi kepada umum, khususnya untuk para tamu dari luar perusahaan.

2. Meningkatkan nilai estetis kawasan sekitar gedung RDD.

3. Pengoptimalan segenap potensi sumberdaya yang dimiliki PT. RAPP.

Pada kegiatan magang di PT. RAPP, selain melakukan perancangan arboretum, mahasiswa juga membantu perusahaan dalam salah satu dari kegiatan perencanaan perusahaan. Kegiatan perencanaan yang dilakukan perusahaan berbentuk kegiatan pelaksanaan pengembangan HTI dan penyusunan konsep ekowisata pada kawasan HTI Semenanjung Kampar.

Kawasan HTI Semenanjung Kampar memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata selain potensi produksi tanaman HTI. Pengembangan tersebut didasarkan pertimbangan bahwa ekowisata merupakan salah satu


(17)

alternatif kegiatan yang disediakan untuk dapat menunjang kebutuhan pengunjung akan wisata yang berarti juga mengharmonisasikan aktivitas manusia dengan keberlanjutan lingkungan alam, tumbuhan, dan hewan.

Perencanaan dan perancangan yang dimulai dari pengumpulan data hingga pelaksanaan di lapangan menjadi penting untuk dipelajari lebih mendalam bagi mahasiswa bidang arsitektur lanskap. Proses tersebut dipelajari melalui kegiatan magang di suatu proyek pekerjaan lanskap yang profesional.

1.2 Tujuan

Tujuan umum dari magang ini adalah untuk mempelajari, menganalisis serta meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap selama melakukan kerja sama dalam proses kegiatan magang dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini meliputi:

1. Mempelajari berbagai jenis fasilitas, metode, teknologi, dan sumberdaya yang digunakan oleh PT. Riau Andalan Pulp and Paper dalam kegiatan perencanaan dan perancangan baik di studio atau di lapangan.

2. Pelaksanaan perancangan lanskap arboretum di kawasan RDD Office. 3. Mengembangkan konsep ekowisata di kawasan HTI.

1.3 Manfaat

Kegiatan magang yang dilakukan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper di Pangkalan Kerinci, Riau ini bermanfaat untuk:

1. Meningkatkan softskill mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

2. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan proyek perancangan arboretum RDD Office.

3. Menjadi bahan masukan dalam mengembangkan, mengaplikasikan dan meningkatkan konsep ekowisata di kawasan HTI.

4. Menambah pengalaman serta sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi dalam arsitektur lanskap antara mahasiswa dan perusahaan tempat magang.


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap

Simonds (1983) berpendapat bahwa lanskap ialah bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu dimana elemen-elemen lanskapnya dibagi menjadi elemen lanskap utama dan lanskap penunjang. Elemen lanskap utama adalah elemen lanskap yang dominan dan tidak dapat dirubah, seperti bentukan gunung, sungai, pantai, dan lain-lain. Sedangkan elemen lanskap penunjang adalah yang dapat dirubah seperti bukit-bukit, semak-semak dan sungai kecil. Menurut Eckbo (1964), lanskap merupakan keseluruhan yang kompleks dari elemen fisik di suatu area atau daerah pergerakan. Lanskap secara fisik merupakan hasil interaksi antara manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta dengan alam, sebagai kesatuan proses.

Selanjutnya Gold (1980) membedakan elemen lanskap kepada tiga elemen, yaitu elemen lanskap makro, mikro, dan buatan manusia (man made). Elemen lanskap makro meliputi iklim (curah hujan, suhu, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin) dan kualitas visual tapak. Elemen mikro meliputi topografi (kontur, kemiringan lahan, dan pola drainase), jenis tanah dan keadaaanya, vegetasi, satwa, dan hidrologi. Elemen lanskap binaan (man made) manusia meliputi jaringan transportasi, tata guna lahan, pola permukiman dan struktur bangunan. Menurut Simonds (1983), bentuk bangunan mempunyai hubungan dengan lanskap alami dan buatan, tidak hanya berhubungan dengan strukturnya saja tetapi juga susunan dan karakter lanskap yang mempengaruhinya. Dengan mengatur struktur dan ruang yang baik, tidak hanya sekedar menekankan bangunannya sajatetapi juga berfungsi untuk menciptakan ruang secara total. Bangunan mempunyai hubungan yang erat dengan struktur lain, ruang dan lanskap alaminya.

2.2 Arboretum

Konservasi terhadap kekayaan genetis yang mewakili flora dan fauna bertujuan untuk melestarikan dan mengamankan kekayaan biotik yang kita miliki (Salim, 1986). Menurut Dinas Kehutanan Republik Indonesia (1990), konservasi flora dan fauna dapat dilaksanakan baik di dalam kawasan (konservasi in-situ),


(19)

maupun di luar kawasan (konservasi ex-situ). Tujuan dari konservasi tersebut adalah untuk melindungi dan melestarikan jenis, terutama pada flora dan fauna yang tergolong langka.

Konservasi in-situ dilakukan dengan membiarkan semua jenis flora dan fauna tetap seimbang menurut proses alami dan habitatnya. Sementara itu, konservasi ex-situ dilakukan dengan menjaga dan mengembangbiakkan semua jenis flora dan fauna untuk menghindari bahaya kepunahan. Konservasi in-situ dan konservasi ex-situ memiliki bentuk aplikasi yang sangat beragam.

Salah satu alternatif bentuk aplikasi konservasi tumbuhan secara ex-situ adalah arboretum. Arboretum merupakan salah satu upaya untuk menangkar dan membudidayakan tanaman yang berasal dari luar kawasan. Selain itu, arboretum dapat ditata sedemikian rupa sehingga mampu menjembatani bentuk antara kebun raya dan kebun koleksi kehutanan, terutama dalam fungsinya sebagai sumber plasma nutfah.

Menurut Taman (1955), arboretum adalah taman pohon-pohon atau kayu-kayuan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama bambu. Shadily (1980) menambahkan bahwa arboretum adalah tempat pohon-pohon dikembangbiakkan dan ditanam, baik secara individu maupun berupa tegakan untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Selanjutnya, Soetisna (1985) menyatakan bahwa arboretum adalah kebun dengan jenis tumbuhan lokal untuk tujuan pelestarian dan pendidikan.

Manfaat arboretum bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan harus didukung dengan ketepatan memilih dan menentukan letak fasilitas pendukung arboretum. Pemilihan dan penentuan letak fasilitas pendukung yang tepat akan memberikan nilai unik dan kemudahan bagi pengunjung arboretum. Keberadaan sarana dan prasarana penunjang lainnya juga harus lengkap, baik sarana dan prasarana untuk tujuan pengelolaan, pendidikan, maupun kegiatan wisata.

2.3 Hutan Tanaman Industri

Menurut Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman, Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah usaha hutan tanaman untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur sesuai dengan tapaknya


(20)

(satu atau lebih sistem silvikultur) dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan kayu maupun non kayu. Selanjutnya menurut CIFOR, Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah sebidang luas daerah yang sengaja ditanami dengan tanaman industri (terutama kayu) dengan tipe sejenis dengan tujuan menjadi sebuah hutan yang secara khusus dapat dieksploitasi tanpa membebani hutan alami. Hasil hutan tanaman industri berupa kayu bahan baku pulp dan kertas (jenis tanaman akasia) serta kayu pertukangan (meranti), di Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 1990-an di Sumatera Selatan dan Riau.

Kebijakan yang dikeluarkan Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman (2009), menyebutkan bahwa:

1. Pembangunan HTI diutamakan pada hutan tidak produktif (UU No. 41/99), Pelaksanaan pembangunan HTI menerapkan sistem silvikultur Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB).

2. Pelaksana pembangunan HTI dilakukan oleh BUMN, BUMS (PMDN/PMA berbadan Hukum Indonesia), Koperasi, Perorangan.

3. Melibatkan instansi terkait (BKPM, Deprin, Depdag, KLH, Menkeu) dan Pemerintah Daerah.

4. Pendanaan bersumber dari dana sendiri maupun pinjaman dari Pemerintah. 5. Menggunakan tenaga-tenaga profesional kehutanan.

6. Target tanaman HTI sampai dengan tahun 2009 seluas 5 juta hektar dan pada tahun 2014 seluas 9 juta hektar (tanaman HTI efektif sebesar 50% s/d 70 % dari luas izin /konsesi HTI)

Menurut Mandat UU No.41 Tahun 1999 tata ruang pembangunan Hutan Tanaman Industri, dalam pembangunan HTI di setiap unit usaha telah diatur tata penggunaan lahannya atau tata ruangnya yang terlihat pada Gambar 1sebagai berikut :

a. Areal Tanaman Pokok ±70% b. Areal Tanaman Unggulan ± 10 % c. Areal Tanaman Kehidupan ± 5% d. Kawasan Lindung ± 10 %


(21)

Gambar 1. Mosaik Ruang HTI

(Sumber : Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman, 2009)

Menurut Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman (2009), tujuan pembangunan HTI adalah:

1. Meningkatkan produktivitas hutan produksi, dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan baku industri perkayuan dan penyediaan lapangan usaha (pertumbuhan ekonomi/pro-growth), penyediaan lapangan kerja (pro-job), pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan (pro-poor) dan perbaikan kualitas lingkungan hidup (pro-environment);

2. Mendorong daya saing produk industri perkayuan (penggergajian, kayu lapis, pulp and paper, meubel, dll) untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor

Selanjutnya menurut Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman (2009), Peraturan Pembangunan Hutan Tanaman Industri adalah sebagai berikut: 1. PP No. 7 TH. 1990

a. Areal hutan yang dapat diusahakan sebagai areal HTI adalah kawasan hutan produksi (HP) yang tidak produktif (Pasal 5 ayat (1).

b. SK Menhut No. 200/Kpts-II/1994; kriteria HP tidak produktif ditandai dengan : pohon inti yang berdiameter > 20 cm kurang dari 25 batang/ha, pohon induk < 10 batang/ha.Pohon induk < 10 batang/ha, permudaan alamnya kurang, yaitu : semai < 1000 batang/ha, dan atau pancang < 240 batang/ha, dan atau tiang < 75 batang/ha.


(22)

2. PP No. 6 Th. 1999 Tgl. 27 Januari 1999 Hak pengusaan hutan tidak dapat diberikan dalam areal hutan yang telah dibebani hak yang telah ada sebelumnya (Pasal 13).

3. UU No. 41/1999 tgl 30 Sept. 1999 & peraturan pelaksanaannya

a. Usaha pemanfaatan hutan tanaman diutamakan dilaksanakan pada HP yang tidak produktif dalam rangka mempertahankan hutan alam (penjelasan Pasal 28 ayat (1).

b. SK Menhut No. 10.1/Kpts-II/2000 tanggal 6 November 2000 tentang Kriteria HP untuk HTI : penutupan vegetasi non hutan (semak belukar, padang alang-alang, dan tanah kosong) atau areal bekas tebangan yang kondisinya rusak dgn potensi kayu bulat berdiameter 10 cm utk semua jenis kayu dengan kubikasi tdk lebih dr 5m kubik perhektar (Bab III Pasal 3 ayat (4).

4. PP. 34/2002 tanggal 8 Juni 2002

a. usaha pemanfaatan hasil hutan pada hutan tanaman, dilaksanakan pada lahan kosong, padang alang-alang, dan atau semak belukar di hutan produksi. (Pasal 30 ayat (3).

b. Terhadap HPH yang diberikan berdasarkan ketentuan ini dan HPHH yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan Per-UU-an sebelum ditetapkannya PP. ini tetap berlaku sampai haknya/izinnya berakhir. (Bab X Pasal 99 huruf a)

5. PP. 6/2007 tanggal 8 Januari 2007 Jo PP.3 /2008

a. Pemanfaatan hasil hutan kayu pada HTI dilakukan pada hutan produksi yang tidak produktif (Pasal 38 ayat (3). Lebih lanjut bahwa pengertian produksi yang tidak produktif adalah hutan produksi yang dicadangkan oleh Menteri sebagai areal pembangunan hutan tanaman. Dengan demikian areal untuk IUPHHK-HTI dikembalikan sesuai dengan penjelasan Pasal 28 ayat (1) UU 41/1999.

b. Berdasarkan Permenhut No. P.11/Menhut-II/2009 bahwa sistem silvikultur HTI harus sesuai dengan tapaknya (Tebang pilih, Tebang Habis, atau Tebang Jalur)


(23)

2.4 Ekowisata

Menurut Sekartjakrarini (2009) pengertian ekowisata di Indonesia sebagai suatu konsep operasional pengembangan dan penyelenggaraan pariwisata menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan. Ekowisata mencerminkan dikotomi yang sama sebagaimana dalam konsep wisata yang dipelajari sebagai kumpulan perilaku (behaviour) dan sebagai industri. Sebagai perilaku atau kegiatan, pengertian ekowisata terbagi dua, yaitu menjelaskan tentang apa sebenarnya yang dilakukan wisatawan (what actually do) dan merupakan norma-norma apa yang harus dilakukan (what should do) oleh seseorang eco-tourist (Stewart dan Sekartjakrarini,1994). Sedangkan pemahaman ekowisata sebagai suatu industri, menekankan hubungan antara masyarakat setempat dengan sumber daya wisata. Dalam kaitan ini arah pandang adalah dari sisi produk (supply side) dan bersandar pada pengertian bahwa hubungan yang erat antara sumber daya alam dan budaya masyarakat setempat dengan industri pariwisata merupakan mekanisme yang mutlak diperlukan dalm mendukung keberlanjutan usaha.

World Tourism Organization – WTO (2004) menegaskan bahwa pencapaian pariwisata yang berkelanjutan merupakan suatu proses yang terus-menerus dan memerlukan pengendalian dan pengawasan yang tidak cukup hanya terhadap dampak negatif yang ditimbulkan, namun meliputi pula langkah-langkah pencegahan dan atau perbaikan setiap saat diperlukan. Pariwisata berkelanjutan juga mempertahankan tingkat kepuasan wisatawan yang tinggi dan memastikan pengalaman yang bermakna bagi wisatawan melalui suatu rangkaian kunjungan yang mampu meningkatkan kesadaran mereka tentang isu keberlanjutan.

Selanjutnya menurut Sekartjakrarini (2009), ekowisata Indonesia dipahami sebagai suatu konsep pengembangan dan penyelenggaraan pariwisata berbasis lingkungan alam dan budaya masyarakat setempat dengan azas pemanfaatan dan penyelenggaraan yang diarahkan pada:

1. Perlindungan sumber-sumber alam dan budaya untuk mempertahankan kelangsungan ekologi lingkungan (ecologically sustainable) dan kelestarian budaya masyarakat setempat.

2. Pengelolaan penyelenggaraan kegiatan dengan dampak negatif sekecil dimungkinkan (enviro-management)


(24)

3. Keikutsertaan dan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai bagian dari upaya menyadarkan, memampukan, memartabatkan, dan memandirikan rakyat menuju peningkatan kesejahteraan dan mutu hidup, dengan bertumpu pada kegiatan usaha masyarakat itu sendiri, serta peningkatan keahlian profesi.

4. Pengembangan dan penyajian daya tarik wisata dalam bentuk program-program penafsiran lingkungan alam dan budaya setempat dengan muatan pembelajaran dan rekreasi.

Ekowisata dipahami sebagai suatu konsep pengembangan dan penyelenggaraan pariwisata berbasis pemanfaatan lingkungan untuk perlindungan dan pelestarian, berintikan partisipasi masyarakat dengan penyajian produk bermuatan pendidikan, pembelajaran dan rekreasi, berdampak negatif minimal, dan memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan ekonomi daerah, yang diberlakukan bagi kawasan lindung, kawasan terbuka, kawasan alam binaan, serta kawasan budaya (Sekartjakrarini, 2009).

2.5 Perencanaan Lanskap

Perencanaan lanskap adalah salah satu bentuk produk utama dalam kegiatan arsitektur lanskap. Perencanaan lanskap ini merupakan suatu bentuk kegiatan penataan yang berbasis pada lahan (land based planning) melalui kegiatan pemecahan masalah yang dijumpai dan merupakan proses untuk pengambilan keputusan berjangka panjang guna mendapatkan suatu model lanskap atau bentang alam yang fungsional, estetika dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan manusia dalam upaya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan termasuk kesehatannya. Secara praktikal dinyatakan bahwa kegiatan merencana suatu lanskap adalah suatu proses pemikiran dari suatu ide, gagasan atau konsep ke arah suatu bentuk lanskap atau bentang alam yang nyata. (Nurisyah dan Pramukanto 2008).

Selanjutnya menurut Nurisyah dan Pramukanto (2008) bahwa perencanaan lanskap berfungsi utama sebagai suatu panduan saling keterkaitan yang komplek antara berbagai fungsi yang pada suatu lahan, bentang alam, atau ekosistem. Sebagai contoh dengan memisahkan fungsi-fungsi lahan yang tidak


(25)

berkesesuaian, menyatukan yang sesuai, dan memilih yang kompetitif, serta menghubungkan setiap fungsi yang dikhususkan pada keseluruhan kawasan lanskap yang dilihat sebagai suatu bentuk wadah kehidupan.

Gold (1980) menambahkan bahwa perencanaan lanskap merupakan penyesuaian program dengan suatu lanskap untuk menjaga kelestariannya. Proses perencanaan lanskap terdiri atas enam tahap, yaitu: persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, perencanaan, dan perancangan. Dalam perencanaan lanskap suatu daerah dimana didalamnya terdapat aktivitas rekreasi, membutuhkan informasi yang mengintegrasikan manusia dengan waktu luang dimana pengalokasian sumber daya dilakukan untuk menghubungkan waktu luang dengan kebutuhan masyarakat dan areal perencanaan. Proses perencanaan lanskap tersebut dapat didekati melalui empat cara yaitu:

1. Pendekatan sumber daya, sumber daya fisik atau alami akan menentukan tipe dan jumlah aktivitas pada tapak. Pertimbangan terhadap lingkungan akan menentukan perolehan dan penyelamatan ruang dimana kebutuhan pemakai atau pun sumber dana tidak terlalu dipertimbangkan.

2. Pendekatan aktivitas, aktivitas yang ada pada masa lampau dan saat ini dijadikan dasar pertimbangan perencanaan sarana dan prasarana dalam tapak di masa yang akan datang. Perhatian difokuskan pada permintaan dimana faktor sosial lebih dipertimbangkan dari pada faktor lainnya.

3. Pendekatan ekonomi, tingkat ekonomi dan sumber finansial masyarakat digunakan untuk menentukan jumlah, tipe dan lokasi yang potensial untuk dikembangkan. Dalam hal ini faktor ekonomi merupakan pertimbangan utama.

4. Pendekatan perilaku, yang menjadi pusat perhatian adalah rekreasi sebagai pengalaman, alasan berapresiasi, bentuk aktivitas yang diinginkan dan dampak aktivitas tersebut terhadap seseorang.

2.6 Perancangan Lanskap

Menurut Laurie (1990), perancangan lanskap merupakan tahap lebih lanjut dari suatu perencanaan tapak dengan menerapkan prinsip-prinsip desain. Nurisjah dan Pramukanto (2004) menambahkan bahwa perancangan adalah suatu proses


(26)

pengembangan konsep perencanaan secara terperinci. Perancangan tersebut menyajikan rencana spesifik mengenai elemen-elemen lanskap yang terdapat pada suatu tapak.

Reid (1993) menyatakan bahwa perancangan lanskap suatu kawasan harus mengikuti prinsip-prinsip desain. Penerapan prinsip-prinsip desain tersebut bertujuan untuk menghasilkan karya lanskap yang berdaya guna, bernilai indah, dan berkelanjutan. Prinsip-prinsip desain di dalam perancangan lanskap, terdiri dari:

1. Unity, merupakan sifat kesatuan dan keterkaitan antara elemen-elemen pembentuk tapak yang dapat dihasilkan melalui pengulangan.

2. Harmony, merupakan keserasian dan keselarasan antara elemen-elemen pembentuk tapak dengan lingkungan sekitarnya.

3. Interest, merupakan kekuatan desain dan elemen-elemen pembentuk tapak yang mampu menimbulkan rasa ketertarikan.

4. Emphasis, merupakan penekanan atau kontras untuk menghasilkan vocal point pada bagian elemen-elemen pembentuk tapak.

5. Balance, merupakan keseimbangan antara elemen-elemen pembentuk tapak melalui pengaturan secara simetri, asimetri, dan radial.

6. Scale, merupakan perbandingan relatif yang proporsional antara tinggi, panjang, lebar, massa, volume, dari masing- masing elemen pembentuk tapak. 7. Sequence, merupakan keteraturan arah, kecepatan, dan model dari pergerakan

pengunjung di dalam tapak.

Menurut Gold (1980), proses perancangan lanskap dimulai dari tahap inventarisasi, analisis, sintesis, kemudian dihasilkan suatu konsep desain dalam bentuk master plan. Selanjutnya, master plan tersebut diuraikan secara rinci dalam gambar detail dan desain tapak. Penelitian, eksperimen, dan flesksibilitas selalu dilakukan pada masing-masing tahapan tersebut untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Menurut Booth (1983), proses perancangan sampai pada konstruksi harus memberikan pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut


(27)

kepada klien. Dalam hal ini perancangan lanskap untuk pengembangan wisata alam akan menghasilkan sebuah desain yang menarik yang berbasis ramah liingkungan, sehingga fungsi dari kawasan tersebut dapat berjalan dengan baik dengan mengikuti tahapan proses desain yang ada. Proses desain tersebut, yaitu: 1. Penerimaan proyek (Project acceptance)

2. Riset dan Analisis (Research and analysis) a. Persiapan peta dasar

b. Inventarisasi dan analisis c. Wawancara dengan klien d. Pengembagan program 3. Desain/perancangan (Design)

a. Diagram fungsi

b. Diagram hubungan tapak c. Concept plan

d. Studi bentuk perancangan e. Preliminary design f. Schematic plan g. Master plan

h. Design development

4. Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings) a. Layout plan

b. Grading plan c. Planting plan d. Construction details 5. Pelaksanaan (Implementation)

6. Evaluasi Setelah Konstruksi (Post-Contruction Evaluation Maintenance) 7. Pengelolaan (Maintenance)

Harris dan Dines (1988) menyatakan bahwa sasaran dari perancangan lanskap adalah kelayakan dan respon terhadap keadaan sekitarnya. Informasi karakter tapak secara total, baik kondisi eksisting maupun rencana yang diusulkan sangat diperlukan oleh perancang. Keberhasilan seorang perancang salah satunya dapat dilihat dari tanggapan dan adaptasi oleh pengguna.


(28)

Desain ruang dapat memberikan dampak yang berbeda pada fisik, fisiologis, dan psikologis manusia. Fisik berkaitan erat dengan hubungan antara ukuran skala manusia dan bentuk lingkungan. Kebutuhan fisiologis manusia dipengeruhi oleh ketersediaan makanan, udara, air, dan hal-hal yang memberikan kenyamanan. Pengaruh psikologis tergantung pada pengorganisasian ruang, misalnya gerakan, keriangan, keberanian, ketegasan, keheningan, dan perenungan (Simonds dan Starke, 2006)


(29)

III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilakukan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) yaitu pada Departemen Research and Development (RDD). Perusahaan ini berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, lokasi magang dapat dilihat pada Gambar 2. Kegiatan magang dimulai dari minggu kedua bulan April 2011 hingga minggu keempat bulan Mei 2011. Kemudian dilanjutkan dengan analisis dan sistesis, pembuatan konsep desain, hingga perancangan yang diselesaikan pada minggu keempat bulan Oktober 2011.

Gambar 2. Peta Lokasi Magang (Sumber: metroterkini.com dan PT. RAPP) 3.2 Metode Magang

Metode kerja yang digunakan secara umum adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di perusahaan yakni terlibat dalam proses pengerjaan beberapa proyek yang sedang ditangani Departemen RDD. Mahasiswa magang melakukan wawancara dengan menggunakan daily sheet untuk memperoleh data magang.

Pada perancangan arboretum metode kerja yang digunakan adalah dengan pengamatan langsung di tapak terkait proyek yang sedang dikerjakan serta


(30)

melakukan studi pustaka. Kegiatan perancangan arboretum terdiri dari beberapa tahap, yaitu: persiapan, inventarisasi dan analisis, proses desain, pengembangan desain, pelaksanaan, dan pemeliharaan.

Pada penyusunan konsep ekowisata metode kerja yang digunakan adalah dengan pengamatan langsung pada tapak dan melakukan studi pustaka terkait strategi pengembangan dan pengelolaan kawasan HTI yang dilakukan perusahaan. Kegiatan penyusunan konsep perencanaan lanskap dilakukan mulai dari deskripsi konsep, konsep pengembangan ekowisata, sampai pada konsep pengembangan lanskap ekowisata.

3.3 Tahapan Kegiatan Magang

Tahapan pekerjaan magang yang diikuti dalam kegiatan magang ini mengikuti proses yang dikerjakan oleh PT. RAPP. Tahapan kegiatan menyesuaikan dengan tujuan magang, yakni mempelajari fasilitas, metode, teknologi dan sumberdaya PT. RAPP (Kegiatan Administrasi), pelaksanaan perancangan lanskap arboretum dan mengembangkan konsep ekowisata di kawasan HTI (Kegiatan Lapang dan Studio).

3.3.1 Kegiatan Administrasi

Kegiatan ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan sikap profesional mahasiswa dalam mengembangkan kualitas berpikir dan kualitas kerja dalam kegiatan administrasi guna menghasilkan suatu karya, termasuk karya arsitektur lanskap. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa magang, yaitu:

1. Mempelajari struktur dan organisasi perusahaan.

2. Mempelajari sistem kerja yang dilakukan dalam perusahaan.

3. Mempelajari masalah dan solusi kerja yang dihadapi perusahaan dalam menangani suatu perancangan tapak.

3.3.2 Kegiatan Studio dan Lapang

Kegiatan magang yang dilakukan pada perusahaan PT. RAPP terdiri dari berbagai macam proyek, dengan fokus utama yaitu membantu perusahaan dalam perancangan arboretum sekitar kawasan gedung departemen RDD dan membantu perusahaan dalam menyusun konsep ekowisata pada kawasan HTI. Selama magang mahasiswa berperan sebagai drafter, GIS Operator, dan surveyor untuk


(31)

pekerjaan lanskap yang dipimpin oleh Program Leader Program Pengembangan HTI dan Pengembangan Lanskap Arboretm yakni Bapak Sabar T. Siregar dengan rincian kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan Studio

1. Mempelajari konsep penanaman di kawasan hutan tanaman industri.

2. Membantu Departemen RDD menyusun laporan bulanan (laporan research dan kemajuan) ysng harus dilaporkan ke Corporate PT. Riau Andalan Pulp and Paper.

3. Membantu PT. RAPP menyusun peta rencana pengembangan dan pengelolaan HTI. Pada kegiatan magang ini mahasiswa bertindak sebagai GIS Operator.

4. Mendesain Arboretum departemen RDD Office, dengan bantuan dari tim PT. RAPP. Pada kegiatan ini mahasiswa bertindak sebagai drafter.

5. Menggambar ulang taman indoor gedung APRIL Technology Center. 6. Mengembangkan konsep ekowisata pada kawasan HTI milik PT. RAPP. b. Kegiatan Lapang

1. Melakukan pengumpulan data primer dan pengamatan tapak kawasan APRIL Technology Centre berupa data survey langsung.

2. Melakukan pengawasan terkait kesehatan dan keselamatan kerja selama pekerjaan di lapangan serta pengawasan kualitas air limbah yang dikeluarkan oleh pabrik kertas.

3. Melakukan pengawasan pemuliaan pohon, pengendalian hayati, pengelolaan HTI, dan kesehatan tanaman, pengembangan lanskap arboretum yang dilakukan oleh RDD.

4. Melakukan survey dan pengamatan bersama staf RDD ke sektor atau site Baserah, Cerenti, Pulau Padang, dan Semenanjung Kampar. Pada kegiatan ini mahasiswa bertindak sebagai surveyor.

3.4 Data dan Sumber Data Magang

Data-data yang diperoleh yakni berupa data mengenai perusahaan, mengenai perancangan arboretum sekitar kawasan gedung RGE Technology Center, dan tinjauan lapang ke kawasan HTI milik perusahaan untuk melihat potensi


(32)

pengembangan ekowisata. Data yang telah dikumpulkan, selanjutnya dikelompokkan sesuai sub tujuan magang dan diklasifikasi.

Bentuk data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder dalam bentuk deskriptif dan spasial (Tabel 1). Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan studi pustaka, hasil wawancara dengan beberapa pihak terkait, serta informasi yang ada di perusahaan yang diperoleh atas hasil observasi lapang yang dilakukan oleh staf yang berkepentingan di perusahaan.

Tabel 1. Data dan Sumber Data

No. Data Sumber Bentuk

1 Kelembagaan Pihak Perusahaan, Studi pustaka, wawancara, observasi lapang

Data Primer dan Sekunder Struktur organisasi Studi pustaka, wawancara Data Sekunder Sistem kerja divisi Studi pustaka, wawancara Data Sekunder Teknologi Studi pustaka, wawancara Data Sekunder Fasilitas Studi pustaka, wawancara Data Sekunder 2 Perancangan

Arboretum

Pihak Perusahaan, Wawancara, Observasi lapang dan studi pustaka

Data Primer dan Sekunder Orientasi Tapak Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder Iklim Studi pustaka Data Sekunder Tanah Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder Hidrologi Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder Topografi Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder Vegetasi dan Satwa Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder Aksesibilitas Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder Fasilitas dan Utilitas Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder

Pengguna Tapak Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan sekunder 3 Ekowisata Kawasan

HTI

Observasi Lapang, Dokumentasi Pribadi, dan wawancara, Studi pustaka

Data Primer dan Sekunder RTRW Studi pustaka Data Sekunder Orientasi Tapak Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder Tutupan Lahan Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder Tanah Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder Hidrologi Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan

sekunder

Topografi Observasi lapang dan studi pustaka Data primer dan sekunder


(33)

Data yang diperoleh yakni berupa data mengenai perusahaan dan mengenai produk perusahaan berupa proyek yang sedang dikerjakan yakni pengembangan HTI dan perancangan lanskap arboretum. Data tersebut akan dibahas dan dianalisis menggunakan metode deskriptif.

3.5 Batasan Magang

Kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti metode dan tahapan proses pekerjaan lanskap yang dilakukan oleh PT. RAPP. Lokasi proyek perancangan dibatasi di kawasan sekitar gedung RDD dengan luas 6,498 ha. Produk akhir dari kegiatan magang ini dibatasi pada pembuatan perancangan lanskap dengan hasil akhir berupa site plan, beberapa gambar ilustrasi arboretum, dan konsep ekowisata di kawasan HTI serta pengalaman kerja dalam perencanaan dan perancangan lanskap (softskill).


(34)

IV. KONDISI UMUM

4.1 Profil Umum PT. Riau Andalan Pulp and Paper

PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) adalah bagian dari Asia Pasific Resources International Holdings Limitied (APRIL) Group, perusahaan yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau ini bergerak di bidang Pulp, Kertas dan HTI yang memasok bahan baku kayu ke pabrik pulp (Gambar 3).

Gambar 3. Peta Lokasi PT. RAPP (Sumber: metroterkini.com dan google map)

Perusahaan ini berkantor pusat di Singapura dan memiliki operasi utama produksi di Indonesia dan Cina. APRIL Indonesia memiliki luasan 1.750 hektar Pangkalan Kerinci, dekat Pekanbaru di Provinsi Riau, Sumatera. APRIL beroperasi pada pabrik pulp dan kertas, pabrik kimia terintegrasi, dan sebuah pembangkit listrik yang menghasilkan seluruh energi untuk kompleks perusahaan tersebut, sebagian besar menggunakan bahan bakar bio. Produksi pulp di PT. RAPP pertahun sekitar 2 juta ton pulp.Pabrik kertas di PT. RAPP memiliki salah satu mesin tercepat di dunia untuk menghaluskan kertas, dengan kecepatan maksimum dirancang 1.500 meter per menit, dengan kapasitas 350.000 ton per

Provinsi Riau

Kabupaten Pelalawan Lokasi PT. RAPP


(35)

tahun yang terletak di area pulp and paper mill (Gambar 4). Produk unggulan dari PT. RAPP adalah kertas APRIL PaperOne ™, yang merupakan office paper kualitas premium yang dirancang untuk menjadi kertas printing dan kertas fotokopi.

Gambar 4. Pulp and Paper Mill PT. RAPP (Sumber: PT. RAPP, 2011)

Perusahaan selain mempunyai mesin yang canggih di area pulp and paper mill juga mempunyai tempat pembibitan Acacia crassicarpa dan Acacia mangium terbesar kedua di dunia. RDD sebagai departemen yang menangani berbagai macam penelitian yang dilakukan oleh perusahaan sering melakukan penelitian yang berkaitan dengan percobaan di tempat pembibitan ini (Gambar 5).


(36)

(a)

(b)

Gambar 5. Pembibitan (a) Acacia crassicarpa (b) Acacia mangium (Sumber: PT. RAPP, 2011)

Sesuai dengan tujuan penanaman, sistem silvikultur yang diterapkan di HTI RAPP adalah sistem tebang habis dengan permudaan buatan, semua teknik silvikultur dan pemanenan disesuaikan dengan sistem ini. Pada awal beroperasinya, teknik budidaya yang diterapkan hanyalah berdasarkan informasi yang tersedia pada saat itu. Sejalan dengan waktu, semua teknik silvikultur termasuk teknologi pemanenan diperbaiki berdasarkan hasil-hasil penelitian, bench-marking operations dan program continuous improvement yang paling sesuai dengan kondisi setempat. Luas hutan tanaman yang sudah terbangun (per Desember 2009) adalah 311,000 Ha di Riau, 270,581 Ha dialokasikan sebagai area konservasi, tiga spesies utama yang dikembangkan untuk kayu pulp adalah Acacia mangium, A.Crassicarpa dan Eucalyptus (Gambar 6).


(37)

(a)

(b)

Gambar 6. Hutan Tanaman dengan Bentuk Mosaic Plantations (a) Acacia crassicarpa (b) Acacia mangium

(Sumber: PT. RAPP, 2011)

4.2 Ruang Lingkup Kerja Research and Development Department

Ruang lingkup kerja dari PT. RAPP khususnya Research and Development Department (RDD) mencakup penelitian dan pengembangan HTI, pemuliaan pohon, pengelolaan hutan, survey dan pemetaan tanah mineral, program kesehatan tanaman, pengendalian hama terpadu dalam HTI, dan pengembangan lanskap arboretum RDD. Dalam penelitian dan pengembangan HTI, PT. RAPP mempunyai strategi berupa kelola area hutan tanaman yang terdiri dari penataan kawasan/zonasi area, pengadaan sarana/prasarana perlindungan hutan seperti tim pengamanan dan peralatan pengendali kebakaran hutan, penerapan AIMS-APRIL improvement management system, serta pemeliharaan water level di setiap zonasi


(38)

area. Strategi tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas perusahaan dalam menghasilkan kayu dan “pulping”.

Pemuliaan pohon di RAPP bertujuan untuk mengembangkan dan menyediakan materi genetik yang telah diperbaiki dengan sifat riap tahunan yang tinggi, kepadatan kayu yang sesuai, hasil pulp yang tinggi. Proses pemuliaan pohon dimulai dengan melakukan pemilihan pohon yang terbaik. Setelah itu dilakukan breeding atau kawin silang dengan cara polinasi terbuka atau dengan polinasi yang terkontrol, untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil yang telah didapatkan selanjutnya diseleksi dengan cara genetic test untuk menguji seberapa besar germplasma yang didapat, hal tersebut dilakukan agar menghasilkan bibit dan benih pohon terbaik dengan kriteria volume yang tinggi, menghasilkan serat yang tinggi dan juga kepadatan kayu yang tinggi. Pemuliaan pohon juga dapat dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan pengembangan dan perbaikan berkala melalui persemaian serta melakukan kloning dari bibit atau benih yang terbaik, proses pemuliaan pohon dapat terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Skema Pemuliaan Pohon di RDD (Sumber : PT. RAPP, 2011)


(39)

Pengelolaan hutan berfokus pada penelitian dan pengembangan teknik silvikultur yang sesuai dengan genotipe dan lahan, kelestarian lahan, mengidentifiksasi kekurangan unsur hara mikro dan melakukan aplikasi pupuk mikro pada saat yang tepat meningkatkan produktivitas tegakan HTI di lahan gambut, survey dan pemetaan tanah pada semua areal Unit Usaha. Tujuan dari survey dan pemetaan tanah mineral adalah mengklasifikasi tanah dan memetakannya sebagai dasar untuk penetapan praktek pengelolaan HTI, survey tanah ini dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Asian Agri (Baserah, Langgam, Langsat, Corridor, Teso West) dan BaLitBang Tanah Bogor (Teso East, Cerenti, Logas, Mandau, Ukui, Nagodang, Dumaifiber dan Pulau Padang), Hingga sekarang lahan yang sudah disurvey oleh Riaufiber dan Indrafiber seluas 124,600 ha, Dumaifiber 15,000 ha dan juga membantu Pulau Padang (35,000 ha). Survey dan pemetaan tanah pada beberapa kawasan milik perusahaan menghasilkan 52 famili tanah, lalu dari famili yang ditemukan dikelompokkan sesuai dengan tanah-tanah yang mirip sifatnya dan menghasilkan 13 unit grup tanah dengan sifat yang mirip. Kegunaan dari pengelompokkan tadi adalah untuk menganalisa kesesuaian tanah dengan proses manajemen plantation yang dilakukan oleh perusahaan, terdiri dari klasifikasi kemiringan lahan, penarikan informasi pemanenan, informasi kegiatan silvikultur, informasi genetik, serta hama dan penyakit (Gambar 8).

Gambar 8. Skema Pengelolaan HTI di RDD (Sumber : PT. RAPP, 2011)


(40)

Program kesehatan tanaman di PT. RAPP bertujuan untuk meminimalkan resiko hama penyakit untuk mencapai produksi potensial dan menghindari pengeluaran yang mahal dan tidak perlu untuk pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan utama pada program kesehatan tanaman berupa identifikasi atau diagnosis masalah hama dan penyakit melalui pengendalian hama terpadu, telaah tentang biologi dan dampak dari hama dan penyakit utama, pengamatan terhadap perkembangan hama dan penyakit, percobaan metode pengendalian hama dan penyakit yang efektif, pelatihan atau penyuluhan dan publikasi tentang hama dan penyakit. Pada pengendalian hama terpadu dilakukan pencegahan, pengamatan, dan pengendalian yang dimulai dengan pemilihan spesies tanaman dan identifikasi hama potensial hingga pengendalian hayati seperti apa yang dilakukan yang terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengendalian Hama Terpadu dalam HTI (Sumber : PT. RAPP, 2011)

Program pengendalian hayati adalah program yang bertujuan untuk membuat tanaman tetap sehat dengan cara alami, digunakannya pengendalian secara hayati adalah untuk mengurangi penggunaan pestisida, karena pestisida berdaya racun yang tinggi hingga sering kali membunuh spesies non sasaran, hanya menjadi solusi jangka pendek, dan harganya relatif mahal. Pengendalian hayati yang dilakukan perusahaan adalah dengan mengembangkan predator atau musuh alami hama seperti mengembangkan laba-laba, sycanus, semut hitam dan belalang sembah (Gambar 10).


(41)

Gambar 10. Pengendalian Hayati dengan Predator Hama (Sumber : PT. RAPP, 2011)

Program pengembangan lanskap arboretum RDD ditujukan untuk memberikan pengenalan tentang vegetasi yang digunakan untuk HTI dan sebagai area display vegetasi langka yang digunakan oleh PT. RAPP. Pengenalan vegetasi yang digunakan untuk HTI sangat penting karena gedung RDD berlokasi jauh dari kawasan produksi HTI yang berada di site Baserah, Cerenti, Pulau Padang, dan Semenanjung Kampar dengan begitu peneliti, pegawai, masyarakat dan tamu perusahaan bisa melihat vegetasi yang ada pada kawasan produksi HTI. Program ini diharapkan akan menghasilkan desain untuk pengembangan sarana bernilai estetis pada arboretum kawasan RDD. Kegiatan pengembangan lanskap arboretum kawasan RDD berupa proses perancangan yang dimulai dari pengumpulan data dan pembentukan konsep hingga pelaksanaan desain di lapangan, seperti survey dan pendataan ulang, pengukuran ulang, serta aplikasi permodelan penanaman lanskap, desain penanaman lanskap, dan pengelolaan lanskap arboretum.


(42)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Manajemen PT.RAPP

5.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan

PT. RAPP yang merupakan perusahaan milik APRIL memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang CEO/President yakni A.J. Devanesan, dimana ia memiliki beberapa departemen. Salah satunya adalah RDD (Research and Development Department) yang dipimpin oleh Head Director G.D. Golani (Gambar 11). RDD memiliki progam yang mendukung usahanya di bidang pulp, kertas, dan HTI yakni penelitian dan pengembangan HTI, pengelolaan hutan, program kesehatan tanaman, program pengendalian hayati, pengendalian hama terpadu dalam HTI, dan program pengembangan lanskap arboretum RDD yang masing-masing dipimpin oleh seorang Program Leader dan dibantu oleh beberapa Senior Researcher. Program Leader mengkoordinir tim dan menangani bagian manajemen yang berhubungan dengan corporate perusahaan, sedangkan Senior Researcher menangani operasi pelaksanaan program. Program Leader adalah orang yang memimpin dan mengawasi pekerjaan Senior Researcher dan tenaga ahli (Gambar 12).

Dalam menjalankan program penelitian dan pengembangan HTI, Program Leader dari program tersebut masih digabung dengan program pengembangan lanskap arboretum. Penggabungan ini ditujukan untuk efisiensi kerja dan mempermudah dalam pengorganisasian kerja dan sumberdaya, dikarenakan tanaman dan pohon yang ditanam di arboretum adalah display pohon yang ditanam juga pada site tempat dimana program penelitian dan pengembangan HTI dilakukan. Pada program pengembangan lanskap RDD mempunyai ahli silvikultur, ahli tanah, ahli benih, agronomist, dan ahli tanaman tetapi RDD tidak mempunyai arsitek lanskap dan CAD drafter, sehingga mahasiswa magang ditempatkan sebagai CAD drafter.


(43)

Gambar 11. Struktur Organisasi PT. RAPP (APRIL, 2011) 2


(44)

Gambar 12. Struktur Organisasi Program Pengembangan HTI dan


(45)

5.1.2 Penerimaan Proyek

Proyek yang ditangani oleh RDD yang terkait dengan bidang arsitektur lanskap adalah proyek melalui program yang sedang berjalan yakni program pengembangan dan pengelolaan HTI dan program pengembangan lanskap arboretum RDD. Proyek yang berada dalam program tersebut yaitu terkait dengan perencanaan, perancangan, pengelolaan, dan tanaman dalam keilmuan arsitektur lanskap. Proyek diperoleh melalui usulan yang telah diajukan RDD kepada corporate PT. RAPP, dan langsung disetujui dengan penunjukkan RDD sebagai pelaksana proyek dengan bantuan dari pihak ketiga (kerjasama dengan konsultan, perguruan tinggi, dan lembaga ilmiah).

5.1.3 Prosedur Perancangan Lanskap

PT. RAPP dalam perancangan lanskap tidak memiliki standar prosedur penanganan dan pengerjaan proyek lanskap karena di RDD sendiri tidak terdapat arsitek lanskap. Pekerjaan lanskap yang berkaitan dengan desain dan penanaman biasa dilakukan ahli silvikultur dan ahli agronomi dibantu oleh nurseriman. Dalam program pengembangan lanskap arboretum RDD, prosedur yang telah ditetapkan oleh PT. RAPP meliputi kegiatan tahap persiapan, tahap inventarisasi dan analisis, tahap desain konsep, tahap pengembangan desain, tahap pembuatan gambar kerja, dan pelaksanaan. Pengembangan selanjutnya dapat muncul pada masing-masing tahapan proyek berdasarkan kebutuhan dan kondisi tapak. Pengembangan tersebut sering kali membutuhkan waktu yang lebih lama sehinga dapat menyebabkan bergesernya perubahan jadwal target yang diharapkan. Hal tersebut terjadi karena munculnya beberapa kendala yang berasal dari perusahaan sendiri maupun pihak luar sehingga membuat tahapan yang ada dikerjakan berulang-ulang dan keluar dari jadwal.

Tahapan kerja yang dilakukan oleh PT. RAPP dalam program pengembangan lanskap arboretum RDD adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan, diawali penyusunan proposal dan pengajuan rancangan proyek yang diberikan RDD kepada corporate PT.RAPP.

2. Tahap Inventarisasi dan Analisis, meliputi kegiatan survey tapak, pengumpulan informasi dan data kondisi tapak, baik data primer ataupun data


(46)

sekunder, kemudian dianalisis guna mengidentifikasi potensi dan kendala tapak. Pada tahap ini dilakukan diskusi bersama di dalam perusahaan dan juga dibantu pihak ketiga (kerjasama dengan konsultan, perguruan tinggi, dan lembaga ilmiah) untuk menemukan solusi terbaik.

3. Tahap Desain Konsep, meliputi penentuan ide secara konseptual dan pembuatan gambar ilustrasi. Penentuan tema untuk konsep dilakukan dengan mempertimbangkan keinginan dari perusahaan.

4. Tahap Pengembangan, pada tahap ini pembuatan gambar ilustrasi dilakukan untuk mendukung konsep yang telah dibuat.

5. Tahap Pelaksanaan, implementasi hasil akhir dari perencanaan dan perancangan ke dalam tapak.

6. Tahap Evaluasi, dilakukan setelah tahap pelaksanaan untuk mengetahui hasil akhir dari produktivitas dan produk kerja. Tahap ini juga sebagai penuntun untuk menyusun rencana pemeliharaan lanskap yang telah didesain dan dibangun agar kualitasnya dapat terjaga.

5.1.4 Teknologi dan Fasilitas Kerja Studio

PT. RAPP memiliki fasilitas peralatan kerja yang cukup lengkap dalam membantu pengerjaan program-program yang tengah dikembangkan. Fasilitas berupa peralatan kerja yang digunakan perusahaan antara lain berupa perlengkapan sebagai berikut, yaitu :

1. Alat gambar (drawing pen,spidol, pensil, serta penggaris) 2. Kertas ukuran A3 dan A4

3. Tracing paper dan kertas kalkir 4. Meja dan kursi kerja

5. Meja dan kursi untuk briefing dan rapat

6. Berbagai buku sumber (tanaman HTI) yang ada di perusahaan sebagai library dan referensi dalam program pengembangan arboretum

Dalam kegiatan studio PT. RAPP didukung dengan berbagai perangkat lunak (software) dan aplikasi seperti pada Tabel 2.


(47)

Tabel 2. Teknologi berupa software yang digunakan perusahaan dalam program pengembangan lanskap arboretum RDD

No. Software yang digunakan Kegunaan

1. Garmin Mapsource 5.0 Input data dari alat survey 2. Autocad Land Desktop 2009 Pembentukan kontur 3. Arc View 3.3 Klasifikasi kemiringan lahan

4. Arc GIS 9.3 Membentuk tutupan lahan dan layout peta 5. AutoCAD 2009 CAD Drawing

6. Google Sketch Up 7 3D Rendering 7. Adobe Photoshop CS4 Editing dan Finishing

8. Google Earth Mengetahui bentuk tapak sebelum site visit dilakukan

9. MS. Office 2007 Terkait untuk presentasi kepada perusahaan, list material, dan laporan.

Terdapat juga fasilitas kerja lainnya yang ikut mendukung dalam pengerjaan proyek. Fasilitas kerja yang terdapat di PT. RAPP dapat terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Fasilitas yang Digunakan dalam Pengerjaan Proyek Perusahaan

No. Fasilitas Kegunaan

1. GPS Garmin Alat survey dan pengumpulan data 2. PC, komputer Pengerjaan grafis dan 3D animasi

3. Printer A3 dan A4 Mencetak produk kerja seperti laporan dan gambar-gambar kerja

4. Scanner A4 Mendapatkan images reference untuk proyek dari sumber berupa hardcopy

5. Harddisk Penyimpanan data

6. LCD Projector Terkait untuk rapat dan briefing

Teknologi dan fasilitas yang dimiliki perusahaan sudah cukup baik. Oleh karena itu, setiap fasilitas yang ada dijaga dengan baik dan kualitasnya juga terus ditingkatkan dengan sistem upgrade. Perusahaan juga selalu update dengan fasilitas dan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja perusahaan. Sistem kerja pada program pengembangan lanskap arboretum RDD ini diketahui oleh seluruh staf dengan dilakukannya briefing terlebih dahulu dan mendapatkan penjelasan dari pimpinan program leader. Suatu program yang dikerjakan dengan cara teamwork. Setiap pogram memiliki program leader yang bertanggung jawab untuk mengatur dalam pelaksanaan proses pembagian kerja dalam tim. Pimpinan perusahaan menjelaskan mengenai proyek pengembangan lanskap arboretum RDD tersebut kepada program leader kemudian program leader menyampaikan, berdisikusi dan mengerjakan bersama dengan tim.


(48)

5.1.5 Proses Perancangan Lanskap

Tahapan kegiatan perancangan lanskap yang dilakukan PT. RAPP mulai dari persiapan, inventarisasi dan analisis, proses desain, pengembangan desain, pelaksanaan, sampai pada pemeliharaan, sesuai dan mendekati dengan proses perancangan yang dikemukakan oleh Booth (1983) pada Gambar 13.

Gambar 13. Perbandingan Proses Perancangan Lanskap Menurut Booth (1983) dan PT. RAPP

Proyek perancangan lanskap yang ditangani oleh PT. RAPP melalui tahapan perancangan lanskap tersebut. Namun, tahapan atau prosedur yang akan dilalui tidak semuanya sama dengan proses perancangan menurut Booth, karena akan menyesuaikan dengan kondisi pada tapak dan keinginan perusahaan. Perbedaan dapat dilihat pada PT. RAPP tahap persiapan sedangkan pada Booth tahap tersebut berupa penerimaan proyek. Perbedaan berikutnya pada PT. RAPP terdapat tahap konsep desain dan pengembangan desain, dimana pada tahap tersebut Booth mengisinya dengan gambar konstruksi.


(49)

5.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Perancangan Lanskap Arboretum RDD Office

PT. RAPP merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang Pulp, Kertas dan HTI, di dalam RDD terdapat program pengembangan lanskap arboretum. Perusahaan berupaya mengembangkan lanskap arboretum untuk memenuhi tuntutan corporate mendapatkan rancangan terbaik arboretum yang dapat digunakan sebagai lahan penelitian sekaligus area display.

Terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam proses perancangan lanskap arboretum RDD Office yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain :

a. Manajemen Kerja

Pembagian kerja pada program pengembangan lanskap arboretum sudah jelas, program leader sebagai pimpinan program menjalankan tugasnya dengan baik dengan memberikan pengarahan, briefing, dan evaluasi sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dan senior researcher melakukan pengawasan langsung kerja staf. Pada program pengembangan lanskap tidak terdapat staf ahli arsitektur lanskap sehingga perusahaan kesulitan dalam menghasilkan produk gambar rancangan lanskap dan untuk beberapa kali waktu diserahkan kepada mahasiswa magang.

b. Struktur Organisasi

Pembagian kerja melalui struktur organisasi perusahaan telah memberikan diferensiasi pekerjaan bagi pegawai sesuai dengan spesialisasi masing-masing, namun pada program pengembangan lanskap arboretum terdapat kendala berupa masih digabungnya program tersebut dengan program yang lain sehingga seringkali program pengembangan lanskap arboretum tidak menjadi prioritas dalam pelaksanaannya.

c. Fasilitas Kerja

Fasilitas dan peralatan pendukung proyek pengembangan lanskap arboretum pada perusahaan sudah sangat memadai, berupa hardware dan software yang terkait dengan pekerjaan perancangan lanskap.

d. Pendekatan dalam Proses Perancangan Lanskap

Perusahaan bersikap terbuka terhadap mahasiswa magang dan mau menerima saran terkait dengan program pengembangan lanskap arboretum RDD.


(50)

Perhatian tersebut diberikan oleh pihak manajerial PT. RAPP guna mendapatkan isu-isu strategis dan menempatkan diri perusahaan untuk lebih fokus dalam kegiatan pengembangan lanskap arboretum.

e. Produktivitas Kerja

Perusahaan memiliki fasilitas dan teknologi yang cukup memadai dalam kegiatan pengembangan lanskap arboretum, namun keadaan tersebut tidak didukung dengan adanya ahli arsitektur lanskap pada kegiatan tersebut sehingga produktivitas kerja pada program ini sangat rendah. Penghematan strategis terhadap waktu dan biaya juga dilakukan oleh perusahaan. Penghematan tersebut dilakukan dengan menyertakan mahasiswa magang mengembangkan keterampilannya dalam program tersebut.

f. Suasana Kerja

Pengerjaan proyek dalam studio juga didukung dengan suasana yang nyaman didukung dengan fasilitas yang memadai. Selama mahasiswa melakukan kegiatan magang, program leader menempatkan mahasiswa magang di ruangan yang biasa digunakan sebagai ruangan rapat dengan ruangan luas, memadai, dan nyaman. Hal ini menunjukkan perhatian perusahaan yang tinggi akan suasana dan kualitas lingkungan kerja.

g. Waktu Pengerjaan Proyek

Jadwal kerja yang dibuat oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan perancangan lanskap arboretum tergantung dengan jadwal program pengembangan HTI karena program tersebut masih bersatu, sehingga jadwal kerja staf dapat berubah karena ketergantungan pegawai yang masih mengikuti program yang lain. Hal tersebut terjadi karena prioritas perusahaan masih pada program pengembangan HTI sehingga waktu pengerjaan juga diperpanjang.

PT. RAPP khususnya RDD belum siap menangani proyek perancangan lanskap dalam programnya. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai kekurangan RDD dalam bidang arsitektur lanskap, antara lain :

a. Belum siapnya RDD menghadapi penunjukkan langsung dari corporate PT. RAPP untuk mengadakan program pengembangan lanskap, dengan masih


(51)

bergabungnya program pengembangan lanskap dengan program pengembangan HTI.

b. Tidak terdapat ahli yang benar-benar pada bidangnya yaitu arsitek lanskap dalam program pengembangan lanskap arboretum, kekurangan tersebut hanya diisi oleh mahasiswa magang yang didampingi oleh staf ahli dari bidang agronomi, silvikultur, tanah, dan tanaman yang mencoba-coba mengisi kekosongan tersebut.

c. Perusahaan masih membutuhkan bantuan kerjasama dengan pihak ketiga seperti perguruan tinggi, konsultan, dan lembaga ilmiah dalam melaksanakan proyek perancangan lanskap.

d. Jadwal kerja yang telah disusun dapat berubah suatu waktu sesuai kebutuhan perusahaan dengan skala prioritas dikarenakan program yang masih bergabung antara program pengembangan lanskap dengan program pengembangan HTI, hal ini berdampak dengan waktu pelaksanaan program yang semakin lama.

5.3 Perancangan Kawasan Arboretum 5.3.1 Tujuan dan Sasaran Proyek

Proyek perancangan lanskap arboretum ini bertujuan untuk memberikan pengenalan tentang vegetasi yang digunakan untuk HTI dan sebagai area display vegetasi langka yang digunakan oleh PT. RAPP. Pengenalan vegetasi yang sangat penting karena gedung RDD berlokasi jauh dari kawasan produksi HTI yang berada di site Baserah, Cerenti, Pulau Padang, Semenanjung Kampar, dengan begitu masyarakat dan tamu perusahaan bisa melihat vegetasi yang ada pada kawasan produksi HTI. Oleh karena itu, kawasan RDD dirancang sebagai arboretum.

Tujuan lainnya dari pengembangan kawasan RDD sebagai arboretum, adalah: (1) sebagai wahana promosi kepada umum, khususnya untuk para tamu dari luar perusahaan; (2) meningkatkan nilai estetis pada kawasan sekitar gedung RDD; dan (3) pengoptimalan segenap potensi sumberdaya yang dimiliki PT. RAPP.


(52)

Sasaran program ini diharapkan akan menghasilkan desain untuk pengembangan sarana bernilai estetis pada arboretum kawasan RDD. Kegiatan pengembangan lanskap arboretum kawasan RDD berupa proses perancangan yang dimulai dari konsep dan pra-planning hingga pelaksanaan desain di lapangan, seperti survey dan pendataan ulang, pengukuran ulang, serta aplikasi permodelan penanaman lanskap, desain penanaman lanskap, dan pengelolaan lanskap arboretum.

5.3.2 Tahapan Kegiatan Perancangan

Proyek perancangan yang dilakukan mahasiswa magang dengan PT.RAPP, yaitu perancangan arboretum RDD Office yang berlokasi di Pangkalan Kerinci melalui tahapan kegiatan seperti yang terlihat pada Gambar 14. Pada saat kegiatan magang berlangsung, proyek ini berada pada tahap awal perancangan sehingga tahapan perancangan yang dikerjakan hanya sampai tahap pengembangan desain dengan produk yang dihasilkan berupa conceptual landscape plan, masterplan, gambar potongan, detail spot, ilustrasi suasana dengan fasilitas pada zona-zona dalam arboretum yang mendukung konsep.

Gambar 14. Tahapan Perancangan Lanskap dalam Proyek Pengembangan Arboretum RDD Office

(Sumber : PT. RAPP, 2011) 5.3.2.1 Tahap Persiapan

Klien pada proyek ini adalah PT. RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper) menunjuk departemen yang dibawahinya yaitu departemen RDD untuk menangani tapak yang akan dikerjakan. Penjelasan tentang proyek dan keinginan dari CEO/President perusahaan mengenai arboretum yang berada pada RDD Office dilakukan pada tahapan ini, mahasiswa magang berpartisipasi dalam tahapan ini untuk mengetahui keinginan CEO/President mengenai lanskap yang akan dikembangkan. Perusahaan menginginkan adanya penataan lanskap kembali untuk pengembangan arboretum di sekitar RDD Office yang terletak di Kota

Persiapan Inventarisasi dan Analisis

Konsep Desain

Pengembangan Desain


(53)

Kabupaten Pangkalan Kerinci, sehingga menjadi lebih tertata dan dapat menunjang kebutuhan estetika bagi pengunjung.

5.3.2.2 Tahap Pengumpulan Data

Arboretum RDD Office merupakan kawasan sekitar gedung RDD Office, PT. RAPP. Arboretum RDD Office diharapkan menjadi suatu tempat percontohan, penelitian, dan koleksi vegetasi dan plasma nutfah yang dimiliki oleh PT. RAPP. Pengumpulan data peta dan informasi tapak sebelumnya telah dilakukan PT. RAPP dibantu oleh konsultan Steven Leach Assosiates Pte Ltd. Namun seiring berjalannya waktu terjadi banyak perubahan pada kondisi eksisting tapak, sehingga ketika kegiatan magang dilakukan kembali pengambilan data dan pengukuran ulang tapak (Gambar 15). Kegiatan pengumpulan data meliputi pengambilan foto, tracking tapak dengan menggunakan GPS, pendataan vegetasi dan satwa yang ada pada tapak, dan pengumpulan data sekunder dengan cara wawancara dan studi pustaka dari perpustakaan perusahaan, internet, dan sumber lainnya.

Gambar 15. Kondisi Eksisting Tapak (Sumber: Dokumentasi Magang)


(1)

lanskap pada kegiatan perencanaan dan perancangan yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Departemen Arsitektur Lanskap diharapkan dapat terus mempertahankan kegiatan magang untuk meningkatkan keterampilan pengetahuan mahasiswa dalam dunia kerja, serta memberi spesifikasi pekerjaan yang lebih terperinci dalam kegiatan magang, dan memiliki panduan magang yang dapat menjadi pegangan selama mahasiswa melakukan kegiatan magang, sehingga perusahaan dan mahasiswa magang akan tahu batasan-batasan kegiatan magang yang dilakukan.


(2)

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANSKAP

BEBERAPA TAPAK DI KAWASAN PT. RAPP

PANGKALAN KERINCI, RIAU

(Kegiatan Magang di PT. Riau Andalan Pulp and Paper)

DADE ANZAC IKHSAN

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012


(3)

DAFTAR PUSTAKA

APRIL. 2011. APRIL Forestry R&D. (Tidak Dipublikasikan). Pangkalan Kerinci. 77 hal.

Booth, N.K. 1983. Basic Element of Landscape Architectural Design. Waveland Press Inc. United States of America. 307 p.

Brooks, G. R. 1988. Site Planning: Environment, Process, and Development.

Prentice Hall Inc. USA. 322p.

BPPT. 2009. Karakteristik Vegetasi Hutan Tanaman Industri. BPPT. Jakarta. 15 hal.

CIFOR. 2009. Indoforest Notes Glossary References. Centre for International Forestry Research. 35 p.

Dinas Kehutanan Republik Indonesia.1990. Undang- Undang No. 5 tahun 1990

tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dinas

Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta. 15 hal.

Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman. 2009. Kebijakan Pembangunan

Hutan Tanaman Industri. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman.

Jakarta. 15 hal.

Dramstad, W. E., J. D. Olson, dan R. T. T. Forman. 1996. Landscape Ecology

Principles in Landscape Architecture and Land Use Planning. Island

Press. USA. 71p.

Eckbo. 1964. Urban Landscape Design. McGraw Hill Book Co. New York. 115 p.

Gold, S. M. 1980. Recreation Planning and Design. McGraw-Hill Book Co. New York. 332 p.

Harris, W. C. dan N. T. Dines. 1998. Time Saver Srandards for Landscape Architecture. McGraw Hill Book Co. New York. 133 p.

Laurie, M. 1990. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. Terjemahan. Cetakan Ke-3. Intermatra. Bandung. 134 hal.

Nurisjah, S. dan Q. Pramukanto. 2004. Analisis Tapak dan Perencanaan Lanskap. Depaartemen Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 55 hal. Nurisjah, S. dan Q. Pramukanto. 2008. Perencanaan Lanskap. Depaartemen

Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 37 hal.

PT. RAPP. 2011. Bahan Presentasi Arboretum R&D Office. (Tidak Dipublikasikan). Pangkalan Kerinci. 35 hal


(4)

PT. RAPP. 2011. Bahan Presentasi Strategi Pengembangan dan Pengelolaan

Kawasan HTI PT. RAPP. (Tidak Dipublikasikan). Pangkalan Kerinci. 45

hal

Reid, G.W., diterjemahkan oleh Paulus Hanoto Adjie. 2001. Grafik Lansekap :

Dari Sketsa Konsep Sampai ke Arsiran Penyajian Akhir. Penerbit

Erlangga. Jakarta. 216 hal

Salim, E. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. LP3ES. Jakarta. 237 hal. Sekartjakrarini, S. 2008. Kriteria dan Indikator Ekowisata Indonesia. Penerbit

IdeA. Bogor. 36 hal.

Shadily, H. 1980. Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru-van Hoeve. Jakarta. 33 hal. Simonds, J. O. 1983. Architecture: A manual of Site Planning and Design.

McGraw-HillBook Company. New York. 396 p.

Simonds, J. O. and B. W. Starke. 2006. Landscape Architecture: A manual of Site

Planning and Design. McGraw-HillBook Company. New York. 389 p.

Soetisna, U. 1985. Pertemuan Penang: Bangkitnya Kebun-Kebun Botani di

Daerah Tropika. (Tidak Dipublikasikan). Jakarta.36 hal.

Stewart, W. P. Dan S. Sekartjakrarini. 1994. Disentangling Ecotourism. (Tidak Dipublikasikan). Annals of Tourism Research 21, 4:840-41

Taman, I. M. 1955. Arboretum Jompi di Pulau Muna. Rimba Indonesia. Jakarta. 70 hal.

World Tourism Organization. 2004. Indicator for Sustainable Tourism


(5)

RINGKASAN

DADE ANZAC IKHSAN. Perencanaan dan Perancangan Lanskap Beberapa Tapak di Kawasan PT. RAPP Pangkalan Kerinci, Riau (Kegiatan Magang PT. Riau Andalan Pulp and Paper) (dibimbing oleh SITI NURISJAH)

Target utama Research and Development Department (RDD) di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Tahun Anggaran 2011 adalah dimulainya pengembangan kawasan sekitar gedung RDD. Tindak lanjut dari hal tersebut adalah direncanakannya proyek pengembangan arboretum di kawasan gedung RDD.

Pengembangan arboretum di kawasan RDD ditujukan untuk memberikan pengenalan tentang vegetasi yang digunakan untuk Hutan Tanaman Industri (HTI) dan sebagai area display vegetasi langka yang digunakan oleh PT. RAPP. Pengenalan vegetasi yang digunakan untuk HTI sangat penting karena gedung RDD berlokasi jauh dari kawasan produksi HTI yang berada di site Baserah, Cerenti, Pulau Padang, dan Semenanjung Kampar, dengan begitu masyarakat dan tamu perusahaan bisa melihat vegetasi yang ditanam pada kawasan produksi HTI. Kawasan HTI Semenanjung Kampar memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata selain potensi produksi tanaman HTI. Pengembangan tersebut didasarkan pertimbangan bahwa ekowisata merupakan salah satu alternatif kegiatan yang disediakan untuk dapat menunjang kebutuhan pengunjung akan wisata yang berarti juga mengharmonisasikan aktivitas manusia dengan keberlanjutan lingkungan alam, tumbuhan, dan hewan.

Tujuan umum dari magang ini adalah untuk mempelajari, menganalisis serta meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap selama melakukan kerja sama dalam proses kegiatan magang dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap. Tujuan magang ini diharapkan bermanfaat dalam menambah pengalaman serta sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi dalam arsitektur lanskap antara mahasiswa dan perusahaan tempat magang.

Kegiatan magang dilakukan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) yaitu pada Research and Development Department (RDD). Perusahaan ini berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.Kegiatan magang dimulai dari minggu kedua bulan April 2011 hingga minggu keempat bulan Oktober 2011. Metode kerja yang digunakan secara umum adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di perusahaan yakni terlibat dalam proses pengerjaan beberapa proyek yang sedang ditangani RDD. Mahasiswa magang melakukan wawancara dengan menggunakan daily sheet

untuk memperoleh data magang.

Tahapan pekerjaan magang yang diikuti dalam kegiatan magang ini mengikuti proses yang dikerjakan oleh PT. RAPP. Tahapan kegiatan menyesuaikan dengan tujuan magang, yakni mempelajari fasilitas, metode, teknologi dan sumberdaya PT. RAPP (Kegiatan Administrasi), pelaksanaan perancangan lanskap arboretum dan mengembangkan konsep ekowisata di kawasan HTI (Kegiatan Lapang dan Studio).

Program pengembangan lanskap arboretum RDD yang masing-masing dipimpin oleh seorang Program Leader dan dibantu oleh beberapa Senior


(6)

manajemen yang berhubungan dengan corporate perusahaan, sedangkan Senior

Researcher menangani operasi pelaksanaan program. Program Leader adalah

orang yang memimpin dan mengawasi pekerjaan Senior Researcher dan tenaga ahli. Pada program pengembangan lanskap RDD mempunyai ahli silvikultur, ahli tanah, ahli benih, agronomist, dan ahli tanaman tetapi RDD tidak mempunyai arsitek lanskap dan CAD drafter.

Jenis fasilitas yang digunakan PT. RAPP sangat lengkap, seperti lengkapnya

hardware dan software. Teknologi yang digunakan perusahaan up-to-date seperti

penggunaan software terbaru. Pada pemanfaatan sumberdaya manusia PT. RAPP belum menggunakan ahli di bidang arsitektur lanskap, sehingga perusahaan perlu bekerja sama dengan perusahaan atau konsultan di bidang arsitektur lanskap.

PT. RAPP dalam perancangan lanskap tidak memiliki standar prosedur penanganan dan pengerjaan proyek lanskap karena di RDD sendiri tidak terdapat arsitek lanskap. Namun tahapan kerja yang dilakukan oleh PT. RAPP dalam program pengembangan lanskap arboretum mengikuti struktur yang dikembangkan oleh Booth (1983) dimulai dari tahap persiapan, diawali penyusunan proposal dan pengajuan rancangan proyek. Berikutnya tahap inventarisasi dan analisis, meliputi kegiatan survey tapak, pengumpulan informasi dan data kondisi tapak, kemudian dianalisis guna mengidentifikasi potensi dan kendala tapak. Tahap desain konsep, meliputi penentuan ide secara konseptual. Tahap pengembangan, pada tahap ini pembuatan gambar ilustrasi. Tahap pelaksanaan, implementasi hasil akhir dari perancangan ke dalam tapak. Selanjutnya tahap evaluasi, dilakukan setelah tahap pelaksanaan untuk mengetahui hasil akhir dari produktivitas dan produk kerja.

Perusahaan berusaha memanfaatkan lahan HTI di Pulau Padang dan Semenanjung Kampar. Untuk memanfaatkan sebagian lahan HTI pada area kajian maka diterapkan konsep ekowisata di Semenanjung Kampar, khususnya di Estate Tasik Belat dan Estate Kampar. Konsep ekowisata tersebut dikembangkan dengan kriteria ekowisata yang mencakup konservasi, partisipasi, edukasi dan rekreasi, ekonomi, serta kendali.

Kata Kunci: Perencanaan Lanskap, Perancangan Lanskap, Hutan Tanaman Industri, Arboretum, Ekowisata.