Proses Desain Lanskap L’Avenue di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)

(1)

PROSES DESAIN LANSKAP L’AVENUE DI KAWASAN PANCORAN, JAKARTA SELATAN

(Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)

ARIEL DIESTO SITUMORANG

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

“PROSES DESAIN LANSKAP L’AVENUE DI KAWASAN PANCORAN JAKARTA SELATAN

(Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)”

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.

Bogor, Februari 2013

Ariel Diesto Situmorang A44080071


(3)

RINGKASAN

ARIEL DIESTO SITUMORANG. Proses Desain Lanskap L’Avenue di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain). Dibimbing oleh INDUNG SITTI FATIMAH.

Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_Zain, konsultan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap dan bertempat di Bogor. Kegiatan magang ini dilakukan dari Bulan Februari hingga Juni 2012.

Konsultan Oemardi_zain masih berstatus studio namun telah memiliki organisasi, sistem kerja, dan teknologi yang baik. Struktur berjalan dengan baik dengan staf yang telah dibagi menjadi beberapa bagian seperti direktur utama, tim konsep dan desain, teknisi, administrasi dan keuangan, dan drafter.

Direktur utama merupakan pemilik konsultan dan mempunyai tanggung jawab penuh atas segala urusan internal dan eksternal perusahaan. Tim konsep dan desain terbagi menjadi arsitek senior dan arsitek junior. Sistem dan pembagian kerja pada Oemardi_Zain mengacu pada struktur organisasi tersebut.

Alur komunikasi tidak hanya melalui pertemuan langsung, tetapi juga menggunakan alat bantu sosial media sehingga dalam pengerjaannya menjadi lebih efektif. Komunikasi perusahaan pun tak hanya terjadi pada intern, tetapi juga antar konsultan desain lainnya. Berbagai kebijakan dan keputusan yang diambil berdasarkan hasil rapat dan diskusi oleh perusahaan, dengan direktur utama sebagai pemimpin rapat. Dalam setiap proyek yang dimiliki perusahaan, direktur memilih salah satu dari tim konsep dan desain sebagai pimpinan proyek, hal itu berguna untuk mengantisipasi loss control pada proyek.

Proyek yang dibahas dalam karya tulis ini adalah proyek desain lanskap L’Avenue di kawasan Pancoran Jakarta Selatan. Proyek tersebut terletak di dekat Patung Pancoran dan merupakan proyek tentang pembangunan kantor dan apartemen yang dikembangkan oleh PT Bintang Rajawali Perkasa yang menjadi klien bagi Oemardi_Zain.

Dalam proyek desain lanskap L’Avenue, Oemardi_Zain menerapkan konsep bangunan berkelanjutan yang ramah dalam lingkungan kerja sebagai ide dasar konsep. Dalam konsep tersebut, persepsi dan pandangan user dalam lahan proyek dikontrol dengan elemen lanskap seperti sculpture, ramp, tangga, pohon,


(4)

perkerasan, planter, perbedaan material dan lain sebagainya. Konsep tersebut juga mengontrol user dalam beraktivitas dalam lanskap.

Selain itu terdapat pula beberapa permasalahan yang ditemui di tapak yang menjadi dasar perumusan tujuan dalam proses desain proyek tersebut. Antara lain, menciptakan area penerimaan, dan rute sirkulasi yang bersifat user-friendly

dengan memaksimalkan lahan dan mengacu pada konsep awal proyek. Selain itu, meminimalisir suara atau kebisingan yang timbul dari luar lahan L’Avenue dengan penambahan soft material sesuai kebutuhan. Pembentukan karakter ruang yang dimiliki, penerapan desain bangunan dan lahan berkelanjutan dapat terjadi dan keramahan dalam lingkungan kerja tercapai untuk pengembangan seluruh tapak.

Manajemen kerja pada Oemardi_zain difokuskan pada lima bagian, yaitu: struktur organisasi, sistem kerja, proses desain, manajemen studio, dan manajemen proyek. Pada struktur organisasi terdiri atas direktur, manajer administrasi, penanggung jawab kantor, designer & drafter. Pada sistem kerja Oemardi_zain dalam pelaksanaan proyek L’Avenue terbagi dalam empat bagian, antara lain: direktur yang bertugas untuk membuat konsep dan menerjemahkan keinginan klien dalam bentuk desain, project manager bertugas untuk mendesain tapak sesuai konsep, arsitek & arsitek lanskap bertugas untuk mendesain detail elemen lanskap softscape & hardscape, dan drafter & mahasiswa yang bertugas untuk membantu pengerjaan detail elemen lanskap softscape & hardscape.

Proses desain L’Avenue mempunyai beberapa tahap, yaitu tahap penerimaan proyek, riset dan analisis, konsep desain, preliminary concept, pengembangan desain, dan gambar kerja. Enam tahapan tersebut merupakan tahapan yang paling penting dan saling bersangkutan satu dengan yang lainnya. Dalam tahap penerimaan proyek klien memberikan proposal kepada konsultan Oemardi_zain dan klien menyampaikan persyaratan umum proyek, kemudian Oemardi_zain mempertimbangkan ide awal desain.

Riset dan analisis merupakan tahap pengenalan karakter lanskap dalam segala aspek sehingga Oemardi_zain dapat mengeluarkan ide desain sesuai karakter lanskap yang ada. Setelah mendapatkan ide awal, kemudian dikembangkan melalui konsep desain yang ada. Sehingga mendapatkan konsep


(5)

awal mendesain lanskap. Setelah menyalurkan konsep desain di berbagai aspek, masuk ke tahap preliminary concept. Tahap ini menjelaskan desain dengan menggunakan image reference sebagai acuan desain yang akan diterapkan pada proyek. Setelah proses preliminary concept, selanjutnya dituangkan dalam tahap pengembangan desain, yaitu ide pada konsep desain dimatangkan dengan pertimbangan keinginan klien. Setelah sesuai dengan keinginan klien, konsep masuk dalam pembuatan gambar kerja. Pada tahap ini, gambar telah dibuat dengan informasi yang detail untuk ditenderkan pada kontraktor.

Manajemen Studio di perusahaan Oemardi_zain meliputi pengolahan dan pengelolaan data setiap proyek berupa pengaturan pengarsipan, dan pengaturan format gambar kerja. Format gambar tersebut antara lain berisi mengenai informasi klien, konsultan penerima proyek, data gambar kerja (tanggal, pendesain, penggambar, skala dsb), dan nama proyek beserta judul gambar.

Manajemen proyek ditinjau dari parameter kualitas, biaya dan jadwal. Kualitas produk gambar sebagai hasil dari kegiatan proyek disesuaikan dengan spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Pembayaran biaya dilakukan per tahapan untuk menghindari kegagalan pembayaran. Pengalokasian waktu (jadwal) dalam penyelesaian pekerjaan didukung dengan upaya teamwork. Proyek dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan.

Kata kunci: L’Avenue, kantor dan apartemen, bangunan berkelanjutan, manajemen proyek, proses desain


(6)

® Hak Cipta Milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan ini hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan

kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


(7)

PROSES DESAIN LANSKAP L’AVENUE DI KAWASAN PANCORAN, JAKARTA SELATAN

(Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)

ARIEL DIESTO SITUMORANG

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013


(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Proses Desain Lanskap L’Avenue di Kawasan

Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain)

Nama : Ariel Diesto Situmorang NRP : A44080071

Program studi : Arsitektur Lanskap

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi NIP 19611111 198903 2 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 1 September 1990. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dengan ayahanda Johnny Walker Situmorang yang juga menyelesaikan pendidikan sarjana, magister, dan doktor dari Institut Pertanian Bogor, dan ibunda Iriana Barita Dame Pakpahan.

Pendidikan awal penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) Katholik Permata Bunda, Kabupaten Bogor. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di jenjang sekolah dasar SD Katholik Permata Bunda Kabupaten Bogor yang diselesaikan pada tahun 2002. Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan menengah di SMP Negeri 7 Kota Depok dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 99 Jakarta pada tahun 2008.

Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur ujian masuk tes tertulis (dahulu bernama SNMPTN – Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) pada Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian. Selama menjalankan studinya, penulis juga aktif di berbagai organisasi dan kepanitiaan yang ada di lingkungan kampus.

Penulis aktif sebagai anggota dan pengurus dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) periode 2009-2010 dalam divisi Fund-Rising.

Berbagai kepanitiaan pernah diikuti penulis baik itu menyangkut pendidikan formal maupun non-formal. Salah satunya, panitia masa perkenalan fakultas, panitia IPB Art Contest (IAC2010) dll.

Penulis memiliki ketertarikan dalam bidang seni dan desain. Oleh karena ketertarikan itu, penulis pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Pengantar Seni dan Arsitektur untuk semester 4 (2012) dan Asisten Mata Kuliah Proyek Studio untuk semester 7 (2012).

Dalam pengembangan bakat dalam bidang seni dan desain serta keterampilannya, penulis melakukan kegiatan magang untuk proses pembuatan skripsi di Oemardi_Zain, perusahaan konsultan arsitektur lanskap. Dalam kurun empat bulan itu, penulis mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan baru di bidang olah desain.


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Proses Desain Lanskap L’Avenue di Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan Lanskap Oemardi_Zain, Bogor) dengan baik.

Pembuatan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Umar Zain selaku direktur dan pemilik Konsultan Oemardi_zain atas bimbingan dan pengarahan selama proses magang. Mas Hardian, Mba Citra, Mas Beni, Mas Yudi, Mas Adit, Mas Nanang, Mbak Dini, Kak Cancan, Mba Novi, Mba Jule, Mba Dwi, Mas Didin serta segenap staf perusahaan atas segala bantuan dan kerjasamanya selama proses magang. 3. Keluarga tercinta, Papa, Mama, Dr. Ir. Johnny W. Situmorang, MS dan

Iriana BD. Pakpahan, Kakak, Abang, dan Adik untuk doa, kasih sayang, dan perhatiannya dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Reni, terima kasih sudah menemani hingga saat ini, atas kasih, canda tawa, perhatian, serta omelan demi kelancaran kuliah dan penyusunan skripsi. 5. Teman-teman penginapan mahos (Andre, Enjoy, Ali, Amin) dan

penginapan Iki untuk waktu dan tempat selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Pokraw area dan teman bernyanyi (Mario, Faris, Empe, Coco, Teris) atas canda tawa, pemberian semangat melalui lagu-lagu andalan dan pertukaran pikirannya.

7. Teman satu bimbingan skripsi, Niagara Satria Chandra untuk semangat, kritik dan sarannya.


(11)

8. Teman seperjuangan magang di Oemardi_zain, Aya dan Dimas untuk bahu-membahu dan saling mengingatkan dalam penyusunan skripsi ini. 9. Teman-teman (Denden, Qicy, Amelau, Lipexu, Ivi) untuk canda tawa dan

kebersamaannya.

10.Teman angkatan 45 atas dorongan dan semangatnya, bahu-membahu, suka dan duka dilewati bersama-sama, waktu yang indah selama perkuliahan. 11.Kakak kelas dan adik kelas ARL atas bantuan, semangat, dan dorongan

selama kegiatan di IPB.

12.Teman bermain, teman berpendapat, teman seperjuangan, teman asrama, teman kontrakan dan sekaligus menjadi teman kostan selama perkuliahan di IPB (Agung, Pion, Ato, Aji, Jumek, Valdi, Suneo, Dhani) atas kebersamaan, canda tawa, suka cita, bantuan, dorongan dan semangatnya. 13.Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan secara khusus, atas bantuan

dan dukungan semangatnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Bogor, Februari 2013


(12)

DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Arsitektur ... 3

2.2 Lanskap ... 4

2.3 Arsitektur Lanskap ... 5

2.4 Perancangan Lanskap ... 5

2.5 Proses Perancangan Lanskap ... 6

2.6 Kantor (Office) ... 8

2.7 Apartemen ... 8

2.8 Konsultan Lanskap ... 8

2.9 Evaluasi ... 9

METODOLOGI ... 10

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang ... 10

3.2 Metodologi ... 11


(13)

3.4 Batasan Magang ... 12

KAJIAN LOKASI MAGANG ... 13

4.1 Sejarah Umum ... 13

4.2 Data Umum Oemardi_zain ... 13

4.3 Struktur Organisasi ... 14

4.4 Visi dan Misi Perusahaan ... 15

4.5 Aplikasi Teknologi Informasi ... 15

4.6 Sistem Kerja Studio ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

5.1 Kondisi Umum Proyek L’Avenue ... 18

5.1.1 Gambaran Umum Kota Jakarta Selatan ... 18

5.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Pancoran ... 18

5.1.3 Gambaran Umum L’Avenue ... 19

5.2 Hasil ... 21

5.2.1 Contractual Stage ... 21

5.2.2 Inventory and Data Collection ... 22

5.2.3 Analysis, Synthesis, and Concept ... 23

5.2.4 Preliminary Concept ... 31

5.2.4.1 Drop off ... 31

5.2.4.2 Garden Strip ... 31

5.2.4.3 Paving Pattern ... 32

5.2.4.4 Water Feature ... 32

5.2.4.5 Planter ... 35

5.2.4.6 Mounding ... 35

5.2.4.7 Swimming Pool ... 36


(14)

5.2.4.9 Pedestrian Path ... 36

5.2.5 DesignDevelopment ... 38

5.2.6 Working Drawing ... 48

5.2.6.1 Hardscape ... 51

5.2.6.2 Softscape ... 56

5.3.1 Struktur Organisasi ... 62

5.3.2 Sistem Kerja ... 65

5.3.3 Proses Desain ... 66

5.3.3.1 Contractual Stage ... 69

5.3.3.2 Inventory dan Data Collection ... 69

5.3.3.3 Analysis, Synthesis, dan Concept Design ... 70

5.3.3.4 Preliminary Concept ... 71

5.3.3.5 Design Development ... 72

5.3.3.6 Working Drawing ... 72

5.3.4 Manajemen Studio ... 75

5.3.5 Manajemen Proyek ... 79

5.4 Faktor Pendukung dan Penghambat ... 83

5.4.1 Faktor Pendukung ... 83

5.4.2 Faktor Penghambat ... 84

SIMPULAN DAN SARAN ... 85

6.1 Simpulan ... 85

6.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(15)

DAFTAR TABEL

1. Data yang Dikumpulkan ... 12

2. Software yang Digunakan di Oemardi_zain ... 16

3. Hardware yang Digunakan di Oemardi_zain ... 16

4. Kriteria Pohon Berdasarkan Fungsi ... 29

5. Daftar Gambar Tahap Pengembangan Desain dan Gambar Kerja... 48

6. Jenis Pohon yang Digunakan Pada L’Avenue ... 56


(16)

DAFTAR GAMBAR

1. Dua Tahap Proses Perancangan ... 7

2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain ... 10

3. Struktur Organisasi Kepengurusan Oemardi_zain ... 14

4. Peta Kecamatan Pancoran ... 19

5. Lokasi Proyek L’Avenue (GoogleMaps) ... 20

6. Lokasi Proyek L’Avenue (GoogleEarth) ... 20

7. Foto Lokasi Proyek L’Avenue ... 22

8. Konsep Ruang ... 27

9. Konsep Sirkulasi ... 29

10. Konsep Vegetasi... 30

11. Drop Off, Garden Strip, dan Paving Area ... 33

12. Konsep Water Feature L’Avenue ... 34

13. Mounding, Pedestrian Path, Swimming Pool, Planter, dan Alfresco Area .... 37

14. Tahap DesignDevelopment ... 38

15. Site PlanRevisi 1 L’Avenue ... 41

16. Site Plan Revisi2 L’Avenue ... 42

17. Final Site PlanL’Avenue ... 43

18. Potongan A –A’ ... 44

19. Potongan B –B’ ... 45

20. Potongan C –C’ ... 46

21. Potongan D –D’ ... 47

22. Pola Penyusunan Pavement MaterialPada Ground Floor ... 53

23. Pola Penyusunan Pavement Material Podium Floor ... Error! Bookmark not defined.


(17)

24. Titik Penanaman Pohon Peneduh Utama ... 57

25. Titik Penanaman Pohon Peneduh... 58

26. Titik Penanaman Pohon Aksen Arsitektural ... 59

27. Titik Penanaman Pohon Aksen Berbunga... 60

28. Daftar Gambar Pohon ... 61

29. Alur Komunikasi Oemardi_zain ... 63

30. Lay Out Studio Oemardi_zain ... 64

31. Sistem Kerja Perusahaan Oemardi_Zain ... 65

32. Perbandingan Proses Desain Menurut Simonds dan Oemardi_zain ... 67

33. Perbandingan Proses Desain Menurut Booth dan Oemardi_zain ... 68

34. Proses Desain L’Avenue ... 74

35. Alur Komunikasi Proyek L’Avenue ... 75

36. Contoh Lay Out Gambar Kerja Pada Proyek L’Avenue ... 77


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Perjanjian Kerja ... 88

2. Image Reference Preliminary Concept ... 97

3. Material Plan Ground Floor ... 98


(19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jakarta sebagai Ibu kota negara Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. Selain menjadi pusat kegiatan pemerintah, Kota Jakarta juga menjadi sentral bisnis dan niaga yang paling maju di Indonesia. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan penduduk Kota Jakarta menjadi begitu besar seiring dengan tujuan hidup penduduk dan warga perantau yang datang untuk mencari lapangan pekerjaan. Branch (1995) menyatakan bahwa meningkatnya jumlah penduduk, serta beban pembangunan wilayah termasuk di dalamnya tumbuh dan berkembangnya permukiman, industri, dan pusat-pusat kegiatan kota, cenderung menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat perkotaan itu sendiri, akibat semakin meningkatnya lingkungan fisik kritis perkotaan.

Pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia semakin meningkat, dan tidak disertai dengan meluasnya lahan. Perubahan ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan kota. Oleh sebab itu, untuk menanggulangi pemakaian lahan yang berlebihan di kota dan tidak mengurangi fungsi lahan tersebut didapat suatu pemahaman manusia untuk membangun alternatif fasilitas guna mendapatkan kenyamanan melalui pembuatan kawasan yang dapat mendukung kebutuhan manusia. Salah satu kawasan baru yang dibangun dan dikembangkan adalah L’Avenue.

L’Avenue merupakan sebuah proyek yang dipilih oleh owner dan akan dijadikan sebagai nama kawasan di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Kawasan ini memiliki luas area 24.507 m2 dan merupakan proyek mixed-use development

(pengembangan suatu kawasan dengan berbagai fungsi) yang meliputi office,

apartemen dan retail. Kegiatan magang ini dilakukan di salah satu konsultan yang bergerak di bidang perencanaan dan perancangan lanskap, khususnya pada

landscape designing consultant, Oemardi_zain. Keikutsertaan dalam kegiatan

studio dalam proses perancangan lanskap diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme diri serta kompetensi sebagai arsitek lanskap.


(20)

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami sistem dan teknik dalam perancangan serta mengikuti proses desain lanskap L’Avenue yang dilakukan oleh perusahaan lanskap Oemardi_zain.

2. Menganalisis proses desain lanskap L’Avenue sesuai dengan mekanisme kerja perusahaan lanskap Oemardi_zain.

3. Mempelajari dan mengikuti proses bekerja di studio dan di lapangan sesuai dengan manajemen kerja yang diterapkan oleh Oemardi_zain.

1.3 Manfaat

Manfaat dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan kerja.

2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang perancangan lanskap.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut (Anonim, 2010).

Berdasarkan kamus, kata arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi = kepala, dan techton = tukang, maka architecture adalah karya kepala tukang. Berikut ini akan dijelaskan arti kata arsitektur menurut beberapa tokoh dalam seni, antara lain:

1. Amos Rapoport, mengatakan bahwa arsitektur adalah segala macam pembangunan yang secara sengaja dilakukan untuk mengubah lingkungan fisik dan menyesuaikannya dengan skema-skema tata cara tertentu untuk lebih menekankan pada unsur sosial-budaya.

2. Cornelis Van de Ven, memberikan pandangan mengenai arsitektur yang berarti menciptakan ruang dengan cara yang benar-benar direncanakan dan dipikirkan. Pembaharuan arsitektur yang berlangsung terus menerus sebenarnya berakar dari pembaharuan konsep-konsep ruang.

3. Benjamin Handler, mengatakan bahwa arsitek adalah seniman struktur yang menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri.

4. Djauhari Sumintardja, mengartikan bahwa arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketenangan, dll). 5. Vitruvius, dalam pandangannya mengenai arsitektur dibagi dalam tiga

aspek. Aspek yang harus disintesiskan dalam arsitektur yaitu firmitas (kekuatan atau konstruksi), utilitas (kegunaan atau fungsi) dan venustas (keindahan atau estetika).


(22)

6. Brinckmann, mengartikan bahwa arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk. Arsitektur adalah penciptaan ruang dan bentuk.

7. Buowkundige Encyclopedi, memberi pandangan bahwa arsitektur adalah mendirikan bangunan dari segi keindahan (sedangkan mendirikan bangunan dari segi konstruksi disebut ilmu bangunan).

2.2 Lanskap

Lanskap atau bentang darat merujuk pada susunan daerah tanah dan representasi visualnya, khususnya seperti yang digambarkan dalam lukisan. Dalam hal fisik, istilah lanskap menyatakan penafsiran visual atas susunan tanah, karena ini adalah cara utama di mana lanskap dirasakan.

Menurut Simond (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap karakter harus menyatu secara harmonis dan alami untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Sedangkan Menurut Eckbo (1964), lanskap adalah keseluruhan elemen fisik secara kompleks di suatu area atau daerah.

Lanskap terdiri atas beberapa kategori unsur utama: 1. Bentuk tanah

2. Vegetasi

3. Unsur struktural buatan manusia 4. Kedalaman dan luas pandangan Lanskap juga termasuk:

1. Badan air

2. Bentuk kehidupan lain, seperti fauna

3. Keberadaan manusia

4. Representasi artistik buatan manusia

5. Arah pencahayaan

Bentuk tanah didasarkan pada sekumpulan unsur yang termasuk ketinggian, kecuraman, orientasi, stratifikasi, pajanan cadas, dan jenis tanah. Menurut namanya, bentuk tanah termasuk gundukan, bukit, tebing, lembah, dll. Praktek mendesain lanskap untuk kepuasan visual dan aspek fungsional lainnya


(23)

adalah arsitektur lanskap, yang ahlinya disebut arsitek lanskap. Bila istilah lanskap merujuk pada lukisan diam, cuaca dan keadaan udara juga merupakan unsur penting.

2.3 Arsitektur Lanskap

Pada dasarnya Arsitektur Lanskap merupakan suatu ilmu dan seni perencanaan (planning) dan perancangan (design) serta pengaturan lahan, penyusunan elemen - elemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, hingga pada akhirnya dapat tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis (Hakim dan Utomo, 2004).

Dengan demikian, arsitektur lanskap mempunyai wawasan dan berperan dalam berbagai proyek mulai dari yang berskala besar seperti: studi perancangan regional, studi kebijakan ruang terbuka, perancangan tapak daerah industri, perancangan kawasan rekreasi, public parks, sampai kepada desain dan konsultasi proyek-proyek dalam skala yang lebih kecil seperti taman lingkungan manusia (Hakim dan Utomo, 2004).

2.4 Perancangan Lanskap

Perancangan lanskap merupakan perluasan dari perencanaan lanskap, dimana proses itu masih merupakan satu lingkup didalam perencanaan. Perencanaan ini lebih dimaksimalkan pada komponen rancangan, bahan tanaman, dan kombinasinya sebagai pemecah masalah terhadap kendala di dalam rencana tapak (Laurie, 1984).

Sedangkan rencana tapak menunjukkan daerah-daerah kegunaan (fungsional) berikut jalur-jalur sirkulasinya, perancangan pertamanan yang terperinci bersangkutan dengan permukaan-permukaan, tepian-tepian dan jalur miring yang menghubungkan perbedaan ketinggian permukaan, perkerasan permukaan, dan pengaliran air permukaan, serta seluruh keputusan-keputusan yang harus dibuat sebelum proyeknya dapat dibangun dan ditanami (Laurie, 1990).

Merancang tidak seperti pekerjaan seni, yang mana biasanya terkelola dan dibuat secara langsung, skala pekerjaan arsitektur lanskap pada dasarnya


(24)

membutuhkan persiapan perantara dalam langkah-langkah dari sebuah gambaran simbolik sebagai gagasan yang abstark dari realitas masa depan (Loidl dan Bernard, 2003).

Menurut Simonds (1983), hasil dari perancangan yang menakjubkan dan mendapatkan hasil yang optimal terjadi karena penggunaan dan perpaduan kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam tapak rancangannya. Laurie (1984) pun menambahkan bahwa bentuk dan wujud rancangan timbul dari potensi dan kendala tapak serta perumusan yang jelas dalam penentuan masalah perancangan.

2.5 Proses Perancangan Lanskap

Menurut Simonds (1983), proses perencanaan/perancangan terdiri atas:

1. Comission, merupakan tahapan pemberian tugas dan persiapan, yang

berhubungan dengan persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan pelaksanaan tugas.

2. Research, merupakan tahap pengumpulan data berbagai informasi yang

didapat dari kegiatan inventarisasi.

3. Analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang ada dan

penentuan kendala serta potensi.

4. Syntesis, merupakan tahap pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi

sebagai bentuk persiapan dalam menentukan alternatif perencanaan.

5. Construction, merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan

dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan.

6. Operation, merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup

pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi penampakan.

Booth (1983) memaparkan, proses perancangan dimulai dengan pemberian pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik, memberi informasi yang jelas tentang sebuah desain, memberikan solusi terbaik dalam alternatif sebuah desain, dan kemudian menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Dalam hal ini, perancangan L’Avenue akan menghasilkan desain yang menarik dengan mengikuti proses tahapan desain tersebut. Proses desain menurut Booth (1983) antara lain:


(25)

1. Project Acceptance, merupakan tahapan penerimaan proyek dengan persetujuan kontrak dengan klien.

2. Research and Analysis, merupakan tahap pengumpulan data berupa

persiapan peta dasar, inventarisasi dan analisis, wawancara dengan klien, dan pengembangan program.

3. Design, merupakan tahap perancangan yang terbagi atas diagram fungsi,

diagram hubungan tapak, concept plan, studi bentuk perancangan,

preliminary design, schematic plan, master plan, design development.

4. Construction Drawing, merupakan tahap pembuatan gambar-gambar

konstruksi dengan pembagian layout plan, grading plan, planting plan,

dan construction details.

5. Implementation, merupakan tahap pelaksanaan dalam sebuah proyek.

6. Post-Construction Evaluation Maintenance, merupakan tahap evaluasi

setelah konstruksi

7. Maintenance, merupakan tahap pengelolaan untuk hasil proyek yang

sudah ditetapkan.

Menurut tahapannya, proses perancangan dibagi menjadi 2 tahap yang dilakukan bersamaan, tetapi saling berdiri sendiri. Dua tahap ini adalah site

analysis dan program analysis (Gambar 1). Selama site analysis, perancang

mencari kompilasi alami, buatan, budaya, dan karakter visual dari suatu tapak. Kompilasi tersebut harus menginventarisasi atribut buatan tapak tanpa menganggap hal tersebut merupakan fitur yang positif atau negatif. Dalam waktu yang sama, program analysis dimulai dengan sebuah kompilasi yang detail mengenai kebutuhan dan keinginan klien. Program ini adalah kebutuhan awal untuk membuat inventarisasi (Ingels, 2004).

Gambar 1. Dua Tahap Proses Perancangan (Ingels, 2004)

Inventarisasi Kebutuhan Program

Analisis Kebutuhan Program

Inventarisasi Tapak Analisis Inventarisasi Tapak

Diagram Fungsional

Pengembangan Master Plan


(26)

2.6 Kantor (Office)

Kantor (dari bahasa Belanda kantoor) adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi. Kantor sering dibagi kepada dua jenis; kantor yang terbesar dan terpenting biasanya dijadikan kantor pusat, sedangkan kantor lainnya dinamakan kantor cabang.

2.7 Apartemen

Pengertian tentang apartemen itu sendiri memiliki beberapa penjelasan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Apartemen mempunyai pengertian yaitu suatu ruang atau kumpulan ruang yang digunakan untuk tempat tinggal yang sifatnya digunakan untuk keperluan

2. Apartemen mempunyai pengertian yaitu sebuah rumah atau wadah bagi serangkaian pengalaman emosional yang juga berarti tempat untuk bersantai atau melepas diri dari ketegangan kehidupan, keributan, dan kekhawatiran oleh karena itu apartemen harus menyediakan kenyamanan, keindahan, keamanan, privasi bagi kehidupan keluarga tinggal di dalamnya

3. Apartemen mempunyai pengertian yaitu suatu bangunan yang mempunyai tiga unit atau lebih runah tinggal di dalamnya, yang merupakan suatu kehidupan bersama dalam lingkungan tanah yang terbatas dimana masingmasing unit hunian itu dapat digunakan atau dimiliki secara terpisah

4. Apartemen mempunyai pengertian yaitu sebagai jenis unit tempat tinggal keluarga kecil. Sebuah rumah tinggal yang sendiri bagi satu keluarga.

2.8 Konsultan Lanskap

Konsultan adalah seseorang atau lembaga yang secara profesional memberikan nasehat-nasehat, pelayanan, atau pelatihan, tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang pengetahuan tertentu yang dihadapinya. Gold (1980) mengatakan, konsultan lanskap adalah pengembangan swasta yang memiliki


(27)

tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota.

Konsultan mampu mewujudkan loyalitas yang tinggi dan kokoh terhadap profesinya melalui azas profesionalisme, dengan sendirinya pula bersamaan dengan itu akan terbentuk loyalitas terhadap Pemberi Tugas seperti yang diharapkan oleh berbagai pihak. Sehingga seluruh kepentingan, maksud, dan tujuan pihak pemberi tugas akan terlindungi oleh karenanya (Dipohusodo, 1996).

2.9 Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan menilai, mentaksir, dan mengkaji. Evaluasi diperlukan untuk mendukung pengambilan kesimpulan dan keputusan tentang suatu program serta nilainya. Evaluasi bertujuan untuk menyeleksi dan menampilkan informasi sehingga hasil yang didapat nyata. (Echols dan Shadily 1986).


(28)

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di konsultan lanskap Oemardi_zain. Perusahaan ini beralamat di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 20, Bogor, Jawa Barat (Gambar 2). Kegiatan utama dalam pelaksanaan magang ini yaitu mempelajari proses perancangan dengan fokus pada proyek L’Avenue

Mixed-Used Development.

Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (sumber: GoogleMaps)

Dalam pelaksanaannya, kegiatan magang ini dilakukan selama empat bulan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli. Jadwal harian kegiatan magang adalah hari Senin - Jumat dimulai pukul 09.00-18.00 waktu setempat. Kegiatan magang ini dibagi dalam beberapa bagian antara lain persiapan, pengenalan kantor, pembelajaran pembagian kerja dan prosedur dalam pengerjaan proyek, pengumpulan data awal, analisis-sintesis, survey untuk pengumpulan data, pembuatan konsep dan desain, dan terakhir adalah laporan hasil magang.


(29)

3.2 Metodologi

Metode magang yang dilakukan dalam proses perancangan ini ialah dengan:

1. Aktif dalam kegiatan perusahaan terutama dalam bidang perancangan di studio dan di lapangan.

2. Melakukan studi pustaka untuk melakukan pengumpulan data dalam proses perancangan baik melalui buku maupun website yang terkait. 3. Mengenal dan memahami manajemen kerja studio.

Tahapan pekerjaan magang yang dilaksanakan dalam kegiatan magang ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu:

1. Orientasi perusahaan, yaitu langkah awal untuk membiasakan diri dalam perusahaan, adaptasi terhadap perusahaan, mempelajari struktur organisasi dan profil perusahaan, pengenalan staf kerja, dan pembelajaran ilmu perancangan untuk bekal pembuatan karya lanskap suatu proyek pada nantinya.

2. Evaluasi, yaitu hasil review seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan untuk proses seleksi data yang dibutuhkan sesuai dengan rencana awal kegiatan magang.

3.3 Data

Bentuk data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi lapang yang dilakukan selama mengikuti kegiatan perancangan, dalam kegiatan perancangan lanskap perusahaan baik pada kegiatan perancangan di studio maupun di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan studi pustaka dengan melakukan pengumpulan data baik dari buku maupun website terkait.

Data yang dikumpulkan selama kegiatan magang L’Avenue di Konsultan Lanskap Oemardi_zain, Bogor dibagi menjadi dua bagian, yaitu data yang berhubungan dengan proyek yang dikerjakan dan data yang berhubungan dengan perusahaan. Berikut ini akan ditampilkan tabel jenis data perusahaan dan data dalam proyek L’Avenue beserta sumbernya.


(30)

Tabel 1. Data yang Dikumpulkan

Jenis Data Bentuk Data Sumber

KELEMBAGAAN

Sejarah Perusahaan Deskripsi Oemardi_zain Data Umum Perusahaan Deskripsi Oemardi_zain Struktur Organisasi Diagram Oemardi_zain

Visi dan Misi Deskripsi Oemardi_zain

Aplikasi Teknologi Deskripsi & Tabel Oemardi_zain Sistem Kerja Deskripsi & Diagram Oemardi_zain Manajemen Studio Deskripsi & Gambar Oemardi_zain Manajemen Proyek Deskripsi & Gambar Oemardi_zain DATA PROYEK L'AVENUE

Skala Pekerjaan Deskripsi Klien & Oemardi_zain Kondisi Umum Deskripsi Arsitek & Oemardi_zain Penerimaan Proyek Deskripsi & Spasial Oemardi_zain

Riset & Analisis Deskripsi & Spasial Oemardi_zain Konsep Desain Deskripsi & Spasial Oemardi_zain

Preliminary Concept Deskripsi & Spasial Oemardi_zain

Pengembangan Desain Deskripsi & Spasial Oemardi_zain Gambar Kerja Deskripsi & Spasial Oemardi_zain

3.4 Batasan Magang

Kegiatan magang yang dilakukan meliputi pembelajaran dalam pekerjaan nyata dengan staf perusahaan melalui pengamatan dan mengikuti setiap kegiatan proses desain lanskap yang dilakukan perusahaan sesuai dengan mekanisme kerja di konsultan Oemardi_zain. Kegiatan magang difokuskan pada desain lanskap L’Avenue dibawah bimbingan direktur OZ, project manager, dan tim pendukung lainnya. Kegiatan studio yang dilakukan berupa kegiatan drafting gambar meliputi gambar material dan dimension plan, planting plan, section, gambar perspektif dan beberapa gambar detail lainnya.


(31)

BAB IV

KAJIAN LOKASI MAGANG 4.1 Sejarah Umum

Konsultan Lanskap Oemardi_zain berdiri pada tahun 2004 dan didirikan oleh Ir. Umar Zain beserta istrinya Ir. Dini Arfianti. Bapak Umar Zain adalah seorang Sarjana Pertanian lulusan IPB tahun 1994 dengan bidang studi Arsitektur Lanskap. Setelah 12 tahun berkarir dibidang lanskap, Umar Zain mencoba untuk mendirikan sebuah konsultan yang bergerak di bidang lanskap.

Pada awal pendiriannya konsultan lanskap ini terdiri atas 2 staf, namun saat ini Oemardi_zain telah memiliki 21 staf. Pengembangan terus dilakukan oleh konsultan lanskap Oemardi_zain, diantaranya menambah karyawan dengan basis arsitektur agar dapat membuat karya yang lebih variatif dan dapat bersaing dengan konsultan lanskap lainnya.

Jasa yang diberikan oleh konsultan lanskap Oemardi_zain adalah pekerjaan perancangan lanskap. Lingkup pekerjaan perancangan Oemardi_zain meliputi perancangan lanskap hotel, club, resort, residential, theme park, civic,

dan comercial park.

4.2 Data Umum Oemardi_zain

Saat ini Oemardi_zain merupakan konsultan yang masih berbentuk studio (belum berupa badan hukum). Namun dalam perkembangan dan pengembangan, perusahaan ini akan diajukan menjadi bentuk lembaga resmi berupa badan hokum sesuai dengan pemberitahuan direktur perusahaan.

Data umum Oemardi_zain dapat dijabarkan sebagai berikut: Nama Perusahaan : Oemardi_zain

Asal Negara : Indonesia Tahun Pembentukan : 2004

Alamat : Perumahan Bumi Menteng Asri Blok BE no 2. Bogor. Jawa Barat

No Telephone : +62 251 8319 664 No Fax : +62 251 8319 664 E-mail : info@oemardizain.com


(32)

4.3 Struktur Organisasi

Secara terstruktur organisasi Oemardi_zain terdiri atas Principal & Direktur, Associate, Manajer Administrasi, Penanggung Jawab, Design & Drafter

yang dapat dilihat pada bagan dibawah (Gambar 3).

Gambar 3. Struktur Organisasi Kepengurusan Oemardi_zain (Sumber: Oemardi_zain, 2012)

Principal & Direktur Ir. Umar Zain

Manajer Administrasi Ir. Budi Nugraha K

Design

Associate Ir. Dini Arfianti

Architect Aditya Nugraha Novie Indie Lisa Hardini Landscape Architect Beny Susanto Citra Indaharti Julina Purwaningsih Dwi Setyanti Nanang Sudrajat Chandra Nurnovita Irfan Muhammad

Listya D. Nastitie

Bulan Ramafriani

Penanggung Jawab Hardian Noviyanto

Drafter Didin Syihabudin

Acep Kiki Maenaki

Muhammad Arif Nurdin

Pujianto Pratama

Rifandi Darmawan Drafter


(33)

Tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi Oemardi_zain dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Principal/Direktur, merupakan manager dan kepala dalam perusahaan.

Bertanggung jawab terhadap kinerja staf, hubungan dengan klien, memutuskan dalam penerimaan proyek, membimbing dalam pelaksanaan proyek, dan bertugas sebagai konseptor dalam suatu proyek.

2. Associate, merupakan pihak yang membantu dan mendukung jalannya

perusahaan dari awal terbentuknya perusahaan.

3. Manajer Administrasi, merupakan sesorang yang bertanggung jawab atas segala aktifitas pegawai dan administrasi yang ada di dalam perusahaan. 4. Penanggung Jawab, merupakan pihak pertama setelah direktur perusahaan

yang mengkomandoi seluruh aktivitas proyek dalam perusahaan.

5. Drafter & Designer, merupakan bagian yang bertugas menggambar hasil

desain yang telah ditentukan konsepnya. Pada bagian inilah mahasiswa melaksanakan kegiatan magang.

4.4 Visi dan Misi Perusahaan

Visi konsultan lanskap Oemardi_zain adalah untuk menjadi leader, “to be

a world class landscape consultant”. Visi perusahaan ini diterapkan karena

beberapa perusahaan dan developer yang terdapat di Indonesia lebih percaya pada konsultan asing dibandingkan dengan konsultan yang ada di Indonesia. Sedangkan misi perusahaan ini adalah “memberikan pelayanan lanskap dengan produk yang terbaik dengan harga yang relatif murah”.

4.5 Aplikasi Teknologi Informasi

Perusahaan Oemardi_zain menggunakan beberapa aplikasi teknologi dalam mendukung proses kerja pada perusahaan. Selama mahasiswa melaksanakan kegiatan magang di Oemardi_zain terdapat beberapa software

(perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras) yang digunakan untuk mengerjakan proyek, termasuk proyek L’Avenue. Berikut ini dijelaskan beberapa

software dan hardware yang digunakan di perusahaan Oemardi_zain beserta


(34)

Tabel 2. Software yang Digunakan di Oemardi_zain

No Fasilitas Kegunaan

1 AutoCAD 2004 CAD drawing

2 3D Studio Max 3D Rendering dan animation

3 Google Sketch Up 3D Rendering dan animation

4 Google Earth Map Searching

5 Adobe Photoshop 7.0 dan CS4 Rendering dan image editing

6 Adobe Acrobat Dokumentasi dan publikasi

7 MS. Office 2003 dan 2007 Dokumentasi

8 Yahoo Messenger dan Digsby Komunikasi internal dan eksternal

Sumber: Oemardi_zain, 2012

Tabel 3. Hardware yang Digunakan di Oemardi_zain

No Hardware Jumlah

1 Server 1

2 Work station (Personal Computer) 17

3 Laptop 1

4 Pinter A3 3

5 Printer A4 1

6 Scanner A4 1

7 Mesin Fax dan Telepon 1

Sumber: Oemardi_zain, 2012

4.6 Sistem Kerja Studio

Sistem kerja di konsultan lanskap Oemardi_zain adalah secara teamwork.

Proyek yang dikerjakan di Oemardi_zain secara keseluruhan dikerjakan secara bersama-sama oleh staf perusahaan. Direktur perusahaan juga sebagai penganalisis proyek awal dan menjadi konseptor utama dalam seluruh proyek yang dikerjakan. Setiap pekerjaan dapat melibatkan seluruh anggota untuk saling membantu, mengisi, dan mendukung untuk mendapatkan hasil desain yang maksimal.

Pelaksanaan studio di Oemardi_zain dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi. Sistem penggunaan komputer telah terstruktur dengan baik. Setiap proyek memiliki folder tersendiri yang diberi nama sesuai dengan nama proyek. Setiap komputer yang digunakan oleh masing-masing staf terhubung dengan jaringan LAN hingga peletakan data proyek dapat diketahui oleh setiap


(35)

pegawai. Selain itu setiap komputer terhubung dengan jaringan internet hingga mempermudah hubungan antara karyawan, owner dan pimpinan.

Secara umum, hasil komputerisasi di Oemardi_zain berupa printout

gambar CAD yang akan diberikan kepada klien maupun kontraktor. Kertas yang digunakan umumnya adalah kertas berukuran A3. Selain gambar CAD, terdapat pula hasil akhir berupa gambar ilustrasi dengan menggunakan software Adobe

Photoshop, SketchUp dan 3Dmax. Hasil akhir Adobe Photoshop biasanya

digunakan sebagai ilustrasi gambar perspektif dan potongan, untuk SketchUp dan 3Dmax biasanya digunakan sebagai gambar 3D secara keseluruhan sesuai permintaan klien.


(36)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Umum Proyek L’Avenue

5.1.1 Gambaran Umum Kota Jakarta Selatan

Jakarta Selatan terletak pada 106’22’42 Bujur Timur (BT) s.d. 106’58’18 BT, dan 5’19’12 Lintang Selatan (LS). Luas Wilayah sesuai dengan Keputusan Gubernur KDKI Nomor 1815 tahun 1989 adalah 145,37 km2 atau 22,41% dari luas DKI Jakarta. Terbagi menjadi 10 kecamatan dan 65 kelurahan, berada di belahan selatan banjir kanal dengan batas-batas wilayah sebagai barikut:

1. Sebelah Utara : Banjir Kanal Jl. Jenderal Sudirman Kecamatan Tanah Abang, Jl. Kebayoran Lama dan Kebun Jeruk

2. Sebelah Timur : Kali Ciliwung

3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kota Administrasi Depok 4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Ciledug, Kota

Administrasi Tangerang

Topografi Wilayah Jakarta Selatan pada umumnya dapat dikategorikan sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25%. Ketinggian tanah rata-rata mencapai 5-50 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian selatan, banjir kanal relatif merupakan daerah perbukitan jika dibandingkan dengan wilayah bagian utara. Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata pertahun 27°C dengan tingkat kelembapan berkisar antara 80-90%. Arah angin dipengaruhi angin Muson Barat terutama pada bulan Mei-Oktober.

5.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Pancoran

Kecamatan Pancoran merupakan pecahan dari kecamatan Mampang Prapatan pada tahun 1985, waktu itu bernama kecamatan perwakilan Pancoran. Kecamatan Pancoran terletak di Kotamadya Jakarta Selatan dengan luas mencapai 8,23 km2 dan terdiri dari 6 Kelurahan antara lain: Pancoran, Duren Tiga, Kalibata, Cikoko, Pangadegan, dan Rawajati. Kecamatan Pancoran memiliki batas wilayah sebagai berikut:


(37)

1. Sebelah Utara : Tebet

2. Sebelah Timur : Kramat Jati Jakarta timur 3. Sebelah Selatan : Pasar Minggu

4. Sebelah Barat : Mampang Prapatan

Gambar 4. Peta Kecamatan Pancoran (Sumber: Tatakota Jakartaku, 2012)

5.1.3 Gambaran Umum L’Avenue

Salah satu proyek yang sedang dikerjakan konsultan lanskap Oemardi_zain selama mahasiswa melakukan kegiatan magang adalah proyek desain lanskap sebuah office dan apartment L’Avenue. Proyek ini dirancang

dengan tujuan dapat memberikan ketenangan untuk pengguna tapak dengan konsep komplek bangunan berkelanjutan yang ramah dalam lingkungan kerja.

Pemilik atau pemberi kerja proyek ini adalah sebuah perusahaan pengembang yakni PT Bintang Rajawali Perkasa. Proyek perancangan L’Avenue melibatkan beberapa konsultan yang diantaranya terdiri dari konsultan arsitektur, konsultan struktur, konsultan teknik sipil, konsultan pencahayaan, dan konsultan


(38)

lanskap. Proyek ini mulai dikerjakan oleh Oemardi_zain sejak Desember 2011 dengan batasan pekerjaan berupa desain lanskap perkantoran dan apartemen.

Gambar 5. Lokasi Proyek L’Avenue (Sumber: GoogleMaps)

Proyek ini terletak di Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Raya Pasar Minggu KM. 16, Pancoran – Jakarta Selatan. Proyek ini berada di pinggir jalan utama akses antara Kota Jakarta dan Kota Depok, sehingga termasuk dalam lokasi yang strategis dalam pengembangan tujuan proyek. Berikut ini adalah gambar lokasi proyek yang diambil melalui software GoogleEarth.

Gambar 6. Lokasi Proyek L’Avenue (Sumber: GoogleEarth)


(39)

5.2 Hasil

5.2.1 Contractual Stage

Contractual stage atau penerimaan proposal proyek baik dari arsitek

lanskap maupun klien merupakan tahap awal proses dalam desin (Lampiran 1, Surat Perintah Kerja (SPK) Pasal II). Pada pertemuan pertama antara kedua pihak, klien menyampaikan keinginan dan persyaratan general/umum terhadap perancangan L’Avenue dan arsitek lanskap menyampaikan proposal tertulis yang lebih detail tentang servis, produk, dan biaya servis.

Pada proyek L’Avenue, klien menyampaikan visi dan misi proyek serta keinginan desain lanskap L’Avenue dengan mencakup lingkup pekerjaan:

1. Desain geometri dan komposisi material lanskap area perencanaan.

2. Desain dan penataan eksternal lighting, water feature, dan feature lainnya. 3. Desain dan penataan eksternal pavement, planters, walls, dan feature

perkerasan lainnya.

4. Desain dan komposisi elemen hardscape penunjang seperti timber deck,

pergola, shade, signage, seating, steps dan ramp, railing, dan elemen

hardscape lainnya.

5. Pemilihan dan penataan jenis tanaman.

6. Desain sistem irigasi dan drainase lanskap kawasan.

Klien juga menyampaikan tahap pekerjaan dalam area perencanaan L’Avenue (Lampiran 1, SPK Pasal I). Area tersebut meliputi:

1. Main Entrance dan Drop Lobby Area Courtyard

2. Office Tower dan Apartment Main Courtyard

3. Apartment’s Pool Courtyard

4. Apartment’s Play dan Games Court

5. Office dan Retail Garden

6. Roof Garden

7. Area Batas Kawasan/ Green

Tahap pekerjaan perencanaan lanskap meliputi kegiatan studio dan koordinasi dengan pihak yang bersangkutan.


(40)

5.2.2 Inventory and Data Collection

Tahap ini berkaitan dengan inventarisasi dan pengambilan data. Inventarisasi dilakukan Oemardi_zain melalui wawancara, studi pustaka dan survei lapang. Pada proyek L’Avenue, data awal tentang tapak yang didapatkan dari klien meliputi baseplan dan acuan desain. Gambar baseplan awal yang berasal dari klien berisi batas desain pada tapak lengkap dengan tata letak desain bangunan yang akan dibangun melalui rancangan konsultan arsitek yaitu Urbane

Architecture Consultant. Kemudian, gambar baseplan yang telah dirancang

arsitek diberikan kepada konsultan arsitek lanskap, Oemardi_zain.

Gambar tersebut berguna bagi Oemardi_zain sebagai bahan pengamatan kondisi tapak dan bahan pengecekan secara langsung dengan lokasi tapak sebenarnya. Pada tahap ini, juga dilakukan pengambilan foto kondisi lokasi pada saat sebelum proyek (Gambar 7).

Gambar 7. Foto Lokasi Proyek L’Avenue (Diambil tanggal 30 November 2011)

Lokasi proyek terletak di Jalan Raya Pasar, dimana jalan ini merupakan salah satu akses utama menuju Kota Jakarta melalui Pancoran. Oleh sebab itu daerah ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna L’Avenue karena kebisingan dan polusi yang tinggi. Untuk menciptakan kondisi yang nyaman, maka desain taman didominasi oleh pepohonan yang disesuaikan dengan konsep. Penempatan tanaman untuk kenyamanan, tanaman untuk area terbuka hijau, tanaman sebagai penghalang juga dipertimbangkan sesuai lokasi tapak. Lahan yang digunakan untuk kawasan L’Avenue awalnya adalah area kosong dan area terbuka yang sebagian besar adalah lahan kosong.


(41)

5.2.3 Analysis, Synthesis, and Concept

Acuan desain yang diberikan oleh klien digunakan Oemardi_zain sebagai bahan analisis pembuatan konsep desain. Pembuatan konsep sebagai bentuk hasil riset, analisis, dan sintesis L’Avenue dilakukan oleh konseptor sekaligus direktur utama perusahaan. Perancangan L’Avenue ini secara keseluruhan mengusung satu visi yakni “Sustainable Building Complex Comfortable Working Environment

yang mempunyai arti Komplek Bangunan Berkelanjutan yang Ramah Dalam Lingkungan Kerja.

Konsep ini dipilih dengan meneruskan keinginan klien yang ingin menciptakan suasana yang dapat memfasilitasi keinginan pengguna dalam melakukan aktivitas dalam satu area. Konsep umum perancangan L’Avenue yang sudah ditentukan kemudian diterjemahkan oleh direktur Oemardi_zain yang bertindak sebagai konseptor utama dan dibantu oleh project manager beserta tim kerja.

Aspek yang ditawarkan oleh L’Avenue bervariasi dengan adanya tema

mixed use didalam perancangan. Area tersebut dibagi menjadi beberapa bagian

dengan bantuan zoning namun tetap memprioritaskan fungsi area tersebut. Bagian pertama adalah sebagai area office yang diarahkan pada bagian depan tapak. Bagian kedua dalam proyek adalah area apartment yang diarahkan pada bagian tengah tapak. Bagian terakhir adalah area retail yang mengelilingi seluruh tapak untuk mendukung aktivitas pengguna dalam tapak. Konsep ini kemudian ditingkatkan dengan penambahan ruang terbuka hijau diharapkan dapat meminimalisir polusi yang diakibatkan oleh kendaraan dalam kota melalui lanskap L’Avenue.

5.2.3.1 Konsep Ruang

Secara garis besar, pembagian ruang pada tapak ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang kavling dan non kavling. Kavling merupakan ruang yang dimanfaatkan untuk bangunan sedangkan non kavling dimanfaatkan untuk sarana penunjang bangunan seperti jalan, saluran, taman, pathway dan fasilitas lainnya.

Berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) Pasal 1, perencanaan Lanskap L’Avenue dibagi menjadi tujuh area (Lampiran 1). Mengacu pada SPK tersebut,


(42)

untuk mendukung konsep dasar proyek dihasilkan pembagian zona untuk desain lanskap L’Avenue (Gambar 8). Tujuan dari pembagian zona ini adalah untuk menentukan prioritas ruang dalam hal kebutuhan dan fungsional. Setiap zona mempunyai perlakuan yang berbeda. Hal tersebut dimaksudkan agar tercipta ritme di setiap zona ruang yang ditentukan. Zona ruang tersebut terbagi menjadi 4 bagian dengan penjabaran sebagai berikut,

1. Drop off merupakan area masuk dan terdapat di tiga titik (office,

apartment, retail). Zona ini berfungsi sebagai tempat penurunan

penumpang atau barang sesuai dengan tujuannya. Pada ruang ini aktivitas utamanya adalah kendaraan.

2. Green amenities merupakan area di tengah tapak dan menjadi area

aktivitas perkantoran dan apartemen ditunjang dengan retail. Area ini mengikuti konsep awal yang menerapkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk penggunaan pleasure (kesenangan) khususnya bagi pengguna. Oleh karena itu, area ini memungkinkan pengguna untuk beraktivitas, berkreasi dan menikmati keindahan taman.

Zona ini mempunyai karakter dominan outdoor organik dengan sentuhan nuansa kayu (timber deck) di area retail juga penambahan fasilitas penunjang untuk aktivitas dalam tapak seperti water feature dan tempat duduk.

3. Green perimeter merupakan area yang terdapat di sepanjang utara, barat

dan selatan tapak. Area ini mengelilingi tapak, berfungsi sebagai pembatas area dan penutup tapak sebagai perbatasan antara tapak dan luar tapak. Area ini juga berfungsi sebagai blocking badview di beberapa titik. Area ini didominasi dengan penanaman beberapa jenis pohon untuk memperkuat karakter desain lanskap L’Avenue.

4. Amenities merupakan area penunjang apartemen untuk mendukung

aktivitas tapak. Area ini bersifat privat yang hanya dapat dinikmati oleh pengguna apartemen saja. Pada area ini membentuk suatu kegiatan tertentu, seperti dalam tapak, antara lain adanya kolam renang, dan tenis. Area ini dihiasi dengan kolam resapan, leveling lanskap dan dipadu dengan pathway yang mengikuti alur desain.


(43)

5.2.3.2 Konsep Sirkulasi

Proyek L’Avenue terbagi menjadi tiga kelas dalam pengklarifikasian sirkulasi. Kelas ini dibagi berdasarkan lokasi, fungsi, dan tingkat keramaian. Hal ini bertujuan untuk membedakan secara jelas tiap sirkulasi berdasarkan kegunaan dan kegiatannya. Sirkulasi pertama adalah sirkulasi primer terletak di area depan tapak. Sirkulasi ini berupa jalan raya dan berbentuk aspal. Sirkulasi ini cukup besar, satu jalur memiliki lebar tujuh meter dan merupakan jalur penghubung antara Jakarta – Depok, jadi banyak dilalui oleh kendaran roda dua maupun empat atau lebih. Sirkulasi ini juga merupakan sirkulasi utama untuk masuk kedalam tapak L’Avenue.

Sirkulasi kedua adalah sirkulasi sekunder yaitu sirkulasi yang terletak di dalam tapak dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Sirkulasi ini juga berupa aspal dan memiliki dua pintu utama, satu pintu menjadi pintu masuk ke dalam tapak dan pintu lainnya menjadi pintu keluar bagi pengguna tapak. Sirkulasi ini diakses oleh kendaraan bermotor dan pejalan serta mempunyai fungsi sebagai jalur kendaraan untuk area lobby office, lobby apartment, lobby retail dan

parking lot.

Sirkulasi terakhir adalah sirkulasi tersier berupa jalur pedestrian yang terletak di bagian belakang tapak dan memiliki lebar yang tidak beraturan tetapi kecil sehingga hanya dapat dilewati oleh pejalan kaki. Sirkulasi ini mengelilingi apartemen selatan dan berfungsi sebagai jogging track dan maintenance service.

Sirkulasi ini bersifat privat dengan arti lain hanya user tapak yang dapat menggunakannya. Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, sirkulasi ini didesain dengan tema organik sehingga tidak terkesan kaku. Konsep sirkulasi pada proyek L’Avenue ini dapat dilihat pada Gambar 9.

5.2.3.3 Konsep Vegetasi

Konsep tata hijau yang direncanakan adalah penataan vegetasi sebagai sumberdaya lanskap yang disesuaikan dengan fungsi ruang pada tapak. Proyek L’Avenue mempunyai area lahan hijau yang mengelilingi tapak. Area ini terbagi dalam beberapa bagian, salah satunya adalah area hijau dan vegetasi. Pada konsep vegetasi ini terbagi dalam empat kelas dalam pengklarifikasian jenis tanaman


(44)

berdasarkan fungsi, yaitu: tanaman peneduh utama, tanaman peneduh, aksen arsitektural, aksen berbunga (Gambar 10).

Tanaman peneduh utama merupakan tanaman yang difungsikan sebagai penyeimbang bangunan terhadap lahan. Bangunan yang tinggi membutuhkan pohon yang dapat menghasilkan oksigen dan menyerap karbondiosida. Oleh dasar itu, dibutuhkan tanaman besar dan berfungsi sebagai peneduh dalam proyek perancangan L’Avenue. Selain itu, tanaman ini juga difungsikan untuk menutup lahan, penetralisir panas matahari dan suhu daerah tapak. Tanaman ini terletak di area terbuka lahan, dan ditanam secara mengacak pada sudut-sudut tapak. Hanya terdapat dua pohon peneduh utama yang diterapkan pada L’Avenue ini, yaitu

Ficus religiosa (pohon bodhi), Delonix regia (flamboyan), dan Samanea saman

(trembesi).

Tanaman peneduh merupakan tanaman yang difungsikan sebagai penunjang aktivitas pengguna tapakketika siang atau saat adanya cahaya matahari langsung. Tanaman ini tersebar merata di seluruh tapak dengan diterapkan dalam berbagai jenis tanaman. Pada wilayah utara tapak, tanaman peneduh ini didominasi oleh Manilkara kauki (sawo kecik), wilayah timur oleh Elaeocarpus

angustifolius (anyang-anyang), dan wilayah selatan oleh Canarium commune

(kenari).

Aksen arsitektural merupakan tanaman dalam golongan unik dan indah yang difungsikan untuk menambah estetika area tapak melalui warna, pola pohon, bentuknya. Tanaman ini akan di padukan di beberapa area tertentu sesuai dengan kebutuhan tapak. Pada kelas ini, tanaman didominasi oleh Pinus merkusii (pinus). Aksen berbunga adalah tanaman pendukung dan tanaman pelengkap untuk tapak, tanaman ini disebar di beberapa titik utama tapak sebagai variasi dari bagian desain lanskap tapak tersebut. Tanaman ini dapat dinikmati melalui keindahan bunga yang diproduksi oleh pohon tersebut. Pada kelas ini, tanaman didominasi oleh Tabebuia chrysantha (tabebuia bunga kuning). Adapun data mengenai kriteria pohon berdasarkan fungsi dapat dilihat pada Tabel 4.


(45)

(46)

(47)

Tabel 4. Kriteria Pohon Berdasarkan Fungsi

No Kode Peneduh Peneduh Aksen Aksen

Nama Latin Nama Lokal Utama Arsitektural Berbunga

1 Acacia mangium Akasia √

2 Alstonia scholaris Pulai √

3 Bouhinia blakeana Bunga Kupu-kupu √

4 Bucida molinetii Ketapang Mini √ √

5 Canarium commune Kenari √

6 Cinnamomum iners Kayu Manis √

7 Delonix regia Flamboyan √ √

8 Elaeocarpus angustifolius Anyang-anyang √

9 Erythrina crista-galli Dadap Merah √ √

10 Ficus religiosa Pohon Bodhi √

11 Lagerstromia floribunda Bungur √

12 Livistonia rotundifolia Palem Sadeng √

13 Manilkara kauki Sawo Kecik √

14 Plumeria rubra Kamboja Putih Kuning √ √

15 Pinus merkusii Pinus √

16 Schizolobium parahybum Tower Tree √

17 Samanea saman Trembesi √

18 Tabebuia chrysantha Tabebuia Bunga Kuning √

19 Terminalia cattapa Ketapang √ √

20 Washingtonia robusta Palem Washington √


(48)

(49)

5.2.4 Preliminary Concept

Oemardi_zain mempunyai tipe mendesain suatu proyek dengan cara penggunaan image reference dan akan dikembangkan dengan mengikuti bentukan, desain, pola, dan material yang terdapat dalam gambar. Image reference

ini juga diambil dari library perusahaan Oemardi_zain ini sendiri.Tahap ini yang dinamakan tahap preliminary konsep. Preliminary konsep adalah tahap penjelasan konsep yang akan dikembangkan dalam perancangan sebuah proyek, termasuk L’Avenue. Pada tahap ini konsultan memberikan ide dan gambaran sebuah desain dengan mencantumkan image reference pada area yang akan dikembangkan (Lampiran 2).

5.2.4.1 Drop off

Proyek ini memiliki tiga area drop off, yaitu public retail, public office,

dan apartemen. Public retail terletak di depan tapak dan diarahkan langsung ke area retail melalui jalur selatan sehingga ketika user ingin ke retail tidak perlu melalui office atau apartemen Public office terletak di depan pintu utama office.

Area ini terletak di bagian utara tapak dan berbentuk melingkar untuk memudahkan masuk atau keluarnya penumpang dari dalam kendaraan menuju

lobby office. Drop off apartemen terletak di area belakang tapak. Lokasi tersebut

terletak di bagian belakang tapak karena merupakan area pribadi (private area)

sehingga tidak memungkinkan user office atau user retail untuk melewati area apartemen. Area drop off dapat dilihat pada Gambar 11.

5.2.4.2 Garden Strip

Garden Strip adalah sebuah elemen estetika dalam suatu lanskap. Didesain

dengan bentuk dan keinginan yang disesuaikan dengan konsep dan kebutuhan tapak suatu proyek. Desain garden strip juga dapat memperkaya kebutuhan area terbuka sebagai penambahan keindahan suatu area tertentu sehingga area tersebut dapat dinikmati ketika sedang dilewati user. Dengan garden strip ini, permainan pola dan material yang dipakai dalam penerapan desainnya sangat mempengaruhi keefektifan dan nilai estetika dalam area tersebut.


(50)

Pada proyek ini diketahui bahwa garis-garis yang membuat pola dalam

garden strip adalah sebagai aksen estetik untuk area tersebut. Dengan adanya

penambahan pohon palem dalam rangkaian desain garden strip tersebut menjadikan area ini sebagai grand view atau terkesan mewah karena ciri-ciri pohon palem yang mempunyai fisik tinggi, dengan batang yang rapi, bersih dan tertata dengan baik. Peletakan titik garden strip dapat dilihat pada Gambar 11.

5.2.4.3 Paving Pattern

Paving Pattern dalam proyek ini mengikuti konsep awal yang

berkecenderungan bersih, rapi, bertata dan modern. Dengan pemahaman tersebut muncul ide pola striping sebagai desain paving pattern pada green amenities area.

Adapun material yang dipakai dalam proyek di area ini adalah batu alam. Batu alam dipakai karena selain bentuknya yang minimalis, bersih, pemeliharaannya mudah dan mempunyai kesan mewah. Batu alam juga mempunyai warna yang tidak beragam dan tidak banyak bentukan sehingga terlihat simpel namun tetap modern. Konsep area drop off, garden strip, dan paving pattern disajikan pada Gambar 11.

5.2.4.4 Water Feature

Water Feature dalam proyek ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama

terletak di area drop off office dan menjadi main decoration area office, bagian kedua terletak di area green amenities sebagai aksen penyelarasan tempat dengan adanya aksen air. Dengan desain lanskap yang telah dibuat, didapatkan gagasan bahwa agar dapat menyejukkan area dari bagian satu ke bagian lainnya, dibuatlah konsep water feature yang mengindikasikan bahwa seakan-akan mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya. Konsep ini dimulai dari water feature office

kemudian mengalir ke area green amenities dan berakhir pada kolam resapan yang terletak di belakang tapak.

Konsep Water Feature dalam proyek ini dibuat dengan model dan pola bentuk seperti pada image reference yang telah ditentukan. Desainnya dengan permainan air mancur dan mengalir melalui badan water feature. Konsep water


(51)

(52)

(53)

5.2.4.5 Planter

Planter dalam proyek ini dibangun dibeberapa titik, tergantung keinginan

dan kebutuhan area tapak tersebut. Planter mempunyai fungsi utama sebagai tempat untuk media tanam. Selain itu, planter juga mempunyai fungsi sebagai aksen area dan tempat duduk. Planter banyak ditemukan pada level podium, karena di level ini terdapat slept beton untuk kebutuhan area basement. Artinya level ini tidak mempunyai media tanam yang cukup untuk menanam tanaman sehingga dibuat planter dibeberapa titik untuk kebutuhan penghijauan area.

Planter pada proyek ini mempunyai beberapa desain. Planter yang

didesain hanya sebagai tempat media tanam dan planter yang didesain untuk media tanam beserta tempat duduk. Desain planter sebagai media tanam dan tempat duduk ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Begitu pula dengan besar dan ukurannya berbeda-beda. Contohnya pada zona green amenities terdapat tiga planter yang difungsikan untuk tempat media tanam juga sebagai tempat duduk dengan desain yang berbeda-beda. Titik peletakan planter ini dapat dilihat pada Gambar 13.

5.2.4.6 Mounding

Mounding mempunyai fungsi yang hampir sama dengan planter, yaitu

untuk menaikkan tanah sebagai media tanam, tetapi strategi ini lebih terkesan alami dibandingkan dengan planter. Mounding juga berfungsi sebagai suatu variasi dalam kontur, menciptakan aksen, dan sebagai alat untuk menciptakan ruang (enclosement) sehingga area yang ditimbulkan menjadi dinamis menambahkan estetika.

Desain mounding ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola desain tersebut, proyek ini memaksimalkan fungsi mounding untuk penambahan variasi kontur, estetika ruangan dan menutup area-area tertentu dalam sebuah aktivitas agar area tersebut menjadi lebih privat. Contohnya pada zona green amenities, mounding difungsikan sebagai

enclosement area retail sehingga aktivitas retail tidak terganggu oleh kegiatan


(54)

5.2.4.7 Swimming Pool

Swimming pool dalam proyek ini terbagi dalam tiga area. Dua swimming

pool terletak di dua tower apartemen yang berbeda, tower utara difungsikan untuk

condotel dan disewakan, lebih bersifat publik. Dan di tower selatan difungsikan hanya untuk residential, bersifat privat sehingga hanya penghuni apartemen yang dapat memakai kolam renang tersebut. Area terakhir terletak di level ground,

swimming pool ini difungsikan untuk umum dan dapat digunakan dengan

memakai sistem member.

Swimming pool ini mempunyai desain yang organik, tidak kaku karena

terletak di bawah bangunan dan sebagai penyeimbang desain bangunan di area ini. Desain ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola tersebut, swimming pool ini juga didesain dengan adanya penambahan area tanam untuk penanaman pohon (Plumeria rubra – kamboja putih kuning) di tengah kolam untuk menambah aksen estetik pada area tersebut.

Swimming pool di level ground ini dapat dilihat pada Gambar 13.

5.2.4.8 Alfresco

Alfresco adalah area outdoor yang dimanfaatkan untuk aktivitas santai.

Area ini biasanya terletak di teras sebuah bangunan dan dibuat untuk bersantai atau sekedar duduk-duduk untuk pengguna. Pada proyek L’Avenue, alfresco

didesain untuk penunjang aktivitas retail. Desain alfresco pada proyek ini mengikuti pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Desain peletakan alfresco dapat dilihat pada Gambar 13.

5.2.4.9 Pedestrian Path

Pedestrian path pada proyek ini terletak di belakang tapak, dan berfungsi

sebagai sarana penghubung antara satu fasilitas ke fasilitas lainnya dalam tapak.

Pedestrian path ini berfungsi sebagai jogging track bagi pengguna dan akses

maintenance pekerja untuk pemeliharaan tapak L’Avenue. Desain ini mengikuti

pola image reference yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Mengikuti pola tersebut, desain bersifat organik sehingga terkesan alami ketika melewati jalur ini. Area pedestrian path disajikan pada Gambar 13.


(55)

(56)

5.2.5 Design Development

Tahap design development (DD) atau pengembangan desain dilakukan setelah adanya konfirmasi bahwa proposal dalam tahap konsep desain disetujui, dan sudah diterima oleh pihak klien. Tahapan ini dapat ditambahkan dengan masukan-masukan dari klien yang bersangkutan untuk memperkuat desain, dan akan menjadi pertimbangan desain untuk direvisi. Produk gambar dalam tahapan ini sudah menggunakan format gambar secara resmi, dengan menggunakan syarat dan ketentuan yang berlaku dalam perusahaan. Format kertas gambar yang digunakan A3 dengan nomor judul gambar yang berbeda di masing-masing gambar, sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan proyek.

Masterplan konsep yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya mulai diperbaiki dengan ukuran yang lebih detail dan diperinci. Dengan proses revisi yang dilakukan beberapa kali, dihasilkan penyesuaian terhadap material softscape

maupun hardscape yangdigunakan. Adapun material softscape berupa jenis-jenis vegetasi yang digunakan, ukuran, dan jumlah. Sedangkan material hardscape

yang disajikan seperti jenis dan ukuran material, bentuk, dan letak fasilitas. Proses penggambaran pada tahap ini adalah tahap yang selalu berkomunikasi dengan pihak klien, maupun dengan konsultan lain mengenai grading, lighting, drainase, dan sebagainya. Melalui proses perbaikan dan adanya revisi serta masukan dari klien dapat menciptakan final product sesuai dengan keinginan. Berikut ini adalah bagan tahap design development sampai pada site plan.

Gambar 14. Tahap DesignDevelopment

(Sumber: Oemardi_zain, 2012)

Konsep DD SP

Material Disetujui klien

Gambar kerja adalah hasil dari AutoCAD dengan format A3

Bentuk Spesifikasi

Grid Level


(1)

No Area Image Material Item Content Product Dimension Colour

1 WATER FEATURE Koping Batu Andesit Polished 200X200X50 mm Abu-abu

Batu Andesit Polished 150x150x50 mm Abu-abu

Lantai Plaster halus Fin. Cat Hitam

Batu Koral Hitam Lepas dia. 30-50 mm

Dinding Granite Hitam Fin Bushhammered 100x100x20 mm Hitam

Batu Andesit Polished 160x200x20 mm Abu-abu

Pedestal Batu Andesit Polished 200x200x20 mm Abu-abu

2 PLANTER

a. Tipe 1 Koping Batu Paras 200X200X20 mm Putih

Dinding Batu Paras 400x200x20 mm Putih

Batu Paras 100X200X20 mm Putih

b.Tipe 2 Koping Batu Paras 100X100X50 mm Putih

Dinding Batu Paras 200X100X20 mm Putih

200X80X20 mm Putih

c.Tipe 3 Koping Batu Paras 150X200X50 mm Putih

Batu Paras 120X200X20 mm Putih

Dinding Batu Paras 200X200X20 mm Putih

d.Tipe 4 Koping Batu Andesit RTM 100X100X20 mm Abu-abu

Teraso Putih

Dinding Teraso Putih

e.Tipe 5 Koping Batu Andesit RTM 300X200X50 mm Abu-abu

Dinding Batu Andesit RTM 300X200X20 mm Abu-abu

Plaster Kamprot Fin Cat Mowilex (Mercury B.S.00A05) Abu-abu

3 FEATURE WALL Dinding Plaster Kamprot Fin. Cat Mowilex (Mercury B.S.00A05) Abu-abu

Mosaik Batu Palimanan Putih

4 WATER FEATURE Koping Batu Andesit Bakar 200X200X20 mm Abu-abu

PLAZA Dinding Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu

Lantai Batu tebar dia 30-50 mm (Alor) Hitam

Granite Hitam Bintik Polished 600x600x20 mm Hitam

Plaster halus Fin. Cat Hitam

PODIUM FLOOR

Batu Paras Putih

Andesit RTM Cat Abu-abu Andesit Polished Koral Hitam

Granit Hitam

Cat Abu-abu Palimanan Putih

Granit Hitam Andesit RTM

Koral Hitam Andesit Bakar Teraso Fin. Putih


(2)

No Area Image Material Item Content Product Dimension Colour

5 SHELTER Kisi-kisi Kayu Merbau 20x100x1948 mm

Kayu Merbau 50x70mm

Atap Polycarbonate Twinlite - Silver Blue Abu-abu

Tiang Besi CHS ׎ 100mm Fin. Cat Putih

Koping Batu Paras 300X300X50 mm Putih

Dinding Plaster halus Fin. Cat Putih

Batu Pecah Palimanan Putih/Krem

Koral Sikat Hitam Lepas dia. 3-5 mm Hitam

6 LOW WALL & Plaster halus Fin. Cat Mowilex (Mercury B.S.00A05) Abu-abu muda

STRIPE BANDING Batu Andesit RTM 300X300X20 mm Abu-abu

7 MOUNDING Dinding Fin. Plaster Kamprot Mowilex (Mercury B.S.00A05) Abu-abu

8 PATHWAY Banding Plaster halus Fin. Cat Mowilex (Mercury B.S.00A05) Abu-abu

Batu Koral Sikat Pancawarna dia 3- 5 mm

9 JEMBATAN Papan Kayu Bangkirai 200x30 mm

Kayu Bangkirai 120x30 mm

Balok Kayu Bangkirai 80x120 mm

10 TIMBER DECK Papan Kayu Bangkirai 200mmx30mmx4000 mm

Balok Kayu Bangkirai 60x120 mm

100x30 mm

11 PLANTER

a. Tipe 6 Koping Batu Paras 200X120X20 mm Putih

Dinding Batu Paras 200x200x20 mm Putih

Putih

b.Tipe 7 Koping Teraso Putih Putih

Dinding Teraso Putih Putih

Papan Kayu Merbau 20x200 mm

Balok Kayu Merbau 20x100 mm

Rangka Besi RHS 50x50 mm

c.Tipe 8 Koping Batu Paras RTM 200X200X20 mm Putih

Dinding Batu Paras RTM 200X200X20 mm Putih

12 OUTDOOR TERRACE koping Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu

PLANTER Dinding Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu

Batu Andesit Polished 200X200X20 mm Abu-abu

Batu Paras Putih Palimanan Putih

Koral Hitam Andesit RTM

Koral Sikat Pancawarna

Batu Paras Putih Kayu Merbau

Kayu Merbau

Batu Paras Putih

Andesit RTM Andesit Polished

Kayu Bangkirai Kayu Bangkirai Kayu Bangkirai


(3)

No Area Image Material Item Content Product Dimension Colour

13 OUTDOOR TERRACE Papan Kayu Bangkirai 100X30X4000 mm

TIMBER DECK Balok Kayu Bangkirai 50x70 mm

14 OUTDOOR TERRACE Kisi Kayu Bangkirai Uk. 30x40x920 mm

DINDING PAGAR Woodstain finish Mowilex Palisander WS 502

Besi SHS Fin Cat Besi 40x40x2 mm Coklat

Dinding Plaster Kamprot Fin Cat (Mowilex-Pebble BS 00 A 01 Abu-abu

15 DINDING PERIMETER Kamprot halus fin. Cat Mowilex (Mercury B.S.00A05) Abu-abu

PODIUM

16 TURF PAVE & Beton

BETON JEPIT

17 RAMP Batu Koral Sikat Pancawarna dia 3- 5 mm

Koping Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu

Dinding Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Abu-abu

18 POLA LANTAI

TIPE 1 Batu Andesit RTM 300X300X50 mm Hitam

Granit Cobble Stone RTM 100X100X50 mm Abu-abu

Batu Andesit Honed 200X200X50 mm Hitam

Batu Andesit RTM 200X200X20 mm Hitam

TIPE 2 Batu Andesit RTM 200X200X50 mm

Batu Andesit Polished 200X200X50 mm

Batu Sandstone RTM 300X200X50 mm

Batu Andesit RTM 200X200X20 mm

TIPE 3 Homogeous Tile Uk. 600x600 mm Abu-abu Tua

Homogeous Tile Niro Granite Azul Uk. 300x300 mm Abu-abu Muda

Homogeous Tile Niro Granite Azul Uk. 600x300 mm Abu-abu Muda

Batu Andesit RTM 200X200X20 mm

19 PEDESTRIAN Paving Block Ex. Cisangkan 200x100x60mm Hitam

Paving Block Ex. Cisangkan 200x100x60mm Abu-abu

20 POLA DROP OFF TAXI Batu Andesit RTM 300x300x50mm Abu-abu

Batu Andesit Rata Alam 200x200x50mm Abu-abu

21 DROP OFF LOBBY Batu Andesit RTM 300x300x50mm Hitam

Granit Cobble Stone RTM 100X100X50 mm Abu-abu

Batu Andesit RTM 100X100X80 mm Abu-abu

Koral Sikat Pancawarna Kayu Bangkirai

Andesit RTM

Andesit Honed

Sandstone Granit Cobble Stone

HT-Azul HT-Olive

Andesit RTM Andesit Rata Alam

Granit Cobble Stone Andesit RTM Cisangkan


(4)

RINGKASAN

ARIEL DIESTO SITUMORANG. Proses Desain Lanskap L’Avenue di

Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Kegiatan Magang di Konsultan

Lanskap Oemardi_Zain). Dibimbing oleh INDUNG SITTI FATIMAH. Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_Zain, konsultan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap dan bertempat di Bogor. Kegiatan magang ini dilakukan dari Bulan Februari hingga Juni 2012.

Konsultan Oemardi_zain masih berstatus studio namun telah memiliki organisasi, sistem kerja, dan teknologi yang baik. Struktur berjalan dengan baik dengan staf yang telah dibagi menjadi beberapa bagian seperti direktur utama, tim konsep dan desain, teknisi, administrasi dan keuangan, dan drafter.

Direktur utama merupakan pemilik konsultan dan mempunyai tanggung jawab penuh atas segala urusan internal dan eksternal perusahaan. Tim konsep dan desain terbagi menjadi arsitek senior dan arsitek junior. Sistem dan pembagian kerja pada Oemardi_Zain mengacu pada struktur organisasi tersebut.

Alur komunikasi tidak hanya melalui pertemuan langsung, tetapi juga menggunakan alat bantu sosial media sehingga dalam pengerjaannya menjadi lebih efektif. Komunikasi perusahaan pun tak hanya terjadi pada intern, tetapi juga antar konsultan desain lainnya. Berbagai kebijakan dan keputusan yang diambil berdasarkan hasil rapat dan diskusi oleh perusahaan, dengan direktur utama sebagai pemimpin rapat. Dalam setiap proyek yang dimiliki perusahaan, direktur memilih salah satu dari tim konsep dan desain sebagai pimpinan proyek, hal itu berguna untuk mengantisipasi loss control pada proyek.

Proyek yang dibahas dalam karya tulis ini adalah proyek desain lanskap

L’Avenue di kawasan Pancoran Jakarta Selatan. Proyek tersebut terletak di dekat

Patung Pancoran dan merupakan proyek tentang pembangunan kantor dan apartemen yang dikembangkan oleh PT Bintang Rajawali Perkasa yang menjadi klien bagi Oemardi_Zain.

Dalam proyek desain lanskap L’Avenue, Oemardi_Zain menerapkan

konsep bangunan berkelanjutan yang ramah dalam lingkungan kerja sebagai ide dasar konsep. Dalam konsep tersebut, persepsi dan pandangan user dalam lahan proyek dikontrol dengan elemen lanskap seperti sculpture, ramp, tangga, pohon,


(5)

perkerasan, planter, perbedaan material dan lain sebagainya. Konsep tersebut juga mengontrol user dalam beraktivitas dalam lanskap.

Selain itu terdapat pula beberapa permasalahan yang ditemui di tapak yang menjadi dasar perumusan tujuan dalam proses desain proyek tersebut. Antara lain, menciptakan area penerimaan, dan rute sirkulasi yang bersifat user-friendly

dengan memaksimalkan lahan dan mengacu pada konsep awal proyek. Selain itu, meminimalisir suara atau kebisingan yang timbul dari luar lahan L’Avenue dengan penambahan soft material sesuai kebutuhan. Pembentukan karakter ruang yang dimiliki, penerapan desain bangunan dan lahan berkelanjutan dapat terjadi dan keramahan dalam lingkungan kerja tercapai untuk pengembangan seluruh tapak.

Manajemen kerja pada Oemardi_zain difokuskan pada lima bagian, yaitu: struktur organisasi, sistem kerja, proses desain, manajemen studio, dan manajemen proyek. Pada struktur organisasi terdiri atas direktur, manajer administrasi, penanggung jawab kantor, designer & drafter. Pada sistem kerja Oemardi_zain dalam pelaksanaan proyek L’Avenue terbagi dalam empat bagian, antara lain: direktur yang bertugas untuk membuat konsep dan menerjemahkan keinginan klien dalam bentuk desain, project manager bertugas untuk mendesain tapak sesuai konsep, arsitek & arsitek lanskap bertugas untuk mendesain detail elemen lanskap softscape & hardscape, dan drafter & mahasiswa yang bertugas untuk membantu pengerjaan detail elemen lanskap softscape & hardscape.

Proses desain L’Avenue mempunyai beberapa tahap, yaitu tahap penerimaan proyek, riset dan analisis, konsep desain, preliminary concept, pengembangan desain, dan gambar kerja. Enam tahapan tersebut merupakan tahapan yang paling penting dan saling bersangkutan satu dengan yang lainnya. Dalam tahap penerimaan proyek klien memberikan proposal kepada konsultan Oemardi_zain dan klien menyampaikan persyaratan umum proyek, kemudian Oemardi_zain mempertimbangkan ide awal desain.

Riset dan analisis merupakan tahap pengenalan karakter lanskap dalam segala aspek sehingga Oemardi_zain dapat mengeluarkan ide desain sesuai karakter lanskap yang ada. Setelah mendapatkan ide awal, kemudian dikembangkan melalui konsep desain yang ada. Sehingga mendapatkan konsep


(6)

awal mendesain lanskap. Setelah menyalurkan konsep desain di berbagai aspek, masuk ke tahap preliminary concept. Tahap ini menjelaskan desain dengan menggunakan image reference sebagai acuan desain yang akan diterapkan pada proyek. Setelah proses preliminary concept, selanjutnya dituangkan dalam tahap pengembangan desain, yaitu ide pada konsep desain dimatangkan dengan pertimbangan keinginan klien. Setelah sesuai dengan keinginan klien, konsep masuk dalam pembuatan gambar kerja. Pada tahap ini, gambar telah dibuat dengan informasi yang detail untuk ditenderkan pada kontraktor.

Manajemen Studio di perusahaan Oemardi_zain meliputi pengolahan dan pengelolaan data setiap proyek berupa pengaturan pengarsipan, dan pengaturan format gambar kerja. Format gambar tersebut antara lain berisi mengenai informasi klien, konsultan penerima proyek, data gambar kerja (tanggal, pendesain, penggambar, skala dsb), dan nama proyek beserta judul gambar.

Manajemen proyek ditinjau dari parameter kualitas, biaya dan jadwal. Kualitas produk gambar sebagai hasil dari kegiatan proyek disesuaikan dengan spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Pembayaran biaya dilakukan per tahapan untuk menghindari kegagalan pembayaran. Pengalokasian waktu (jadwal) dalam penyelesaian pekerjaan didukung dengan upaya teamwork. Proyek dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan.

Kata kunci: L’Avenue, kantor dan apartemen, bangunan berkelanjutan, manajemen proyek, proses desain