Desain lanskap Discovery Hotel, Dili-Timor Leste (kegiatan magang di PT. Airmas Asri, Jakarta)

(1)

(Kegiatan Magang di PT. Airmas Asri, Jakarta)

SAKINA INTAN PERMATA SARI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PPERTANIAN BOGOR 2011


(2)

(Kegiatan Mangang di PT. Airmas Asri)

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, 3 Januari 2011

SAKINA INTAN PERMATA SARI A44062911


(3)

Timor Leste (Kegiatan Magang di PT. Airmas Asri, Jakarta). Dibimbing oleh TATI BUDIARTI dan DEWI REZALINI ANWAR.

Sebagai ibukota Timor Leste, Dili memiliki banyak potensi diantaranya adalah potensi alam, ekonomi, sejarah dan budaya. Kegiatan ekonomi di kota ini meliputi beberapa sektor seperti bisnis, pariwisata, perkebunan, kehutanan dan lain-lain. Padatnya aktivitas ekonomi harus didukung dengan fasilitas-fasilitas yang terkait dengan pelayanan bagi para pelaku kegiatan ekonomi untuk memudahkan mereka dalam memenuhi kebutuhannya selama berada di tempat tersebut. Pelayanan ini meliputi jasa akomodasi, transportasi, pusat informasi, restoran dan lain-lain. Akibat dari padatnya aktivitas ekonomi di kota Dili menuntut adanya suatu jasa layanan akomodasi yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan para pelaku ekonomi yaitu hotel. Oleh karena itu, klien berencana mendirikan sebuah hotel dengan fasilitas kelas bintang empat di kota Dili bernama Discovery Hotel untuk menyediakan layanan akomodasi bagi tamu nasional maupun internasional.

Dalam upaya mewujudkan Discovery Hotel, klien bekerjasama dengan berbagai pihak yaitu architect consultant dan landscape, structure consultant, mechanical & electrical consultant, quantity surveyor (QS), interior design dan lighting consultant dimana masing-masing pihak memiliki peranan dalam proyek tersebut. Untuk merancang Discovery Hotel, klien menunjuk secara langsung PT. Airmas Asri sebagai konsultan desain pada bangunan dan lanskapnya. PT. Airmas Asri sebagai tempat kegiatan magang merupakan perusahaan konsultan desain berskala internasional dengan lingkup pelayanan urban & master planning, building architecture, landscape architecture dan interior architecture. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1988 di Jakarta dan telah banyak menangani proyek prestisius di berbagai sektor termasuk hotel, resort, shopping center, industrial estate, apartemen, perkantoran dan lain-lain.

Perancangan Discovery Hotel berpatokan pada keinginan klien dengan memperhatikan faktor lingkungan dan kebudayaan Timor Leste khususnya kota Dili. Konsep dasar Discovery Hotel yaitu hotel berdesain modern dengan sentuhan arsitektur Portugis dan Timor Leste, sehingga gaya desain yang digunakan merupakan gabungan dari gaya arsitektur Portugis dan gaya arsitektur tradisional Timor Leste. Filosofi Discovery diambil dari potensi kekayaan alam dan budaya Timor Leste yang sampai saat ini masih belum diketahui oleh banyak orang. Pada desain hotel, potensi ini dijadikan sebagai karakter khas atau identitas hotel. Sehingga arti Discovery pada nama Discovery Hotel yaitu penemuan kekayaan alam dan budaya Timor Leste pada tapak hotel. Penerapan konsep desain ini dilakukan baik pada desain bangunan, lanskap dan interior agar tercipta keterkaitan antar ruang pada keseluruhan desain hotel.

Tujuan pembuatan desain lanskap pada Discovery Hotel yaitu untuk menciptakan sebuah lanskap yang dapat memenuhi kebutuhan ruang untuk aktivitas pelayanan jasa hotel dan pengguna jasa (tamu hotel). Desain lanskap meliputi desain pada lantai semi basement, lantai dasar, lantai 2 dan lantai 4. Konsep desain lanskap hotel menggunakan gabungan dari pola organik dan pola geometrik dengan elemen pembentuk taman bergaya arsitektur tradisional Timor


(4)

berbeda (sunken garden) dan penggunaan material tanaman lokal bernuansa tropis dengan pola penanaman berbentuk organik. Penerapan pola geometrik sebagian besar digunakan pada hardscape taman yang bernuansa Portugis serta pengaturan elemen secara simetris dan seimbang untuk menghadirkan kesan formal.

Selama proses perancangan Discovery Hotel, pada tahap Design Development terjadi perubahan-perubahan desain yang disebabkan oleh beberapa hal, sehingga konsultan desain harus melakukan revisi terhadap desain yang telah dibuatnya. Dalam merevisi desainnya, konsultan desain melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam upaya menciptakan sebuah desain yang sesuai dengan keinginan klien dan optimal. Melalui kegiatan magang di PT. Airmas Asri ini dapat meningkatkan soft skill dalam menggunakan software, keterampilan dan bermanfaat bagi pengembangan diri mahasiswa karena dapat mengaplikasikan ilmu di bidang arsitektur lanskap pada dunia kerja yang sesungguhnya pada fokus proyek Discovery Hotel, Dili – Timor Leste.


(5)

(Kegiatan Magang di PT. Airmas Asri, Jakarta)

SAKINA INTAN PERMATA SARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PPERTANIAN BOGOR 2011


(6)

(Kegiatan Magang di PT. Airmas Asri, Jakarta)

SAKINA INTAN PERMATA SARI

A44062911

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PPERTANIAN BOGOR 2011


(7)

Judul Skripsi : Desain Lanskap Discovery Hotel, Dili - Timor Leste (Kegiatan Magang di PT. Airmas Asri, Jakarta)

Nama : Sakina Intan Permata Sari NRP : A44062911

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Tati Budiarti, MS Dewi Rezalini A, SP, MA.Des NIP. 19610720 198403 2002 NIP. 19800318 200812 2001

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2001


(8)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Desain Lanskap DiscoveryHotel, Dili - Timor Leste (Kegiatan Magang di PT. Airmas Asri, Jakarta)”. Tujuan penulisan skripsi adalah sebagai syarat memperoleh gelar sarjana di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik dari segi moral maupun material. Pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Dr. Ir. Tati Budiarti, MS. selaku dosen pembimbing skripsi I dan Dewi Rezalini Anwar, SP, MA.Des. selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi. Terima kasih atas arahan, bimbingan dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam masa penyelesaian skripsi.

2. Ir. Indung Sitti Fatimah,Msi. selaku dosen penguji dan pembimbing akademik. Terima kasih atas masukan, saran dan kritik yang telah diberikan serta arahan dan bimbingan selama masa studi penulis di Departemen Arsitektur Lanskap. 3. PT. Airmas Asri, selaku tempat penulis melaksanakan magang. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada pipmpinan yang telah memberikan izin magang, seluruh karyawan atas bimbingan dan bantuan yang diberikan selama penulis magang, Ibu Nining selaku manajer divisi lanskap, Pak Bram selaku kepala studio lanskap, serta karyawan-karyawan lain di divisi lanskap Pak Fikri, Pak Fatoni, Pak Aep, atas bantuan-bantuan yang diberikan.

4. Keluarga tercinta, Mama Hj. Dewi Fatmawati dan Papa H. Ir. Muh. Chafid, dan kakak-kakak tercinta, terimakasih atas cinta, kasih sayang, dukungan moral dan material yang terus diberikan dan tak terbatas bagi penluis selama ini.

5. Sahabat-sahabat terbaik penulis Wemby, Manceu, Chanchan, Lipur, Pitty, Sendy, Agnes, Cici dan teman-teman Arsitektur Lanskap angkatan 43 lainnya.


(9)

yang pernah penulis miliki.

6. Rei Ramadhani Saksakame yang selalu menemani hari-hari penulis selama magang dan menyelesaikan skripsi. Terima kasih atas dukungan, bantuan, motivasi, semangat dan perhatian yang diberikan terus menerus kepada penulis.

7. Dosen-dosen, staf administrasi, pegawai, serta mahasiswa-mahasiswa baik senior maupun junior Departemen Arsitektur Lanskap.

8. Pihak-pihak lain yang telah banyak membantu, namun belum disebutkan namanya, terima kasih atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, Namun, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, 3 Januari 2011


(10)

Muh. Chafid dan Ibu Hj. Dewi Fatmawati yang dilahirkan di Pekalongan pada tanggal 24 April 1988. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara.

Penulis mengawali jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah Kedungwuni pada tahun 1994-2000. Kemudian pada tahun 2000-2003 penulis melanjutkan pendidikannya ke tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negeri 1 Wonopringgo. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Perguruan Cikini Jakarta dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2006.

Pada tahun 2006 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Sesuai dengan sistem mayor-minor yang diterapkan IPB, penulis memilih program mayor Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, dengan minor Manajemen Fungsional. Selama menjalankan studi di IPB, penulis aktif sebagai anggota himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP), Green Concept, klub pecinta fotografi dan menjadi asisten pada mata kuliah Dasar-Dasar Arsitektur Lanskap. Selain itu, penulis juga tergabung dalam UKM paduan suara IPB ”Agriaswara”, mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) dan aktif mengikuti acara-acara seni IPB terutama di bidang musik. Penulis sempat tergabung dalam kepanitian beberapa acara departemen, diantaranya Simposium Ilmiah Nasional IALI 2010. Penulis juga memiliki pengalaman kerja magang di bidang Arsitektur Lanskap dalam beberapa proyek lanskap pada PT. Airmas Asri yang merupakan tempat magang untuk penyusunan skripsi ini.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

... xi

DAFTAR GAMBAR

... xii

DAFTAR LAMPIRAN

... xiii

I.

PENDAHULUAN

... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Manfaat ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

... 3

2.1. Arsitektur Lanskap ... 3

2.1. Desain Lanskap ... 3

2.1. Prinsip Desain ... 4

2.4. Proses Desain ... 6

2.5. Konsultan Desain ... 8

2.6. Pengertian Hotel ... 10

2.7. Discovery ... 12

III. METODOLOGI

... 13

3.1. Lokasi dan Waktu Magang ... 13

3.2. Metode Magang ... 14

3.3. Jenis dan Sumber Data Proyek dan Data Magang ... 16

3.4. Tahapan Kegiatan Magang ... 17

3.5. Jadwal Pengerjaan Proyek ... 18

3.6. Batasan Kegiatan Magang ... 18

3.7. Alur Kerja Penanganan Proyek ... 19

IV. KONDISI UMUM

... 20

4.1. KONDISI UMUM PERUSAHAAN ... 20

4.1.1. Sejarah dan Filosofi Perusahaan ... 20

4.1.2. Data Umum Perusahaan ... 21

4.1.3. Ruang Lingkup Pelayanan Bisnis ... 21

4.1.4. Struktur Organisasi Perusahaaan ... 22

4.1.5. Garis Besar Pembagian Kerja ... 22

4.1.6. Prosedur Penanganan Proyek ... 23

4.2. KONDISI UMUM LOKASI PROYEK ... 27

4.2.1. Fisik dan Biofisik ... 27

4.2.2. Sosial dan Budaya ... 28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

... 32

5.1. PELAKSANAAN PROYEK ... 32

5.1.1. Deskripsi Proyek ... 32

5.1.2. Letak dan Batas Tapak ... 32


(12)

5.1.4. Pihak-Pihak yang Terkait dalam Penanganan Proyek ... 34

5.2. DESAIN DISCOVERY HOTEL, DILI – TIMOR LESTE ... 36

5.2.1. Konsep Dasar Discovery Hotel ... 36

5.2.2. Desain Bangunan ... 38

5.2.3. Desain Lanskap ... 40

5.2.3.1. Konsep Desain Lanskap Hotel ... 40

5.2.3.2. Konsep View dan Zonasi ... 43

5.2.3.3. Konsep Sirkulasi ... 45

5.2.3.4. Elemen dalam Desain Lanskap Hotel ... 47

5.2.3.5. Desain Lanskap pada Masing-masing Lantai ... 52

5.3. REVISI DALAM PROSES PERANCANGAN ... 97

5.3.1. Semi Basement ... 98

5.3.2. Lantai Dasar ... 100

5.3.3. Lantai 2 ... 108

5.3.4. Lantai 4 ... 109

5.4. PROSES PERANCANGAN ... 111

5.4.1. Pertimbangan Bagi Arsitek Lanskap ... 112

5.4.1.1. Pemilihan Material Hardscape ... 112

5.4.1.2. PemilihanMateerial Softscape ... 113

5.4.2. Masalah dan Kendala yang Dihadapi dalam Penanganan Proyek ... 115

5.4.3. Peran Serta Mahasiswa Selama Kegiatan Magang ... 117

5.4.4. Masalah dan Kendala yang Dihadapi Mahasiswa Selama Magang ... 119

VI. PENUTUP

... 122

6.1. Kesimpulan ... 122

6.2. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA

... 125


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Jadwal Kegiatan Magang ... 15 2. Jenis dan Sumber Data Proyek dan Data Magang ... 16 3. Jadwal Pengerjaan Proyek ... 18


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Peta Lokasi Magang ... 13

2. Alur Kerja Penanganan Proyek ... 19

3. Kantor PT. Airmas Asri ... 20

4. Ruang Kerja Sub Divisi lanskap ... 20

5. Struktur Organisasi PT. Airmas Asri (2010) ... 22

6. Struktur Tim Penanganan Proyek ... 23

7. Peta Lokasi Kota Dili ... 27

8. Rumah Adat Tradisional Los Palos ... 29

9. Liceu Dr Fransisco Machado dan Gereja Motael ... 30

10. Potensi Pariwisata Alam di Kota Dili ... 30

11. Potensi Wisata Sejarah dan Budaya di Kota Dili ... 31

12. Lokasi Proyek Discovery Hotel ... 32

13. Kondisi View di Dalam dan Sekitar Tapak ... 33

14. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proyek Discovery Hotel ... 35

15. Filosofi Discovery ... 36

16. Image References pada Konsep Desain Discovery Hotel ... 37

17. Desain Bangunan Discovery Hotel ... 38

18. Penerapan Aken Tradisional Timor Leste pada Desain Interior Hotel ... 39

19. Gabungan Pola Geometrik dan Pola Organik yang menyatu antara Desain Bangunan dan Desain Lanskap ... 41

20. Aplikasi Gaya Arsitektur Tradisional dengan Sentuhan Modern ... 41

21. Landscape Site Plan ... 42

22. Konep View dan Zonasi ... 44

23. Konsep Sirkulasi pada Tapak ... 46

24. Material Pavement yang Digunakan pada Desain Hotel... 48

25. Construction Feature pada Desain Lanskap Hotel ... 49

26. Image ReferencesLighting pada Desain Lanskap Discovery Hotel ... 49

27. Contoh Komposisi Tanaman pada Desain Lanskap ... 50


(15)

29. Penggunaan Landscape Instrument pada Desain Lanskap ... 52

30. Site Plan Semi Basement ... 53

31. Lokasi Spa Garden ... 54

32. Gate pada Spa Garden ... 55

33. Planter Wall pada Dinding Spa Garden ... 56

34. Stepping Stone Tampak Atas dan Potongan ... 56

35. Ilustrasi Water Wall pada Spa Garden ... 57

36. Area Parkir Semi Basement ... 58

37. Gambar Potongan Water Wall Tampak Depan ... 59

38. Site Plan Lantai Dasar (Ground Floor) ... 60

39. Entrance Area pada Ground Floor ... 61

40. Name Sign Hotel ... 62

41. (a)Guad House Tampak Depan, (b)Guard House Tampak Belakang ... 63

42. Gambar Potongan Tampak Gate pada Entrance Area ... 64

43. Name sign dan Flag Pole pada Discovery Hotel ... 65

44. Planting Area pada Entrance Gate ... 67

45. Lokasi Drop off Area pada Driveway ... 68

46. Letak Kanopi pada Drop off Area ... 69

47. Welcoming Pavillion di Tengah Reflecting Pool ... 70

48. Gambar Potongan Driveway dan Guard House pada Drop Off Area ... 71

49. Lokasi Courtyard di Halaman Hotel ... 73

50. Lintasan Walkway di antara Water Stream dan Tanaman Display ... 74

51. Gambar Potongan Koridor ... 75

52. Desain Walkway dan Atap pada Koridor ... 76

53. Water Stream di Sepanjang Walkway ... 78

54. Desain pada Gazebo ... 80

55. Desain Pool Bar ... 81

56. Site Plan pada Swimming Pool ... 83

57. Gambar Potongan Kolam Dewasa dan Kolam Anak ... 84

58. Taman di Belakang Swimming Pool ... 84

59. Planting Plan pada Swimmimg Pool Area ... 85


(16)

61. Gambar Potongan Private Garden ... 87

62. Planting Plan pada Private Garden ... 89

63. Lokasi Roof Garden pada Lantai 2 ... 90

64. Gambar Potongan Roof Garden ... 90

65. Pergola pada Roof Garden Lantai 2 ... 91

66. Walkway dan Pergola Tampak Potongan pada Roof Garden Lantai 2 ... 91

67. Lokasi Desain Lanskap pada Lantai 4 ... 93

68. Desain Gazebo dengan Pola Geometrik ... 94

69. Gambar Tampak Potongan Pergola dan walkway ... 95

70. Detail Potongan Planter Wall pada Reflecting Pool ... 95

71. Lighting pada Tangga Wedding Pavillion ... 96

72. Tampak Atas Reflecting Pool di Sekeliling Wedding Pavillion ... 96

73. Gambar Potongan A - A’ Reflecting Pool ... 97

74. Penghilangan Pohon Pada Area Parkir Semi Basement ... 98

75. Perubahan Pola Area Parkir Semi Basement ... 99

76. Perubahan Sebagian Planting Area pada EntranceArea ... 100

77. Pelebaran Jalur Sirkulasi pada Entrance Gate dan Welcome Area ... 102

78. Penggantian Samanea saman dengan Plumeria sp ... 104

79. Penggantian Samanea saman dengan Santalum album ... 106

80. Penggantian Cassia ferea dengan Santalum album ... 107

81. Perubahan Desain pada Roof Garden Lantai 2 ... 109

82. Penghilangan Sebagian Planting AreaRoof Garden Lantai 4 ... 110


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek

Discovery Hotel ... 127

2. Tabel Pohon dan Palem yang Digunakan dalam Desain Lanskap Hotel ... 129

3. Tabel Semak yang Digunakan dalam Desain Lanskap Hotel ... 131

4. Tabel Tanaman Penutup Tanah, Tanaman Air dan Tanaman Rambat yang Digunakan dalam Desain Lanskap Hotel Air ... 134

5. Semi Basement Setting Out Plan ... 135

6. Ground Floor Section C & D ... 136

7. Water Wall at Spa Garden Plan, Section & Elevation ... 137

8. Water Wall at Semi Basement Plan, Section & Elevation ... 138

9. Ground Floor Setting Out Plan ... 139

10. Flag Pole Detail ... 140

11. Section A & B ... 141

12. Planter Wall Section Details ... 142

13. 2nd Floor Setting Out Plan ... 143

14. 4th Floor Setting Out Plan ... 144

15. Ground Floor Planting Plan (Tree & Palm) ... 145

16. Ground Floor (Partial-A) Planting Plan (Tree & Palm) ... 146

17. Ground Floor (Partial-B) Planting Plan (Tree & Palm) ... 147

18. Ground Floor (Partial-C) Planting Plan (Tree & Palm) ... 148

19. Ground Floor (Partial-D) Planting Plan (Tree & Palm) ... 149

20. Ground Floor (Partial-E) Planting Plan (Tree & Palm) ... 150

21. Ground Floor Planting Plan (Shrubs & Ground Cover) ... 151

22. Ground Floor (Partial-A) Planting Plan (Shrubs & Ground Cover) ... 152

23. Ground Floor (Partial-B) Planting Plan (Shrubs & Ground Cover) ... 153

24. Ground Floor (Partial-C) Planting Plan (Shrubs & Ground Cover) ... 154

25. Ground Floor (Partial-D) Planting Plan (Shrubs & Ground Cover) ... 155

26. Ground Floor (Partial-E) Planting Plan (Shrubs & Ground Cover) ... 156


(18)

(19)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai ibukota Timor Leste, Dili memiliki banyak potensi diantaranya adalah potensi alam, ekonomi, sejarah dan budaya. Kegiatan ekonomi di kota ini meliputi beberapa sektor seperti bisnis, pariwisata, perkebunan, kehutanan dan lain-lain. Padatnya aktivitas ekonomi harus didukung dengan fasilitas-fasilitas yang terkait dengan pelayanan bagi para pelaku kegiatan ekonomi untuk memudahkan mereka dalam memenuhi kebutuhannya selama berada di tempat tersebut. Pelayanan ini meliputi jasa akomodasi, transportasi, pusat informasi, restoran, dan lain-lain. Perusahaan penjual jasa yang menyediakan fasilitas akomodasi paling lengkap adalah hotel.

Hotel tidak hanya diutamakan dari segi arsitekturalnya saja, ketersediaan ruang terbuka dan ruang terbuka hijau, kelengkapan fasilitas, layanan yang disediakan serta penggunaan identitas juga menjadi pertimbangan utama. Desain lanskap pada hotel kelas atas dituntut untuk menyajikan lanskap dengan hardscape dan softscape yang berkualitas tinggi (Hill, 1995). Dalam hal ini arsitek lanskap harus mampu membuat sebuah desain yang berkualitas dengan mempertimbangkan keinginan klien. Untuk mewujudkan bangunan hotel yang tidak hanya indah dari luarnya saja, tetapi juga fungsional diperlukan pemikiran yang matang dalam menentukan sebuah konsep oleh konsultan desain. Discovery Hotel, merupakan salah satu hotel yang berlokasi di kota Dili yang didesain dengan mengangkat keunikan-keunikan yang dimiliki Timor Leste baik alam maupun budayanya.

Untuk mewujudkan hotel ini owner bekerjasama dengan PT. Airmas Asri, sebuah konsultan desain yang bergerak pada jasa perancangan lanskap, bangunan dan interior. Desain lanskap Discovery Hotel ini ditangani oleh divisi lanskap yang merupakan tempat mahasiswa melakukan kegiatan magang. Proses desain yang dilakukan oleh konsultan melalui beberapa tahapan sampai menghasilkan desain yang utuh dan siap untuk dibangun. Setiap tahapan yang dilalui seringkali terjadi perubahan-perubahan yang dikarenakan keinginan klien, perkembangan ide dari pihak konsultan maupun hasil koordinasi dengan pihak-pihak lain atau


(20)

adanya kendala di lapangan mengharuskan pihak konsultan desain untuk melakukan revisi. Kegiatan revisi ini memerlukan pemikiran dan pertimbangan dari para arsitek lanskap untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Keikutsertaan mahasiswa dalam proses perancangan yaitu pada tahap Design Development yang meliputi pembuatan hardscape dan softscape drawing serta kegiatan revisi. Kegiatan magang ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme diri serta kompetensi di bidang arsitektur lanskap.

1.2. Tujuan Magang

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan memperluas wawasan serta pengalaman keprofesian di bidang arsitektur lanskap. Sedangkan tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:

1. Mempelajari dan berpartisipasi secara aktif dalam perancangan lanskap Discovery Hotel, Dili - Timor Leste.

2. Mempelajari permasalahan yang ada pada tahap Design Development dan membuat alternatif solusinya.

3. Melakukan revisi, membuat hardscape dan softscape drawing pada proyek Discovery Hotel.

1.3. Manfaat Magang

Kegiatan magang yang dilakukan di PT. Airmas Asri ini bermanfaat untuk mengembangkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesunggguhnya. Selain itu, kegiatan magang ini juga dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai teknik mendesain dalam skala yang lebih kompleks serta sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi di bidang arsitektur lanskap antara mahasiswa dan PT. Airmas Asri.


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Arsitektur Lanskap

Menurut Eckbo dalam Laurie (1985), arsitektur lanskap merupakan bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau dibentuk oleh manusia, di luar bangunan, jalan, utilitas, sampai alam bebas, yang dirancang terutama sebagai ruang untuk tempat tinggal manusia (tidak termasuk ladang pertanian, hutan). Hal tersebut merupakan pembentukan hubungan antara bangunan, pengolahan permukaan dan konstruksi luar ruang lainya, bumi, bentuk batu-batuan, kawasan air, tumbuh-tumbuhan dan ruang terbuka, dan bentuk serta karakter umum pada kepuasan manusia, hubungan antara masyarakat dengan kawasan lahan antara manusia dengan ruang luar tiga-dimensional baik kuantitatif maupun kualitatif.

2.2. Desain Lanskap

Desain lanskap merupakan suatu proses yang lengkap yang mengkombinasikan antara praktek dari teknik-teknik seni dalam satu kesatuan dan komposisi yang fungsional (Hannebaum, 2002). Menurut Loidl dan Bernard (2003), desain (dalam arsitektur lanskap) meliputi urutan dan penataan benda-benda untuk memuaskan keinginan manusia yang tak henti-hentinya dalam mencari pertalian untuk saling menghubungkan. Pertalian dapat mendayagunakan fenomena yang dirasa sebagai pemisah, jika dapat menyatukan mereka menjadi unit dasar dari fitur-fitur umum (kesamaan).

Menurut Van Der Zanden (2008) Desain lanskap adalah seni dan ilmu dalam mengatur dan memperkaya ruang outdoor melalui penempatan tanaman dan struktur dalam hubungan yang berguna dan serasi dengan lingkungan alam. Dalam hal ini terdapat suatu konsep yang kompleks yang meliputi penyelesaian masalah, aplikasi dari prinsip desain secara universal, integrasi dari human landscape, komunikasi oral dan visual yang pada akhirnya akan menghasilkan lanskap yang terdesain dengan baik. Aplikasi proses, teori dan prinsip pada desain lanskap akan berbeda-beda pada setiap proyek dan tiap desainer. Dasar teori untuk desain lanskap adalah mengkombinasikan proses penyelesaian masalah yang universal dengan human landscape dan menguatkan kualitas alam.


(22)

2.3. Prinsip Desain

Prinsip Desain adalah dasar terwujudnya suatu rancangan atau ciptaan suatu bentuk agar komponen dan unsur yang membentuknya dapat saling menyatu. Komponen dan unsur-unsur bentuk mempunyai sifat masing-masing yang mempunyai karakteristik tersendiri. Hal ini dikarenakan prinsip desain merupakan suatu hukum dalam hubungan atau rencana dari penataan yang menentukan cara bagaimana elemen-elemen harus dikombinasikan untuk menyempurnakan efek khusus.

Prinsip dasar dalam desain adalah keteraturan dan kesatuan yang dapat memberikan keindahan. Keteraturan ini diperoleh melalui pendekatan tema rancangan, antara lain keteraturan ruang formal, informal, simetris, atau pendekatan dari segi keteraturan bentuk, misalnya alami, tradisional dan modern. Kesatuan yang dimaksud adalah hubungan yang harmonis dari berbagai elemen atau komponen unsur yang ada dalam suatu rancangan (Van Der Zanden, 2008). Adapun prinsip-prinsip desain dalam lanskap antara lain:

Unity

Merupakan prinsip desain yang paling utama. Kualitas yang ditemukan pada seluruh lanskap yang baik, berdasarkan ritme landform alami, dominasi dari satu tipe vegetasi, human use dan bangunan yang telah menyatu dengan lingkungan sekelilingnya. Keserasian pengaturan seluruh unsur sehingga tidak berdiri sendiri-sendiri dan mempunyai hubungan satu sama lain sehingga membentuk rancangan atau desain lanskap dalam satu kesatuan yang menyeluruh.

Balance

Keseimbangan dalam desain berarti penyamaan tekanan visual suatu komposisi antara unsur-unsur yang ada pada suatu desain lanskap. Dalam seluruh proses kehidupan pada dasarnya memerlukan keseimbangan. Bentuk-bentuk keseimbangan antara lain:

a. Kesimbangan Simetris, keseimbangan formal, atau keseimbangan statis: mempunyai sifat kaku namun agung, impresif dan formal. Susunan elemen-elemen kiri dan kanan akan tampak sama besar. Bobot visual yang sama antara kiri dan kanan didukung oleh susunan elemen taman yang sama.


(23)

b. Keseimbangan asimetris, keseimbangan informal, atau keseimbangan dinamis: keseimbangan ini memberikan kesan gerak, penempatan yang bersifat kebetulan dan santai. Elemen taman sebelah kiri sumbu tidak sama persis dengan sebelah kanan setiap bobot visualnya sama.

Harmony

Komposisi suatu desain yang harmonis dapat dicapai dengan keselarasan antar unsur-unsur pembentuknya. Harmoni berada diantara keserupaan yang absolut dengan kontras yang tajam (perbedaan). Keserupaan yang terlalu besar membosankan. Kontras yang mencolok menimbulkan pemberontakan sehingga keselarasan tidak tercapai. Desain Harmonis bila menampilkan kesatuan ide yang menyeluruh.

Rhythm

Sering dihubungkan dengan seni musik atau suara karena sifatnya yang mudah ditangkap dan sering dinikmati manusia. Dalam menyusun komposisi desain dikenal istilah rhythm atau irama dalam pengertian semu. Dalam menikmati karya taman secara visual mata manusia dapat bergerak sesuai dengan irama tertentu secara teratur dari satu benda ke benda berikutnya. Perancangan lanskap yang berhasil akan menciptakan suatu alur atau irama pemandangan. Irama dalam desain dapat memecah kemonotonan yang membosankan.

Emphasis

Suatu komposisi desain akan hambar tanpa adanya dominansi atau aksen sebagai titik pusat perhatian. Aksen atau titik perhatian dapat menggugah semangat, menghidupkan suasana, memecah kemonotonan dan memberi variasi maksimal. Kesan ini dapat diperoleh dengan cara membuat kontras, kejutan, pembeda, penekanan dan fokalisasi (focal point). Ada beberapa cara untuk menciptakan emphasis, yaitu: pengelompokan unsur-unsur sejenis (misal: unsur-unsur sewarna, sebentuk), pengecualian atau menghadirkan suatu unsur yang berbeda dari unsur lainnya (misal: penempatan bentuk, warna, garis), arah dengan menempatkan emphasis sedemikian rupa sehingga unsur yang lain mengarah kepadanya (point interest-center point), kontras dengan perbedaan yang mencolok diantara unsur desain (misal: warna cerah dalam warna gelap, bentuk kecil ditengah bentuk besar).


(24)

2.4. Proses Desain

Perancangan adalah sebuah proses kreatif yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi, biologi dan efek psikologis serta fisik yang ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna dan ruang yang merupakan hasil dari pemikiran yang saling berhubungan (Simonds, 1983). Menurut Laurie (1985), perancangan berkenaan dengan seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan dan kombinasi-kombinasinya sebagai pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu di dalam rencana tapak. Dalam proses perancangan desain arsitektur lanskap terdapat tahapan-tahapan dari awal sampai akhir. Menurut Hakim (2003) tahapan-tahapan dalam proses perancangan meliputi: a) fakta, b) analisis, c) konsep, d) pradesain dan e) pengembangan desain, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Fakta

Merupakan gagasan awal proyek dimana dilakukan penetapan judul proyek, maksud, tujuan, interpretasi, tema, definisi dan filosofi. Pengumpulan data proyek yang meliputi data fisik (luas, tanah, hidrologi, geologi, iklim, topografi, vegetasi dan satwa) dan data sosial (budaya, sosial, ekonomi, sifat dan kegiatan). Serta Pernyataan masalah yang ada seperti sosial, ekonomi, fisik dan teknis. b. Analisis

Akan menjabarkan kebutuhan aktivitas fungsi. Analisis yang dilakukan meliputi analisis tapak (in site) yaitu analisis ke arah fisik alami seperti tanah, hidrologi, klimatologi, topografi, tata hijau, dan potensi. Analisis lingkungan (off site) berupa aspek sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan. Serta tinjauan master plan yang merupakan analisis ke arah fisik buatan, misalnya zonasi kegiatan, orientasi bangunan, arsitektur bangunan, fungsi bangunan, sistem sirkulasi, sistem utilitas. Hal yang bisa dilakukan selanjutnya pada tahap ini yaitu studi banding. c. Konsep

Dalam bentuk skematik, meliputi skematik plan yang berbentuk dua dimensi (lingkungan, zoning, kebutuhan ruang, kebutuhan aktivitas, spatial, sirkulasi, tata hijau dan pembentukan muka tanah), skematik desain yang berbentuk tiga dimensi, sketsa imajinatif dan konsep pembiayaan.


(25)

d. Pradesain

Merupakan desain awal dimana dilakukan aplikasi dari konsep yang telah dibuat menjadi olahan desain dalam bentuk tiga dimensi dengan mempertimbangkan: tema, komponen ruang, bentuk, gaya, fungsi, komposisi, skala, warna, bahan material, sistem konstruksi, estetika dan tekstur serta pembuatan maket.

e. Pengembangan Desain

Merupakan desain akhir keputusan yang meliputi gambar perencanaan (layout plan, landscape plan, planting plan, elevation plan, section plan, lighting plan, topografi plan, drainage plan, utility plan, maintenance plan dan perspektif), gambar perancangan (detail desain, pengembangan desain lanskap, planting design, section, elevation, detail lanskap furniture, detail hard material, detail soft material, detail construction dan perspektif bagian rancangan), maket presentasi, dan dokumen atau laporan rancangan (dokumen rencana kerja dan syarat, dokumen pembiayaan, dokumen pelelangan dan dokumen kontrak).

Menurut Booth (1983), proses desain adalah masa dari proses pemecahan masalah. Bagi desainer lanskap, proses desain mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penerimaan proyek

2. Penelitian dan analisis (termasuk kunjungan tapak) a. Persiapan peta dasar.

b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi). c. Wawancara klien.

d. Pengembangan program. 3. Desain

a. Diagram fungsional yang ideal b. Concept plan

c. Diagram fungsional hubungan tapak d. Studi bentuk komposisi

e. Preliminary design f. Desain skematik g. Master plan


(26)

h. Pengembangan desain 4. Gambar konstruksi

a. Layout plan b. Grading plan c. Planting plan d. Construction details 5. Implementasi

6. Evaluasi pasca konstruksi 7. Pemeliharaan.

Dalam prakteknya sering terjadi tahap-tahap yang overlap satu sama lain, namun proses tersebut tetap berlangsung secara simultan.

2.5.

Konsultan Desain

Menurut Sharky (1994), konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri dengan menawarkan ide, rekomendasi, saran, dan keahlian untuk harga suatu desain. Konsultasi merupakan aktivitas yang menyediakan saran dalam bentuk informasi, rekomendasi prosedur atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar dengan sejumlah biaya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal, atau rencana kesesuaian proyek.

Menurut Gold (1980), konsultan lanskap adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi dalam kota. Perencana kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perencanaan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia. Kriteria dalam memilih konsultan yang profesional, yaitu:

1. Pengalaman dan reputasi.

2. Latar belakang dari setiap staf yang ada. 3. Kemampuan tingkat muatan kerja.


(27)

4. Ketersediaan pakar dan ahli dalam setiap bidang disiplin ilmu. 5. Tanggung jawab professional.

6. Tanggung jawab sosial.

Sedangkan layanan-layanan yang diberikan oleh konsultan lanskap antara lain:

1. Memberikan rekomendasi material penanaman suatu proyek atau kondisi tapak tertentu.

2. Memberikan spesifikasi teknis mengenai material lanskap secara tertulis. 3. Mempersiapkan program pemeliharaan lanskap.

4. Memberikan pendapat dari seorang ahli.

5. Mempersiapkan rekomendasi atau perbaikan terhadap anggaran biaya dan modal.

6. Memimpin pembuatan rencana kesesuaian untuk usulan suatu proyek. Pengadaan Jasa Konsultasi Desain

Pada setiap konsultan lanskap terdapat beberapa metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengadaaan jasa konsultasi. Metode yang digunakan dapat dengan salah satu atau lebih dari metode-metode berikut ini:

1. Seleksi Umum

Seleksi yang pesertanya dipilih melalui proses prakualifikasi. Dilakukan secara terbuka melalui media cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum serta jika memungkinkan melalui media elektronik agar konsultan yang memenuhi syarat dapat mengikutinya.

2. Seleksi Langsung

Pengadaan jasa konsultasi yang pesertanya dipilih langsung dengan cara membandingkan penawaran beberapa penyedia jasa yang memenuhi syarat serta dilakukan negosiasi secara bersaing, baik teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang wajar dan teknis dapat dipertanggungjawabkan.

3. Penunjukan Langsung

Pengadaan jasa konsultasi yang penyedia jasanya ditentukan oleh kepala kantor atau satuan kerja atau pemimpin proyek atau bagian proyek atau pejabat yang disamakan.


(28)

2.6. Pengertian Hotel

Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Pengertian hotel dapat disimpulkan dari beberapa definisi berikut ini: a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan

bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987).

b. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut : 1) jasa penginapan, 2) pelayanan makanan dan minuman, 3) Pelayanan barang bawaan, 4) pencucian pakaian, 5) penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya (Endar Sri, 1996).

c. Sarana tempat tinggal untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran (Lawson, 1976).

Karakteristik Hotel

Hotel memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentuk industri lain. Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah:

a. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja yang banyak pula.

b. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya dan keamanan dimana hotel tersebut berada.

c. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan.

d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.


(29)

e. Memperlakukan pelanggan seperti raja dan sebagai partner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.

Jenis Hotel

Menurut Tarmoezi (2000), penentuan jenis hotel berdasarkan lokasi, kebutuhan pelanggan dan ciri khas wisatawan yaitu a) city hotel, b) residential hotel, c) resort hotel dan d) motel (motor hotel), dengan penjelasan sebagai berikut:

a. City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

b. Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Hotel ini dilengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga. c. Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.

d. Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.


(30)

Menurut Tarmoezi (2000), dari banyaknya kamar yang disediakan, hotel dapat dibedakan menjadi: a) small hotel, b) medium hotel dan c) large hotel; masing-masing dengan jumlah kamar maksimal 28, 28-299 dan lebih dari 300 kamar.

Menurut keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978, klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan simbol bintang antara satu sampai dengan lima. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas hotel tersebut. Penilaian dilakukan selama tiga tahun sekali dengan tatacara serta penetapannya dilakukan oleh Direktorat Jendral Pariwisata.

2.7. Discovery

Discovery merupakan sebuah kata benda dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata kerja discover yang artinya menemukan atau mengetahui. Dalam Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia (Echols dan Shadily, 1985) discovery merupakan kata benda yang memiliki arti penemuan atau pendapatan. Sedangkan definisi discovery dari kamus Webster yaitu suatu tindakan dalam menemukan sesuatu, menyingkap atau mengetahui dengan pasti sesuatu yang sebelumnya belum diketahui atau belum dikenali. Dalam industri pariwisata Timor Leste, kata discovery juga digunakan oleh pemerintah untuk mempromosikan kekayaan alam yang dimiliki negara tersebut dengan slogan “Timor Leste Land of Discovery”. Penggunaan kata discovery dalam slogan ini dimaksudkan untuk mengimbau kepada masyarakat dunia untuk lebih mengenal Timor Leste dari dekat melalui potensi-potensi yang dimiliki baik alam, sejarah maupun budayanya.


(31)

III. METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilakukan pada divisi lanskap PT. Airmas Asri yang berlokasi di Jalan Cikini IV No. 6 Jakarta Pusat 10330. PT. Airmas Asri merupakan sebuah perusahaan konsultan arsitektur tunggal swasta bertaraf internasional yang berperan sebagai penyedia jasa layanan konsultansi arsitektur bangunan, arsitektur lanskap, dan interior di berbagai sektor untuk proyek-proyek prestisius berskala besar. Kegiatan magang berlangsung selama 12 minggu, yaitu dimulai dari minggu keempat bulan Februari 2010 hingga minggu keempat bulan Mei 2010. Jadwal kegiatan magang dapat dilihat pada Tabel 1.


(32)

3.2. Metode Magang

Metode yang digunakan selama kegiatan magang dengan fokus proyek Discovery Hotel, Dili-Timor Leste pada PT. Airmas Asri ini berupa:

1) Partisipasi aktif dalam kegiatan perancangan pada divisi lanskap,

(a) Partisipasi aktif dalam proyek utama perancangan lanskap Discovery Hotel, Dili-Timor Leste.

(b) Partisipasi aktif dalam proses perancangan proyek-proyek lain selama magang, yaitu: Royal Mediterania Garden Residences (Jakarta), The Cosmo Terrace Apartement (Jakarta), Green Bay @ Pluit (Jakarta), Open Mall Lagoi Bay (Bintan), Nusa Dua Convention Center (Bali), Garden City Apartement (Jakarta) dan Kantor Pusat Pertamina (Jakarta).

2) Pengamatan langsung di site contoh desain pada proyek yang telah diselesaikan perusahaan sebagai referensi desain. Pada proyek Discovery Hotel tahapan ini tidak dilakukan karena pada saat magang proyek tersebut sudah pada tahap Design Development.

3) Wawancara. 4) Studi pustaka.

Ruang lingkup pekerjaan yang diikuti dalam kegiatan magang secara umum meliputi: a) kegiatan studio dan lapang, b) kegiatan administrasi, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Kegiatan studio dan lapang

Kegiatan studio yang dilakukan mencakup proses perancangan lanskap pada proyek Discovery Hotel dan proyek lainnya, sedangkan kegiatan lapang berupa pengamatan langsung di site dan review pada proyek yang telah diselesaikan oleh perusahaan yaitu pada Grand Hyatt, Mandarin Oriental dan Plasa senayan. b. Kegiatan administrasi

Berkaitan dengan pengembangan kualitas softskill mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kualitas berpikir dan kerja mahasiswa dalam menghasilkan karya arsitektur lanskap. Kegiatan ini mengutamakan tiga hal yang harus dipelajari oleh mahasiswa magang.


(33)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang

Jenis Februari Maret April Mei

Kegiatan IV I II III IV I II III IV I II III

1. Orientasi

a. Pengenalan Lembaga dan Manajemen b. Pengenalan staf dan

Karyawan

c. Studi Referensi Desain 2. Pengenalan Sistem

Kerja

a. Pengenalan administrasi

Proyek

b. Pengenalan proses

kerja

divisi lanskap 3. Kegiatan Perancangan

dan Produksi

a. Design Development b. Working Drawing c. Tender Drawing

4. Kegiatan Lapang

Site Review

1. Mempelajari struktur dan organisasi perusahaan:

a. Mengetahui sejarah pendirian perusahaan tempat magang.

b. Memahami prosedur sistem kerja yang berlaku dalam perusahaan. c. Mengikuti peraturan yang berlaku dalam perusahaan.

2. Mempelajari sistem kerja yang digunakan dalam perusahaan:

a. Metode dari suatu proses perancangan proyek seperti teknik dalam penggunaan software penunjang.

b. Manajemen tenaga kerja pada perusahaan dan pembagian tugas dalam penanganan proyek.

c. Pengembangan SDM pada perusahaan dalam memelihara produktivitas dan kekompakan tim, komunikasi internal perusahaan.

3. Mempelajari masalah dan solusi kerja yang dihadapi perusahaan sehingga dapat dihasilkan suatu produk yang sesuai.


(34)

3.3. Jenis dan Sumber Data Proyek dan data Magang

Beberapa jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam kegiatan magang mencakup data yang berkaitan dengan proyek dan data mengenai perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis dan Sumber Data Proyek dan Data Magang

Jenis Data Data Data Sumber Data

Primer Sekunder

Kondisi Umum Lokasi

Proyek

Kondisi Biofisik

Letak dan Luas Studi Pustaka

Iklim Studi Pustaka

Vegetasi Studi Pustaka

Topografi Studi Pustaka

Hidrologi Studi Pustaka

Kondisi Sosial

Sejarah kawasan Studi Pustaka

Sosial Budaya Studi Pustaka

Kondisi Umum Perusahaan

Sejarah Perusahaan Dokumen perusahaan Struktur Organisasi Dokumen perusahaan, dan Wawancara Sistem Kerja Wawancara, Arsitek Lanskap dan Observasi

Proses Pelaksanaan Proyek

Wawancara dan Arsitek Lanskap Perancangan Lanskap Design Concept Wawancara dan Arsitek Lanskap Schematic Drawing Wawancara dan Arsitek Lanskap Design Development Wawancara, Arsitek Lanskap dan Observasi Langsung Working Drawing Wawancara dan Arsitek Lanskap Tender Drawing Wawancara, Arsitek Lanskap dan Observasi Langsung


(35)

3.4. Tahapan Kegiatan Magang

Tahapan yang diikuti selama kegiatan magang yang dilakukan dalam perusahaan, antara lain:

1. Pengenalan Lembaga dan Manajemen

Perkenalan dengan staf dari berbagai divisi dan tingkatan manajerial yang terdapat dalam perusahaan, beserta pengamatan terhadap sejarah, latar belakang, struktur organisasi, prosedur dan manajemen kerja, serta peraturan yang berlaku di PT. Airmas Asri.

2. Observasi Lapang

Kunjungan ke site yang telah selesai dirancang dan dibangun, dimana kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengamati desain, konstruksi, serta material yang digunakan dalam suatu proyek. Elemen yang diamati antara lain water feature, lighting, paving, softscape, hardscape dan sebagainya. Pada proyek Discovery Hotel tahapan ini tidak dilakukan karena pada saat magang proyek tersebut sudah pada tahap Design Development. 3. Pengumpulan Data dan Studi Pustaka

Proses pengumpulan data yang diperoleh dari klien maupun arsitek bangunan mengenai informasi dan sejarah tapak yang akan dirancang serta studi pustaka yang berisi referensi desain yang menunjang proses perancangan lanskap. 4. Perancangan

Kegiatan utama dalam kegiatan magang, yang meliputi tahap Design Development, Hardscape Drawing, Softscape Drawing dan penyiapan dokumen tender. Perancangan dilakukan pada beberapa proyek yang sedang berjalan dengan tahapan yang berbeda-beda, namun terdapat pemfokusan proyek utama perancangan lanskap, yaitu proyek dengan pengerjaan perancangan yang frekuensinya paling sering dan dominan, yaitu perancangan lanskap Discovery Hotel, Dili-Timor Leste.

3.5. Jadwal Pengerjaan Proyek

Jadwal pengerjaan proyek Discovery Hotel, Dili - Timor Leste pada waktu pelaksanaan magang berfokus pada tahap proses desain menuju tender, revisi pada tahap Design Development hingga tender drawing yang meliputi lantai semi


(36)

basement, lantai dasar, lantai 2 dan lantai 4. Jadwal pengerjaan proyek Discovery Hotel, Dili-Timor Leste secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jadwal Pengerjaan Proyek Discovery Hotel

Fase Pengerjaan Waktu Pengerjaan Waktu Submit

Awal Penerimaan Proyek 1 Desember 2008

Divisi Bangunan

Preliminary Design Concept 2 bulan 1 Februari 2009 Final Design Concept 3 mingggu 30 Maret 2009 Schematic Drawing 2 bulan

Schematic drawing 50% 1 Mei 2009

Schematic drawing 100% 22 Agustus 2009

Design Development 4 bulan

Design Development 50% 8 Oktober 2009

Design Development 100% 30 Desember 2009

Working drawing 1 bulan 8 Februari 2010

Tender Drawing 1 minggu 8 Maret 2010

Divisi Lanskap

Preliminary Design Concept 2 minggu 1 Agustus 2009 Final Design Concept 1 minggu 25 Agustus 2009

Schematic Drawing 2 minggu 3 Oktober 2009

Design Development* 2 bulan 8 Maret 2010

Working drawing* 1bulan

Hardscape Working

Drawing* 10 April 2010

Softscape Working

Drawing* -

Tender Drawing* 1minggu 05 Mei 2010

*Tahap yang diikuti mahasiswa

3.6. Batasan Kegiatan Magang

Lingkup kegiatan magang yang diikuti mahasiswa pada PT. Airmas Asri yaitu sebatas mengikuti proses tahapan perancangan di perusahaan dengan fokus proyek Discovery Hotel, Dili – Timor Leste.


(37)

3.7. Alur Kerja Penanganan Proyek

Gambar 2. Alur Kerja Penanganan Proyek PROYEK

(Keinginan owner, TOR (Term of Reference))

KONSULTAN DESAIN (PT. Airmas Asri)

DIVISI DESAIN

Pengembangan Desain

Reviewing Budget

Skemati

TENDER OWNER

Koordinasi

PROSES PERANCANGAN

QUANTITY SURVEYOR

Masalah dan Kendala

Perubahan Desain dan Revisi Konsep

Desain Bangunan Desain Lanskap


(38)

III. KONDISI UMUM

4.1. KONDISI UMUM PERUSAHAAN 4.1.1. Sejarah dan Filosofi Perusahaan

PT. Airmas Asri merupakan perusahaan penyedia jasa layanan konsultansi arsitektur terkemuka di Indonesia yang didirikan pada bulan Oktober 1988 di Jakarta dan telah berkembang untuk menjadi yang terdepan dalam penyedia jasa layanan konsultansi arsitektur. Perusahaan ini telah diberi kepercayaan oleh klien untuk merancang dan mengembangkan banyak proyek di berbagai sektor. PT. Airmas Asri juga telah meraih anugerah BCI Asia Top Ten Award, penghargaan internasional yang membuktikan mereka sebagai perusahaan desain arsitektur terbaik di Indonesia dalam skala international saat ini dengan nilai proyek tertinggi. Konsultan ini mampu menerjemahkan keinginan klien menjadi sebuah bangunan yang selaras dengan lingkungan dan dapat menyelesaikan proyek secara efisien sekaligus dapat mengatasi perubahan keadaan ekonomi dan preferensi dari klien.

Airmas beroperasi dengan filosofi bahwa arsitektur bukan hanya mengenai desain bangunan yang indah dan mengesankan tetapi juga menciptakan lingkungan fisik yang dapat memberikan nilai tambah maksimal bagi klien. Airmas mampu beradaptasi dengan perubahan dan pengembangan kebutuhan klien. Gambar 3 menunjukkan halaman depan kantor Airmas Asri, sedangkan Gambar 4 menggambarkan ruang kerja sub divisi lanskap.


(39)

4.1.2. Data Umum Perusahaan

PT. Airmas Asri bergerak dalam bidang konsultansi dengan sub bidang pekerjaan umum. Status perusahaan termasuk ke dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) dan tergabung pada Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO). Berikut adalah data umum berupa informasi mengenai perusahaan yang dapat diketahui oleh publik:

Nama Perusahaan : PT. Airmas Asri Tahun Berdiri : Oktober 1988

Alamat : Jalan Cikini IV No. 6 Jakarta Pusat, 10330 Indonesia

Telepon : 021-31906688

Fax : 021-31906767

Email : airmas@cbn.net.id

Website : www.airmasasri.com

4.1.3. Ruang Lingkup Pelayanan Bisnis

Dalam penanganan proyek, Airmas hanya bergerak dalam bidang jasa konsultansi desain tanpa memberikan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Produk akhir yang dihasilkan perusahaan berupa gambar desain yang siap untuk tender dan dilaksanakan oleh para kontraktor pemenang tender. Airmas berfokus dalam menyediakan layanan desain arsitektur dalam berbagai sektor secara lengkap pada ruang lingkup: a) urban & master planning, b) building architecture, c) interior architecture dan d) landscape architecture. Pada ruang lingkup ini, Airmas terlibat dalam semua aspek layanan di seluruh tahapan dari pengembangan suatu proyek, yaitu conceptual design, schematic design, design development dan detail design. Pelayanan bisnis PT. Airmas Asri berdasarkan tipe bangunan dan jenis proyeknya dibedakan menjadi: a) office building, b) shopping center, c) apartment/condominium, d) hotel, e) resort/town house, f) mix use (apartment, mall, shop houses, hotel, ballroom, office), g) industrial estate/park, h) hospital, i) campus, j) recreational, k) airport danl) planning/masterplan.


(40)

1.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Pada struktur organisasi PT. Airmas Asri, posisi paling atas adalah direktur utama yang dibantu oleh seorang sekretaris direktur. Direktur utama langsung membawahi empat direktur dari divisi 1, divisi 2, divisi 3 dan divisi 4. Di bawah divisi tersebut terdapat sub divisi yang meliputi sub divisi proyek, sub divisi desain bangunan, sub divisi lanskap, sub divisi produksi dan sub divisi interior. Struktur organisasi PT. Airmas Asri dijelaskan dalam bagan di bawah ini.

Gambar 5. Struktur Organisasi PT. Airmas Asri (2010)

1.1.5. Garis Besar Pembagian Kerja

Dalam menangani proyek, perusahaan akan membentuk sebuah tim yang terdiri dari sejumlah karyawan dari berbagai sub divisi pada masing-masing divisi (divisi 1, divisi 2 dan divisi 3). Setiap tim proyek akan terdiri dari seorang project director, seorang project coordinator dan tim desain. Project director bertugas memimpin suatu proyek dan bertangung jawab penuh terhadap sistem manajemen proyek tersebut dengan mengawasi seluruh tahapan desain secara keseluruhan mulai dari konseptualisasi hingga dokumentasi dan implementasi proyek yang sedang dikerjakan. Project coordinator bertanggung jawab dalam urusan internal perusahaan dan berkomunikasi dengan pihak-pihak konsultan di luar perusahaan agar proses desain yang berlangsung dapat berjalan secara sinergis. Tim desain dari suatu proyek terdiri dari sejumlah karyawan dari beberapa sub divisi yang 4.1.4.


(41)

terlibat dari proyek tersebut. Project manager banyak berhubungan langsung dengan klien, melakukan komunikasi dengan baik, memahami kebutuhan dan keinginan klien serta memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada saat desain atau konstruksi proyek berlangsung. Struktur tim penanganan proyek dalam perusahaan dapat dilihat pada Gambar 6.

Prosedur Penanganan Proyek

Dalam PT. Airmas Asri, pekerjaan yang dilakukan dalam setiap penanganan proyek secara umum dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Site Surveying

Merupakan tahap awal dari penanganan suatu proyek. Pada tahap ini dilakukan kunjungan ke lokasi proyek untuk melihat kondisi tapak secara langsung sekaligus untuk melakukan inventarisasi, analisis dan sintesis, pencarian informasi yang diperlukan bagi proses perancangan nantinya. Kunjungan tapak ini dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proyek tersebut. Hasil dari site surveying ini kemudian akan diterjemahkan ke dalam sketsa atau bagan.

2. Design Process a. Conceptual Design

Dalam tahap ini konsultan desain membuat desain konseptual berdasarkan hasil pertimbangan dari pendefinisian kebutuhan dan keinginan klien, serta ide dan gagasan dari pihak konsultan desain yang dikaitkan dengan karakter tapak (preliminary concept design). Pada tahap

Gambar 6. Struktur Tim Penanganan Proyek


(42)

ini desain yang dihasilkan belum sampai detail. Tugas yang dilakukan konsultan desain pada tahap ini antara lain:

 Konsultasi dengan klien dan konsultan-konsultan lainnya yang terlibat dalam proyek untuk menetapkan tanggung jawab desain masing-masing pihak, tanggal submit, fase proyek dan biaya.

 Koordinasi dengan konsultan-konsultan lain untuk kelancaran dalam kelangsungan proses desain.

Pada tahap ini pihak konsultan desain membuat proposal konsep untuk dipresentasikan kepada klien yang berisi gagasan dan jawaban dari segala macam kebutuhan dan permasalahan klien yang ada. Biasanya pihak konsultan desain membuat pilihan alternatif desain dari gambar yang dibuatnya. Setelah itu akan dilakukan evaluasi berupa diskusi yang dititikberatkan pada alternatif desain yang diajukan oleh pihak konsultan desain. Hasil akhir dari evaluasi ini adalah kesepakatan antara klien dengan konsultan desain tentang gagasan perancangan yang akan dikembangkan selanjutnya (final concept design).

b. Schematic Design

Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap conceptual design. Gambar yang dihasilkan pada tahap ini masih dalam bentuk schematic drawing yang belum dilengkapi dengan keterangan-keterangan, antara lain berupa gambar potongan setiap elemen (planter box, swimming pool, restaurant dan lainnya) akan tetapi belum terdapat keterangan dimensi secara lengkap. Gambar pada tahap schematic ini biasanya bertujuan untuk mencocokkan apakah elemen-elemen pada gambar yang telah dibuat pada tahap konsep sesuai dan dapat diaplikasikan pada tapak. Pembuatan desain pada tahap ini merupakan hasil pertimbangan dari analisis pada tahap site surveying, penyesuaian dengan kondisi tapak, serta penentuan-penentuan fasilitas apa saja yang dibutuhkan.

c. Design Development (DD)

Merupakan tahapan pengembangan ide atau gagasan menjadi produk rancangan yang lebih detail. Sudah dimasukan pertimbangan-pertimbangan teknis, seperti pencantuman dimensi, material yang


(43)

digunakan, spek, harga dan biaya dari pihak konsultan lain yang ada di luar konsultan desain. Titik beratnya terdapat pada perkembangan desain dan pencapaian pekerjaan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Pekerjaan utama pada tahap ini, antara lain:

 Evaluasi dari klien pada tahap schematic design.

 Koordinasi antar sub divisi di dalam perusahaan serta dengan pihak-pihak konsultan lainnya dalam membentuk desain yang sesuai standar pada masing-masing bidangnya.

 Membuat gambar detail design development untuk semua elemen. Hasil dari tahap design development ini terdiri dari gambar hitam putih berupa gambar dari AutoCAD, site plan dengan skala yang tepat, site sections, elevation dan detail dengan ukuran yang tepat serta spesifikasi dan detail dari elemen bangunan dan lanskap (hardscape dan softscape).

Pada tahap design development juga terdapat evaluasi dan setiap melewati tahap perkembangan tertentu pihak konsultan akan memberikan progress report kepada owner untuk melaporkan sejauh mana penanganan proyek tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi klien memberikan feedback berupa penambahan atau perubahan terhadap hasil dari setiap tahapan perkembangan, sehingga pihak konsultan desain harus melakukan revisi yang hasilnya diajukan kembali kepada klien.

d. Working Drawing (WD)

Tahapan ini menghasilkan gambar yang berisi informasi teknis yang diperlukan untuk keseluruhan elemen yang digunakan pada desain proyek dan digunakan untuk keperluan tender dan konstruksi. Setiap gambar kerja yang dibuat dibedakan antara WD untuk desain bangunan dan WD untuk lanskap. WD untuk lanskap dibedakan menjadi dua, yaitu Hardscape Working Drawing dan Softscape Working Drawing.

Hardscape Working Drawing (HWD)

Berisi informasi teknis seluruh elemen hardscape yang diperlukan untuk hardscape tender dan construction drawings. Pekerjaan pada tahap ini meliputi persiapan rencana layout lanskap untuk ilustrasi


(44)

level, lokasi dan material, serta persiapan details, sections dan elevations untuk menggambarkan desain hardscape features. Hasil dari tahap ini berupa gambar hardscape plan dan hardscape detail dengan skala dan ukuran yang tepat.

Softscape Working Drawing (SWD)

Berisi informasi yang diperlukan untuk tender softscape. Pekerjaan pada tahap ini meliputi persiapan detail softscape plan dan menentukan spesifikasi tanaman yang mengindikasikan lokasi, ukuran, jumlah, kondisi dan ciri khusus. Hasil dari tahap ini berupa gambar Trees and Palms Planting Plan, Shrubs and Ground Covers Planting Plan, Planting Details, Softscape Bill of Quantities serta Softscape Specifications.

3. Tender Process

Proses tender merupakan tahapan untuk mendapatkan kontraktor pemenang yang akan melaksanakan pembangunan proyek. Pelaksanaan tender dilakukan oleh owner secara terpisah untuk setiap bagian desain, Proses tender dilaksanakan setelah tahap pengembangan desain selesai dibuat. Gambar dari hasil akhir tahapan pengembangan desain yang akan digunakan sebagai ukuran, spesifikasi untuk para kontraktor peserta tender dalam menetapkan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Tender lanskap terbagi menjadi dua tahapan yaitu tender hardscape dan tender softscape.

4. Site Supervision

Tahap Site Supervision dilakukan untuk memantau proses konstruksi yang sedang berjalan. Selama proses pembangunan dilaksanakan, pihak konsultan bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan kontraktor agar sesuai dengan gambar kerja yang dibuatnya. Dari kunjungan ini perusahaan dapat mengetahui perkembangan pembangunan proyek, sehingga jika terjadi perubahan desain dan konstruksi yang disesuaikan dengan kondisi lapang, maka pihak konsultan dapat melakukan revisi secara cepat terhadap desainnya.


(45)

4.2. KONDISI UMUM LOKASI PROYEK 4.2.1. Fisik dan Biofisik

Geografis dan Iklim

Timor-Leste memiliki iklim tropis kering musiman, dengan variasi yang sangat besar di beberapa daerahnya. Kota Dili yang terletak di pantai utara Timor Leste memiliki luas wilayah sebesar 297,48 km2 (2% dari luas wilayah Timor Leste). Lokasi kota Dili dapat dilihat pada Gambar 7. Kota ini memiliki topografi yang cenderung datar dan luas. Curah hujan sebesar 1500-2000 mm per tahun dengan suhu yang berkisar antara 31–33°C pada siang hari dan 25–28°C pada malam hari.

Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Kota Dili memiliki pantai berpasir putih, bukit karang, pegunungan dan savana di bagian selatan kota. Kawasan pantai utara ini terdapat area tambang minyak bumi. Pada bagian barat kota Dili terdapat sungai yang sangat lebar dan banyak mengendapkan material aluvial yaitu sungai Comoro.

Vegetasi

Pengaruh iklim kering musiman dan keadaan geologis yang merupakan hasil pengangkatan sebagian pelat tektonik Australia menyebabkan munculnya


(46)

flora tropis yang berhubungan dengan flora Australia bagian utara dan flora Melanesia dengan tingkat endemisme sedang (Cowie, 2006). Di kota Dili terdapat hutan-hutan kecil dan savana yang banyak didominasi oleh Eucalyptus alba, palmae dan akasia. Timor Leste memiliki vegetasi endemik yang saat ini merupakan flora langka dan dilindungi yaitu pohon cendana (Santalum album). Sarana dan Prasarana

Sebagai kota pusat pemerintahan, Dili memiliki infrastruktur yang paling lengkap dibandingkan kota-kota lainnya dimana terdapat kantor-kantor pemerintahan dan istana negara. Kemudahan dalam aksesibilitas didukung dengan keberadaan bandar udara internasional Presidente Nicolau Lobato dan pelabuhan Dili. Sarana transportasi umum dalam dan antar kota dapat menggunakan bus dan angkutan umum lainnya. Jalan utama di kota Dili sudah berkembang dengan baik, sarana pendidikan seperti sekolah hingga universitas dan sarana peribadatan seperti gereja dan pura juga dapat dengan mudah ditemukan. Sedangkan untuk prasarana seperti jaringan listrik, air dan sistem komunikasi juga telah berkembang di kota ini.

4.2.2. Sosial dan Budaya Demografi

Kota Dili merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar di Timor Leste. Saat ini Dili memiliki populasi penduduk sekitar 50.800 orang yang didominasi oleh suku bangsa Melayu, Polynesia dan keturunan Papua. Mayoritas penduduk kota ini adalah penganut agama Roman Katolik (90%), diikuti Protestan (5%), Islam (3%) dan sisanya Buddha, Hindu dan aliran kepercayaan (2%). Meskipun masyarakat dominan beragama kristen, masih banyak keyakinan dan praktik animisme yang terus berjalan.

Sejarah dan Budaya

Pada tahun 1520 Dili mulai dihuni oleh orang-orang Portugis dan pada masa kolonial ini Dili pernah dijadikan sebagai ibukota dari Timor Portugis. Masyarakat dikenal ramah dan memiliki tradisi serta warisan budaya yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga memiliki banyak ritual dan tradisi termasuk menjaga tradisi nenek moyang yang bersifat animisme.


(47)

Di samping itu, masyarakat juga membuat benda-benda kerajinan tangan seperti anyaman, kain tenun, alat musik dan lain-lain. Sebagian besar kesenian dan alat musik yang berkembang mencerminkan adanya pengaruh kebudayaan Portugis pada masyarakat.

Budaya dari segi arsitektur yang berkembang di kota Dili merupakan perpaduan antara arsitektur tradisional Timor Leste dan arsitektur Portugis. Arsitektur tradisional Timor Leste dapat dilihat pada bentuk rumah adat tradisional Los Palos (Gambar 8). Arsitektur tradisional ini merupakan karya dari pewarisan atau penerusan norma-norma adat istiadat atau pewarisan budaya yang turun-temurun dari generasi ke generasi. Konstruksi bangunan rumah adat Los Palos menggunakan material kayu dan atapnya menggunakan ijuk, daun kelapa dan alang-alang.

Gambar 8. Rumah Adat Tradisional Los Palos (Sumber: PT. Airmas Asri, 2008)

Di sepanjang pesisir pantai utara dapat ditemukan warisan bersejarah dari periode kolonial yang telah meninggalkan beberapa situs menarik. Bangunan peninggalan ini sebagian besar berasal dari abad ke-20. Karakteristik dari gaya arstitektur Portugis tidak jauh berbeda dengan gaya arsitektur Eropa lainnya. Ciri yang paling mudah dikenali adalah bentuk bangunan yang cenderung geometris dan simetris, adanya repetisi atau pengulangan bentuk seperti deretan jendela berukuran besar, bentukan arch atau lengkungan pada pintu dan jendela (Gambar 9).


(48)

Gambar 9. Liceu Dr Fransisco Machado dan Gereja Motael

Pariwisata

Potensi wisata di kota Dili terdiri dari pariwisata alam, pariwisata sejarah dan budaya. Pariwisata alam di antaranya adalah pantai Dili yang merupakan pantai berpasir halus dengan pemandangan matahari terbenam yang indah, bukit karang, lanskap pegunungan dan lain-lain (Gambar 10).

Gambar 10. Potensi Pariwisata Alam di Kota Dili

Potensi pariwisata peninggalan sejarah dan budaya dapat ditemukan pada bangunan-bangunan bersejarah yang merupakan peninggalan pada masa pemerintahan Portugis, bangunan gereja-gereja tua, patung Cristo Rei yang berada di atas bukit, patung Paus Yohanes Paulus II menjadi simbol ketaatan penduduk yang mayoritas beragama Katolik sekaligus sebagai wisata keagamaan serta

guideposttours.com.au guideposttours.com.au

Pickandgotravel.com Pickandgotravel.com

flickr.com

flickr.com


(49)

wisata budaya lokal yang terdiri dari kegiatan masyarakat setempat, kesenian dan kerajinan tangan, arsitektur lokal dan lain-lain (Gambar 11).

Gambar 11. Potensi Wisata Sejarah dan Budaya di Kota Dili forwarderexpress.com

cmd.act.gov.au innareis.wordpress.com

cmd.act.gov.au

forwarderexpress.com innareis.wordpress.com

flickr.com flickr.com


(50)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. PELAKSANAAN PROYEK 5.1.1. Deskripsi Proyek

Discovery Hotel adalah hotel dengan fasilitas kelas bintang empat yang dioperasikan sendiri oleh owner (klien). Tujuan dari pengembangan proyek Discovery Hotel ini adalah untuk menyediakan layanan akomodasi bagi tamu nasional maupun internasional. Lokasi proyek berada di kota Dili dengan Luas total area adalah 28.234 m², luas area terbangun 19.934 m² dan luas area non terbangun 8.300 m². Hotel ini memiliki 7 lantai dengan tinggi bangunan 39,943 m. Sebagai dasar dari pengembangan proyek, Terms of Reference (TOR) dari proyek dan studi kelayakan (Feasibility Study) dibuat oleh klien sendiri. Kegiatan survei dan penelitian tanah juga menjadi tanggung jawab klien. Proyek Discovery Hotel diperoleh pihak konsultan desain melalui penunjukan langsung oleh klien.

5.1.2. Letak dan Batas Tapak

Lokasi proyek Discovery Hotel terletak di kawasan pantai utara kota Dili. Lokasi tapak ini cukup strategis karena berada tepat di jantung kota Dili dan hanya berjarak sekitar 263 m dari bibir pantai Dili. Lokasi proyek Discovery Hotel dapat dilihat pada Gambar 12.


(51)

Batas sebelah utara tapak adalah jalan utama dan kawasan kantor pusat Pertamina, sebelah timur tapak berbatasan dengan bangunan perkantoran, sebelah selatan tapak berbatasan dengan bangunan perkantoran dan rumah penduduk, sedangkan sebelah barat tapak berbatasan dengan jalan utama dan area hijauan kota. Kondisi view di dalam dan sekitar tapak dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Kondisi View di Dalam dan Sekitar Tapak (Sumber: PT. Airmas Asri, 2008)


(52)

Topografi tapak cenderung datar dan kondisi sekitar belum dikembangkan. Kondisi sekitar tapak yang masih jarang dengan bangunan bertingkat memberi keleluasaan untuk menikmati view ke sekeliling lokasi tapak. Dengan demikian tidak hanya jasa penginapam saja yang dijual pada hotel ini, namun keindahan view di sekeliling tapak juga menjadi nilai tambah bagi hotel.

5.1.3. Fasilitas Hotel

Dalam pengembangan proyeknya owner memberikan pernyataan tentang keinginan dan persyaratan yang diajukan kepada pihak konsultan desain melalui TOR (Terms of Refference) diantaranya owner menginginkan beberapa fasilitas yang harus ada pada hotel yang akan dikembangkannya. Hotel yang dikembangkan akan terdiri dari area terbangun dan area non terbangun. Area terbangun adalah area yang digunakan untuk bangunan atau hotel itu sendiri. Fasilitas pada area terbangun ini meliputi lobby, kamar tamu, executive lounge, function room, office, wedding pavillion,apartemen General Manager dan retail. Sedangkan area non terbangun merupakan area yang berada di sekitar bangunan hotel yang meliputi ruang terbuka dan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka pada hotel diantaranya adalah area parkir, driveway dan plaza. Sedangkan ruang terbuka hijau meliputi area penanaman dan taman pada tapak hotel, baik itu taman atap maupun taman pada halaman hotel.

Meskipun fungsi utama hotel adalah memberikan jasa layanan penginapan, namun keberadaan fasilitas-fasilitas yang bersifat rekreasional juga penting untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan tamu hotel. Karena hotel terdiri dari area terbangun dan non terbangun, maka fasilitas yang dimiliki hotel tidak hanya berupa fasilitas rekreasi indoor (Indoor recreational) tetapi juga terdapat fasilitas outdoor (outdoor recreational). Fasilitas yang bersifat indoor recreational yaitu spa & health center, fun pub dan restoran, sedangkan fasilitas yang bersifat outdoor recreational berupa taman-taman hotel yang meliputi courtyard, sunken garden, roof garden dan water feature berupa swimming pool area, reflecting pool, water stream dan water fountain.

5.1.4. Pihak-pihak yang Terkait dalam Penanganan Proyek

Perencanaan merupakan tahap awal dalam penanganan suatu proyek yang memegang peranan penting dalam proyek konstruksi. Oleh karena itu dituntut


(53)

adanya kinerja yang baik dari setiap pihak yang terlibat dalam proyek tersebut, dalam hal ini para konsultan. Kinerja yang baik tentunya ditunjang oleh komunikasi yang efektif karena kompleksnya proyek dan banyaknya pihak yang terlibat. Komunikasi merupakan dasar yang penting dan menjadi kunci kesuksesan penanganan proyek. Selama pelaksanaan proses desain proyek Discovery Hotel, komunikasi antara pihak konsultan dengan klien dilakukan melalui pertemuan tatap muka secara langsung, internet dan telepon. Dalam proyek Discovery Hotel, owner adalah Saqib Awan East Timor Trading Group yang merupakan sebuah developer di Timor Leste. Owner bekerjasama dengan beberapa pihak yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing (Gambar 15).

Gambar 14. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proyek Discovery Hotel

Koordinasi dan komunikasi selama proses desain dalam proyek ini melibatkan hubungan antara beberapa pihak yaitu klien, konsultan desain, konsultan struktur, konsultan mekanikal dan elektrikal, konsultan lighting, interior

Architect Consultant and Landscape PT. Airmas Asri

Structure Consultant Ketira EngineeringConsultants

Mechanical & Electrical Consultant

PT. Skemanusa Consultama Teknik

Quantity Surveyor PT. Korra Antarbuana

Interior Design PT. Garis Prada

Lighting Concultants Auvis Lumina Plano Owner/Developer


(54)

designer dan quantity surveyor. Selain pihak-pihak yang terlibat secara langsung, unsur pemerintahan juga ikut terlibat dalam pengurusan perijinan serta pengujian gedung.

5.2. DESAIN DISCOVERY HOTEL, DILI - TIMOR LESTE 5.2.1. Konsep Dasar Discovery Hotel

Konsep awal dari proyek Discovery Hotel adalah hotel yang memiliki desain modern dengan sentuhan arsitektural Portugis dan Timor Leste. Discovery yang dijadikan sebagai konsep dasar memiliki filosofi yang diambil dari kekayaan alam dan budaya Timor Leste yang sampai saat ini masih belum diketahui oleh banyak orang. Owner berkeinginan untuk mengangkat potensi-potensi yang dimiliki Timor Leste sebagai karakter khas yang akan dijadikan sebagai identitas hotel yang akan dibangunnya. Melalui karakter khas tersebut kebudayaan Timor Leste akan diperkenalkan kepada para tamu hotel baik dari dalam maupun luar negeri. Konsep ini berasal dari owner sendiri, kemudian pada tahap pengembangan dari konsep ini diserahkan sepenuhnya kepada pihak konsultan desain.

Gambar 15. Filosofi Discovery

Kata Discovery berasal dari bahasa Inggris yang berarti penemuan dan menemukan. Dalam konsep ini, Discovery memiliki arti penemuan kekayaan alam dan budaya Timor Leste melalui desain sebuah hotel. Dari aspek alam akan

Discovery

Budaya Alam

Pantai Dili Gunung Besilau Tradisional Portugis

asiaexplorers.com


(55)

memanfaatkan potensi alam yang dimiliki Timor Leste diantaranya view pantai Dili yang berada di sebelah utara tapak dan view gunung Besilau yang berada di sebelah selatan tapak. View ini dapat diakses oleh tamu hotel melalui jendela kamarnya. Selain itu nuansa alam Timor Leste juga dihadirkan melalui pembuatan water stream pada desain lanskap, penggunaan tanaman lokal dan pola desain yang cenderung organik pada taman.

Budaya Timor Leste terdapat pada desain bangunan, lanskap dan interior hotel. Aksen tradisional dimunculkan melalui penggunaan kain tenun, benda-benda seni, alat musik dan kerajinan lainnya yang dihasilkan oleh masyarakat setempat sebagai dekorasi pada interior hotel. Acuan gaya arsitektur tradisional Timor Leste pada hotel adalah rumah adat tradisional Los Palos yang digunakan pada sebagian bangunan dan elemen desain lanskap. Gaya arsitektur Portugis digunakan pada bangunan hotel (arsitektural) dan beberapa elemen hardscape dengan desain berpola geometrik.

Gambar 16. Image References pada Konsep Desain Discovery Hotel (Sumber: PT. Airmas Asri, 2008)

Konsep desain yang digunakan baik pada desain bangunan, interior maupun lanskap memiliki konsep desain yang sama. Hal ini bertujuan agar


(56)

tercapai suatu kesatuan desain atau unity pada seluruh tapak. Perpaduan dari dua gaya arsitektur ini menunjukkan kondisi kota Dili yang sebenarnya, dimana gaya arsitektur portugis yang merupakan peninggalan dari jaman sejarah dan gaya arsitektur lokal yang masih dipertahankan oleh masyarakat setempat dapat berdiri saling berdampingan selama beratus-ratus tahun sampai saat ini.

5.2.2. Desain Bangunan

Desain bangunan hotel memiliki sentuhan gaya arsitektur Portugis yang lebih dominan. Gaya arsitektur Portugis ini tampak pada bentuk bangunan hotel yang cenderung geometrik. Elemen desain seperti garis yang digunakan cenderung tegas, bentuk dan pola penempatan elemen desain tampak simetris, selain itu pemilihan warna menggunakan perpaduan warna monokromatik dari warna salem muda, krem ke arah oranye lalu kecoklatan. Sedangkan aksen kebudayaan Timor Leste banyak digunakan pada interior hotel. Sentuhan arsitektur tradisional banyak menggunakan material dari kayu, ukiran dan motif kain tradisional.

Discovery Hotel terdiri dari dua wing utama yang akan dibangun pada dua tahapan yang berbeda atau dua fase yang terpisah (fase 1 dan fase 2). Hotel terdiri dari 278 kamar yang sebagian terdapat pada bangunan wing 1 dan akan dibangun pada tahap pertama, lalu sebagiannya lagi terdapat pada bangunan wing 2 yang akan dibangun pada tahap kedua. Di antara kedua wing ini terdapat bangunan yang menghubungkan antara wing 1 dan wing 2 dan merupakan area utama penerimaan tamu (front building).


(57)

Desain pada fasade hotel terlihat formal dengan gaya arsitektur Portugis yang memliki pola geometrik. Pemilihan material kayu pada desain interior hotel yang dipadukan dengan detail aksen tradisional dalam kemasan desain modern dapat ditemukan pada koridor-koridor hotel, lounge dan area lainnya. Motif ukiran tradisional yang menjadi ciri khas dari eksterior rumah adat tradisional Los Palos diaplikasikan pada wall treatment coffee shop dan all day dining restaurant. Bangunan wing 1 merupakan bangunan yang memiliki orientasi ke arah utara tapak atau menghadap ke arah pantai Dili dan memiliki 4 lantai. Sedangkan bangunan wing 2 adalah bangunan yang menghadap ke arah area hijauan kota atau ke arah selatan tapak dan terdiri dari 7 lantai. Desain bangunan memiliki gaya arsitektur Portugis, sedangkan aksen tradisional Timor Leste banyak digunakan pada desain interior. Gambar 20 menunjukkan penerapan desain pada interior hotel.

Gambar 18. Penerapan Aksen Tradisional Timor Leste pada Desain Interior Hotel (Sumber: PT. Garis Prada, 2009)


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

157


(6)

158