Pengelolaan Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Oleh Pt Tropica Greeneries

(1)

PENGELOLAAN PROYEK LANSKAP BANDARA

INTERNASIONAL NGURAH RAI, BALI, OLEH PT TROPICA

GREENERIES

NUR FAIZAH RANI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengelolaan Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, oleh PT Tropica Greeneries” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

Nur Faizah Rani


(4)

ABSTRAK

NUR FAIZAH RANI. Pengelolaan Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, oleh PT Tropica Greeneries. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH.

Tidak hanya kaya akan budaya, Bali juga kaya akan keindahan alamnya sehingga menjadi tujuan wisata yang sangat digemari wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Sebagai gerbang utama menuju Bali, Bandara Internasional Ngurah Rai dituntut memperlihatkan kekayaan dan keunikan Bali melalui arsitektur dan lanskapnya. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap bandara yang sesuai supaya lanskapnya berkelanjutan. PT Tropica Greeneries, sebagai konsultan dan kontraktor lanskap, dipercaya untuk mendesain dan mengelola lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai. Kegiatan magang ini telah dilakukan di PT Tropica Greeneries. Metode kerja yang digunakan adalah partisipasi aktif dalam seluruh kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai. Data hasil kegiatan magang dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil dari proses analisis tersebut adalah delapan strategi dan rekomendasi untuk rencana pengelolaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.

Kata kunci: analisis SWOT, bandara, pemeliharaan lanskap, pengelolaan lanskap, rencana pengelolaan

ABSTRACT

NUR FAIZAH RANI. Landscape Project Management of Ngurai Rai International Airport, Bali by PT Tropica Greeneries. Supervised by WAHJU QAMARA MUGNISJAH.

Not only culture, Bali is also rich with its natural beauty. Bali becomes favored tour destination for local and international tourists. As the main gate, Ngurah Rai International Airport should have unique architecture and landscape design which could attract the tourists. Therefore, a suitable management and maintenance are needed in order to create a sustainable airport landscape. PT Tropica Greeneries, as landscape consultant and contractor, is trusted to design

and manage Ngurah Rai International Airport’s landscape. This internship activity has been done at PT Tropica Greeneries. Working method that used in this internship program was active participation in each Ngurah Rai International

Airport’s landscape management and maintenance activities. The collected data from internship activity was analyzed using descriptive analysis and SWOT analysis. Product of those analysis processes are eight strategies and recommendations for Ngurah Rai International Airport’s landscape management plan.

Keywords: airport, landscape maintenance, landscape management, management plan, SWOT analysis


(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Arsitektur Lanskap

PENGELOLAAN PROYEK LANSKAP BANDARA

INTERNASIONAL NGURAH RAI, BALI, OLEH PT TROPICA

GREENERIES

NUR FAIZAH RANI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(6)

© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.


(7)

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam kegiatan magang yang dilaksanakan sejak bulan Maret sampai bulan Juli 2014 ialah pengelolaan lanskap dengan judul “Pengelolaan Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, oleh PT Tropica Greeneries”.

Pembuatan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberikan masukan serta saran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik;

2. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M. Agr. dan Ibu Pingkan Nuryanti, ST, M. Eng selaku dosen penguji sidang skripsi atas masukan dan saran yang diberikan;

3. Ir. Qodarian Pramukanto, M. Si. selaku pembimbing akademik atas bimbingannya selama ini;

4. Ir. Ng. Irwan Soedharnoto, Ir. Anggia Murni, Bapak Yoga Iswara ST, dan staf PT Tropica Greeneries yang telah membimbing dan membantu selama proses magang;

5. Bapak Chairul Falah dan Ibu Marzukoh, Laila Atiqah, keluarga besar H. Marzuki, dan keluarga besar H. Agus Salim yang telah memberi dukungan, doa, serta semangat;

6. Arsitektur Lanskap 47 yang telah memberi dukungan, semangat, dan saran selama menjalani studi di Departemen Arsitektur Lanskap;

7. ARL 45, 46, 48, dan 49 atas dukungan dan semangat; 8. dosen dan staf departemen Arsitektur Lanskap.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengelolaan proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali dan bagi semua pihak.

Bogor, Februari 2015


(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR v

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Manfaat 2

Kerangka Pikir 2

TINJAUAN PUSTAKA 4

Proyek 4

Lanskap Bandara Internasional 4

Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap 5

METODOLOGI 7

Lokasi dan Waktu Kegiatan Magang 7

Batasan Kegiatan Magang 8

Alat dan Bahan 8

Metode Pelaksanaan Magang 8

Analisis dan Rekomendasi 9

HASIL DAN PEMBAHASAN 14

Sejarah PT Tropica Greeneries 14

Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali 16

Aspek Fisik dan Biofisik 18

Letak dan Luas Wilayah 18

Sirkulasi dan Aksesibilitas 18

Topografi dan Jenis Tanah 18

Hidrologi 20

Iklim 20

Vegetasi dan Satwa 20

Aspek Sosial 21

Pengguna 21


(10)

Karakteristik Pengguna 22

Persepsi Pengguna 23

Pengelolaan Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai 25

Struktur Organisasi 26

Tenaga Kerja 27

Jadwal Pemeliharaan 29

Alat dan Bahan 31

Anggaran Biaya 32

Pemeliharaan Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai 32

Pemeliharaan Ideal 33

Pemeliharaan Fisik 33

Analisis SWOT 40

Strategi dan Rekomendasi 47

SIMPULAN DAN SARAN 50

Simpulan 50

Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 51

LAMPIRAN 53


(11)

DAFTAR TABEL

Jenis kegiatan dan waktu pelaksanaan magang 8

Jenis data, sumber data, cara pengambilan, dan kegunaan data 9

Analisis SWOT 10

Penentuan bobot faktor internal 11

Penentuan bobot faktor eksternal 11

Penentuan peringkat faktor internal 12

Penentuan peringkat faktor eksternal 12

Matriks IFE 12

Matriks EFE 12

Penentuan peringkat alternatif strategi 14

Data iklim rata-rata tahun 2012 20

Kapasitas tenaga kerja pemeliharaan Taman Bandara Internasional

Ngurah Rai 28

Perhitungan HOK tenaga pemelihara taman selama setahun 28

Jadwal pemeliharaan area landed garden 30

Jadwal pemeliharaan area roof garden 30

Jadwal pemeliharaan area vertical garden 30

Jenis alat, jumlah, kondisi, dan masa efektif peralatan di Taman Bandara

Internasional Ngurah Rai 31

Jenis bahan, jumlah, bahan aktif, dan fungsi untuk pemeliharaan Taman

Bandara Internasional Ngurah Rai 31

Rekomendasi pengadaan alat pemeliharaan taman 32

Perhitungan bobot faktor internal 41

Perhitungan bobot faktor eksternal 42

Perhitungan peringkat faktor internal 43

Perhitungan peringkat faktor eksternal 43

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 44

Matriks External Factor Evaluation (EFE) 44

Matriks SWOT 46

Peringkat alternatif strategi SWOT 47

DAFTAR GAMBAR

Kerangka pikir kegiatan magang 3

Diagram tahapan kegiatan pengelolaan (Arifin et al., 2008) 6

Lokasi kegiatan magang 7

Matriks Internal-Eksternal (IE) 13

Struktur organisasi PT Tropica Greeneries 15

Struktur organisasi Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai 17 Peta area kerja lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai 19 Grafik banyaknya kedatangan dan keberangkatan penumpang di Bandara

Internasional Ngurah Rai, Bali, tahun 2013 21

Persentase pengguna bandara berdasarkan usia 22

Persentase pengguna bandara berdasarkaan pekerjaan dan tujuan

kedatangan 22


(12)

Persentase pengguna bandara berdasarkan frekuensi kedatangan 23 Persentase penilaian pengguna bandara terhadap kondisi taman 23 Penilaian pengguna bandara terhadap kebersihan taman 23 Penilaian pengguna bandara terhadap kenyamanan taman 24 Penilaian pengguna bandara terhadap fasilitas taman 24 Penilaian pengguna bandara terhadap lokasi taman 24 Penilaian pengguna bandara terhadap desain area taman 25 Struktur organisasi teamwork PT Tropica Greeneries 26 Kegiatan diskusi dengan tenaga kerja pemeliharaan 27 Kegiatan penyiraman dengan sistem sprinkler (a) dan manual (b) 34

Sistem irigasi otomatis pada vertical garden 34

Kegiatan pemangkasan semak 35

Kegiatan penyiangan gulma 36

Kegiatan pemupukan semak 36

Tabung pupuk vertical garden 37

Kegiatan penyulaman vertical garden 37

Kegiatan penyulaman tanaman 38

Nursery sementara PT Tropica Greeneries 38

Kegiatan pendangiran dan pengertikan 39

Kegiatan pegendalian hama dan penyakit 40

Matriks Internal-Eksternal 45

DAFTAR LAMPIRAN

Kuisioner pengguna 54

Kuisioner SWOT 56

Site plan landed garden (taman transisi) 61

Site plan vertical garden 64

Site plan roof garden 65

Data vegetasi Taman Bandara Internasional Ngurah Rai 66

Form checklist pemeliharaan 69

Surat Perjanjian Pemborongan 70

Rencana anggaran biaya 80

Permasalahan dan solusi pada kegiatan pemeliharaan taman 85


(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan yang khas, salah satunya yang berada di Pulau Bali. Pulau Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsi Bali ialah Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau. Kebudayaan Bali mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan India sehingga mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu (Soekanto dan Soerjono, 2010). Bali merupakan tempat tujuan wisata yang sangat digemari oleh wisatawan asing karena keunikan dari atraksi wisata budaya dan wisata alam yang ditampilkan.

Akses masuk Pulau Dewata ini dapat melalui jalur darat, laut, dan udara. Bandara Internasional Ngurah Rai adalah akses masuk melalui jalur udara. Bandara Internasional Ngurah Rai adalah bandar udara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali. Bandara ini merupakan gerbang utama bagi wisatawan asing saat tiba di Bali. Wisatawan akan disambut dengan arsitektur khas Bali ketika baru mendarat.

Saat ini Bandara Internasional Ngurah Rai telah mengalami renovasi untuk meningkatkan kenyamanan dan daya tarik wisatawan yang datang. Proses renovasi Bandara Ngurah Rai dinamakan Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali (PPBIB). Bandara Internasional Ngurah Rai dalam tampilan baru akan menghadirkan kecanggihan teknologi modern dengan perpaduan kekayaan budaya lokal Bali yang khas. Hal ini juga didukung dengan desain lanskap bandara yang inovatif.

Lanskap bandara yang indah dan khas menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Lanskap bandara adalah bentang alam yang karakteristiknya membantu sistem operasional pada bandara. Pengelolaan dan pemeliharaan lanskap bandara yang sesuai diperlukan agar desain yang diterapkan berkelanjutan. Menurut Stoner dan Freeman (1992), pengelolaan adalah suatu proses merencanakan, mengoperasikan, memimpin, dan mengendalikan anggota organisasi dan proses menggunakan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

PT Tropica Greeneries sebagai pihak konsultan dan kontraktor lanskap dipercaya untuk mendesain dan mengelola lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai. Setelah proses pembangunan selesai dilaksanakan terdapat masa pemeliharaan sebelum dilakukan serah terima. Masa pemeliharaan berlangsung sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Pada masa pemeliharaan dibutuhkan pengelolaan lanskap yang baik dan sesuai agar tujuan awalnya tercapai. Proses pengelolaan lanskap juga meliputi pemeliharaan lanskapnya.

PT Tropica Greeneries sudah memiliki pengalaman dan kinerja yang telah diakui sehingga kegiatan magang yang dilakukan di perusahaan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan khususnya dalam proses pengelolaan lanskap bandara. Pengelolaan pada lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai akan dipelajari dengan membandingkan teori pengelolaan lanskap dengan pengelolaan lanskap yang diterapkan melalui kegiatan magang.


(14)

2

Tujuan

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:

1. memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja di bidang pengelolaan dan pemeliharaan lanskap bandara yang meliputi kegiatan administrasi dan kegiatan di lapang;

2. mempelajari dan menganalisis berbagai permasalahan lanskap bandara di lapangan serta memberikan alternatif penyelesaiannya;

3. mengevaluasi sistem pengelolaan yang telah dijalankan dan membuat usulan strategi pengelolaan proyek lanskap bandara.

Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan magang adalah sebagai berikut: 1. menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman serta dapat mengaplikasikan ilmu

yang telah didapat;

2. memahami tata cara pengelolaan dan pemeliharaan lanskap bandara; 3. menjalin hubungan baik antara mahasiswa dengan institusi terkait.

Kerangka Pikir

Pada kegiatan magang ini, aspek yang dipelajari dan dibahas adalah aspek pengelolaan dan pemeliharaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai. Aspek pengelolaan meliputi organisasi, ketenagakerjaan, jadwal, alat dan bahan, serta anggaran biaya. Pada aspek ketenagakerjaan, yang dipelajari adalah kapasitas kerja dan efektivitas dari pemeliharaan lanskap, dilakukan dengan menghitung kapasitas kerja pemelihara lanskap bandara di lapang dan dibandingkan dengan kapasitas kerja yang efektif sesuai dengan standar.

Aspek pemeliharaan meliputi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Selain itu, dilihat juga dari aspek sosial dengan mengetahui keinginan pengguna. Kegiatan-kegiatan lain di studio dan di lapangan tetap diikuti sebagai kegiatan partisipatif yang merupakan bagian dari kegiatan magang secara keseluruhan sehingga diperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja praktis yang dikaitkan dengan aspek pemeliharaan. Seluruh hasil pengamatan dan analisis yang diperoleh menghasilkan sebuah produk berupa strategi dan rekomendasi pengelolaan proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai (Gambar 1).


(15)

3

Gambar 1 Kerangka pikir kegiatan magang Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

Bandara Internasional Ngurah Rai

Inventarisasi

Aspek Fisik dan Biofisik 1. Iklim 2. Topografi 3. Letak

4. Vegetasi dan satwa 5. Sirkulasi dan

aksesibiltas

Aspek Administrasi 1. Struktur organisasi 2. SPK

3. RAB

4. Jadwal pengelolaan

Aspek Sosial 1. Pengguna 2. Tenaga Kerja

Mempelajari Proses Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Lanskap Bandara

Pemeliharaan Taman Pengelolaan Lanskap

1. Organisasi 2. Tenaga kerja 3. Jadwal

4. Alat dan bahan 5. Anggaran biaya

Pemeliharaan Fisik Pemeliharaan Ideal 1. Pembersihan

2. Pemangkasan 3. Penyiraman 4. Pemupukan 5. Penyiangan gulma 6. Pengendalian HPT

Pemeliharaan Sesuai dengan Tujuan

Semula

Strategi dan Rekomendasi Pengelolaan Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai Bali


(16)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Proyek

Proyek adalah sebuah upaya unik untuk menghasilkan serangkaian produk dan atau jasa dalam lingkup waktu, biaya, dan kualitas yang terdefinisi dengan jelas yang memenuhi standar ketentuan pemberi kerja dan berbeda dengan operasional bisnis yang serupa (Westland, 2006). Dalam pelaksanaan proyek sering terjadi masalah baik teknis maupun administrasi yang pada akhirnya proyek tidak dapat selesai dengan tepat waktu sesuai yang ditetapkan dalam kontrak.

Kegiatan proyek banyak melibatkan pihak-pihak terkait atau organisasi sesuai dengan kepentingan dan disiplin ilmu agar tercapai tujuan proyek. Menurut Ervianto (2005), terdapat beberapa pihak yang terlibat dan berkepentingan atas terwujudnya proyek tersebut terdiri dari pemilik proyek, konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, konsultan pengawas, kontraktor konstruksi, pemasok, badan pemerintah, institusi keuangan, tenaga kerja, dan masyarakat.

Lanskap Bandara Internasional

Menurut Simonds dan Starke (2006), lanskap adalah bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami dan lanskap buatan. Padang rumput, pegunungan, danau, laut, bukit, lembah, sungai, dan padang pasir merupakan bagian dari lanskap alami. Lanskap buatan merupakan lanskap alami yang telah mengalami modifikasi yang dilakukan oleh manusia. Lanskap juga dinyatakan sebagai suatu lahan yang memilki elemen pembentuk, komposisi, dan karakteristik tertentu sebagai pemberdaya. Lanskap terbentuk dari beberapa faktor saling berinteraksi. Faktor pembentuk lanskap meliputi vegetasi, tanah, batuan, air, bentuk lahan, iklim, hewan, dan manusia.

Lanskap bandara adalah bentang alam yang karakteristiknya membantu sistem operasional pada bandara. Dalam Pasal 1 Ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2012, bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya (PRI, 2012). Bandar udara intemasional adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri.

Tatanan kebandarudaraan nasional adalah sistem kebandarudaraan secara nasional yang menggambarkan perencanaan bandara berdasarkan rencana tata ruang, pertumbuhan ekonomi, keunggulan kompratif wilayah, kondisi alam dan geografi, keterpaduan intra dan antarmoda transportasi, kelestarian lingkungan, keselamatan dan keamanan penerbangan, serta keterpaduan dengan sektor pembangunan lain.

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No.11 Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, hierarki bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Huruf a terdiri atas bandara pengumpul dan bandara pengumpan


(17)

5 (Dephub, 2010). Bandara pengumpul adalah bandara yang mempunyai cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar udara yang melayani penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi. Bandara pengumpan adalah bandara yang mempunyai cakupan pelayanan dan mempengaruhi perkembangan ekonomi lokal, serta sebagai salah satu prasarana penunjang pelayanan kegiatan lokal.

Bandara Ngurah Rai dibangun pada tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum). Landas pacu berupa airstrip sepanjang 700 m dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di Desa Tuban. Karena lokasinya berada di Desa Tuban, masyarakat sekitar menamakan airstrip ini sebagai Pelabuhan Udara Tuban.

Karakter lanskap terbentuk oleh kebiasaan dan tradisi yang dikembangkan menjadi karakter khusus yang memiliki kekhasan (Bentley dan Watson, 2007). Bandara Internasional Ngurah Rai memiliki karakter lanskap yang khas, terlihat dari bentukan elemen keras pada bangunan. Lanskap bandara internasional seharusnya memiliki karakter lanskap yang kuat. Karakter lanskap pada bandara dipengaruhi oleh tradisi, elemen lanskap, dan kondisi asli lingkungan yang saling mempengaruhi dan berinteraksi.

Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

Setiap lanskap memerlukan proses manajemen yang harus dilakukan meliputi

setting terhadap objek lanskap, perencanaan pengoperasian, penempatan setiap area kegiatan pemeliharaan, pemantauan terhadap kegiatan pemeliharaan, dan perencanaan kembali sesuai tujuan dan kepentingan awal. Pengelolaan merupakan upaya manusia untuk mendayagunakan, memelihara dan melestarikan lanskap/lingkungan agar memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinyuitas kelestariannya.

Pengelolaan lanskap adalah suatu tindakan baik fisik maupun administratif yang dilakukan guna menjaga, mengamankan, dan melestarikan lanskap suatu kawasan. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pengelolaan lanskap adalah upaya terpadu dalam penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Lanskap bandara memerlukan pengelolaan dan pemeliharaan agar kondisi lanskap tetap asri, indah, bersih, dan nyaman digunakan oleh pengunjung. Pengelolaan suatu lanskap bandara biasanya melibatkan ahli dalam bidang pengelolaan dan pemeliharaan lanskap.

Kunci keberhasilan dari suatu pengelolaan adalah kegiatan pemeliharaan (Arifin dan Arifin, 2005). Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar sesuai dengan desain awal. Di dalam pemeliharaan lanskap dikenal istilah pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Selanjutnya, Arifin dan Arifin (2005) menjelaskan bahwa pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula, dengan diadakan suatu evaluasi pada waktu tertentu.

Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan secara ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri, nyaman, serta aman (Arifin dan Arifin, 2005). Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan terhadap elemen keras dan elemen lunak. Pemeliharaan terhadap elemen keras berupa


(18)

6

pembersihan elemen-elemen keras, penyikatan, pengecatan, dan penggantian elemen yang rusak. Pemeliharaan elemen lunak meliputi penyiraman, pemangkasan, penggemburan tanah, penyulaman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit.

Carpenter et al. (1975) mengemukakan beberapa faktor penting dalam penyiraman:

1. memberikan air yang cukup untuk membasahi tanah hingga kedalaman 15 cm atau lebih;

2. memberikan air dengan kecepatan yang meminimalkan aliran permukaan; 3. melakukan penyiraman yang rutin pada tanaman yang baru ditanam; 4. tidak mengabaikan kebutuhan penguapan;

5. tidak memberikan air yang berlebihan pada tanaman.

Pemangkasan semak sangat berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan tanaman (Sulistyantara, 2002). Pemangkasan bertujuan memperbaiki pertumbuhan tanaman, membuang cabang dan ranting yang rusak, serta merangsang pertumbuhan tunas. Menurut Arifin dan Arifin (2005), metode pemupukan yang biasa dilakukan adalah thumb method, trenching method, broadcast, dan punch-bar method. Pengelolaan tanah yang baik dan dilakukan penggemburan dengan frekuensi tertentu, selain memberikan aerasi tanah yang baik juga dapat membunuh hama yang ada di dalam tanah. Pengendalian terhadap hama yang efektif dapat dilakukan dengan mengenal jenis hama yang biasa menyerang tanaman. Pencegahan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan menjaga lingkungan taman agar tetap bersih dan sehat.

Menurut Arifin et al. (2008), kegiatan pengelolaan dikelompokkan berdasarkan tahapan mulai perencanaan program pemeliharaan, pelaksanaan kegiatan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi kegiatan pemeliharaan (Gambar 2).

Gambar 2 Diagram tahapan kegiatan pengelolaan (Arifin et al., 2008) Sternloff dan Warren (1984) menyatakan bahwa tujuan pemeliharaan adalah untuk menjaga taman dan area rekreasi beserta fasilitas dalam keadaan atau mendekati aslinya. Untuk mencapai hasil yang diharapkan terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak pengelola, yaitu (a) menetapkan prinsip-prinsip operasi, (b) mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan, dan (c) memelihara fasilitas berdasarkan standar pemeliharaan yang telah ditetapkan.

Prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pemeliharaan dapat digunakan sebagai standar untuk mengukur keefektifan program pemeliharaan (Sternloff danWarren, 1984). Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut.

Pengawasan

Perencanaan Pemeliharaan

Pelaksanaan Pemeliharaan

Umpan Balik

Monitoring dan Evaluasi


(19)

7 1. Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan.

2. Pemeliharaan harus efisien dalam tenaga, alat dan bahan.

3. Pelaksanaan pemeliharaan harus berdasarkan rencana pemeliharaan yang tertulis dan komunikatif.

4. Penjadwalan pekerjaan pemeliharaan harus berdasarkan kebijakan dan prioritas yang logis.

5. Seluruh departemen pemeliharaan harus mengutamakan pemeliharaan yang preventif.

6. Departemen pemeliharaan harus terorganisasi dengan baik.

7. Pihak pengelola harus memiliki anggaran biaya yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan.

8. Pihak pengelola harus mempunyai jumlah personal yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan.

9. Rancangan program pemeliharaan harus berorientasi pada pelestarian lingkungan.

10.Departemen pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap keselamatan pegawai dan pengunjung.

11.Dalam desain dan konstruksi, pemeliharaan harus dijadikan perimbangan utama. 12.Staf departemen pemeliharaan harus dapat menjaga nama baik dan penilaian

publik terhadap pihak pengelola.

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Kegiatan Magang

Kegiatan magang ini dilaksanakan di Bandara Internasional Ngurah Rai yang terletak di Jalan Raya Gusti Ngurah Rai Kuta, Badung, Bali (Gambar 3).

Gambar 3 Lokasi kegiatan magang Sumber : Google

Peta Kabupaten Badung

PETANG

MENGWI

ABIANSEMAL

KUTA UTARA

KUTA

KUTA SELATAN Peta Provinsi Bali

Bandara Internasional Ngurah Rai

U Tanpa skala


(20)

8

Kegiatan magang dilaksanakan pada PT Tropica Greeneries. Waktu kegiatan magang berlangsung selama empat bulan, yang dimulai dari tanggal 10 Maret 2014 sampai 10 Juli 2014. Jadwal kegiatan magang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis kegiatan dan waktu pelaksanaan magang

Jenis Kegiatan

Bulan

Feb Mar Apr Mei Jun Jul

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

Persiapan

Pengenalan perusahaan dan

mengikuti proses administrasi √

√ √ √

Kegiatan pengelolaan dan

pemeliharaan lanskap √

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √√ √√

Pengumpulan data dan studi

pustaka √ √ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √

Pengolahan laporan

Batasan Kegiatan Magang

Kegiatan magang ini merupakan studi pengelolaan dan pemeliharaan lanskap bandara. Pengelolaan lanskap dikhususkan pada proyek lanskap yang dikerjakan oleh PT Tropica Greeneries. Hasil akhir dari kegiatan magang ini dibatasi hingga produk usulan strategi dan rekomendasi pengelolaan proyek lanskap bandara yang dirangkum secara deskriptif.

Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan dalam kegiatan magang ini meliputi kamera digital, alat tulis, dan software (AutoCAD, Microsoft Word, Microsoft Excel). Bahan yang diperlukan adalah siteplan Bandara Internasional Ngurah Rai dan kuisioner.

Metode Pelaksanaan Magang

Metode kerja yang digunakan dalam pelaksanaan magang ini adalah partisipasi aktif mahasiswa dalam seluruh kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap bandara yang terdiri atas dua tahapan kegiatan, yaitu kegiatan di studio dan kegiatan di lapang.

Kegiatan di studio meliputi hal-hal berikut:

1. mempelajari kegiatan administrasi pengelolaan dan pemeliharaan lanskap bandara seperti bentuk struktur organisasi, peraturan, sistem kerja, fungsi, dan tugas pokok PT Tropica Greeneries pada pekerjaan lanskap Bandara Ngurah Rai;

2. membantu kegiatan administrasi seperti pembuatan berbagai laporan dan kelengkapan standar pelaksanaan kerja pengelolaan serta pemeliharaan lanskap.

Kegiatan di lapang meliputi hal-hal berikut:

1. melakukan pengambilan data aspek biofisik dan sosial melalui survei dan kuisioner untuk mengetahui keinginan dan harapan pengguna;


(21)

9 2. mengetahui kondisi umum dan pelaksanaan administrasi pemeliharaan di

lapang;

3. mengikuti kegiatan pengelolaan lanskap bandara yang terdiri dari kegiatan pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan dan pemeliharaan fisik lanskap bandara.

Analisis dan Rekomendasi 1. Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap inventarisasi diperlukan data untuk melakukan analisis dan memberikan rekomendasi. Pengambilan data dilakukan melalui partisipasi aktif dengan cara mengikuti kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap bandara di lapangan secara langsung. Data yang diambil adalah data yang meliputi aspek biofisik, aspek pengelolaan, aspek pelaksanaan fisik, dan aspek sosial. Data yang dikumpulkan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis data, sumber data, cara pengambilan, dan kegunaan data

No. Jenis Data Sumber Data Cara Pengambilan Kegunaan

Aspek Fisik dan Biofisik

1. Letak dan luas wilayah Perusahaan Wawancara, studi

pustaka

Kondisi umum tapak

2. Topografi dan tanah Perusahaan Wawancara, studi

pustaka

3. Hidrologi Perusahaan Wawancara, studi

pustaka

4. Iklim BMKG Badung Wawancara, studi

pustaka

5. Vegetasi dan satwa Perusahaan, lapangan Wawancara, studi pustaka

6. Sirkulasi dan aksesibilitas Perusahaan, lapangan Wawancara, studi pustaka

Aspek Pengelolaan

7. Struktur organisasi Perusahaan Wawancara, studi

pustaka

Analisis kegiatan pengelolaan

8. Tenaga kerja Perusahaan Wawancara, studi

pustaka

9. Jadwal pemeliharaan Perusahaan Wawancara, studi

pustaka

10. Peralatan dan bahan Perusahaan Wawancara, studi

pustaka 11. Rancangan anggaran biaya

(RAB) Perusahaan

Wawancara, studi pustaka

Aspek Pemeliharaan

12. Pekerjaan hardscape Perusahaan, lapangan Survei lapang Analisis

kegiatan pelaksanaan fisik 13. Pekerjaan softscape Perusahaan, lapangan Survei lapang

Aspek Sosial

15. Keinginan pengguna Pengguna Wawancara,

kuisioner

Analisis keinginan pengguna


(22)

10

Pengolahan data yang diperoleh dari hasil inventarisasi dilakukan untuk mengetahui potensi dan kendala yang ada di kawasan magang. Data hasil inventarisasi kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis SWOT.

a. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2013), analisis deskriptif adalah analisis dengan menggambarkan data yang telah terkumpul dengan apa adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini digunakan untuk menganalisis potensi dan kendala yang ada pada aspek fisik dan biofisik, aspek pengelolaan, aspek pemeliharaan, serta aspek sosial.

Analisis pada aspek sosial dilakukan untuk mengetahui karakteristik pengguna, persepsi pengguna tentang hasil kegiatan pengelolaan taman, dan keinginan pengguna terhadap lanskap bandara. Karakteristik pengguna meliputi usia, pekerjaan, tujuan, dan frekuensi kedatangan. Persepsi pengguna meliputi kondisi, kebersihan, kenyamanan, fasilitas, dan lokasi taman. Data didapatkan melalui wawancara dengan panduan kuisioner yang disebarkan kepada 30 responden yang kemudian dirangkum secara deskriptif dan grafik persentase (Lampiran 1).

b. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi (Rangkuti, 1997). Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi pengelolaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai saat ini dengan membandingkan faktor internal dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threat) (Tabel 3).

Tabel 3 Analisis SWOT

Sumber : Rangkuti (1997)

Tahapan kerja dengan menggunakan analisis SWOT terdiri dari

a. Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External

Factor Evaluation (EFE)

Menurut David (2011), penilaian faktor internal digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang dimasukkan dalam kategori kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Pembuatan matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) dapat membantu perusahaan untuk menganalisis dan mengatur faktor strategi internal perusahaan dalam pengelolaan lanskap bandara. Penilaian faktor eskternal (EFE) digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal perusahaan yang dimasukkan dalam kategori peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Faktor

Internal Eksternal

Opportunities (O) Threats (T)

Strengths (S) Menggunakan kekuatan yang dimiliki

untuk mengambil kesempatan yang ada

Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman

yang dihadapi

Weakness (W)

Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan

Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada


(23)

11 internal dan eksternal didapatkan dari hasil wawancara dengan tiga orang narasumber yang ahli pada proyek lanskap ini dengan panduan kuisioner (Lampiran 2).

Dalam membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks

External Factor Evaluation (EFE) terdapat lima langkah yang harus dilakukan (David, 2011).

1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal

Mengidentifikasi faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan serta faktor eskternal yaitu peluang dan ancaman bagi perusahaan. Faktor internal dan faktor eksternal didapatkan dengan cara mendaftarkan semua faktor yang ada serta memberi dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antar faktor-faktor tersebut. 2. Memberi bobot pada setiap faktor yang telah ditentukan

Penentuan bobot dilakukan setelah mengetahui tingkat kepentingannya dengan 1 = tidak penting, 2 = kurang penting, 3 = penting, dan 4 = sangat penting. Bobot yang diberikan dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Pengolahan data untuk mengetahui bobot dari setiap faktor strategis dilakukan dengan menggunakan teknik Delphi mengingat narasumber yang digunakan berjumlah lebih dari satu orang (Paramastri, 2012). Perhitungan bobot dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5.

Tabel 4 Penentuan bobot faktor internal

Faktor Internal Tingkat Kepentingan Jumlah

Narasumber Nilai Rata-rata Bobot

1 2 3 4

S1 S2 Sn W1 W2 Wn

Total 1,00

Sumber : Rosa (2003)

Tabel 5 Penentuan bobot faktor eksternal

Faktor Eskternal Tingkat Kepentingan Jumlah

Narasumber Nilai Rata-rata Bobot

1 2 3 4

O1 O2 On T1 T2 Tn

Total 1,00

Sumber : Rosa (2003)

3. Memberikan peringkat 1 — 4 pada setiap faktor

Peringkat diberikan pada setiap faktor internal dengan 1 untuk kelemahan utama, 2 untuk kelemahan minor, 3 untuk kekuatan minor, dan 4 untuk kekuatan utama. Kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Pada Tabel 6 dan 7, peringkat adalah nilai rata-rata dari kepentingan.


(24)

12

Tabel 6 Penentuan peringkat faktor internal

Faktor Internal Tingkat Kepentingan Jumlah Narasumber Peringkat

1 2 3 4

S1 S2 Sn W1 W2 Wn

Total Sumber : Rosa (2003)

Peringkat diberikan pada setiap faktor eksternal dengan 1 menandakan bahwa respon perusahaan di bawah rata-rata, 2 menandakan bahwa respon perusahaan rata-rata, 3 menandakan bahwa respon perusahaan di atas rata-rata, dan 4 menandakan bahwa respon perusahaan sangat bagus. Baik peluang maupun ancaman dapat menerima peringkat 1, 2, 3, atau 4.

Tabel 7 Penentuan peringkat faktor eksternal

Faktor Internal Tingkat Kepentingan Jumlah Narasumber Peringkat

1 2 3 4

O1 O2 On T1 T2 Tn

Total Sumber : Rosa (2003)

4. Menentukan skor bobot masing-masing faktor

Skor bobot dapat ditentukan dengan cara mengalikan bobot pada tiap faktor dengan peringkatnya (Tabel 8 dan 9).

Tabel 8 Matriks IFE

Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor

S1 S2 Sn W1 W2 Wn

Total Sumber : David (2011) Tabel 9 Matriks EFE

Simbol Faktor Eksternal Bobot Peringkat Skor

O1 O2 On T1 T2 Tn

Total Sumber : David (2011)


(25)

13 5. Menjumlahkan seluruh skor bobot untuk mendapatkan skor bobot total

Skor bobot maksimal adalah 4,0 dan skor bobot minimal adalah 1,0 dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 menandakan bahwa perusahaan lemah secara internal, sedangkan skor di atas 2,5 menandakan bahwa perusahaan kuat secara internal. Semakin tinggi skor bobot total yang didapatkan mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon peluang dan ancaman yang ada dengan baik.

b. Penetapan Matriks Internal-Eksternal (IE)

Tahapan penetapan Matriks Internal-Eksternal (IE) dilakukan untuk mengetahui strategi mana yang sesuai diterapkan pada perusahaan. Dari skor pembobotan yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dapat diketahui matriks IE yang memiliki sembilan kuadran dengan masing-masing kuadran menggambarkan implikasi strategi yang berbeda-beda. Sumbu X pada matriks IE menggambarkan skor bobot IFE dan sumbu Y menggambarkan skor bobot EFE (Gambar 4).

Gambar 4 Matriks Internal-Eksternal (IE) Sumber : David (2011)

Menurut David (2011), matriks IE memiliki sembilan kuadran yang dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut.

1. Grow and build strategy (Kuadran I,II, dan IV)

Fokus strategi ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk yang bersifat intensif dan agresif.

2. Hold and maintain strategy (Kuadran III,V, dan VII)

Fokus strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3. Harvest and divest strategy (Kuadran VI,VIII, dan IX)

Fokus strategi ini adalah perlunya manajemen biaya yang agresif saat biaya peremajaan bisnis untuk merevitalisasi bisnis tergolong rendah.

c. Penentuan alternatif strategi

Penentuan alternatif strategi dilihat dari hasil yang terdapat pada Matriks SWOT yang berisi kemungkinan strategi alternatif yang dapat digunakan. Menurut David (2011), terdapat empat jenis strategi yang dihasilkan:

1. strategi SO, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk mengambil peluang sebesar-besarnya;

2. strategi ST, yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman; I IX VIII VI VII V IV III II

Total Skor IFE

T o tal Sk o r E FE

Kuat Sedang Lemah

Lemah Sedang Kuat 1 1 2 2 3 3 4


(26)

14

3. strategi WO, yaitu dengan mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan;

4. strategi WT, yaitu dengan meminimalisir kelemahan untuk menghindari ancaman.

d. Penentuan peringkat pada alternatif strategi

Penentuan peringkat strategi yang telah dihasilkan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait dan berpengaruh dalam strategi tersebut. Kemudian dilakukan penjumlahan skor pembobotan dari masing-masing faktor tersebut. Hasil perhitungan tersebut menjadi nilai bagi strategi yang ada. Penentuan rangking prioritas dilakukan berdasarkan urutan nilai strategi yang terbesar hingga yang terkecil (Tabel 10).

Tabel 10 Penentuan peringkat alternatif strategi

Alternatif Strategi Keterkaitan dengan Unsur SWOT Skor Peringkat

SO1 SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn

Sumber : Saraswati (2010)

2. Strategi dan Rekomendasi

Mahasiswa memberikan strategi dan rekomendasi pengelolaan proyek lanskap bandara berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan selama kegiatan magang. Kemudian diusulkan strategi pengelolaan proyek lanskap bandara. Usulan ini diharapkan mampu membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan menyusun kegiatan pengelolaan lanskap bandara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah PT Tropica Greeneries

PT Tropica Greeneries didirikan pada tanggal 2 Agustus 2002 oleh Ir. Anggia Murni. Awalnya perusahaan ini bernama Pinus Hijau Lestari yang bergerak di bidang perdagangan ekspor dan impor tanaman hias, serta pengadaan tanaman lanskap untuk kebutuhan proyek lanskap. Kemudian, dengan keahlian yang dimiliki, perusahaan ini melebarkan usahanya dengan menangani pengadaan jasa di bidang profesi arsitektur lanskap. Jasa yang ditawarkan oleh PT Tropica Greeneries adalah konsultan lanskap, pekerjaan perancangan lanskap, dan kontraktor lanskap.

PT Tropica Greeneries beralamat di Perkantoran Kalimalang Square, Ruko 8, Jl. Raya Kalimalang, Tarum Barat, Pangkalan Jati, Jakarta Timur 13440. Perusahaan ini memiliki nursery sendiri yang berlokasi di Cijantung. PT Tropica


(27)

15 Greeneries memiliki 25 staf yang memiliki tugas masing-masing. Secara terstruktur organisasi PT Tropica Greeneries terdiri atas Direktur, Administrasi dan Keuangan,

Nursery, Proyek Lanskap, Pemeliharaan, Ekspor dan Impor, serta Rental Tanaman

Indoor (Gambar 5).

Gambar 5 Struktur organisasi PT Tropica Greeneries Sumber : PT Tropica Greeneries 2014

Tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi PT Tropica Greeneries dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Direktur merupakan manager dan kepala dalam perusahaan. Direktur bertanggung jawab mengontrol semua kegiatan usaha, kinerja para staf, hubungan dengan klien, berkewenangan dalam menentukan segala kebijakan dan keputusan yang ada di perusahaan termasuk proyek, dan bertugas sebagai konseptor.

2. Administrasi dan Keuangan merupakan pengatur sistem administrasi dan keuangan yang terkait dengan perusahaan dan proyek seperti administrasi perusahaan, pembayaran gaji staf dan buruh, serta pendapatan dan pengeluaran perusahaan.

3. Nursery merupakan bagian yang bertugas mempersiapakan kebutuhan tanaman yang digunakan untuk proyek lanskap dan kegiatan yang terkait dengan penjualan tanaman.

4. Bidang Lanskap dibagi menjadi dua subbagian, yaitu Proyek Lanskap dan rental tanaman indoor. Proyek Lanskap merupakan bidang yang dikerjakan oleh arsitek lanskap/arsitek yang bertugas mengembangkan dan menciptakan hasil dari konsep yang telah ditentukan. Bidang ini memiliki struktur organisasi proyek tersendiri. Rental tanaman indoor

merupakan staf yang bertugas mengelola setiap tanaman yang disewakan untuk digunakan dalam mendesain suatu acara dalam ruangan.

5. Bidang Pemeliharaan merupakan bidang yang memiliki hubungan erat dengan proyek lanskap karena bertugas memelihara tanaman yang digunakan dalam pekerjaan proyek selama masa pemeliharaan tanaman

Direktur Adminstrasi & Keuangan

Nursery

Rental Tanaman

Indoor

Ekspor dan Impor Pemeliharaan

Proyek Lanskap

Lanskap

Keterangan : Hubungan instruksional


(28)

16

yang telah disepakati dalam kontrak. Bidang pemeliharaan ini ditangani oleh beberapa supervisor yang dibantu oleh tenaga lapang.

6. Bidang Ekspor dan Impor merupakan bidang yang bertugas mengatur dan mengelola seluruh kegiatan yang terkait dengan ekspor dan impor tanaman.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang lanskap ini memiliki visi dan misi. Visi dari PT Tropica Greeneries adalah “Green statement that brings you a healthy atmosphere”. Misi PT Tropica Greeneries adalah (1) menjadi kontraktor dan desainer lanskap yang professional, (2) menyediakan kebutuhan lanskap baik

softscape maupun hardscape, (3) mendukung gaya hidup orang-orang yang tertarik pada kualitas lanskap lebih tinggi, (4) menyediakan semua kebutuhan lanskap mulai dari desain, konstruksi, dan pemeliharaan lanskap, dan (5) memiliki pengetahuan yang memadai mengenai tanaman dan jaringan yang luas (lokal dan internasional). PT Tropica Greeneries memiliki banyak pengalaman dalam menangani proyek lanskap, pengembangan tanaman, pembibitan tanaman, ekspor produk tanaman, serta memiliki pengetahuan pada tanaman lokal dan tanaman introduksi. PT Tropica Greeneries telah banyak menangani berbagai proyek dari skala kecil sampai skala besar yang berlokasi di berbagai daerah. Salah satu kantor cabang PT Tropica Greeneries terletak di Bali yang beralamat di Jalan Jayagiri No. 1/1f Renon, Denpasar. Kantor cabang ini bertugas untuk mengurus proyek lanskap di daerah Bali. Pada saat kegiatan magang berlangsung, mahasiswa membantu pekerjaan administrasi di kantor PT Tropica Greeneries yang ada di Bali dan pekerjaan lapang di Bandara Internasional Ngurah Rai.

Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali

Bandara Internasional Ngurah Rai diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969. Nama bandara ini diambil dari nama seorang pahlawan Indonesia dari Bali, yaitu I Gusti Ngurah Rai. Saat ini, luas wilayah Bandara Internasional Ngurah Rai kurang lebih 296 ha. Bandara Internasional Ngurah Rai dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai perusahaan penyedia jasa kebandarudaraan. Bandara Internasional Ngurah Rai memiliki satu terminal domestik, satu terminal internasional, dan satu terminal untuk jet pribadi.

Banyaknya penumpang internasional dan domestik setiap tahunnya menjadikan PT Angkasa Pura I berkepentingan mengembangkan Bandara Internasional Ngurah Rai agar lebih optimal dalam melayani permintaan pengguna jasa dan meningkatkan kenyamanan pengguna. PT Angkasa Pura I kemudian membentuk sebuah tim yang diberi nama Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali (PPBIB). Proyek ini memiliki lima paket pekerjaan dalam berbagai bidang seperti infrastruktur, bangunan penunjang, gedung terminal internasional, baggage handling system, serta ekspose ornamen interior dan eksterior sehingga diadakan kegiatan tender untuk pekerjaan tersebut.

PT Tropica Greeneries terpilih sebagai subkontraktor dalam paket ke lima, yaitu ekspose ornamen interior dan eksterior khususnya pada bagian lanskap. Pada proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, terdapat lima pihak yang terlibat di dalam keseluruhan proses. Kelima pihak tersebut adalah owner selaku pihak pertama yaitu PT Angkasa Pura I (Persero), utusan langsung dari owner selaku pihak kedua yaitu PPBIB, manajemen konstruksi selaku pihak ketiga yaitu PT Jaya


(29)

17 CM Jo. PT Emekon Prakasita, kontraktor utama selaku pihak keempat yaitu PT Adhi Karya Tbk., serta konsultan dan kontraktor lanskap selaku pihak kelima yaitu PT Tropica Greeneries (Gambar 6). Pihak-pihak tersebut saling berketerkaitan satu sama lain guna menunjang proyek pekerjaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai.

Gambar 6 Struktur organisasi Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai Sumber : PT Tropica Greeneries 2014

PPBIB khusus bagian lanskapnya dimulai pada tanggal 1 Juli 2013. Pekerjaan lanskap ini berlokasi di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai. Terdapat tiga area pekerjaan lanskap yang ditangani oleh PT Tropica Greeneries, yaitu area

landed garden, area vertical garden, dan area roof garden. Area-area ini terletak di bagian dalam dan luar terminal internasional. Pada proyek lanskap ini tidak hanya elemen lunak saja yang dikerjakan oleh PT Tropica Greeneries tetapi juga Elemen keras. Untuk ekspose ornamen interior PT Tropica Greeneries menggunakan ornamen metal laser cut. Metal laser cut terbuat dari bahan metal yang kemudian di ukir dengan menggunakan teknik cutting. Ornamen metal laser cut terletak pada pilar-pilar yang berada di dalam terminal internasional.

Area kerja lanskap PT Tropica Greeneries dibagi menjadi tiga, yaitu landed garden, vertical garden, dan roof garden. Landed garden adalah taman yang memberikan keindahan dan kenyamanan bagi pengguna. Area landed garden

terdapat pada taman transisi, taman dalam pilar, dan area touch up (Lampiran 3). Taman transisi adalah taman yang terletak di area pintu masuk terminal kedatangan internasional. Taman ini didominasi oleh tanaman tropis. Taman dalam pilar adalah suatu konsep taman yang berada di dalam pilar kaca seperti terarium. Terdapat lima belas pilar yang memiliki desain lanskap yang berbeda. Area touch up dibuat untuk memperindah penampilan lanskap jalan menuju terminal internasional, area ini berada di sebelah kiri, kanan, dan median jalan.

Vertical garden adalah taman yang ditanam secara vertikal dengan menggunakan kokopit sebagai media tanamnya. Tanaman pada vertical garden

ditanam dalam geopocket. Vertical garden terletak di dekat pintu masuk terminal keberangkatan internasional (Lampiran 4). Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang tahan naungan. Terdapat lima belas pilar vertical garden yang

PT Angkasa Pura I

Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali

Manajemen Konstruksi PT Jaya CM Jo. PT Emekon Prakasita

Kontraktor Utama Paket 5f dan 5h PT Adhi Karya Tbk.

Sub Kontraktor Lanskap PT Tropica Greeneries


(30)

18

memiliki ketinggian dan pola tanam yang berbeda. Roof garden adalah taman yang berada di atas sebuah bangunan. Pada Bandara Internasional Ngurah Rai tidak ada keberadaan taman di atas atap tetapi ada penanaman pada planter box yang ada pada sisi gedung parkir tujuannya adalah penghijauan untuk meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan bandara (Lampiran 5).

Aspek Fisik dan Biofisik Letak dan Luas Wilayah

PPBIB berlokasi di dalam kawasan Bandara Ngurah Rai, Bali, yang terletak di Jalan Raya Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kuta, Bali 80362. Secara geografis, Bandara Internasional Ngurah Rai terletak di antara 8°44 53 LU - 115°10 3 BT. Bandara Internasional Ngurah Rai berbatasan dengan permukiman warga dan hotel di sebelah utara, pemukiman warga di sebelah selatan, kawasan resort di sebelah barat dan pemukiman warga di sebelah timur. Lokasi Bandara Internasional Ngurah Rai berada kurang lebih 13 km dari pusat Kota Denpasar. Proyek lanskap bandara ini terletak pada terminal internasional yang memiliki luas sekitar 120.000 m2.

Pekerjaan lanskap yang dikerjakan oleh PT Tropica Greeneries memiliki luas total kurang lebih 7167,68 m2. Gambar 7 merupakan peta area kerja lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai oleh PT Tropica Greeneries.

Sirkulasi dan Aksesibilitas

Sirkulasi pada kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai terbagi menjadi dua jalur dengan pedestrian pada sisi jalannya. Bagi pengguna yang ingin menggunakan jasa penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai dapat menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum seperti taksi dan Bus Trans Sarbagita untuk mencapai kawasan ini.

Akses masuk untuk mobil ke Bandara Internasional Ngurah Rai hanya melalui satu pintu di bagian timur bandara, sedangkan untuk pejalan kaki dan pengguna motor terdapat dua pintu akses masuk. Akses masuk kendaraan bermotor dapat melalui bagian barat bandara yang merupakan lahan lama untuk parkir motor dan di gedung parkir baru motor yang terletak di sebelah utara bandara. Bandara Internasional Ngurah Rai memiliki akses masuk khusus untuk pengguna jet pribadi melalui pintu di sebelah selatan.

Topografi dan Jenis Tanah

Topografi kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai secara keseluruhan adalah datar. Bandara Internasional Ngurah Rai berada pada ketinggian sekitar 27 mdpl. Kondisi topografi proyek lanskap bandara awalnya datar, tetapi dalam pembangunannya dilakukan rekayasa kontur dengan melakukan cut dan fill pada beberapa bagian.

Secara keseluruhan kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai memiliki jenis tanah regosol yang berwarna keabuan hingga kuning dengan kadar bahan organik rendah. Jenis tekstur tanah pada kawasan Terminal Internasional adalah berbutir kasar dan memiliki pH tanah sekitar 6 — 7. Jenis tanah ini memiliki sedikit unsur N sehingga perlu ditambahkan pupuk organik atau pupuk kandang.


(31)

19 Gambar 7 Peta area kerja lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai


(32)

20

Hidrologi

Sistem hidrologi yang terdapat di Bandara Internasional Ngurah Rai berasal dari PDAM dan pengolahan air limbah. Air yang diolah merupakan air limbah toilet yang diolah menjadi air bersih kemudian dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Hal ini dilakukan untuk mendukung konsep ecoterminal yang sedang diterapkan Bandara Internasional Ngurah Rai. Kelemahan dari penggunaan air daur ulang untuk penyiraman adalah mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Iklim

Bandara Internasional Ngurah Rai terletak di selatan Kota Denpasar yang merupakan daerah pantai beriklim panas. Menurut BMKG Wilayah III Denpasar, pada tahun 2012, daerah ini memiliki suhu rata-rata sebesar 26,9°C, dengan suhu terendah pada bulan Juli 25,5°C dan suhu tertinggi pada bulan November 28,5°C. Curah hujan rata-rata pada kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah 154,1mm/bulan, curah hujan maksimum 554,2 mm/bulan pada bulan Januari dan curah hujan minimum 0,3 mm/bulan pada bulan Agustus. Kelembaban udara rata-rata adalah 80,6%, penyinaran matahari rata-rata-rata-rata adalah 77,6%, dan kecepatan angin rata-rata adalah 6,2 km/jam (Tabel 11).

Tabel 11 Data iklim rata-rata tahun 2012

Bulan Suhu Udara

(oC)

Curah Hujan (mm/bulan) Kelembaban Udara (%) Penyinaran Matahari (%) Kecepatan Angin (km/jam)

Januari 27,2 554,2 83,0 43,0 7,6

Februari 27,2 208,6 84,0 74,0 4,9

Maret 27,2 528,5 83,0 51,0 6,7

April 27,2 43,2 82,0 94,0 5,1

Mei 27,0 119,7 81,0 79,0 7,3

Juni 26,1 3,8 79,0 84,0 7,1

Juli 25,5 50,1 77,0 80,0 8,0

Agustus 26,1 0,3 77,0 89,0 7,6

September 26,0 1,8 80,0 92,0 5,3

Oktober 27,2 11,0 79,0 94,0 5,7

November 28,5 92,7 80,0 84,0 4,2

Desember 28,1 235,1 82,0 67,0 5,0

Rata-rata 26,9 154,1 80,6 77,6 6,2

Sumber : Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar Vegetasi dan Satwa

Bandara Ngurah Rai merupakan kawasan yang padat dan berpolusi sehingga harus ditanami vegetasi untuk mereduksi polusi udara yang ada dan menyejukkan kawasan. Vegetasi yang berada di Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan tanaman lokal dan tanaman yang tahan terhadap iklim pantai. Jenis vegetasi yang ada di Bandara Internasional Ngurah Rai saat ini didominasi oleh pohon, semak, dan rumput. Vegetasi yang terdapat di Terminal Internasional antara lain adalah kamboja (Plumeria sp.), dadap merah (Erythrina crystagali), palem (Roystonea regia), dan angsana (Pterocarpus indicus). Data jenis vegetasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Saat ini, Bandara Internasional Ngurah Rai sedang dalam masa pengembangan sehingga kawasan ini akan memiliki jenis vegetasi yang semakin beragam. Beragam jenis vegetasi memiliki fungsi sebagai tanaman pengarah,


(33)

21 peneduh, display plant, dan penutup tanah. Satwa yang berada di Bandara Internasional Ngurah Rai kebanyakan satwa liar seperti burung. Beberapa pohon seperti dadap merah merupakan vegetasi yang mengundang burung pemakan madu.

Aspek Sosial Pengguna

Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan gerbang utama bagi warga negara asing yang ingin berkunjung ke Bali. Pengguna bandara ini tidak hanya wisatawan saja tetapi pekerja baik yang bekerja di bandara maupun di luar bandara. Beberapa tahun terakhir, jumlah penumpang pesawat mendarat dan terbang melalui Bandara Internasional Ngurah Rai mengalami peningkatan. Gambar 8 menunjukkan bahwa kedatangan penumpang terbanyak pada bulan Desember karena pada bulan tersebut merupakan libur akhir tahun. Keberangkatan penumpang terbanyak terjadi pada bulan Agustus (Kantor Otoritas Wilayah IV, 2013).

Gambar 8 Grafik banyaknya kedatangan dan keberangkatan penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, tahun 2013

Tenaga Kerja

Keberadaan Bandara Internasional Ngurah Rai bagi masyarakat sekitar merupakan salah satu keuntungan karena merupakan lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Banyak karyawan tetap ataupun karyawan harian yang berasal dari masyarakat sekitar bandara. Tenaga kerja yang bekerja di Bandara Internasional Ngurah Rai tidak hanya berasal dari masyarakat sekitar, tetapi terdapat tenaga kerja yang berasal dari luar Pulau Bali. Pada proyek lanskap yang sedang dikerjakan oleh tenaga kerja PT Tropica Greeneries, tenaga kerja bukan berasal dari masyarakat sekitar melainkan berasal dari luar pulau Bali.

100 000 200 000 300 000 400 000 500 000 600 000 700 000 800 000 900 000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

B an y ak n y a P en u m p an g ( Jiw a) Bulan Berangkat Datang


(34)

22

Karakteristik Pengguna

Karakteristik dan persepsi pengguna merupakan hal yang perlu diidentifikasi sebagai masukan bagi pengelola Bandara Internasional Ngurah Rai. Data tersebut didapatkan melalui wawancara dengan panduan kuisioner yang disebarkan kepada 30 responden. Berdasarkan hasil kuisioner terhadap responden yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, sebanyak 47% pengguna berusia 25 hingga 35 tahun, 33% pengguna berusia kurang dari 25 tahun, 13% pengguna berusia 36 hingga 46 tahun, dan 7% pengguna berusia lebih dari 46 tahun (Gambar 9).

Gambar 9 Persentase pengguna bandara berdasarkan usia

Pengguna sebagian besar merupakan pelajar (30%), ibu rumah tangga (17%), pekerja yang bekerja sebagai karyawan (40%), sebagai kontraktor (3%), dan sebagai arsitek (10%) (Gambar 10). Persentase tersebut menunjukkan bahwa pengguna bandara meliputi hampir setiap latar belakang pekerjaan. Mereka biasanya mengunjungi bandara karena bandara merupakan gerbang utama untuk menuju Bali. Berdasarkan tujuan, pengguna sebagian besar datang ke Bali untuk keperluan pekerjaan (43%) ataupun berlibur (37%) (Gambar 10). Hal ini menunjukkan bahwa Bali bukan hanya terkenal sebagai destinasi wisata namun juga untuk keperluan bekerja.

Gambar 10 Persentase pengguna bandara berdasarkaan pekerjaan dan tujuan kedatangan

Berdasarkan hasil kuisioner, frekuensi kedatangan pengguna adalah satu bulan sekali (33%), setiap hari (27%), enam bulan sekali (17%), pertama kali (13%), dan setahun sekali (10%) (Gambar 11). Pengguna bandara tidak hanya wisatawan yang datang saat liburan, tetapi juga para pekerja yang setiap hari datang ke bandara. Wisatawan yang datang melalui bandara akan semakin meningkat pada masa

33% 47% 13% 7% Usia <25 25-35 36-46 >46 40% 3% 10% 17% 30% Pekerjaan Karyawan Kontraktor Arsitek

Ibu Rumah Tangga Pelajar 37% 43% 13% 7% Tujuan Liburan Pekerjaan Pendidikan Lainnya


(35)

23 liburan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah penumpang yang datang pada grafik keberangkatan dan kedatangan penumpang melalui Bandara Internasional Ngurah Rai.

Gambar 11 Persentase pengguna bandara berdasarkan frekuensi kedatangan Persepsi Pengguna

Pendapat pengunjung mengenai hasil kegiatan pengelolaan taman Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan hal yang perlu diketahui oleh pengelola sebagai bahan evaluasi. Berdasarkan hasil kuisioner, sebagian besar responden berpendapat bahwa kondisi taman sudah rapi dan terawat dengan baik (60%) (Gambar 12). Hal ini dikarenakan jadwal pemeliharaan yang dibuat sudah sesuai sehingga taman terlihat rapi dan penataan yang sudah tepat. Selain itu, sebagian pengguna juga berpendapat bahwa taman Bandara Internasional Ngurah Rai sudah bersih (50%) karena tidak ada sampah pada area taman (Gambar 13).

Gambar 12 Persentase penilaian pengguna bandara terhadap kondisi taman

Gambar 13 Penilaian pengguna bandara terhadap kebersihan taman 13%

27%

33% 17%

10%

Frekuensi Kedatangan

Pertama kali Setiap hari Satu bulan sekali Enam bulan sekali Setahun sekali

10%

30% 60%

Kondisi Taman

Tidak terawat Kurang terawat Rapi dan terawat dengan baik

10%

40% 50%

Kebersihan Taman

Tidak bersih Kurang bersih Bersih


(36)

24

Berdasarkan hasil kuisioner, pengguna merasa nyaman dengan taman Bandara Internasional Ngurah Rai. Hal ini ditunjukkan dengan persentase penilaian cukup nyaman (50%) (Gambar 14). Menurut pengguna, adanya taman membuat bandara menjadi sejuk dan asri. Pada aspek fasilitas, pengguna berpendapat bahwa fasilitas yang ada sudah baik (50%) (Gambar 15). Namun, ada beberapa penilaian yang kurang baik terhadap kondisi taman, kebersihan taman, kenyamanan taman, dan fasilitas taman. Sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap aspek pengelolaan agar dapat mengetahui kendalanya dan memberikan solusi terhadap kendala serta meningkatkan kinerja pengelolaan taman.

Gambar 14 Penilaian pengguna bandara terhadap kenyamanan taman

Gambar 15 Penilaian pengguna bandara terhadap fasilitas taman

Taman Bandara Internasional Ngurah Rai keberadaannya mudah terlihat dan startegis (70%) menurut penilaian pengguna bandara (Gambar 16). Sebagian besar pengguna merasa keberadaan taman tidak tertutupi, hal ini ditunjukkan dengan keberadaan taman yang menambah keindahan bangunan bandara.

Gambar 16 Penilaian pengguna bandara terhadap lokasi taman 10%

50% 40%

Kenyamanan Taman

Tidak nyaman Cukup nyaman Nyaman Sangat nyaman

10%

40% 50%

Fasilitas Taman

Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik

30%

70%

Lokasi Taman

Tidak terlihat dan tertutupi

Mudah terlihat dan strategis


(37)

25 Penilaian terhadap desain taman keseluruhan Taman Bandara Internasional Ngurah Rai dilakukan dengan menentukan tingkat keindahannya dengan membagi ke dalam beberapa area (Gambar 17). Berdasarkan hasil kuisioner, sebagian besar pengguna berpendapat bahwa desain taman Bandara Internasional Ngurah Rai sudah cukup indah pada kelima area. Terdapat beberapa area taman yang memiliki penilaian buruk, yaitu area taman dalam pilar memiliki penilaian buruk sebesar 26,7% , area taman sisi timur barat dan timur gedung parkir sebesar 7%, dan area taman transisi sebesar 6%. Hal ini disebabkan oleh desain taman yang dibuat sudah cukup baik pada keseluruhan area. Namun, pengelolaannya belum maksimal sehingga kondisi taman terlihat buruk. Diperlukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas visual taman. Berdasarkan hasil wawancara, harapan pengguna bandara untuk pengelola taman adalah kegiatan pemeliharaan taman lebih ditingkatkan, menjaga kebersihan taman, dan menambah fasilitas penunjang seperti tempat sampah.

Gambar 17 Penilaian pengguna bandara terhadap desain area taman Pengelolaan Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai

Bandara Internasional Ngurah Rai telah melaksanakan renovasi pada terminal internasional. Renovasi tidak hanya pada bagian bangunan saja, tetapi juga pada tamannya. Pada saat mahasiswa melakukan kegiatan magang, proyek lanskap ini sudah sampai pada tahap pemeliharaan taman. Masa pemeliharaan merupakan masa kritis karena menentukan keberhasilan proyek lanskap (Arifin dan Arifin, 2005). Masa pemeliharaan oleh PT Tropica Greeneries berlangsung hingga dilaksanakan serah terima sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Pengelolaan proyek lanskap yang baik dan sesuai dibutuhkan selama masa pemeliharaan agar pemeliharaan taman berhasil dan tujuan awalnya tercapai.

Pada pengelolaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai terdapat tiga bagian taman yang dikelola, yaitu landed garden, roof garden, dan vertical garden. Arifin dan Arifin (2005) menyatakan pengelolaan lanskap adalah upaya manusia untuk mendayagunakan, memelihara, dan melestarikan lanskap agar memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas kelestariannya. Pengelolaan lanskap meliputi struktur organisasi, tenaga kerja, jadwal pemeliharaan, peralatan dan bahan, serta anggaran biaya pemeliharaan.

30% 10% 10% 3,3% 20% 33% 27% 50% 30% 44% 57% 66% 40% 40% 6% 7% 26,7% 0 5 10 15 20 25 Taman Transisi Vertical Garden Taman Sisi Barat dan Timur Gedung Parkir Gedung Parkir Taman dalam Pilar Sangat indah Indah Cukup indah Buruk Sangat buruk


(38)

26

Struktur Organisasi

Pada proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, PT Tropica Greeneries memiliki sebuah tim untuk menangani suatu proyek. Tim tersebut bekerja di bawah seorang project manager dan dimonitori langsung oleh direktur (Gambar 18). Dalam melaksanakan pekerjaan, project manager dibantu oleh seorang site manager. Secara rinci, lingkup tanggung jawab divisi dalam struktur organisasi teamwork PT Tropica Greeneries adalah sebagai berikut.

a. Project manager bertugas dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan proyek, mengontrol jalannya pelaksanaan proyek lanskap, berhubungan langsung dengan klien, berkoordinasi langsung dengan bagian-bagian yang lain, dan mengambil keputusan sesuai dengan wewenangnya sepengetahuan direktur.

b. Site manager bertugas sebagai pengawas pekerjaan di lapang, mengontrol pelaksanaan pekerjaan di lapang, berkomunikasi dengan pekerja, dan fokus pada pengelolaan pelaksanaan pekerjaan lanskap.

c. Administration bertugas sebagai pengurus keuangan proyek dan tahapan pembayaran proyek.

d. Engineer bertugas untuk membuat shop drawing, melakukan review

terhadap rincian detil proyek, dan pengawasan pelaksanaan engineering

proyek.

e. Drafter bertugas membuat gambar kerja atau menggambar hasil desain yang telah ditentukan konsepnya.

Gambar 18 Struktur organisasi teamwork PT Tropica Greeneries Sumber : PT Tropica Greeneries 2014

Pengelolaan proyek lanskap dan taman Bandara Internasional Ngurah Rai saat ini menjadi tanggung jawab PT Tropica Greeneries, di bawah bagian pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan diawasi langsung oleh site manager. PT Tropica Greeneries sudah memiliki struktur organisasi yang baik. Sebelumnya divisi pemeliharaan sudah ada pada struktur organisasi perusahaan. Divisi pemeliharaan berkoordinasi langsung dengan divisi proyek lanskap. Divisi pemeliharaan bertugas mengontrol dan melaksanakan kegiatan pemeliharaan taman di Bandara Internasional Ngurah Rai.

Project Manager Irwan Soedharnoto

Site Manager Yoga Iswara

Engineer Ifa Nur Ainina

Drafter Isa Damanhury Administration

Retno Ariyanti

Divisi Pemeliharaan

Keterangan : Hubungan instruksional


(39)

27 Tenaga Kerja

PT Tropica Greeneries memiliki tujuh orang tenaga kerja pemeliharaan yang terdiri dari satu tenaga kerja pengawas dan enam tenaga kerja pelaksanaan pemeliharaan taman Bandara Internasional Ngurah Rai. Tenaga kerja pemeliharaan taman PT Tropica Greeneries berasal dari Probolinggo, Jawa Timur. Jam kerja rutin harian adalah pukul 08.00 s.d. 17.00 dengan istirahat satu jam (pukul 12.00 s.d. 13.00). Seluruh pekerja taman PT Tropica Greeneries bekerja rata-rata delapan jam per hari, selama tujuh hari dalam seminggu dengan satu hari libur pada minggu kedua. Pengambilan hari libur dilakukan secara bergantian dan sudah dijadwalkan hari libur setiap tenaga kerja. Apabila ada tenaga kerja yang berhalangan hadir pada hari tertentu, tenaga kerja tersebut dapat mengajukan pertukaran jadwal libur dengan tenaga kerja lain. Agar tercipta suasana kerja yang kondusif dan nyaman,

site manager mengadakan pertemuan satu bulan sekali untuk berdiskusi mengenai pekerjaan pemeliharaan di lapang (Gambar 19).

Gambar 19 Kegiatan diskusi dengan tenaga kerja pemeliharaan

Kapasitas kerja adalah besarnya kemampuan tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan dalam waktu satu jam. Kapasitas kerja dapat diketahui dengan menghitung waktu yang dibutuhkan tenaga kerja dalam menyelesaikan suatu kegiatan pemeliharaan. Dalam kegiatan pemeliharaan taman Bandara Internasional Ngurah Rai belum ada standar yang jelas mengenai kapasitas kerja yang harus dipenuhi oleh setiap tenaga kerja dalam satu HOK. Tabel 12 merupakan perbandingan kapasitas kerja tenaga kerja pemeliharaan taman di lapang dengan literatur.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, sebagian besar pekerjaan pemeliharaan sudah sesuai dengan standar kapasitas kerja. Namun, terdapat beberapa pekerjaan pemeliharaan yang masih di bawah standar. Hal ini disebabkan oleh latar belakang tenaga kerja pemeliharaan taman PT Tropica Greeneries bukan berasal dari tenaga kerja yang sudah ahli di bidang pertamanan. Selain itu, terdapat kendala dalam hal teknis pada saat penggunaan selang plastik yang harus dilewati kendaraan sehingga air yang keluar tidak banyak, pengisian sprayer gendong yang membutuhkan waktu, dan alat yang tidak mencukupi. Untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja, dibuat form checklist yang diisi oleh pengawas jika mereka telah selesai melakukan pekerjaan pemeliharaan (Lampiran 7).


(40)

28

Tabel 12 Kapasitas tenaga kerja pemeliharaan Taman Bandara Internasional Ngurah Rai

No Kegiatan Pemeliharaan

Kapasitas Kerja per Jam Efektivitas Kerja per Jam3

(%)

Ideal1 Aktual2

1. Penyiraman rumput dengan sprinkler 500 m2 318 m2 63,6

2. Penyiraman pohon dengan selang plastik 15 pohon 12 pohon 80

3. Penyiraman ground cover dan semak

dengan selang plastik 150 m

2 161,5 m2 107,7

4. Pemangkasan tanaman semak dan

penutup tanah dengan gunting pangkas 10 m

2 11 m2 110

5. Penyiangan dan pendangiran tanaman

semak 40 m

2 30 m2 75

6. Pemupukan pupuk inorganik pada

tanaman penutup tanah 200 m

2 151,2 m2 75,6

7. Penyemprotan pestisida pada semak

dengan sprayer gendong 500 m

2 250 m2 50

8. Penyulaman rumput (lempeng) 10 m2 13 m2 130

9. Penyulaman semak 3 m2 3 m2 100

Sumber : 1Arifin dan Arifin (2005); 2Pengamatan di lapang (2014);

3Efektivitas Kerja = Pengamatan Lapang x 100% Literatur

Perhitungan jumlah tenaga kerja dalam satu tahun (HOK per tahun per kegiatan) diperlukan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemeliharaan harian yang dibutuhkan untuk taman Bandara Internasional Ngurah Rai sesuai dengan kapasitas kerjanya. Perhitungan HOK tenaga pemelihara taman per kegiatan selama setahun disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 Perhitungan HOK tenaga pemelihara taman selama setahun

No. Kegiatan

Pemeliharaan Satuan KK1 per jam Jumlah Kebutuhan Waktu (jam) HOK per Kegiatan2 Frekuensi per Tahun3 HOK Satu Tahun 1. Penyiraman

rumput dengan sprinkler

m2 500 1544 3,09 0,39 312 120,43

2. Penyiraman rumput dengan selang plastik ¾ inci

m2 150 254 1,69 0,21 312 66,04

3. Penyiraman pohon dengan selang plastik ¾ inci

pohon 15 146 9,73 1,22 312 379,60

4. Pemangkasan semak dan penutup tanah dengan gunting pangkas

m2 10 3536 353,60 44,20 12 530,40

5. Pemangkasan pohon


(1)

85

Lampiran 10 Permasalahan dan solusi pada kegiatan pemeliharaan taman

Area

Kegiatan

Pemeliharaan

Permasalahan

Solusi

Landed

garden

Penyiraman

1.

Area sudut pada taman

transisi tidak terkena air

pada saat penyiraman

menggunakan

sprinkler

.

2.

Sumber air untuk

penyiraman pada area

touch up

sulit

terjangkau sehingga

terdapat beberapa

tanaman yang layu.

1.

Melakukan penyiraman

manual dengan

menggunakan selang.

2.

Membuat titik keran air

baru yang dekat dengan

area

touch up

.

Penyiangan

gulma

1.

Banyak terdapat gulma

pada bagian depan

taman transisi.

1.

Mencabut gulma

sampai ke akar dan

memastikan akar

rimpang (stolon)

terangkat sehingga

gulma tidak tumbuh

kembali serta

melakukan penyiangan

gulma secara rutin.

Penyulaman

1.

Masih terdapat tanaman

yang layu dan mati

ketika dipindahkan ke

media tanam yang baru.

1.

Melakukan penyulaman

tanaman baru dengan

memasukkan media

tanam yang ada pada

polibag ke lubang

tanam atau media tanam

baru dan melakukan

penyiraman ketika

tanaman selesai

disulam.

Pengendalian

hama dan

penyakit

1.

Tanaman kalatea

(

Calatea wilson’s

prince

) daunnya seperti

berkarat dan berlubang.

2.

Tanaman spider lily

(

Hymenocalis speciosa

)

ujung daun berwarna

kuning.

3.

Tanaman kembang

sepatu (

Hibiscus

sp.)

daunnya mengkerut

akibat ulat.

4.

Tanaman hias berumbi

pada taman dalam pilar

mati dimakan tikus.

1.

Memotong daun yang

terserang lalu

dimusnahkan dan

disemprot dengan

fungsida.

2.

Memotong daun yang

terserang kemudian

menyebarkan Furadan

3G yang dicampur

dengan tanah.

3.

Mengambil ulat

kemudian dimusnahkan

dan menyemprotkan

insektisida.

4.

Memberi rodentisida

dan menutup lubang

tikus agar tikus tidak

kembali lagi.


(2)

86

Lampiran 10 Permasalahan dan solusi pada kegiatan pemeliharaan taman

(lanjutan)

Area

Kegiatan

Pemeliharaan

Permasalahan

Solusi

Vertical

garden

Penyiraman

1.

Sistem irigasi otomatis

pada vertical garden

tidak menyala atau

tersumbat.

1.

Membersihkan saringan

air yang berada dekat

tabung pupuk dengan

cara mengendorkan

baut penguncinya

kemudian direndam

dalam seember air

sambil

digoyang-goyangkan, setelah itu

dipasang kembali.

Roof garden

Penyiraman

1.

Tanaman pada

roof

garden

membutuhkan

air yang banyak agar

warna daunnya tetap

hijau dan tidak kering

karena harus

beradaptasi dengan

iklim pantai. Kondisi

cuaca yang cukup panas

menyebabkan air cepat

hilang.

1.

Melakukan penyiraman

secara rutin dan siang

hari. Hal yang harus

diperhatikan apabila

menyiram pada siang

hari adalah penyiraman

hendaknya langsung

pada permukaan tanah,

tidak pada permukaan

daun tanaman.

Pengendalian

hama dan

penyakit

1.

Terdapat benalu pada

tanaman kembang

sepatu (

Hibiscus

sp.)

1.

Mencabut benalu yang

melilit pada batang

kembang sepatu sampai

akar kemudian diberi

herbisida.


(3)

87

Lampiran 11 Tabel

trouble shooting

No. Area Permasalahan Penyelesaian

1. Pilar Terminal (Terarium)

Air tidak mengalir Pada pilar terminal dalam terdapat dua valve. Bagian pertama adalah valve primer dan bagian kedua adalah valve sekunder (keran). Bila air tidak menyala pada area ini, permasalahannya bisa jadi salah satu valve ada yang belum terbuka.

Tanaman mati Tanaman mati karena kekeringan diatasi dengan cara perbanyak penyiraman air. Tanaman mati karena penyakit diatasi dengan cara diberikan obat secara teratur. Tanaman mati karena hama diatasi dengan cara dilakukan penyemprotan insektisida secara rutin.

Tanah longsor Bila pada tanah di bagian Pilar terminal longsor, hal pertama dilakukan adalah melihat pada bagian dinding pilar apakah ada lubang atau tidak. Bila terdapat lubang pada bagian dinding pilar, hal pertama yang dilakukan adalah dengan menambalnya dengan karung tanah yang tersedia di Nursery. Selanjutnya setelah ditambal, bagian atasnya diberikan tanah subur untuk menutupi karung tersebut. Bila lubang yang ada di dinding pilar berukuran besar, dianjurkan agar ditambal menggunakan batako.

2. Taman Transisi Air tidak mengalir Pada transisi area terdapat dua valve. Bagian pertama adalah valve utama yang terletak di depan Bale Kulkul 7 dan bagian kedua adalah valve sekunder yang terletak di sebelah barat transisi area dekat dengan selokan air . Bila air tidak menyala pada area ini, permasalahannya bisa jadi salah satu valve ada yang belum terbuka. Tanaman mati Tanaman mati karena kekeringan diatasi

dengan cara perbanyak penyiraman air. Tanaman mati karena penyakit diatasi dengan cara diberikan obat secara teratur. Tanaman mati karena hama diatasi dengan cara dilakukan penyemprotan insektisida secara rutin.

3. Vertical Garden Talang banjir / kepenuhan air sisa penyiraman

Talang vertical garden dibagi menjadi 2 jenis, yaitu talang yang terdapat saluran pembuangan (letaknya di selasar kedatangan internasional) dan talang yang tidak terdapat saluran pembuangan (letaknya di belakang pilar 14). Pada talang yang terdapat saluran pembuangan, biasanya bermasalah pada tersumbatnya saluran tersebut sehingga harus rutin dibersihkan. Sedangkan pada talang yang tidak terdapat saluran pembuangan, harus setiap hari dilakukan pengurasan talang, agar air sisa pembuangannnya tidak meluber di lantai bandara.


(4)

88

Lampiran 11 Tabel

trouble shooting

(lanjutan)

No. Area Permasalahan Penyelesaian

Tanaman mati Tanaman mati karena kekeringan diatasi dengan cara perbanyak penyiraman air. Tanaman mati karena penyakit diatasi dengan cara diberikan obat secara teratur. Tanaman ati karena hama diatasi dengan cara dilakukan penyemprotan insektisida secara rutin.

Air tidak mengalir Pada vertical garden, air tidak mengalir bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu Saringan air vertical garden, bila ini terjadi hal yang dilakukan dengan membuka bagian penyaring air vertical garden, lalu kendorkan baut penguncinya dan direndam dalam seember air sembari digoyang-goyangkan, setelah itu pasang kembali saringan airnya ke tempat semula. Tertutupnya valve selenoid karena human error, bila ini terjadi, valve selenoid bisa di buka kembali dengan diputar ke bagian kanan.

Sprinkler vertical garden tersumbat

Sprinkler vertical garden memiliki lubang yang sangat kecil. Jadi bila terdapat kotoran dari air menyumbat lubang tersebut, air dipastikan tidak bisa keluar. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan membuka tutup sprinkler vertical garden tersebut lalu meniupnya dengan keras agar kotoran dilalamnya keluar. Setelah itu kembalikan penutupnya ke asalnya.

4. Gedung Parkir Air tidak mengalir Pada gedung parkir terdapat dua valve utama disetiap bagian gedung. Bagian pertama adalah valve utama yang terletak di bagian celling gedung parkir dan bagian kedua adalah valve sekunder yang terletak kolom Gedung parkir. Bila air tidak menyala pada area ini, bisa jadi salah satu valve ada yang belum terbuka. Titik-titik valve gedung parkir ini biasanya terdapat di beberapa bagian pinggiran gedung. Tanaman mati Tanaman mati karena kekeringan diatasi

dengan cara perbanyak penyiraman air. Tanaman mati karena penyakit diatasi dengan cara diberikan obat secara teratur. Tanaman mati karena hama diatasi dengan cara dilakukan penyemprotan insektisida secara rutin.

5. Drop Off Fly Over

Air tidak mengalir Pada drop off terdapat dua valve utama di setiap planter box kotak pada bagian utara . Bagian pertama adalah valve utama yang terletak di bagian celling gedung parkir dan bagian kedua adalah valve sekunder yang terletak kolom Gedung parkir . Bila air tidak menyala pada area ini, bisa jadi salah satu valve ada yang belum terbuka.


(5)

89

Lampiran 11 Tabel

trouble shooting

(lanjutan)

No. Area Permasalahan Penyelesaian

Tanaman mati Tanaman mati karena kekeringan diatasi dengan cara perbanyak penyiraman air. Tanaman mati karena penyakit diatasi dengan cara diberikan obat secara teratur. Tanaman mati karena hama diatasi dengan cara dilakukan penyemprotan insektisida secara rutin.

6. Area Touch Up Air tidak mengalir Pada Area Touch Up terdapat beberapa titik pengambilan air. Untuk area touch up 1 dan 4 mengambil air di samping fly over timur, untuk areal touch up 2, 3 dan 5 mengambil air di area building parkir. Biasanya gangguan yang terjadi saat pengambilan air di samping timur fly over adalah colokan pompa yang agak goyang sehingga aliran listrik menjadi main-main. Untuk mengatasinya colokan diikat ke penyangganya dengan kuat agar aliran air selalu stabil. sedangkan gangguan pengambilan air di areal gedung parkir sudah dijelaskan pada penjelasan diatas. Tanaman mati Tanaman mati karena kekeringan diatasi

dengan cara perbanyak penyiraman air. Tanaman mati karena penyakit diatasi dengan cara diberikan obat secara teratur. Tanaman mati karena hama diatasi dengan cara dilakukan penyemprotan insektisida secara rutin.


(6)

90

RIWAYAT HIDUP

Nur Faizah Rani dilahirkan di Jakarta pada tanggal 14 Mei 1993 dari

pasangan Bapak Chairul Falah dan Ibu Marzukoh. Penulis merupakan anak pertama

dari tiga bersaudara.

Penulis memulai pendidikan di TK Islam Nurul Iman pada tahun 1998.

Kemudian melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah dasar di SD Islam Al-Falaah

pada tahun 1999, dilanjutkan dengan tingkat sekolah menengah pertama di SMP

Negeri 2 Ciputat pada tahun 2005, dan tingkat sekolah menengah atas di SMA

Negeri 60 Jakarta tahun 2007.

Penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi di Institut

Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Departemen Arsitektur Lanskap,

Fakultas Pertanian. Selama masa perkuliahan, penulis aktif menjadi anggota dan

pengurus Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap). Pada tahun

2011-2012, penulis menjabat sebagai anggota Divisi Pengembangan Sumber Daya

Mahasiswa (PSDM) Himaskap dan kemudian pada tahun 2012-2013 penulis

menjabat sebagai Ketua Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM)

Himaskap. Penulis mengikuti berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh

Departemen Arsitektur Lanskap. Selain itu, penulis menjadi asisten praktikum mata

kuliah Tanaman dalam Lanskap (ARL 320) pada semester ganjil tahun ajaran

2014/2015. Penulis juga menjadi anggota Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA)

Jakarta.