Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air Katulampa Bogor
EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI DALAM KOMUNIKASI
PEMASARAN AGROWISATA KAMPOENG AIR
KATULAMPA BOGOR
SITI CHAIRUNNISA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Media
Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air Katulampa
Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta
dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Siti Chairunnisa
NIM I34090115
ABSTRAK
SITI CHAIRUNNISA. Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi
Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air Katulampa Bogor. Dibimbing oleh
YATRI INDAH KUSUMASTUTI.
Agrowisata akan berkembang tidak terlepas dari strategi promosi
pemasaran. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunan media
promosi, hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas
media promosi dan hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air
Katulampa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
didukung dengan pendekatan kualitatif. Penentuan responden dalam
penelitian ini dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil
menunjukan bahwa pada hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
penggunaan media promosi hanya variabel pendidikan yang memiliki
hubungan yang signifikan dengan jenis media promosi. Hubungan antara
penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi hasil
menunjukan bahwa seluruh variabel memiliki hubungan yang signifikan.
Hubungan antara karakteristik pengunjung dengan efektivitas media
promosi hanya variabel pendidikan yang memiliki hubungan yang
signifikan dengan tingkat konatif.
Kata Kunci: karakteristik pengunjung, penggunaan media promosi,
efektivitas media promosi
Abstract
The development of agrotourism can not be separated from
marketing promotion strategies. Therefore this study aimed to analyze the
relationship between visitors characteristics with use promotion media, the
relationship between use promotion media with media promotion
effectiveness and the relationship between visitors characteristics with
media promotion effectiveness in marketing communications of Kampoeng
Air Katulampa. This study used quantitative approach that is supported by
qualitative approach. This study used accidental sampling technique in
determining the respondent. Results showed that in terms of the visitor
characteristics related to use promotion media only educational variables
have a significant relationship with type media promotion. In terms of the
use promotion media related to media promotion effectiveness across
variables have significant relationship. In terms of the visitor
characteristics related to media promotion effectiveness only educational
variables have a significant relationship with level conative.
Keywords: visitor characteristics, use promotion media, media promotion
effectiveness
EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI DALAM
KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA
KAMPOENG AIR KATULAMPA BOGOR
SITI CHAIRUNNISA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi
Nama
NIM
: Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran
Agrowisata Kampoeng Air Katulampa Bogor
: Siti Chairunnisa
: I34090115
Disetujui oleh
Ir Yatri Indah Kusumastuti, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian dilakukan pada bulan
Maret sampai dengan bulan April 2013. Peneliti ingin mengkaji mengenai
efektivitas media promosi agrowisata dengan judul Efektifitas Media
Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air
Katulampa Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada ibu
pembimbing akademik sekaligus ibu pembimbing skripsi yaitu ibu Ir. Yatri
Indah Kusumastuti, MSi yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam
memberikan saran dan masukkan selama proses penulisan hingga
penyelesaikan skripsi ini. Kepada kedua orang tua yaitu Mahdar dan ibu
Yeti Nurhayati lalu kepada adik-adik yaitu Muhammad Ghifari dan
Muhammad Fachri Khatami yang telah memberikan doa dan dukungan
kepada penulis. Kepada pihak Kampoeng Air Katulampa yaitu bapak
Jainuddin selaku pemilik dari Kampoeng Air, Ka Indra, dan para pegawai di
Kampoeng Air Katulampa. Kepada para pengunjung Kampoeng Air
Katulampa yang telah bersedia menjadi responden. Peneliti juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman KPM yang telah banyak
membantu saya khususnya yaitu Echa, Nadia, Agustin, Jajang, Siti Khadijah,
Karin, Cici, Rangga, Adhi, Nindy, Intan, Resti dan Selvi yang telah
memberikan doa, saran, dan dukungan kepada penulis. Kepada teman-teman
dekat yang selalu memberi dukungan kepada peneliti yaitu Evie, Lucky,
Arry, Firli dan Merisa. Tak lupa juga kepada saudara Yadi Nuriswan yang
telah banyak membantu baik secara moril maupun materil kepada penulis.
Terakhir peneliti mengucapkan terima kasih kepada teman-teman KPM 46
atas dukungan dan kebersamaan selama ini. Terima kasih kepada pihakpihak yang telah banyak membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Bogor, Juli 2013
Siti Chairunnisa
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Viii
DAFTAR GAMBAR
Viv
DAFTAR LAMPIRAN
Viv
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
Pengertian Komunikasi
5
Komunikasi Pemasaran
5
Efektifitas Komunikasi Pemasaran
7
Media Promosi
7
Efektivitas Media Promosi
11
Pengertian Agrowisata
11
Perilaku Pengunjung
13
Karakteristik Pengunjung
13
Kerangka Pemikiran
14
Hipotesis Penelitian
15
Definisi Operasional
16
PENDEKATAN LAPANG
19
Metode Penelitian
19
Lokasi dan Waktu Penelitian
19
Teknik Pengumpulan Data
19
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
21
GAMBARAN UMUM
23
Profile Kampoeng Air Katulampa
23
Pengelolaan Kampoeng Air Katulampa
24
Fasilitas Kampoeng Air Katulampa
25
Sarana dan Prasarana Kampoeng Air Katulampa
27
Komunikasi Pemasaran Kampoeng Air Katulampa
28
Karakteristik Responden
33
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN PENGGUNAAN
39
MEDIA PROMOSI KAMPOENG AIR KATULAMPA
Karakteristik Responden
39
Hubungan Karakteristik Pengunjung dengan Penggunaan
Media Promosi Kampoeng Air Katulampa
42
Ikhtisar
49
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PROMOSI DENGAN
EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI
51
Penggunaan Media Promosi
51
Hubungan Penggunaan Media Promosi dengan Efektivitas
Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Kampoeng
Air Katulampa
53
Ikhtisar
60
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN EFEKTIVITAS
MEDIA PROMOSI
61
Efektivitas Media Promosi
61
Hubungan Karakteristik Pengunjung dengan Efektivitas
Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Kampoeng
Air Katulampa
62
Ikhtisar
70
PENUTUP
71
Simpulan
71
Saran
71
DAFTAR PUSTAKA
73
LAMPIRAN
77
RIWAYAT HIDUP
83
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Lima elemen bauran promosi
Keunggulan dan kelemahan berbagai medium
Karakteristik demografi dan subbudaya di Indonesia
Daftar harga fasilitas-fasilitas di Kampoeng Air Katulampa
Jumlah dan presentase penggunaan jenis media promosi dan
frekuensi penyampaian pesan tahun 2013
Jumlah dan presentase penggunaan media promosi menurut
kategori jenis media promosi dan frekuensi penyampaian pesan
tahun 2013
Jumlah dan presentase media promosi menurut tingkat kognitif,
afektif dan konatif
Jumlah dan presentase karakteristik responden menurut jenis
kelamin, asal kota, usia, pekerjaan, pendidikan dan pengeluaran
tahun 2013
Jumlah dan presentase karakteristik responden menurut usia,
pekerjaan, pendidikan dan pengeluaran tahun 2013
Nilai signifikasi hubungan antara karakteristik pengunjung
dengan penggunaan media promosi
Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
jenis media promosi
Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
frekuensi penyampaian pesan
Jumlah dan presentase penggunaan media promosi menurut jenis
media promosi dengan frekuensi penyampaian pesan tahun 2013
Nilai signifikasi hubungan antara penggunaan media promosi
dengan efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran
Kampoeng Air Katulampa
Presentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat kognitif
Presentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat afektif
Presentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat konatif
Jumlah dan presentase efektivitas media promosi menurut tingkat
kognitif, afektif dan konatif tahun 2013
Nilai signifikasi hubungan antara karakteristik pengunjung
dengan efektifitas media promosi dalam komunikasi pemasaran
Kampoeng Air Katulampa
7
8
14
26
30
30
33
34
39
42
43
47
51
53
54
54
55
61
63
20 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat kognitif
21 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat afektif
22 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat konatif
63
64
65
DAFTAR GAMBAR
1
2
Model komunikasi pemasaran
Kerangka pemikiran
6
15
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Denah lokasi Kampoeng Air Katulampa, Bogor Timur
Jadwal pelaksanaan penelitian tahun 2013
Kerangka sampling responden Kampoeng Air Katulampa
Dokumentasi (wawancara pengunjung yang menjadi responden
Kampoeng Air Katulampa)
Dokumentasi (sarana dan prasarana di Kampoeng Air Katulampa)
Dokumentasi (media promosi Kampoeng Air Katulampa)
77
77
78
79
79
81
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang beberapa di dunia tumbuh
dengan kuat, ini mendorong kemajuan ekonomi di negara berkembang dan yang
paling penting menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan. Jumlah
wisatawan internasional di seluruh dunia tumbuh sebesar 5% antara Januari dan
Juni 2012 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 (22 juta lebih)
(World Tourism Organization 2012). Data kunjungan wisatawan di wilayah
Kabupaten Bogor pada tahun 2005 sampai 2007, dilihat secara keseluruhan
cenderung meningkat. Tahun 2005 jumlah keseluruhan pengunjung 812 251 orang.
Tahun 2006 dengan jumlah 1 541 315 orang dan tahun 2007 juga terus meningkat
dengan jumlah 2 124 323 orang (Akhdiar 2008).
Menurut Departemen Pertanian (2005) Indonesia memiliki keanekaragaman
hayati (biodiversity) nomor tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah/genetik dan atau
sebagai areal wisata. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam,
peluang untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun semakin besar
dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai. Hal ini tercemin pada
berbagai teknologi pertanian lokal yang berkembang di masyarakat dengan
menyesuaikannya dengan tipologi lahan. Keunikan tersebut merupakan aset yang
dapat menarik bangsa lain untuk berkunjung/berwisata ke Indonesia. Maka dari
itu sektor pariwisata dapat menjadikan tumbuhnya perkembangan agrowisata di
Indonesia.
Banyak daya tarik yang ditawarkan oleh agrowisata sendiri diantaranya yaitu
pengunjung dapat menikmati pesona keindahan alam dan kesejukan udaranya,
kepuasan dalam menggunakan fasilitas-fasilitas kegiatan yang terdapat dalam
agrowisata tersebut, pengunjung dapat memperoleh pengalaman baru, rekreasi
bersenang-senang sambil bermain, selain itu juga pengunjung dapat memperoleh
pendidikan pertanian lewat teori dan langsung kepada prakteknya. Pemberian
pendidikan pertanian ini tidak hanya dapat memperoleh pengalaman baru tetapi
pengunjung juga bisa belajar sambil bermain, tentu ini adalah kegiatan yang
menyenangkan yang akan diperoleh oleh pengunjung yang datang ke agrowisata
tersebut.
Sama halnya seperti agrowisata yang berada di Bogor Timur ini, yaitu
bernama “Kampoeng Air Katulampa”. Agrowisata yang berdiri di atas lahan
seluas 1,2 hektar ini, terletak di kampung Katulampa, Bogor Timur. Pengunjung
tidak hanya dapat menikmati pemandangan yang indah dari suasana pedesaan,
hamparan sawah, kolam, pepohonan serta udara yang menyejukan, tetapi
pengunjung juga memperoleh edukasi pertanian, perikanan, perkebunan,
kehutanan, dan peternakan. Tentu ini merupakan sesuatu yang menyenangkan di
tambah banyak fasilitas-fasilitas hiburan yang akan dinikmati oleh pengunjung
yang datang ke agrowisata ini. Seperti outboud (flying fox, titian elvis, spider web,
arung jeram, kano danau, paint ball, air soft gun, belajar menangkap ikan, belajar
membajak sawah, belajar menanam padi, menunggang kerbau, belajar
memandikan kerbau, dll), lalu camping ground, cottage, pemancingan dan rumah
makan. Alternatif wisata yang ditawarkan oleh Kampoeng Air Katulampa adalah
2
aktivitas outbound seperti berkemah, arung jeram, dan flying fox selain itu juga di
tempat ini menyediakan arena wisata edukasi di alam bebas bagi anak-anak atau
pelajar seperti membajak sawah, menangkap ikan, menunggang kerbau dan
memandikan kerbau hingga menanam padi. Kegiatan ini menjadi salah satu
wahana favorit bagi anak sekolah karena mereka dikenalkan langsung dengan
alam. Agrowisata ini akan berkembang tidak terlepas dari strategi promosi
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan agrowisata tersebut. Seperti halnya
menurut Deptan (2005) bahwa kegiatan promosi merupakan kunci dalam
mendorong kegiatan wisata agro. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan
melalui berbagai cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, mass
media (dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi
pada tempat publik (hotel, restoran, bandara dan lainnya). Kegiatan promosi
sangat diperlukan untuk menambah jumlah pengunjung yang datang ke tempat
agrowisata.
Banyak cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan agrowisata dalam
pemasarannya untuk dapat mengembangkan perusahaan agrowisata tersebut.
Seperti melalui media-media promosi yang dilakukan dalam pemasaran
agrowisata, misalnya seperti media penyiaran contohnya televisi, media cetak
contohnya majalah atau koran, media internet contohnya web, blog, facebook,
twitter, email, dan media word of mouth. Menurut Shimp (2003) dalam
Kusumastuti (2009) membagi beberapa jenis media promosi, diantaranya adalah
koran, spanduk, brosur, radio, dan internet. Komunikasi dikatakan efektif bila
orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudnya (Tubb dan Moss (2009)
dalam Ramadiana (2011)).
Agrowisata Kampoeng Air Katulampa ini melakukan pemasarannya melalui
media-media promosi seperti media penyiaran (televisi) di stasiun-stasiun televisi
seperti SCTV, TRANS TV, Indosiar, MNC, Global TV, dan TRANS 7, media
cetak seperti di majalah “Bogor Visit” dan “Bintaro Hill”, media internet (web,
blog, email, dan facebook), dan melalui media komunikasi lisan (word of mouth)
yang dilakukan oleh pengunjung yang pernah datang ke tempat agrowisata ini
atau pengunjung yang mengetahui mengenai fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh
agrowisata ini, informasi mengenai tempat agrowisata ini diperoleh dari mulut ke
mulut, sehingga pengunjung lain dapat terpengaruh untuk datang ke tempat
agrowisata ini. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2012) bahwa
penyampaian informasi melalui media juga sebaiknya harus dilakukan secara rutin
seperti koran, tv, dan radio, agar penerima pesan dapat mengingat secara terus
menerus dengan sendirinya. Diharapkan dengan penyampaian pesan secara rutin
ini juga membuat penerima pesan menjadi terbujuk dan tertarik untuk melakukan
kunjungan. Informasi yang terdapat dalam suatu media pun harus jelas dan
menarik minat pengunjung. Jadi pesan yang disampaikan oleh suatu media pun
harus menarik, jelas, dan tentunya harus dilaksanakan secara rutin, agar pesan ini
membuat pengunjung terbujuk untuk melakukan kunjungan. Agrowisata
Kampoeng Air Katulampa pun harus memperhatikan karakteristik pengunjung
sebab setiap masing-masing pengunjung memiliki karakteristik yang berbedabeda dan dapat mempengaruhi perilaku khalayak untuk melakukan kunjungan ke
Kampoeng Air Katulampa ini.
Komunikasi dikatakan efektif jika suatu perusahaan sudah mampu atau
berhasil menyampaikan promosinya melalui media-media promosi kepada
3
khalayak. Media promosi ini dapat dikatakan efektif jika agrowisata Kampoeng
Air Katulampa ini sudah mampu atau berhasil menyampaikan promosinya ke pada
pengunjung untuk datang ke tempat agrowisata ini. Secara keseluruhan, penelitian
ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan utama penelitian yaitu bagaimana
tingkat efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air
Katulampa.
Perumusan Masalah
Agrowisata merupakan tempat wisata yang berbeda dengan tempat wisata
lainnya. Di dalam agrowisata pengunjung tidak hanya dapat bermain dalam
menikmati fasiltas permainan tetapi pengunjung juga dapat belajar mengenai
pendidikan pertanian dari teori yang diberikan dan langsung kepada prakteknya.
Tentu ini adalah kegiatan bermain sambil belajar yang dapat dinikmati oleh
pengunjung yang datang ke agrowisata. Sama halnya seperti agrowisata yang
berada di Bogor ini yaitu agrowisata Kampoeng Air Katulampa. Agrowisata ini
menawarkan fasilitas permainan yang mengandung edukasi pertanian di
dalamnya. Agrowisata ini juga berkembang tidak terlepas dari strategi promosi
yang dilakukan oleh Kampoeng Air Katulampa, seperti dengan menggunakan
media-media promosi dalam pemasarannya. Media-media promosi ini akan efektif
jika dapat membuat pengunjung terbujuk atau terpengaruh untuk datang
mengunjungi dan menikmati fasilitas permainan yang terdapat di Kampoeng Air
Katulampa. Pihak Kampoeng Air Katulampa pun harus memikirkan setiap
pengunjung mempunyai karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Ini
menentukan pula keinginan, kebutuhan, pengeluaran dari setiap pengunjung yang
berbeda-beda. Karakteristik pengunjung seperti usia, pendidikan, jenis pekerjaan,
dan pengeluaran diduga mempunyai hubungan dengan penggunaan media
promosi seperti jenis media promosi yaitu antara lain media penyiaran, media
cetak, media internet, media word of mouth dan frekuensi penyampaian pesan
yaitu banyaknya atau tingkat keseringan pengunjung dalam menerima informasi
mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media-media promosi yang
digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa. Ini menentukan
keefektivitasan media promosi dalam pemasaran yang dilakukan oleh pihak
Kampoeng Air Katulampa dan dapat diukur dari perilaku dan sikap pengunjung
mengenai tempat agrowisata yang di promosikan. Maka dari itu itu antara
karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi itu diduga saling
berhubungan dan menentukan pula keefektivitasan media promosi dalam
pemasaran yang dilakukan oleh pihak Kampoeng Air Katulampa.
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan
media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa?
2. Bagaimana hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas
media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik pengunjung dengan efektivitas
media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa?
4
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji efektivitas media
promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air Katulampa. Secara spesifik,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunan
media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa.
2. Menganalisis hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas
media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik pengunjung dengan efektivitas
media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh kalangan yang terkait
dengan topik penelitian ini, baik bagi pengelola, perguruan tinggi, akademisi
maupun masyarakat. Secara spesifik, manfaat yang diharapkan diperoleh masingmasing pihak adalah sebagai berikut:
1. Bagi pengelola, diharapkan dengan penulisan penelitian ini pihak Kampoeng
Air Katulampa dapat memaksimalkan upaya promosi yang dilakukan dalam
hal pemasaran agrowisata.
2. Bagi perguruan tinggi, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan
memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di
lingkungan Institut Pertanian Bogor mengenai media-media promosi
agrowisata.
3. Bagi masyarakat, membantu masyarakat untuk mengetahui bagaimana
pengelola agrowisata dalam melakukan kegiatan promosi dan masyarakat
dapat turut serta menjaga fasilitas-fasilitas yang terdapat di kawasan
agrowisata tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari antara dua
orang atau lebih. Kegiatan ini dilakukan dalam proses pencapaian makna antara si
pengirim pesan dan si penerima pesan. Menurut Kusumastuti (2009) melalui
komunikasi kita berbagi informasi, gagasan, atau sikap dengan partisipan lainnya.
Menurut Berlo et al. (1995) dalam Kusumastuti (2009) komunikasi melalui proses
yang melibatkan beberapa unsur seperti, (a) komunikator yang menyatakan
gagasan atau perasaan, (b) gagasan dan perasaan yang diubah menjadi suatu pesan,
(c) pesan yang disampaikan, (d) komunikan yang menerima pesan dari
komunikator, serta (e) reaksi dan umpan balik (efek) yang disampaikan
komunikan kepada komunikator.
Komunikasi Pemasaran
Suatu perusahaan dalam bidang bisnis hendaknya melakukan kegiatan
pemasaran agar dapat membantu mengembangkan pemasarannya. Menurut
Kusumastuti (2009) komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang
bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Aplikasi itu
dipengaruhi oleh bentuk media yang digunakan (Kennedy dan Soemanegara 2009
dalam Kusumastuti 2009). Menurut Shimp (2003) komunikasi adalah proses
dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara
organisasi dan individu sedangkan pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di
mana suatu perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai antara
mereka dengan pelanggannya. Pemasaran ini lebih umum pengertiannya daripada
komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktifitas
komunikasi antar individu maupun kelompok. Sementara itu terdapat model
komunikasi pemasaran yang dijelaskan oleh Setiadi (2003), Gambar 1.
6
Umpan Balik
Sumber
Pemasar
Encoding
Transmisi
Decoding
Tindakan
Agency,
tenaga
penjual,
iklan,
personal selling,
sales promotion,
public relation,
direct marketing
Radio,
TV,
surat
kabar,
majalah,
brosur
Respon &
inerpretasi
oleh
penerima
Perilaku
konsumen
Sumber: Setiadi (2003)
Gambar 1 Model komunikasi pemasaran
Model tersebut menggambarkan bahwa komunikasi pemasaran pertama
kali terjadi pada sumber atau pemasar, pemasar akan melakukan pemasarannya
dengan cara encoding, yaitu seperti dengan membuat agency, mempersiapkan
tenaga penjual, lalu penjualan secara personal, penjualan promosi, hubungan
masyarakat sampai dengan mengelola direct marketing, setelah itu proses
encoding dilakukan dengan melalui media-media yang dapat membantu proses
perkembangan suatu pemasaran, yang disebut dengan tahap transisi, lalu sampai
kepada tahap decoding yaitu respon dan interpretasi pesan oleh penerima. Tahap
berikutnya yaitu tindakan pada perilaku konsumen, seperti contohnya penerima
pesan atau konsumen akan membeli produk atau berkunjung ke tempatnya
langsung. Sampailah pada tahap terakhir yaitu umpan balik dari pesan. Jika sudah
pada sampai tahap akhir, ini juga adalah tahap pencapaian dari suatu tujuan
komunikasi pemasaran.
Selain itu terdapat juga bauran pemasaran, bauran pemasaran terdiri atas
elemen-elemen, yaitu product, price, place, distribution dan promotion, yang
disingkat empat P. Mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan
kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu
serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place) yang menjadi
pasar bagi produk yang bersangkutan. Maka dari itu perlu dilaksanakan suatu
program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan
ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan (Lee dan Johson 2007).
Menurut Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009) bauran promosi mempunyai
lima elemen yaitu seperti yang dijelaskan pada tabel berikut ini:
7
Tabel 1 Lima elemen bauran promosi
Periklanan
Iklan di media
cetak dan
elektronik,
gambar
bergerak,
brosur,
booklet, poster,
leaflet,
direktori,
billboard,
display,
material
audiovisual,
logo dan
simbolik,
videotape
Promosi
Penjualan
Kontes,
permainan,
undian,
hadiah,
pameran,
eksibisi,
demostrasi,
kupon, rabat,
pembiayaan
bunga rendah,
hiburan
Public
Relations dan
Publisitas
Press kits,
pidato, seminar,
laporan
tahunan, donasi,
amal,
sponsorship,
courtesy call,
majalah
perusahaan
Penjualan
Tatap Muka
Pemasaran
langsung
Presentasi
penjualan,
pertemuan
penjualan,
program
insentif,
pameran
perdagangan
Katalog, surat,
telemarketing,
electronic
shopping, TV
shopping, fax
mail, e-mail,
voicemail
Sumber: Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009)
Dapat dilihat dari Tabel bahwa bauran promosi terdiri dari lima elemen
yaitu antara lain periklanan, promosi penjualan, public relations dan publisitas,
penjualan tatap muka, dan pemasaran langsung. Maka dapat dikatakan bahwa
periklanan melalui media promosi merupakan suatu peranan yang sangat penting
dalam melakukan pemasaran pada suatu perusahaan.
Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Menurut Kusumastuti (2009) mengembangkan komunikasi pemasaran
secara efektif ada delapan langkah, masing-masing sebagai berikut: 1)
mengidentifikasi audiens yang dituju; 2) menentukan tujuan komunikasi tersebut;
3) merancang suatu pesan; 4) memilih saluran komunikasi; 5) menentukan total
anggaran promosi; 6) membuat keputusan atas bauran promosi (marketting mix);
7) mengukur hasil promosi tersebut; dan 8) mengelola dan mengordinasikan
proses komunikasi pemasaran terintegrasi. Menurut Tubb dan Moss (2009) dalam
Ramadiana (2011) suatu komunikasi pemasaran dikatakan efektif apabila orang
berhasil menyampaikan apa yang dimaksudnya. Maka dari itu banyak cara yang
harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengembangkan perusahaannya dan
menjadikan promosi yang dilakukannya efektif. Komunikasi dikatakan efektif jika
suatu perusahaan sudah mampu atau berhasil menyampaikan promosinya melalui
media-media promosi kepada khalayak.
Media Promosi
Menurut Morissan (2001) media (medium) adalah kategori umum dari
sistem pengiriman pesan yang mencakup beberapa media, yaitu media penyiaran
(televisi dan radio), media cetak (surat kabar dan majalah), surat, iklan luar ruang
(outdoor advertising), surat, iklan luar ruang (outdoor advertising), dan media
pendukung lainnya.
8
Menurut Ray (1982) dalam Morissan (2001) promosi adalah koordinasi
dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai
saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau
memperkenalkan suatu gagasan. Menurut Morissan (2001) iklan media terdiri dari
iklan media penyiaran, iklan media cetak, dan iklan media internet.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa media promosi adalah kategori
umum dari sistem pengiriman pesan yang mencakup media penyiaran (televisi dan
radio), media cetak (surat kabar dan majalah), surat, iklan luar ruang (outdoor
advertising), dan media pendukung lainnya dan sebagai upaya koordinasi yang
dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi
untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Berikut ini
juga dijelaskan tabel keunggulan dan kelemahan dari berbagai media promosi
menurut Kotler&Fox (1995) dalam Kusumastuti (2009).
Tabel 2 Keunggulan dan kelemahan berbagai medium
Medium
Keunggulan
Surat Kabar
Fleksibilitas; tepat waktu; mampu
menangkap pasar lokal dengan baik;
jangkauan penerimaan yang luas;
tingkat kepercayaan tinggi.
Informasi bisa dilihat, didengar dan
gambar yang bergerak; dan menarik
untuk ditonton; perhatian tinggi dan
jangkauan yang luas
Televisi
Radio
Majalah
Direct
mail
Kelemahan
Umur informasi pendek;
kualitas gambar dan cetakan
jelek; sedikit audiens yang
meneruskan informasi.
Biaya
yang
tinggi;
kebingungan yang tinggi;
tingkat pemaparan yang
cepat berlalu dan audiens
kurang mempunyai daya
seleksi.
Mempunyai
banyak
pendengar; Audiens
hanya
selektivitas geografi dan demografi mendengarkan
saja;
yang tinggi dan biaya yang rendah.
perhatian yang lebih rendah
dibandingkan
televisi;
pemaparan yang cepat
berlalu.
Selektivistas demografi dan geografi Waktu tunggu yang lama;
yang tinggi; prestise dan kredibilitas; waktu sirkulasi terbuang;
hasil cetakan berkualitas tinggi; dan tidak ada jaminan
berumur panjang; jumlah pembaca posisi yang lebih baik.
yang meneruskan informasi cukup
baik.
Memiliki selektivitas audiens; tidak Biaya relatif tinggi; dan
ada iklan pesaing dalam media yang kesan atau citra surat
sama. Bersifat pribadi.
sampah.
Sumber: Kotler dan Fox (1995) dalam Kusumastuti (2009)
Media Penyiaran
Media penyiaran merupakan salah satu jenis media yang disukai oleh
khalayak baik dari sumber mengenai informasi dan desain pesan yang
disampaikan. Tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang memakai media ini
dalam memasarkan produk atau suatu tempat yang akan dipasarkan kepada
khalayak ramai. Maka dari itu suatu perusahaan yang menggunakan media
9
penyiaran dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam memasarkan produk
kepada khalayak. Seperti menurut Morissan (2001) bahwa media penyiaran terdiri
yang dari televisi dan radio yang telah menjadi media yang sangat penting dan
dominan bagi pemasang iklan. Berikut dijelaskan contoh dari media penyiaran
(televisi).
Televisi
Menurut Kanaidi (2011) media televisi memiliki keunggulan yaitu pada
kekuatan informasi persuasi yang lebih sempurna karena televisi mampu
menimbulkan pengaruh yang kuat dengan menekankan pada dua indera sekaligus,
yaitu pendengaran dan penglihatan sehingga efek yang ditimbulkan lebih dahsyat
baik yang positif maupun yang negatif. Televisi juga memiliki posisi penting bagi
pemasar karena media ini menyajikan banyak program populer yang disukai
banyak orang. Media ini juga menjadi sumber informasi dan hiburan utama
masyarakat (Morissan 2010).
Media Cetak
Pengertian iklan media cetak adalah pesan-pesan komersial dari produsen
kepada khalayak konsumennya yang disampaikan lewat media cetak (Riyanto
2000 dalam Arindi 2012). Surat kabar atau koran dan majalah merupakan media
massa cetak yang menjadi alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari
sumber kepada khalayak (penerima), oleh sebab itu agar pesan yang akan
disampaikan oleh media massa cetak dapat diterima secara efektif oleh
khalayaknya, maka media massa cetak harus memiliki daya tarik tersendiri dari
media lainnya.
Surat kabar atau koran dan majalah merupakan media massa cetak yang
menjadi alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima), oleh sebab itu agar pesan yang akan disampaikan oleh media
massa cetak dapat diterima secara efektif oleh khalayaknya, maka media massa
cetak harus memiliki daya tarik yang unik dibanding media lainnya. Menurut
Aipasha (2010) juga brosur dan poster termasuk sarana promosi bentuk tercetak
yang dilakukan untuk sarana promosi. Berikut dijelaskan contoh dari media cetak
(majalah).
Majalah
Majalah telah berkembang dengan pesat untuk melayani kebutuhan
pendidikan, informasi, dan hiburan dari sekian banyak kalangan pembaca di
antara pasar konsumen dan pasar bisnis. Hampir setiap majalah saat ini diterbitkan
untuk memenuhi hampir segala tipe audiens berdasarkan segmentasi demografis
atau gaya hidup tertentu atau pada aktifitas, minat atau ketertarikan pada bidang
tertentu (Kanaidi 2011).
Majalah umumnya dikategorikan berdasarkan khalayak luas yang mereka
layani: (1) majalah konsumen, (2) majalah bisnis, (3) majalah pertanian, (4)
majalah komputer/internet dan sebuah kategori baru yang sedang bangkit adalah
majalah online (Lee dan Johnson 2007).
10
Media Internet
Menurut Morissan (2001) internet adalah suatu metode yang mendunia
untuk saling tukar menukar informasi dan berkomunikasi melalui computer yang
saling terkoneksi. Internet juga berfungsi sebagai media interaktif di mana
perusahaan dapat memberikan tanggapannya secara langsung terhadap pertanyaan
yang diajukan konsumen. Menurut Shimp (2003) suatu ribuan pemasar telah
beralih ke internet sebagai calon media untuk mempromosikan merek mereka dan
melakukan transaksi penjualan. Maka dari itu media ini sudah menjadi media
unggulan bagi para pemasar. Para pengiklan internet juga menggunakan dua
bentuk umum periklanan: iklan spanduk (banner advertising) dan sponsor
(sponsorship). Menurut Mariana et al. (2011) mengatakan bahwa kelebihan
dengan sistem online selain bisa menjaga kontinuitas informasi juga sebagai
media promosi yang mempunyai biaya relatif murah dengan jangkauan global.
Berikut akan dijelaskan beberapa macam media promosi melalui internet, yaitu
antara lain:
a. Web
Web digunakan untuk menyampaikan pemikiran dan konten informatif
melalui situs website, blog, e-book, white paper, gambar, foto, konten audio,
dan video, atau bahkan bentuk lainnya seperti penempatan produk, permainan,
dan realitas virtual. Berikut adalah elemen-elemen sebuah situs web yang
terpusat pada pembeli: pikirkan media dan gaya belajar yang lebih disukai
oleh pembeli, kembangkan kepribadian situs, foto dan gambar yang bercerita,
masukan perangkat konten yang interaktif, sediakan lingkaran umpan balik,
berikan cara bagi para pelanggan anda untuk berinteraksi satu sama lain, dan
untuk konten yang bernilai agar menyebar secara viral (Scott 2009)
b. Situs jejaring sosial
Menurut Situmorang (2010) seiring dengan berjalannya waktu maka munculah
situs jejaring sosial atau situs pertemanan yang lebih canggih lagi seperti
MySpace, Friendster, Facebook dan kemudian Twitter. Internet sebagai sarana
berkomunikasi pada mulanya banyak digunakan untuk saling berkirim e-mail
dengan menggunakan Yahoo atau Hotmail. Salah satunya adalah facebook
yang merupakan media jejaring sosial yang peranannya sangat berpengaruh
terhadap terhadap media komunikasi di seluruh penjuru dunia. Menurut yang
dimuat dalam jurnal Muttaqin (2011) beberapa keuntungan yang didapat
dengan menggunakan media jejaring sosial facebook sebagai media pemasaran
adalah sebagai berikut: a) facebook menyediakan fungsi informasi; b)
segmentasi pasar lebih fokus; c) dapat diakses setiap saat; d) komunikasi jadi
lebih mudah; e) zero Time Feedback; f) selalu terhubung; dan g) low Budget,
high Impact.
c. Pemasaran Viral
Beberapa pakar mengatakan bahwa pemasaran viral adalah model pemasaran
dari mulut ke mulut atau juga yang biasa disebut dengan word-of mouth/WOM
dengan media internet. Bentuk-bentuk pemasaran viral antara lain e-mail, blog,
situs jejaring sosial, video viral, e-books viral (Situmorang 2010)
11
Media Word of Mouth
Selain itu menurut Yassiranda (2011) dalam Amalia (2012) word of mouth
juga termasuk dalam kegiatan media komunikasi pemasaran. Sumarwan (2004)
mengatakan bahwa komunikasi lisan (word of mouth) merupakan pertukaran ide,
pikiran, dan komentar antara dua atau lebih konsumen, dan tidak satupun dari
mereka adalah pemasar.
Menurut Nickels (1884) dalam Suparman (1996), efektifitas komunikasi
WOM dikarenakan beberapa aspek yaitu antara lain: (1) pesan-pesan WOM dapat
diadaptasi untuk penerima (receiver); (2) pesan-pesan WOM relatif diterima
secara reliable dan jujur; (3) sumber-sumber WOM dianggap memiliki
pengalaman sehingga mengetahui informasi yang ingin diketahui receiver; dan (4)
WOM dapat diterima sebagai pesan yang tidak bias.
Efektivitas Media Promosi
Menurut Barnard (1982) arti efektif dan efesien adalah bila suatu tujuan
tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut
adalah efektif, tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari dari kegiatan
mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai,
sehingga mengakibatkan ketidakpuasan, walaupun efektif, hal ini disebut tidak
efisien. Promosi menurut Ray (1982) dalam Morissan (2001) adalah koordinasi
dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai
saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau
memperkenalkan suatu gagasan. Maka dapat disimpulkan bahwa upaya yang
dilakukan pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan
persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan dapat
dikatakan efektif apabila tujuan akhir dari promosi tersebut dapat dicapai.
Menurut Arindi (2012) efektifitas media pemasaran dapat dilihat dari
perilaku dan sikap konsumen mengenai produk yang dipasarkan. Jika iklan
melalui media berhasil membujuk khalayak, maka khalayak akan memiliki
keinginan untuk mencari informasi mengenai produk yang dipasarkan tersebut,
sehingga aspek kognitif (pengetahuan), afektif (kesukaan), dan konatif (perilaku)
khalayak akan tinggi. Engel, Blackwell dan Miniard (1994) mengemukakan
bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan apa yang tidak disukai.
Terdapat tiga komponen sikap, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif adalah
pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh melalui pengalaman dengan
suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber. Kognitif juga disebut
sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. Afektif menggambarkan emosi
dan perasaan konsumen, apakah produk tersebut disukai atau tidak disukai oleh
konsumen dan apakah produk tersebut baik atau tidak. Konatif menunjukkan
tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku yang akan dilakukan oleh
seorang konsumen. Apabila menurut Tubb dan Moss (2009) dalam Ramadiana
(2011) suatu komunikasi pemasaran dikatakan efektif apabila orang berhasil
menyampaikan apa yang dimaksudnya.
Pengertian Agrowisata
Agrowisata merupakan diversifikasi produk wisata yang menggabungkan
aktivitas pertanian (agro) dan rekreasi di sebuah lingkungan pertanian. Agrowisata
juga memberi peluang wisatawan untuk terlibat dalam aktivitas rekreasi pedesaan
12
untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di
bidang agro. Jenis agrowisata yang dapat diidentifikasikan berdasarkan potensi
komoditas dan lingkungannya, antara lain agrowisata perikanan, peternakan,
perkebunan dan kehutanan. Agrowisata juga memberi peluang wisatawan untuk
terlibat dalam aktivitas rekreasi pedesaan untuk memperluas pengetahuan
wisatawan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang agro. Jenis
agrowisata yang dapat diidentifikasikan berdasarkan potensi komoditas dan
lingkungannya, antara lain agrowisata perikanan, peternakan, perkebunan dan
kehutanan. Agrowisata juga merupakan kegiatan yang sangat potensial untuk
dikembangkan melalui konsep pemberdayaan berbasis masyarakat (Abdullah
2012).
Agrowisata bukan hanya semata-mata merupakan usaha di bidang jasa untuk
memenuhi kebutuhan pengunjung akan panorama indah dan udara segar. Namun
berperan juga sebagai media promosi bagi produk pertanian dan menjadi salah
satu media pendidikan masyarakat (Prafitri 2008). Menurut Amalia (2012) aset
penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan,
kenyamanan, dan keindahan alam.
Menurut Saridarmini (2011) pengembangan agrowisata pada gilirannya akan
menciptakan lapangan pekerjaan. Agrowisata berbasis masyarakat, bahkan telah
mampu meningkatkan aktivitas petani di luar usahataninya. Pengembangan
agrowisata terlihat ada yang berbasis modal yang dilakukan oleh investor atau pun
agrowisata yang berbasis masyarakat.
Menurut Pratiwi (2011) dalam penelitiannya pada “Pemasaran Agrowisata
Ecotainment” menunjukan hasil penelitian faktor kunci eksternal yang
mempengaruhi agrowisata Ecotainment pada media siaran di stasiun televisi dan
media massa, adanya kerja sama dengan penyedia jasa agrowisata Ecotainment,
pemanfaatan internet untuk pemasaran, pengadopsian trend back to nature dan
trend wisata pendidikan, serta pemanfaatan Event expo dalam mempromosikan
agrowisata Ecotainment. Pada Entertainment Farming and Agri‐Tourism,
Business Management Guide (2004) yang diacu dalam Penyusunan Action Plan.
Menurut Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat (2007) dalam Pratiwi (2011),
terdapat tiga komponen utama yang berperan dalam pengembangan kegiatan
agrowisata, yaitu (1) adanya sesuatu yang dapat dilihat oleh wisatawan (what to
see), misalnya kegiatan edukasional seperti wisata pendidikan bagi pelajar, adanya
museum yang mengoleksi alat dan produk kegiatan agro; festival dan event
berkala lainnya seperti festival panen atau seren taun, festival makanan, festival
bunga; pameran hasil‐hasil pertanian; serta keberadaan desa wisata; (2) adanya
sesuatu yang dapat dikerjakan berupa aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan
(what to do), meliputi kegiatan workshop seperti teknik menata bunga atau juga
disebut floral arrangements, melukis, teknik membuat pupuk dan kompos, teknik
kegiatan bercocok tanam, teknik memancing; kegiatan alam atau nature based
activities seperti birdwatching, wildlife viewing; olahraga misalnya canoeing,
boating, memancing, berkuda, hiking, sepeda gunung; aktivitas pertanian seperti
memberi makan binatang, farm and ranch work experience; rekreasi seperti
berkemah, piknik, naik delman; dan (3) adanya sesuatu yang dapat dijual (what to
sell), meliputi penjualan cenderamata atau souvenir, catering seperti makanan dan
minuman, serta berbagai produk pertanian.
13
Perilaku Pengunjung
Sumarwan (2004) mengartikan perilaku konsumen sebagai semua kegiatan
dan tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat
sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa
setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Menurut Kotler dan
Amstrong (2008) dalam Amalia (2012) seseorang senantiasa mempunyai banyak
kebutuhan, misalnya kebutuhan biologis dan psikologis. Kebutuhan menjadi motif
ketika pada saat kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat, misalnya
konsumen atau pengunjung akan memiliki motivasi yang berbeda untuk memilih
bentuk rekreasi apa yang diinginkan. Rekreasi merupakan bentuk pemenuhan
kebutuhan terakhir, yakni kebutuhan akan aktualisasi diri dalam teori motivasi
Maslow. Menurut Ramadiana (2011) perilaku rekreasi adalah
“…Kegiatan-kegiatan yang dilakukan wisatawan berdasarkan
suatu pengambilan keputusan uang ditunjukan wisatawan baik
sebelum dan pada saat berada di obyek wisata. Perilaku
rekreasi meliputi perilaku wisatawan dalam menentukan
pengambilan keputusan untuk seringnya berkunjung (frekuensi
berkunjung), memilih obyek dan daya tarik wisata yang tersedia,
menentukan masa tinggal, dan melakukan kunjungan
selanjutnya ke obyek wisata tersebut…”
Menurut Amalia (2012) perilaku pengunjung mencakup pengambilan
keputusan, serta pemeliharaan lingkungan kawasan obyek wisata. Pengambilan
keputusan pada konteks wisata dapat dikatakan sebagai pengambilan keputusan
dalam hal memutuskan untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut, keputusan
untuk memilih obyek daya tarik wisata (ODTW) yang terdapat dalam kawasan
wisata, keputusan untuk melakukan kunjungan kembali, serta perilaku
pemeliharaan lingkungan kawasan obyek wisata.
Karakteristik Pengunjung
Pengunjung juga mempunyai karakteristik demografi dan subbudaya yang
berbeda-beda seperti yang dijelaskan oleh Sumarwan (2004) dalam Tabel 3.
14
Tabel 3 Karakteristik demografi dan subbudaya di Indonesia
No.
1.
2.
Karakteristik
Demografi
Usia
Agama
3.
Suku bangsa
5.
6.
7.
Warga Indonesia
keturunan
Pendapatan
Jenis kelamin
Status pernikahan
8.
Jenis keluarga
9.
Pekerjaan
10.
Lokasi geografi
11.
Jenis rumah tangga
4.
12.
Kelas sosial
Sumber: Sumarwan (2004)
Contoh Subbudaya
Anak-anak, remaja, dewasa awal, dewasa lanjut, lansia.
Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha.
Sunda, Jawa, Bali, Batak, Melayu, Dayak, Minahasa,
Bugis.
Pribumi, Tionghoa, India, Arab.
Miskin, menengah, kaya.
Laki-laki, wanita.
Lajang, menikah, janda, duda.
Orang tua tunggal, orang tua lengkap, keluarga dengan
satu anak, dua anak.
Dosen, guru, buruh, karyawan, dokter, akuntan, montir,
pengacara.
Jawa, Luar Jawa, Kota, Desa.
Rumah Tangga Keluarga, Bukan Rumah Tangga
Keluarga (tinggal sendiri, tinggal bersama teman di
asrama).
Kelas atas, kelas menengah, kelas bawah.
Karakteristik tersebut dapat mempengaruhi konsumen atau pengunjung
dalam proses pembelian produk atau membuat pengunjung terbujuk untuk datang
ke tempat tersebut. Maka dari itu suatu perusahaan dalam pemasarannya harus
memikirkan juga keinginan atau kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masing
konsumen atau pengunjung berdasarkan karakteristik pengunjung. Seperti
contohnya usia, pendidikan, pekerjaan dan pengeluaran. Menurut Kotler (1995)
usia merupakan salah satu karakteristik individu yang mempengaruhi sesorang
dalam membuat keputusan untuk menerima segala sesuatu sebagai hal yang baru
dan dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap beberapa barang dan jasa.
Setelah itu pendidikan, menurut Sumarwan (2004) pendidikan yang akan
mempengaruhi selera konsumen. Menurut Kotler (2003) dalam Arindi (2012)
pekerjaan sesorang juga akan mempengaruhi pola konsumsinya oleh karena itu,
ini merupakan sesuatu yang saling berhubungan.
Kerangka Pemikiran
Kegiatan promosi agrowisata, antara penggunaan media promosi dengan
karakteristik pengunjung diduga saling berhubungan. Penggunaan media promosi
terdiri dari jenis media promosi yang digunakan oleh Kampoeng Air Katulampa
serta media-media apa saja yang digunakan oleh responden dalam memperoleh
informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa dan frekuensi penyampaian pesan
melalui media promosi yang digunakan. Media promosi terdiri dari media
penyiaran, media cetak, media internet, dan media word of mouth (Morissan 2001).
Melalui media-media tersebut dapat membantu mempromosikan, memberi tahu,
membujuk pengunjung untuk datang ke Kampoeng Air Katulampa. Frekuensi
penyampaian pesan adalah banyaknya atau tingkat keseringan pengunjung dalam
15
menerima informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media-media
promosi yang digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa.
Suatu perusahaan juga harus memikirkan bahwa masing-masing pengunjung
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, ini menentukan pula keinginan,
kebutuhan, pengeluaran dari setiap pengunjung yang berbeda-beda. Maka dari itu
antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi yang
digunakan oleh suatu perusahaan agrowisata diduga mempunyai hubungan dan
akan menentukan keefektivitasan suatu media promosi tersebut.
Keefektivitasan media promosi dalam pemasaran agrowisata ini, dapat
diukur dari perilaku dan sikap pengunjung mengenai tempat agrowisata yang
dipromosikan. Media promosi dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak
pada kognitif, afektif, dan konatif. Jika promosi yang dilakukan oleh pihak
agrowisata Kampoeng Air Katulampa melalui media berhasil membujuk khalayak,
maka khalayak akan memiliki keinginan untuk mencari informasi mengenai
Kampoeng Air Katulampa dan datang mengunjungi Kampoeng Air Katulampa.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka akan dijelaskan keterkaitan antara
beberapa variabel sehingga dapat menggambarkan kajian mengenai efektifitas
media promosi dalam komunikasi pemasaran agrowisata pada Gambar 2
Karakteristik
Pengunjung
- Usia
- Tingkat
Pendidikan
- Status Pekerjaan
- Tingkat
Pengeluaran
Penggunaan Media Promosi
- Jenis media promosi
- Frekuensi penyampaian pesan
melalui media promosi
Efektivitas
Media
Promosi
- Kognitif
- Afektif
- Konatif
Keterangan Gambar :
Berhubungan:
Gambar 2 Kerangka pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran disusun hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga terdapat hubungan nyata antara karakteristik pengunjung dengan
penggunaan media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa
2. Diduga terdapat hubungan nyata antara penggunaan media promosi dengan
efektivitas media promosi dalam pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa
3. Diduga terdapat hubungan nyata antara karakteristik pengunjung dengan
efektivitas media promosi dalam pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa
16
Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terbagi menjadi
beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator terlebih dahulu diberi
batasan sehingga dapat ditentukan skala pengukurannya. Variabel-variabel
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
A. Karakteristik Pengunjung
Karakteristik pengunjung adalah: sesuatu keadaan yang dimiliki oleh
pengunjung, seperti:
a. Tingkat Usia: identitas seseorang yang menunjukkan lamanya hidup
responden sejak lahir sampai penelitian ini berlangsung. Usia dibedakan
dengan menggunakan skala ordinal. Menurut Havighurst (1950) dalam
Mugniesyah (2006) membagi kategori usia yaitu, (1) Dewasa awal berusia
18-29 tahun; (2) Usia pertengahan berusia 30-50; (3) Usia tua berusia lebih
dari 50 tahun. Maka usia dibedakan menjadi:
(1) Dewasa awal
: 18-29 tahun
(2) Dewasa pertengahan : 30-50 tahun
(
PEMASARAN AGROWISATA KAMPOENG AIR
KATULAMPA BOGOR
SITI CHAIRUNNISA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Media
Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air Katulampa
Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta
dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Siti Chairunnisa
NIM I34090115
ABSTRAK
SITI CHAIRUNNISA. Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi
Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air Katulampa Bogor. Dibimbing oleh
YATRI INDAH KUSUMASTUTI.
Agrowisata akan berkembang tidak terlepas dari strategi promosi
pemasaran. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunan media
promosi, hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas
media promosi dan hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air
Katulampa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
didukung dengan pendekatan kualitatif. Penentuan responden dalam
penelitian ini dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil
menunjukan bahwa pada hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
penggunaan media promosi hanya variabel pendidikan yang memiliki
hubungan yang signifikan dengan jenis media promosi. Hubungan antara
penggunaan media promosi dengan efektivitas media promosi hasil
menunjukan bahwa seluruh variabel memiliki hubungan yang signifikan.
Hubungan antara karakteristik pengunjung dengan efektivitas media
promosi hanya variabel pendidikan yang memiliki hubungan yang
signifikan dengan tingkat konatif.
Kata Kunci: karakteristik pengunjung, penggunaan media promosi,
efektivitas media promosi
Abstract
The development of agrotourism can not be separated from
marketing promotion strategies. Therefore this study aimed to analyze the
relationship between visitors characteristics with use promotion media, the
relationship between use promotion media with media promotion
effectiveness and the relationship between visitors characteristics with
media promotion effectiveness in marketing communications of Kampoeng
Air Katulampa. This study used quantitative approach that is supported by
qualitative approach. This study used accidental sampling technique in
determining the respondent. Results showed that in terms of the visitor
characteristics related to use promotion media only educational variables
have a significant relationship with type media promotion. In terms of the
use promotion media related to media promotion effectiveness across
variables have significant relationship. In terms of the visitor
characteristics related to media promotion effectiveness only educational
variables have a significant relationship with level conative.
Keywords: visitor characteristics, use promotion media, media promotion
effectiveness
EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI DALAM
KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA
KAMPOENG AIR KATULAMPA BOGOR
SITI CHAIRUNNISA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi
Nama
NIM
: Efektivitas Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran
Agrowisata Kampoeng Air Katulampa Bogor
: Siti Chairunnisa
: I34090115
Disetujui oleh
Ir Yatri Indah Kusumastuti, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian dilakukan pada bulan
Maret sampai dengan bulan April 2013. Peneliti ingin mengkaji mengenai
efektivitas media promosi agrowisata dengan judul Efektifitas Media
Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Agrowisata Kampoeng Air
Katulampa Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada ibu
pembimbing akademik sekaligus ibu pembimbing skripsi yaitu ibu Ir. Yatri
Indah Kusumastuti, MSi yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam
memberikan saran dan masukkan selama proses penulisan hingga
penyelesaikan skripsi ini. Kepada kedua orang tua yaitu Mahdar dan ibu
Yeti Nurhayati lalu kepada adik-adik yaitu Muhammad Ghifari dan
Muhammad Fachri Khatami yang telah memberikan doa dan dukungan
kepada penulis. Kepada pihak Kampoeng Air Katulampa yaitu bapak
Jainuddin selaku pemilik dari Kampoeng Air, Ka Indra, dan para pegawai di
Kampoeng Air Katulampa. Kepada para pengunjung Kampoeng Air
Katulampa yang telah bersedia menjadi responden. Peneliti juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman KPM yang telah banyak
membantu saya khususnya yaitu Echa, Nadia, Agustin, Jajang, Siti Khadijah,
Karin, Cici, Rangga, Adhi, Nindy, Intan, Resti dan Selvi yang telah
memberikan doa, saran, dan dukungan kepada penulis. Kepada teman-teman
dekat yang selalu memberi dukungan kepada peneliti yaitu Evie, Lucky,
Arry, Firli dan Merisa. Tak lupa juga kepada saudara Yadi Nuriswan yang
telah banyak membantu baik secara moril maupun materil kepada penulis.
Terakhir peneliti mengucapkan terima kasih kepada teman-teman KPM 46
atas dukungan dan kebersamaan selama ini. Terima kasih kepada pihakpihak yang telah banyak membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Bogor, Juli 2013
Siti Chairunnisa
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Viii
DAFTAR GAMBAR
Viv
DAFTAR LAMPIRAN
Viv
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
Pengertian Komunikasi
5
Komunikasi Pemasaran
5
Efektifitas Komunikasi Pemasaran
7
Media Promosi
7
Efektivitas Media Promosi
11
Pengertian Agrowisata
11
Perilaku Pengunjung
13
Karakteristik Pengunjung
13
Kerangka Pemikiran
14
Hipotesis Penelitian
15
Definisi Operasional
16
PENDEKATAN LAPANG
19
Metode Penelitian
19
Lokasi dan Waktu Penelitian
19
Teknik Pengumpulan Data
19
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
21
GAMBARAN UMUM
23
Profile Kampoeng Air Katulampa
23
Pengelolaan Kampoeng Air Katulampa
24
Fasilitas Kampoeng Air Katulampa
25
Sarana dan Prasarana Kampoeng Air Katulampa
27
Komunikasi Pemasaran Kampoeng Air Katulampa
28
Karakteristik Responden
33
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN PENGGUNAAN
39
MEDIA PROMOSI KAMPOENG AIR KATULAMPA
Karakteristik Responden
39
Hubungan Karakteristik Pengunjung dengan Penggunaan
Media Promosi Kampoeng Air Katulampa
42
Ikhtisar
49
HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PROMOSI DENGAN
EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI
51
Penggunaan Media Promosi
51
Hubungan Penggunaan Media Promosi dengan Efektivitas
Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Kampoeng
Air Katulampa
53
Ikhtisar
60
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN EFEKTIVITAS
MEDIA PROMOSI
61
Efektivitas Media Promosi
61
Hubungan Karakteristik Pengunjung dengan Efektivitas
Media Promosi dalam Komunikasi Pemasaran Kampoeng
Air Katulampa
62
Ikhtisar
70
PENUTUP
71
Simpulan
71
Saran
71
DAFTAR PUSTAKA
73
LAMPIRAN
77
RIWAYAT HIDUP
83
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Lima elemen bauran promosi
Keunggulan dan kelemahan berbagai medium
Karakteristik demografi dan subbudaya di Indonesia
Daftar harga fasilitas-fasilitas di Kampoeng Air Katulampa
Jumlah dan presentase penggunaan jenis media promosi dan
frekuensi penyampaian pesan tahun 2013
Jumlah dan presentase penggunaan media promosi menurut
kategori jenis media promosi dan frekuensi penyampaian pesan
tahun 2013
Jumlah dan presentase media promosi menurut tingkat kognitif,
afektif dan konatif
Jumlah dan presentase karakteristik responden menurut jenis
kelamin, asal kota, usia, pekerjaan, pendidikan dan pengeluaran
tahun 2013
Jumlah dan presentase karakteristik responden menurut usia,
pekerjaan, pendidikan dan pengeluaran tahun 2013
Nilai signifikasi hubungan antara karakteristik pengunjung
dengan penggunaan media promosi
Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
jenis media promosi
Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
frekuensi penyampaian pesan
Jumlah dan presentase penggunaan media promosi menurut jenis
media promosi dengan frekuensi penyampaian pesan tahun 2013
Nilai signifikasi hubungan antara penggunaan media promosi
dengan efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran
Kampoeng Air Katulampa
Presentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat kognitif
Presentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat afektif
Presentase hubungan antara penggunaan media promosi dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat konatif
Jumlah dan presentase efektivitas media promosi menurut tingkat
kognitif, afektif dan konatif tahun 2013
Nilai signifikasi hubungan antara karakteristik pengunjung
dengan efektifitas media promosi dalam komunikasi pemasaran
Kampoeng Air Katulampa
7
8
14
26
30
30
33
34
39
42
43
47
51
53
54
54
55
61
63
20 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat kognitif
21 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat afektif
22 Presentase hubungan antara karakteristik pengunjung dengan
efektivitas media promosi menurut tingkat konatif
63
64
65
DAFTAR GAMBAR
1
2
Model komunikasi pemasaran
Kerangka pemikiran
6
15
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Denah lokasi Kampoeng Air Katulampa, Bogor Timur
Jadwal pelaksanaan penelitian tahun 2013
Kerangka sampling responden Kampoeng Air Katulampa
Dokumentasi (wawancara pengunjung yang menjadi responden
Kampoeng Air Katulampa)
Dokumentasi (sarana dan prasarana di Kampoeng Air Katulampa)
Dokumentasi (media promosi Kampoeng Air Katulampa)
77
77
78
79
79
81
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang beberapa di dunia tumbuh
dengan kuat, ini mendorong kemajuan ekonomi di negara berkembang dan yang
paling penting menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan. Jumlah
wisatawan internasional di seluruh dunia tumbuh sebesar 5% antara Januari dan
Juni 2012 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 (22 juta lebih)
(World Tourism Organization 2012). Data kunjungan wisatawan di wilayah
Kabupaten Bogor pada tahun 2005 sampai 2007, dilihat secara keseluruhan
cenderung meningkat. Tahun 2005 jumlah keseluruhan pengunjung 812 251 orang.
Tahun 2006 dengan jumlah 1 541 315 orang dan tahun 2007 juga terus meningkat
dengan jumlah 2 124 323 orang (Akhdiar 2008).
Menurut Departemen Pertanian (2005) Indonesia memiliki keanekaragaman
hayati (biodiversity) nomor tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah/genetik dan atau
sebagai areal wisata. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam,
peluang untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun semakin besar
dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai. Hal ini tercemin pada
berbagai teknologi pertanian lokal yang berkembang di masyarakat dengan
menyesuaikannya dengan tipologi lahan. Keunikan tersebut merupakan aset yang
dapat menarik bangsa lain untuk berkunjung/berwisata ke Indonesia. Maka dari
itu sektor pariwisata dapat menjadikan tumbuhnya perkembangan agrowisata di
Indonesia.
Banyak daya tarik yang ditawarkan oleh agrowisata sendiri diantaranya yaitu
pengunjung dapat menikmati pesona keindahan alam dan kesejukan udaranya,
kepuasan dalam menggunakan fasilitas-fasilitas kegiatan yang terdapat dalam
agrowisata tersebut, pengunjung dapat memperoleh pengalaman baru, rekreasi
bersenang-senang sambil bermain, selain itu juga pengunjung dapat memperoleh
pendidikan pertanian lewat teori dan langsung kepada prakteknya. Pemberian
pendidikan pertanian ini tidak hanya dapat memperoleh pengalaman baru tetapi
pengunjung juga bisa belajar sambil bermain, tentu ini adalah kegiatan yang
menyenangkan yang akan diperoleh oleh pengunjung yang datang ke agrowisata
tersebut.
Sama halnya seperti agrowisata yang berada di Bogor Timur ini, yaitu
bernama “Kampoeng Air Katulampa”. Agrowisata yang berdiri di atas lahan
seluas 1,2 hektar ini, terletak di kampung Katulampa, Bogor Timur. Pengunjung
tidak hanya dapat menikmati pemandangan yang indah dari suasana pedesaan,
hamparan sawah, kolam, pepohonan serta udara yang menyejukan, tetapi
pengunjung juga memperoleh edukasi pertanian, perikanan, perkebunan,
kehutanan, dan peternakan. Tentu ini merupakan sesuatu yang menyenangkan di
tambah banyak fasilitas-fasilitas hiburan yang akan dinikmati oleh pengunjung
yang datang ke agrowisata ini. Seperti outboud (flying fox, titian elvis, spider web,
arung jeram, kano danau, paint ball, air soft gun, belajar menangkap ikan, belajar
membajak sawah, belajar menanam padi, menunggang kerbau, belajar
memandikan kerbau, dll), lalu camping ground, cottage, pemancingan dan rumah
makan. Alternatif wisata yang ditawarkan oleh Kampoeng Air Katulampa adalah
2
aktivitas outbound seperti berkemah, arung jeram, dan flying fox selain itu juga di
tempat ini menyediakan arena wisata edukasi di alam bebas bagi anak-anak atau
pelajar seperti membajak sawah, menangkap ikan, menunggang kerbau dan
memandikan kerbau hingga menanam padi. Kegiatan ini menjadi salah satu
wahana favorit bagi anak sekolah karena mereka dikenalkan langsung dengan
alam. Agrowisata ini akan berkembang tidak terlepas dari strategi promosi
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan agrowisata tersebut. Seperti halnya
menurut Deptan (2005) bahwa kegiatan promosi merupakan kunci dalam
mendorong kegiatan wisata agro. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan
melalui berbagai cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, mass
media (dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi
pada tempat publik (hotel, restoran, bandara dan lainnya). Kegiatan promosi
sangat diperlukan untuk menambah jumlah pengunjung yang datang ke tempat
agrowisata.
Banyak cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan agrowisata dalam
pemasarannya untuk dapat mengembangkan perusahaan agrowisata tersebut.
Seperti melalui media-media promosi yang dilakukan dalam pemasaran
agrowisata, misalnya seperti media penyiaran contohnya televisi, media cetak
contohnya majalah atau koran, media internet contohnya web, blog, facebook,
twitter, email, dan media word of mouth. Menurut Shimp (2003) dalam
Kusumastuti (2009) membagi beberapa jenis media promosi, diantaranya adalah
koran, spanduk, brosur, radio, dan internet. Komunikasi dikatakan efektif bila
orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudnya (Tubb dan Moss (2009)
dalam Ramadiana (2011)).
Agrowisata Kampoeng Air Katulampa ini melakukan pemasarannya melalui
media-media promosi seperti media penyiaran (televisi) di stasiun-stasiun televisi
seperti SCTV, TRANS TV, Indosiar, MNC, Global TV, dan TRANS 7, media
cetak seperti di majalah “Bogor Visit” dan “Bintaro Hill”, media internet (web,
blog, email, dan facebook), dan melalui media komunikasi lisan (word of mouth)
yang dilakukan oleh pengunjung yang pernah datang ke tempat agrowisata ini
atau pengunjung yang mengetahui mengenai fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh
agrowisata ini, informasi mengenai tempat agrowisata ini diperoleh dari mulut ke
mulut, sehingga pengunjung lain dapat terpengaruh untuk datang ke tempat
agrowisata ini. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2012) bahwa
penyampaian informasi melalui media juga sebaiknya harus dilakukan secara rutin
seperti koran, tv, dan radio, agar penerima pesan dapat mengingat secara terus
menerus dengan sendirinya. Diharapkan dengan penyampaian pesan secara rutin
ini juga membuat penerima pesan menjadi terbujuk dan tertarik untuk melakukan
kunjungan. Informasi yang terdapat dalam suatu media pun harus jelas dan
menarik minat pengunjung. Jadi pesan yang disampaikan oleh suatu media pun
harus menarik, jelas, dan tentunya harus dilaksanakan secara rutin, agar pesan ini
membuat pengunjung terbujuk untuk melakukan kunjungan. Agrowisata
Kampoeng Air Katulampa pun harus memperhatikan karakteristik pengunjung
sebab setiap masing-masing pengunjung memiliki karakteristik yang berbedabeda dan dapat mempengaruhi perilaku khalayak untuk melakukan kunjungan ke
Kampoeng Air Katulampa ini.
Komunikasi dikatakan efektif jika suatu perusahaan sudah mampu atau
berhasil menyampaikan promosinya melalui media-media promosi kepada
3
khalayak. Media promosi ini dapat dikatakan efektif jika agrowisata Kampoeng
Air Katulampa ini sudah mampu atau berhasil menyampaikan promosinya ke pada
pengunjung untuk datang ke tempat agrowisata ini. Secara keseluruhan, penelitian
ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan utama penelitian yaitu bagaimana
tingkat efektivitas media promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air
Katulampa.
Perumusan Masalah
Agrowisata merupakan tempat wisata yang berbeda dengan tempat wisata
lainnya. Di dalam agrowisata pengunjung tidak hanya dapat bermain dalam
menikmati fasiltas permainan tetapi pengunjung juga dapat belajar mengenai
pendidikan pertanian dari teori yang diberikan dan langsung kepada prakteknya.
Tentu ini adalah kegiatan bermain sambil belajar yang dapat dinikmati oleh
pengunjung yang datang ke agrowisata. Sama halnya seperti agrowisata yang
berada di Bogor ini yaitu agrowisata Kampoeng Air Katulampa. Agrowisata ini
menawarkan fasilitas permainan yang mengandung edukasi pertanian di
dalamnya. Agrowisata ini juga berkembang tidak terlepas dari strategi promosi
yang dilakukan oleh Kampoeng Air Katulampa, seperti dengan menggunakan
media-media promosi dalam pemasarannya. Media-media promosi ini akan efektif
jika dapat membuat pengunjung terbujuk atau terpengaruh untuk datang
mengunjungi dan menikmati fasilitas permainan yang terdapat di Kampoeng Air
Katulampa. Pihak Kampoeng Air Katulampa pun harus memikirkan setiap
pengunjung mempunyai karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain. Ini
menentukan pula keinginan, kebutuhan, pengeluaran dari setiap pengunjung yang
berbeda-beda. Karakteristik pengunjung seperti usia, pendidikan, jenis pekerjaan,
dan pengeluaran diduga mempunyai hubungan dengan penggunaan media
promosi seperti jenis media promosi yaitu antara lain media penyiaran, media
cetak, media internet, media word of mouth dan frekuensi penyampaian pesan
yaitu banyaknya atau tingkat keseringan pengunjung dalam menerima informasi
mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media-media promosi yang
digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa. Ini menentukan
keefektivitasan media promosi dalam pemasaran yang dilakukan oleh pihak
Kampoeng Air Katulampa dan dapat diukur dari perilaku dan sikap pengunjung
mengenai tempat agrowisata yang di promosikan. Maka dari itu itu antara
karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi itu diduga saling
berhubungan dan menentukan pula keefektivitasan media promosi dalam
pemasaran yang dilakukan oleh pihak Kampoeng Air Katulampa.
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan
media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa?
2. Bagaimana hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas
media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik pengunjung dengan efektivitas
media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa?
4
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji efektivitas media
promosi dalam komunikasi pemasaran Kampoeng Air Katulampa. Secara spesifik,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis hubungan antara karakteristik pengunjung dengan penggunan
media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa.
2. Menganalisis hubungan antara penggunaan media promosi dengan efektivitas
media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik pengunjung dengan efektivitas
media promosi dalam komunikasi pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh kalangan yang terkait
dengan topik penelitian ini, baik bagi pengelola, perguruan tinggi, akademisi
maupun masyarakat. Secara spesifik, manfaat yang diharapkan diperoleh masingmasing pihak adalah sebagai berikut:
1. Bagi pengelola, diharapkan dengan penulisan penelitian ini pihak Kampoeng
Air Katulampa dapat memaksimalkan upaya promosi yang dilakukan dalam
hal pemasaran agrowisata.
2. Bagi perguruan tinggi, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan
memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di
lingkungan Institut Pertanian Bogor mengenai media-media promosi
agrowisata.
3. Bagi masyarakat, membantu masyarakat untuk mengetahui bagaimana
pengelola agrowisata dalam melakukan kegiatan promosi dan masyarakat
dapat turut serta menjaga fasilitas-fasilitas yang terdapat di kawasan
agrowisata tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari antara dua
orang atau lebih. Kegiatan ini dilakukan dalam proses pencapaian makna antara si
pengirim pesan dan si penerima pesan. Menurut Kusumastuti (2009) melalui
komunikasi kita berbagi informasi, gagasan, atau sikap dengan partisipan lainnya.
Menurut Berlo et al. (1995) dalam Kusumastuti (2009) komunikasi melalui proses
yang melibatkan beberapa unsur seperti, (a) komunikator yang menyatakan
gagasan atau perasaan, (b) gagasan dan perasaan yang diubah menjadi suatu pesan,
(c) pesan yang disampaikan, (d) komunikan yang menerima pesan dari
komunikator, serta (e) reaksi dan umpan balik (efek) yang disampaikan
komunikan kepada komunikator.
Komunikasi Pemasaran
Suatu perusahaan dalam bidang bisnis hendaknya melakukan kegiatan
pemasaran agar dapat membantu mengembangkan pemasarannya. Menurut
Kusumastuti (2009) komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang
bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Aplikasi itu
dipengaruhi oleh bentuk media yang digunakan (Kennedy dan Soemanegara 2009
dalam Kusumastuti 2009). Menurut Shimp (2003) komunikasi adalah proses
dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara
organisasi dan individu sedangkan pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di
mana suatu perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai antara
mereka dengan pelanggannya. Pemasaran ini lebih umum pengertiannya daripada
komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktifitas
komunikasi antar individu maupun kelompok. Sementara itu terdapat model
komunikasi pemasaran yang dijelaskan oleh Setiadi (2003), Gambar 1.
6
Umpan Balik
Sumber
Pemasar
Encoding
Transmisi
Decoding
Tindakan
Agency,
tenaga
penjual,
iklan,
personal selling,
sales promotion,
public relation,
direct marketing
Radio,
TV,
surat
kabar,
majalah,
brosur
Respon &
inerpretasi
oleh
penerima
Perilaku
konsumen
Sumber: Setiadi (2003)
Gambar 1 Model komunikasi pemasaran
Model tersebut menggambarkan bahwa komunikasi pemasaran pertama
kali terjadi pada sumber atau pemasar, pemasar akan melakukan pemasarannya
dengan cara encoding, yaitu seperti dengan membuat agency, mempersiapkan
tenaga penjual, lalu penjualan secara personal, penjualan promosi, hubungan
masyarakat sampai dengan mengelola direct marketing, setelah itu proses
encoding dilakukan dengan melalui media-media yang dapat membantu proses
perkembangan suatu pemasaran, yang disebut dengan tahap transisi, lalu sampai
kepada tahap decoding yaitu respon dan interpretasi pesan oleh penerima. Tahap
berikutnya yaitu tindakan pada perilaku konsumen, seperti contohnya penerima
pesan atau konsumen akan membeli produk atau berkunjung ke tempatnya
langsung. Sampailah pada tahap terakhir yaitu umpan balik dari pesan. Jika sudah
pada sampai tahap akhir, ini juga adalah tahap pencapaian dari suatu tujuan
komunikasi pemasaran.
Selain itu terdapat juga bauran pemasaran, bauran pemasaran terdiri atas
elemen-elemen, yaitu product, price, place, distribution dan promotion, yang
disingkat empat P. Mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan
kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu
serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place) yang menjadi
pasar bagi produk yang bersangkutan. Maka dari itu perlu dilaksanakan suatu
program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan
ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan (Lee dan Johson 2007).
Menurut Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009) bauran promosi mempunyai
lima elemen yaitu seperti yang dijelaskan pada tabel berikut ini:
7
Tabel 1 Lima elemen bauran promosi
Periklanan
Iklan di media
cetak dan
elektronik,
gambar
bergerak,
brosur,
booklet, poster,
leaflet,
direktori,
billboard,
display,
material
audiovisual,
logo dan
simbolik,
videotape
Promosi
Penjualan
Kontes,
permainan,
undian,
hadiah,
pameran,
eksibisi,
demostrasi,
kupon, rabat,
pembiayaan
bunga rendah,
hiburan
Public
Relations dan
Publisitas
Press kits,
pidato, seminar,
laporan
tahunan, donasi,
amal,
sponsorship,
courtesy call,
majalah
perusahaan
Penjualan
Tatap Muka
Pemasaran
langsung
Presentasi
penjualan,
pertemuan
penjualan,
program
insentif,
pameran
perdagangan
Katalog, surat,
telemarketing,
electronic
shopping, TV
shopping, fax
mail, e-mail,
voicemail
Sumber: Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009)
Dapat dilihat dari Tabel bahwa bauran promosi terdiri dari lima elemen
yaitu antara lain periklanan, promosi penjualan, public relations dan publisitas,
penjualan tatap muka, dan pemasaran langsung. Maka dapat dikatakan bahwa
periklanan melalui media promosi merupakan suatu peranan yang sangat penting
dalam melakukan pemasaran pada suatu perusahaan.
Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Menurut Kusumastuti (2009) mengembangkan komunikasi pemasaran
secara efektif ada delapan langkah, masing-masing sebagai berikut: 1)
mengidentifikasi audiens yang dituju; 2) menentukan tujuan komunikasi tersebut;
3) merancang suatu pesan; 4) memilih saluran komunikasi; 5) menentukan total
anggaran promosi; 6) membuat keputusan atas bauran promosi (marketting mix);
7) mengukur hasil promosi tersebut; dan 8) mengelola dan mengordinasikan
proses komunikasi pemasaran terintegrasi. Menurut Tubb dan Moss (2009) dalam
Ramadiana (2011) suatu komunikasi pemasaran dikatakan efektif apabila orang
berhasil menyampaikan apa yang dimaksudnya. Maka dari itu banyak cara yang
harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengembangkan perusahaannya dan
menjadikan promosi yang dilakukannya efektif. Komunikasi dikatakan efektif jika
suatu perusahaan sudah mampu atau berhasil menyampaikan promosinya melalui
media-media promosi kepada khalayak.
Media Promosi
Menurut Morissan (2001) media (medium) adalah kategori umum dari
sistem pengiriman pesan yang mencakup beberapa media, yaitu media penyiaran
(televisi dan radio), media cetak (surat kabar dan majalah), surat, iklan luar ruang
(outdoor advertising), surat, iklan luar ruang (outdoor advertising), dan media
pendukung lainnya.
8
Menurut Ray (1982) dalam Morissan (2001) promosi adalah koordinasi
dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai
saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau
memperkenalkan suatu gagasan. Menurut Morissan (2001) iklan media terdiri dari
iklan media penyiaran, iklan media cetak, dan iklan media internet.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa media promosi adalah kategori
umum dari sistem pengiriman pesan yang mencakup media penyiaran (televisi dan
radio), media cetak (surat kabar dan majalah), surat, iklan luar ruang (outdoor
advertising), dan media pendukung lainnya dan sebagai upaya koordinasi yang
dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi
untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Berikut ini
juga dijelaskan tabel keunggulan dan kelemahan dari berbagai media promosi
menurut Kotler&Fox (1995) dalam Kusumastuti (2009).
Tabel 2 Keunggulan dan kelemahan berbagai medium
Medium
Keunggulan
Surat Kabar
Fleksibilitas; tepat waktu; mampu
menangkap pasar lokal dengan baik;
jangkauan penerimaan yang luas;
tingkat kepercayaan tinggi.
Informasi bisa dilihat, didengar dan
gambar yang bergerak; dan menarik
untuk ditonton; perhatian tinggi dan
jangkauan yang luas
Televisi
Radio
Majalah
Direct
Kelemahan
Umur informasi pendek;
kualitas gambar dan cetakan
jelek; sedikit audiens yang
meneruskan informasi.
Biaya
yang
tinggi;
kebingungan yang tinggi;
tingkat pemaparan yang
cepat berlalu dan audiens
kurang mempunyai daya
seleksi.
Mempunyai
banyak
pendengar; Audiens
hanya
selektivitas geografi dan demografi mendengarkan
saja;
yang tinggi dan biaya yang rendah.
perhatian yang lebih rendah
dibandingkan
televisi;
pemaparan yang cepat
berlalu.
Selektivistas demografi dan geografi Waktu tunggu yang lama;
yang tinggi; prestise dan kredibilitas; waktu sirkulasi terbuang;
hasil cetakan berkualitas tinggi; dan tidak ada jaminan
berumur panjang; jumlah pembaca posisi yang lebih baik.
yang meneruskan informasi cukup
baik.
Memiliki selektivitas audiens; tidak Biaya relatif tinggi; dan
ada iklan pesaing dalam media yang kesan atau citra surat
sama. Bersifat pribadi.
sampah.
Sumber: Kotler dan Fox (1995) dalam Kusumastuti (2009)
Media Penyiaran
Media penyiaran merupakan salah satu jenis media yang disukai oleh
khalayak baik dari sumber mengenai informasi dan desain pesan yang
disampaikan. Tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang memakai media ini
dalam memasarkan produk atau suatu tempat yang akan dipasarkan kepada
khalayak ramai. Maka dari itu suatu perusahaan yang menggunakan media
9
penyiaran dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif dalam memasarkan produk
kepada khalayak. Seperti menurut Morissan (2001) bahwa media penyiaran terdiri
yang dari televisi dan radio yang telah menjadi media yang sangat penting dan
dominan bagi pemasang iklan. Berikut dijelaskan contoh dari media penyiaran
(televisi).
Televisi
Menurut Kanaidi (2011) media televisi memiliki keunggulan yaitu pada
kekuatan informasi persuasi yang lebih sempurna karena televisi mampu
menimbulkan pengaruh yang kuat dengan menekankan pada dua indera sekaligus,
yaitu pendengaran dan penglihatan sehingga efek yang ditimbulkan lebih dahsyat
baik yang positif maupun yang negatif. Televisi juga memiliki posisi penting bagi
pemasar karena media ini menyajikan banyak program populer yang disukai
banyak orang. Media ini juga menjadi sumber informasi dan hiburan utama
masyarakat (Morissan 2010).
Media Cetak
Pengertian iklan media cetak adalah pesan-pesan komersial dari produsen
kepada khalayak konsumennya yang disampaikan lewat media cetak (Riyanto
2000 dalam Arindi 2012). Surat kabar atau koran dan majalah merupakan media
massa cetak yang menjadi alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari
sumber kepada khalayak (penerima), oleh sebab itu agar pesan yang akan
disampaikan oleh media massa cetak dapat diterima secara efektif oleh
khalayaknya, maka media massa cetak harus memiliki daya tarik tersendiri dari
media lainnya.
Surat kabar atau koran dan majalah merupakan media massa cetak yang
menjadi alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima), oleh sebab itu agar pesan yang akan disampaikan oleh media
massa cetak dapat diterima secara efektif oleh khalayaknya, maka media massa
cetak harus memiliki daya tarik yang unik dibanding media lainnya. Menurut
Aipasha (2010) juga brosur dan poster termasuk sarana promosi bentuk tercetak
yang dilakukan untuk sarana promosi. Berikut dijelaskan contoh dari media cetak
(majalah).
Majalah
Majalah telah berkembang dengan pesat untuk melayani kebutuhan
pendidikan, informasi, dan hiburan dari sekian banyak kalangan pembaca di
antara pasar konsumen dan pasar bisnis. Hampir setiap majalah saat ini diterbitkan
untuk memenuhi hampir segala tipe audiens berdasarkan segmentasi demografis
atau gaya hidup tertentu atau pada aktifitas, minat atau ketertarikan pada bidang
tertentu (Kanaidi 2011).
Majalah umumnya dikategorikan berdasarkan khalayak luas yang mereka
layani: (1) majalah konsumen, (2) majalah bisnis, (3) majalah pertanian, (4)
majalah komputer/internet dan sebuah kategori baru yang sedang bangkit adalah
majalah online (Lee dan Johnson 2007).
10
Media Internet
Menurut Morissan (2001) internet adalah suatu metode yang mendunia
untuk saling tukar menukar informasi dan berkomunikasi melalui computer yang
saling terkoneksi. Internet juga berfungsi sebagai media interaktif di mana
perusahaan dapat memberikan tanggapannya secara langsung terhadap pertanyaan
yang diajukan konsumen. Menurut Shimp (2003) suatu ribuan pemasar telah
beralih ke internet sebagai calon media untuk mempromosikan merek mereka dan
melakukan transaksi penjualan. Maka dari itu media ini sudah menjadi media
unggulan bagi para pemasar. Para pengiklan internet juga menggunakan dua
bentuk umum periklanan: iklan spanduk (banner advertising) dan sponsor
(sponsorship). Menurut Mariana et al. (2011) mengatakan bahwa kelebihan
dengan sistem online selain bisa menjaga kontinuitas informasi juga sebagai
media promosi yang mempunyai biaya relatif murah dengan jangkauan global.
Berikut akan dijelaskan beberapa macam media promosi melalui internet, yaitu
antara lain:
a. Web
Web digunakan untuk menyampaikan pemikiran dan konten informatif
melalui situs website, blog, e-book, white paper, gambar, foto, konten audio,
dan video, atau bahkan bentuk lainnya seperti penempatan produk, permainan,
dan realitas virtual. Berikut adalah elemen-elemen sebuah situs web yang
terpusat pada pembeli: pikirkan media dan gaya belajar yang lebih disukai
oleh pembeli, kembangkan kepribadian situs, foto dan gambar yang bercerita,
masukan perangkat konten yang interaktif, sediakan lingkaran umpan balik,
berikan cara bagi para pelanggan anda untuk berinteraksi satu sama lain, dan
untuk konten yang bernilai agar menyebar secara viral (Scott 2009)
b. Situs jejaring sosial
Menurut Situmorang (2010) seiring dengan berjalannya waktu maka munculah
situs jejaring sosial atau situs pertemanan yang lebih canggih lagi seperti
MySpace, Friendster, Facebook dan kemudian Twitter. Internet sebagai sarana
berkomunikasi pada mulanya banyak digunakan untuk saling berkirim e-mail
dengan menggunakan Yahoo atau Hotmail. Salah satunya adalah facebook
yang merupakan media jejaring sosial yang peranannya sangat berpengaruh
terhadap terhadap media komunikasi di seluruh penjuru dunia. Menurut yang
dimuat dalam jurnal Muttaqin (2011) beberapa keuntungan yang didapat
dengan menggunakan media jejaring sosial facebook sebagai media pemasaran
adalah sebagai berikut: a) facebook menyediakan fungsi informasi; b)
segmentasi pasar lebih fokus; c) dapat diakses setiap saat; d) komunikasi jadi
lebih mudah; e) zero Time Feedback; f) selalu terhubung; dan g) low Budget,
high Impact.
c. Pemasaran Viral
Beberapa pakar mengatakan bahwa pemasaran viral adalah model pemasaran
dari mulut ke mulut atau juga yang biasa disebut dengan word-of mouth/WOM
dengan media internet. Bentuk-bentuk pemasaran viral antara lain e-mail, blog,
situs jejaring sosial, video viral, e-books viral (Situmorang 2010)
11
Media Word of Mouth
Selain itu menurut Yassiranda (2011) dalam Amalia (2012) word of mouth
juga termasuk dalam kegiatan media komunikasi pemasaran. Sumarwan (2004)
mengatakan bahwa komunikasi lisan (word of mouth) merupakan pertukaran ide,
pikiran, dan komentar antara dua atau lebih konsumen, dan tidak satupun dari
mereka adalah pemasar.
Menurut Nickels (1884) dalam Suparman (1996), efektifitas komunikasi
WOM dikarenakan beberapa aspek yaitu antara lain: (1) pesan-pesan WOM dapat
diadaptasi untuk penerima (receiver); (2) pesan-pesan WOM relatif diterima
secara reliable dan jujur; (3) sumber-sumber WOM dianggap memiliki
pengalaman sehingga mengetahui informasi yang ingin diketahui receiver; dan (4)
WOM dapat diterima sebagai pesan yang tidak bias.
Efektivitas Media Promosi
Menurut Barnard (1982) arti efektif dan efesien adalah bila suatu tujuan
tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut
adalah efektif, tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari dari kegiatan
mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai,
sehingga mengakibatkan ketidakpuasan, walaupun efektif, hal ini disebut tidak
efisien. Promosi menurut Ray (1982) dalam Morissan (2001) adalah koordinasi
dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai
saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau
memperkenalkan suatu gagasan. Maka dapat disimpulkan bahwa upaya yang
dilakukan pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan
persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan dapat
dikatakan efektif apabila tujuan akhir dari promosi tersebut dapat dicapai.
Menurut Arindi (2012) efektifitas media pemasaran dapat dilihat dari
perilaku dan sikap konsumen mengenai produk yang dipasarkan. Jika iklan
melalui media berhasil membujuk khalayak, maka khalayak akan memiliki
keinginan untuk mencari informasi mengenai produk yang dipasarkan tersebut,
sehingga aspek kognitif (pengetahuan), afektif (kesukaan), dan konatif (perilaku)
khalayak akan tinggi. Engel, Blackwell dan Miniard (1994) mengemukakan
bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan apa yang tidak disukai.
Terdapat tiga komponen sikap, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif adalah
pengetahuan dan persepsi konsumen yang diperoleh melalui pengalaman dengan
suatu objek sikap dan informasi dari berbagai sumber. Kognitif juga disebut
sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. Afektif menggambarkan emosi
dan perasaan konsumen, apakah produk tersebut disukai atau tidak disukai oleh
konsumen dan apakah produk tersebut baik atau tidak. Konatif menunjukkan
tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku yang akan dilakukan oleh
seorang konsumen. Apabila menurut Tubb dan Moss (2009) dalam Ramadiana
(2011) suatu komunikasi pemasaran dikatakan efektif apabila orang berhasil
menyampaikan apa yang dimaksudnya.
Pengertian Agrowisata
Agrowisata merupakan diversifikasi produk wisata yang menggabungkan
aktivitas pertanian (agro) dan rekreasi di sebuah lingkungan pertanian. Agrowisata
juga memberi peluang wisatawan untuk terlibat dalam aktivitas rekreasi pedesaan
12
untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di
bidang agro. Jenis agrowisata yang dapat diidentifikasikan berdasarkan potensi
komoditas dan lingkungannya, antara lain agrowisata perikanan, peternakan,
perkebunan dan kehutanan. Agrowisata juga memberi peluang wisatawan untuk
terlibat dalam aktivitas rekreasi pedesaan untuk memperluas pengetahuan
wisatawan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang agro. Jenis
agrowisata yang dapat diidentifikasikan berdasarkan potensi komoditas dan
lingkungannya, antara lain agrowisata perikanan, peternakan, perkebunan dan
kehutanan. Agrowisata juga merupakan kegiatan yang sangat potensial untuk
dikembangkan melalui konsep pemberdayaan berbasis masyarakat (Abdullah
2012).
Agrowisata bukan hanya semata-mata merupakan usaha di bidang jasa untuk
memenuhi kebutuhan pengunjung akan panorama indah dan udara segar. Namun
berperan juga sebagai media promosi bagi produk pertanian dan menjadi salah
satu media pendidikan masyarakat (Prafitri 2008). Menurut Amalia (2012) aset
penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan,
kenyamanan, dan keindahan alam.
Menurut Saridarmini (2011) pengembangan agrowisata pada gilirannya akan
menciptakan lapangan pekerjaan. Agrowisata berbasis masyarakat, bahkan telah
mampu meningkatkan aktivitas petani di luar usahataninya. Pengembangan
agrowisata terlihat ada yang berbasis modal yang dilakukan oleh investor atau pun
agrowisata yang berbasis masyarakat.
Menurut Pratiwi (2011) dalam penelitiannya pada “Pemasaran Agrowisata
Ecotainment” menunjukan hasil penelitian faktor kunci eksternal yang
mempengaruhi agrowisata Ecotainment pada media siaran di stasiun televisi dan
media massa, adanya kerja sama dengan penyedia jasa agrowisata Ecotainment,
pemanfaatan internet untuk pemasaran, pengadopsian trend back to nature dan
trend wisata pendidikan, serta pemanfaatan Event expo dalam mempromosikan
agrowisata Ecotainment. Pada Entertainment Farming and Agri‐Tourism,
Business Management Guide (2004) yang diacu dalam Penyusunan Action Plan.
Menurut Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat (2007) dalam Pratiwi (2011),
terdapat tiga komponen utama yang berperan dalam pengembangan kegiatan
agrowisata, yaitu (1) adanya sesuatu yang dapat dilihat oleh wisatawan (what to
see), misalnya kegiatan edukasional seperti wisata pendidikan bagi pelajar, adanya
museum yang mengoleksi alat dan produk kegiatan agro; festival dan event
berkala lainnya seperti festival panen atau seren taun, festival makanan, festival
bunga; pameran hasil‐hasil pertanian; serta keberadaan desa wisata; (2) adanya
sesuatu yang dapat dikerjakan berupa aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan
(what to do), meliputi kegiatan workshop seperti teknik menata bunga atau juga
disebut floral arrangements, melukis, teknik membuat pupuk dan kompos, teknik
kegiatan bercocok tanam, teknik memancing; kegiatan alam atau nature based
activities seperti birdwatching, wildlife viewing; olahraga misalnya canoeing,
boating, memancing, berkuda, hiking, sepeda gunung; aktivitas pertanian seperti
memberi makan binatang, farm and ranch work experience; rekreasi seperti
berkemah, piknik, naik delman; dan (3) adanya sesuatu yang dapat dijual (what to
sell), meliputi penjualan cenderamata atau souvenir, catering seperti makanan dan
minuman, serta berbagai produk pertanian.
13
Perilaku Pengunjung
Sumarwan (2004) mengartikan perilaku konsumen sebagai semua kegiatan
dan tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat
sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa
setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Menurut Kotler dan
Amstrong (2008) dalam Amalia (2012) seseorang senantiasa mempunyai banyak
kebutuhan, misalnya kebutuhan biologis dan psikologis. Kebutuhan menjadi motif
ketika pada saat kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat, misalnya
konsumen atau pengunjung akan memiliki motivasi yang berbeda untuk memilih
bentuk rekreasi apa yang diinginkan. Rekreasi merupakan bentuk pemenuhan
kebutuhan terakhir, yakni kebutuhan akan aktualisasi diri dalam teori motivasi
Maslow. Menurut Ramadiana (2011) perilaku rekreasi adalah
“…Kegiatan-kegiatan yang dilakukan wisatawan berdasarkan
suatu pengambilan keputusan uang ditunjukan wisatawan baik
sebelum dan pada saat berada di obyek wisata. Perilaku
rekreasi meliputi perilaku wisatawan dalam menentukan
pengambilan keputusan untuk seringnya berkunjung (frekuensi
berkunjung), memilih obyek dan daya tarik wisata yang tersedia,
menentukan masa tinggal, dan melakukan kunjungan
selanjutnya ke obyek wisata tersebut…”
Menurut Amalia (2012) perilaku pengunjung mencakup pengambilan
keputusan, serta pemeliharaan lingkungan kawasan obyek wisata. Pengambilan
keputusan pada konteks wisata dapat dikatakan sebagai pengambilan keputusan
dalam hal memutuskan untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut, keputusan
untuk memilih obyek daya tarik wisata (ODTW) yang terdapat dalam kawasan
wisata, keputusan untuk melakukan kunjungan kembali, serta perilaku
pemeliharaan lingkungan kawasan obyek wisata.
Karakteristik Pengunjung
Pengunjung juga mempunyai karakteristik demografi dan subbudaya yang
berbeda-beda seperti yang dijelaskan oleh Sumarwan (2004) dalam Tabel 3.
14
Tabel 3 Karakteristik demografi dan subbudaya di Indonesia
No.
1.
2.
Karakteristik
Demografi
Usia
Agama
3.
Suku bangsa
5.
6.
7.
Warga Indonesia
keturunan
Pendapatan
Jenis kelamin
Status pernikahan
8.
Jenis keluarga
9.
Pekerjaan
10.
Lokasi geografi
11.
Jenis rumah tangga
4.
12.
Kelas sosial
Sumber: Sumarwan (2004)
Contoh Subbudaya
Anak-anak, remaja, dewasa awal, dewasa lanjut, lansia.
Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha.
Sunda, Jawa, Bali, Batak, Melayu, Dayak, Minahasa,
Bugis.
Pribumi, Tionghoa, India, Arab.
Miskin, menengah, kaya.
Laki-laki, wanita.
Lajang, menikah, janda, duda.
Orang tua tunggal, orang tua lengkap, keluarga dengan
satu anak, dua anak.
Dosen, guru, buruh, karyawan, dokter, akuntan, montir,
pengacara.
Jawa, Luar Jawa, Kota, Desa.
Rumah Tangga Keluarga, Bukan Rumah Tangga
Keluarga (tinggal sendiri, tinggal bersama teman di
asrama).
Kelas atas, kelas menengah, kelas bawah.
Karakteristik tersebut dapat mempengaruhi konsumen atau pengunjung
dalam proses pembelian produk atau membuat pengunjung terbujuk untuk datang
ke tempat tersebut. Maka dari itu suatu perusahaan dalam pemasarannya harus
memikirkan juga keinginan atau kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masing
konsumen atau pengunjung berdasarkan karakteristik pengunjung. Seperti
contohnya usia, pendidikan, pekerjaan dan pengeluaran. Menurut Kotler (1995)
usia merupakan salah satu karakteristik individu yang mempengaruhi sesorang
dalam membuat keputusan untuk menerima segala sesuatu sebagai hal yang baru
dan dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap beberapa barang dan jasa.
Setelah itu pendidikan, menurut Sumarwan (2004) pendidikan yang akan
mempengaruhi selera konsumen. Menurut Kotler (2003) dalam Arindi (2012)
pekerjaan sesorang juga akan mempengaruhi pola konsumsinya oleh karena itu,
ini merupakan sesuatu yang saling berhubungan.
Kerangka Pemikiran
Kegiatan promosi agrowisata, antara penggunaan media promosi dengan
karakteristik pengunjung diduga saling berhubungan. Penggunaan media promosi
terdiri dari jenis media promosi yang digunakan oleh Kampoeng Air Katulampa
serta media-media apa saja yang digunakan oleh responden dalam memperoleh
informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa dan frekuensi penyampaian pesan
melalui media promosi yang digunakan. Media promosi terdiri dari media
penyiaran, media cetak, media internet, dan media word of mouth (Morissan 2001).
Melalui media-media tersebut dapat membantu mempromosikan, memberi tahu,
membujuk pengunjung untuk datang ke Kampoeng Air Katulampa. Frekuensi
penyampaian pesan adalah banyaknya atau tingkat keseringan pengunjung dalam
15
menerima informasi mengenai Kampoeng Air Katulampa melalui media-media
promosi yang digunakan dalam pemasaran Kampoeng Air Katulampa.
Suatu perusahaan juga harus memikirkan bahwa masing-masing pengunjung
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, ini menentukan pula keinginan,
kebutuhan, pengeluaran dari setiap pengunjung yang berbeda-beda. Maka dari itu
antara karakteristik pengunjung dengan penggunaan media promosi yang
digunakan oleh suatu perusahaan agrowisata diduga mempunyai hubungan dan
akan menentukan keefektivitasan suatu media promosi tersebut.
Keefektivitasan media promosi dalam pemasaran agrowisata ini, dapat
diukur dari perilaku dan sikap pengunjung mengenai tempat agrowisata yang
dipromosikan. Media promosi dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak
pada kognitif, afektif, dan konatif. Jika promosi yang dilakukan oleh pihak
agrowisata Kampoeng Air Katulampa melalui media berhasil membujuk khalayak,
maka khalayak akan memiliki keinginan untuk mencari informasi mengenai
Kampoeng Air Katulampa dan datang mengunjungi Kampoeng Air Katulampa.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka akan dijelaskan keterkaitan antara
beberapa variabel sehingga dapat menggambarkan kajian mengenai efektifitas
media promosi dalam komunikasi pemasaran agrowisata pada Gambar 2
Karakteristik
Pengunjung
- Usia
- Tingkat
Pendidikan
- Status Pekerjaan
- Tingkat
Pengeluaran
Penggunaan Media Promosi
- Jenis media promosi
- Frekuensi penyampaian pesan
melalui media promosi
Efektivitas
Media
Promosi
- Kognitif
- Afektif
- Konatif
Keterangan Gambar :
Berhubungan:
Gambar 2 Kerangka pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran disusun hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga terdapat hubungan nyata antara karakteristik pengunjung dengan
penggunaan media promosi yang digunakan Kampoeng Air Katulampa
2. Diduga terdapat hubungan nyata antara penggunaan media promosi dengan
efektivitas media promosi dalam pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa
3. Diduga terdapat hubungan nyata antara karakteristik pengunjung dengan
efektivitas media promosi dalam pemasaran yang digunakan Kampoeng Air
Katulampa
16
Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terbagi menjadi
beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator terlebih dahulu diberi
batasan sehingga dapat ditentukan skala pengukurannya. Variabel-variabel
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
A. Karakteristik Pengunjung
Karakteristik pengunjung adalah: sesuatu keadaan yang dimiliki oleh
pengunjung, seperti:
a. Tingkat Usia: identitas seseorang yang menunjukkan lamanya hidup
responden sejak lahir sampai penelitian ini berlangsung. Usia dibedakan
dengan menggunakan skala ordinal. Menurut Havighurst (1950) dalam
Mugniesyah (2006) membagi kategori usia yaitu, (1) Dewasa awal berusia
18-29 tahun; (2) Usia pertengahan berusia 30-50; (3) Usia tua berusia lebih
dari 50 tahun. Maka usia dibedakan menjadi:
(1) Dewasa awal
: 18-29 tahun
(2) Dewasa pertengahan : 30-50 tahun
(