dibangun. Kelengkapan-kelengkapan lainnya, meliputi hal-hal di bawah ini antara lain :
a Foto kopi KTP
b Foto kopi tanda lunas PBB
c Foto kopi NPWP
d Jika berbadan usaha melampirkan Akte Pendirian Perusahaan
e Bukti kepemilikan tanah
f Gambar situasi
g IMB yang sudah ada bangunanIMB lama
h Surat izin tetangga diatas segel Rp. 6000 diketahui Lurah dan
Camat i
Surat kuasa apabila dikuasakan diatas materai Rp. 6000 2.
Mengajukan permohonan Izin Mendirikan Bangunan IMB dengan cara mengisi formulir surat Izin Mendirikan Bangunan yang ditujukan kepada
walikotabupati dengan Cq. Kepala dinas permukiman, disertai dengan persyaratan dokumen yang diperlukan.
3. Mengajukan Permohonan Izin Gangguan.
4. Mengisi formulir surat pernyataan kesanggupan mematuhi ketentuan
teknis. 5.
Membuat Tanda Daftar Industri TDI. Setelah calon pemilik usaha memenuhi syarat-syarat tersebut, maka selanjutnya adalah calon pemilik
mengajukan seluruh syarat permohonan pendirian usaha ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat.
C. Pengawasan terhadap Izin Usaha Peternakan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu
kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi
Universitas Sumatera Utara
terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan preliminary control, Pengawasan pada saat kerja berlangsung cocurrent
control, Pengawasan Feed Back feed back control. Di dalam proses pengawasan juga diperlukan tahap-tahap pengawasan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, tahap Penentuan
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi. Menurut Sule dan Saefullah mendefinisikan bahwa:”Pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambialan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut”.
49
Reksohadiprodjo mengemukakan bahwa:”Pengawasan merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai
dengan rencana”.
50
Sarwoto menyatakan bahwa:”Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang
ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.
51
Hakekat pengawasan adalah mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan, kegagalan
dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Pengawasan adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah ditentukan sebelumnya
52
Berdasarkan surat keputusan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 1989 tentang pedoman organisasi dan tata kerja pendapatan daerah tingkat II, yang
49
Sule Erni Trisnawati, dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta: Edisi Pertama, Prenada Media, 2005, hal 317.
50
Reksohadiprodjo, Sukanto, Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta: Edisi Keenam, BPFE, 2008, hal 63.
51
Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta, cetakan keenambelas, Ghalia Indonesia, 2010, hal 94.
52
Siagian, Pokok-Pokok Pengawasan, Jakarta, Rineka Cipta, 1990, hal. 34
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan tugas pengawasan adalah seksi perencanaan dan pengendalian operasional. Seksi perencanaan dan pengendalian operasional terdiri dari dua sub
seksi yaitu sub seksi perencaanaan dan pembinaan teknis pemungutan, dan sub seksi penggalian dan peningkatan. Seksi perencanaan dan pengendalian
operasional yang terdiri dari sub seksi perencanaan dan pembinaan teknis pemungutan, dan sub seksi penggalian dan peningkatan tersebut mempunyai hak
dan wewenang yang meliputi segala kegiatan untuk melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas pokoknya sesuaidengan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh kepala daerah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari definisi tersebut jelas terlihat bahwa terdapat hubungan yang sangat
erat antara perencanaan dan pengawasan. Antara perencanaan dan pengawasan ini ibaratnya seperti kedua sisi dari mata uang yang sama. Macam-macam
pengawasan. Dalam suatu negara terlebih-lebih negara yang sedang berkembang atau membangun, maka kontrol atau pengawasan itu sangat urgen beragam atau
penting baik pengawasan secara vertikal, horisontal, eksternal, internal, preventif maupun represif agar maksud dan tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Oleh
karena untuk mencapai tujuan negara atau organisasi, maka dalam hal pengawasan ini dapat pula diklasifikasikan macam-macam pengawasan
berdasarkan berbagai hal, yakni : 1 Pengawasan langsung
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan secara pribadi noleh pimpinan atau pengawas dengan mengamati, meneliti, memeriksa,
mengecek sendiri secara on the spot ditempat pekerjaan, dan menerima laporan- laporan secara langsung pula dari pelaksana. Hal ini dilakukan dengan inspeksi.
2 Pengawasan tidak langsung Pengawasan tidak langsung diadakan dengan mempelajari laporan-laporan
yang diterima dari pelaksana baik lisan maupun tertulis, mempelajari pendapat- pendapat masyarakat dan sebagainya tanpa pengawasan on the spot.
Universitas Sumatera Utara
1. Pengawasan preventif dan represif
Walaupun prinsip pengwasan adalah preventif, namun bila dihubungkan dengan waktu pelaksanaan pekerja, dapat dibedakan antara pengwasan preventif
dan pengawasan represif. a.
Pengawasan preventif Pengawasan preventif dilakukan melalui pre audit sebelum pekerjaan
dimulai. Misalnya dengan mengadakan pengawasan terhadap persiapan- persiapan rencana anggaran, rencana penggunaan tenaga dan sumber-
sumber lain. b.
Pengawasan represif Adapun pengawasan represif dilakukan melalui pre audit, dengan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan dan sebagainya. 2. Pengawasan intern dan ekstern
a. Pengawasan intern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dalam organisasi itu sendiri. Pada dasarnya pengawasan harus dilakukan oleh
pucuk pimpinan sendiri. Akan tetapi, didalam praktek hal ini tidak selalu mungkin terjadi. Oleh karena itu, setiap pimpinan unit dalam organisasi
pada dasarnya berkewajiban membantu pucuk pimpinan mengadakan pengawasan secara fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing. Pengawasan sebagai fungsi organik, built-in pada setiap jabatan pimpinan mereka harus mengawas pimpinan melakukan pengawasan
tehadap keseluruhan aparat dalam organisasi itu, seperti oleh Inspektorat Jendral dalam departemen.
b. Pengawasan ekstern
Pengawasan ekstern adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat luar orgsanisasi itu sendiri, seperti halnya pengawasan dibidang keuangan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan sepanjang meliputi seluruh Aparatur Negara dan Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara terhadap
departemen dan instansi pemerintah lain. Ditinjau dari segi keseluruhan organisasi aparatur pemerintah lembaga eksekutif, pengawasan oleh
Universitas Sumatera Utara
Direktorat Jenderal, Pengawasan Keuangan negara merupakan pengawasan intern.
Pengawasan dan pembinaan dilakukan sebelum perizinan, pada saat perizinan dan setelah perizinan diterbitkan. Pembinaan dalam usaha peningkatan
peran Usaha Peternakan dilakukan oleh Kepala Dinas dengan mengikutsertakan instansi terkait namun untuk kesemuanya diatur lebih lanjut oleh walikota. Sanksi
administrasi dapat menjadi suatu peringatan tertulis kepada pengusaha yang telah memiliki Izin Usaha atau belum memiliki Izin Usaha apabila terjadi pelanggaran-
pelanggaran sebagai berikut : 1.
Pengusaha tidak memberikan laporan secara tertulis tentang data atau informasi mengenai kegiatan usahanya secara berkala kepada Kepala
Dinas atau Pejabat yang ditunjuk. 2.
Tidak ada laporan secara tertulis dari Pengusaha yang hendak menutup usahanya.
3. Pengusaha melakukan kegiatan usaha lain yang tidak tercantum didalam
izin usahanya. 4.
Pengusaha yang tidak melakukan kewajiban-kewajibannya Arti sanksi adalah reaksi tentang tingkah laku, dibolehkan atau tidak
dibolehkan atau reaksi terhadap pelanggaran norma, menjaga keseimbanganya dalam kehidupan masyarakat.
53
Dalam Hukum Adminisrasi Negara dikenal beberapa macam sanksi, yaitu :
54
1. Bestururdwang;
2. Penarikan kembali keputusan ketetapan yang menguntungkan;
3. Pengenaan denda administratif ;
4. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah dwangsom.
Dwangsom dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan yang nyata dari penguasa guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatu kaidah hukum
53
A.W Widjaja, Etika Administrasi Negara, Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan Kedua, 1999, hal.21
54
Philipus M. Hadjon, Op.cit., hal 245.
Universitas Sumatera Utara
administrasi atau bila masih melakukan apa yang seharusnya ditinggalkan oleh para warga karena bertentangan dengan undang-undang.
55
Pengenaan denda adminsitratif dimaksudkan untuk menambah hukuman yang pasti, terutama denda administrasi yang terdapat dalam hukum pajak.
Pembuat undang-undang dapat memberikan wewenang kepada organ pemerintah untuk menjatuhkan hukuman yang berupa denda terhadap seseorang yang telah
melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan.
56
Kegunaan sanksi adalah antara lain :
57
1. sebagai Pengukuhan perbuatan secara norma
2. sebagai alat pemaksa bertindak sesuai dengan norma
3. Untuk menghukum perbuatantindakan diangap tidak sesuai dengan norma
4. Merupakan ancaman hukuman terhadap pelanggaran norma.
Berdasarkan Perda No.23 Tahun 2009 tentang larangan usaha ternak berkaki empat di Kota Medan disusul dengan Keputusan Walikota Medan
Nomor.423757 K tanggal 29 Juni 2010 tentang pembentuk Tim Pengawas Usaha Ternak Berkaki Empat.
Pengawasan terhadap pelaksanaan izin usaha peternakan dan pendaftaran Peternakan Rakyat dilakukan oleh BupatiWalikota atau pejabat yang ditunjuk
olehnya; Pengawasan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pengawasan langsung berupa kegiatan bimbingan dan pengawasan yang
dilakukan di lokasi kegiatan usaha peternakan; Pengawasan tidak langsung berupa penyampaian laporan kepada pemberi izin usaha oleh perusahaan
peternakan yang telah memiliki izin usaha secara tertulis kepada BupatiWalikota atau pejabat yang ditunjuk olehnya di KabupatenKota setempat; Perusahaan
yang telah memiliki izin usaha peternakan wajib menyampaikan laporan kepada BupatiWalikota atau pejabat yang ditunjuk olehnya secara berkala setiap 6
enam bulan sekali mengenai kegiatan usahanya;
55
Ibid., 246
56
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta: Cetakan Kedua, , 2003, 246
57
A.W Widjaja, Op.cit, hal.21.
Universitas Sumatera Utara
Bimbingan dan pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk langsung yaitu dilokasi kegiatan dan tidak langsung dapat berupa penyampaian laporan secara
tertulis mengenai kegiatan peternakan oleh perusahaan peternakan pegawai Dinas Peternakan Kota Medan.
58
1. Izin Usaha yang diperoleh berdasarkan keterangan atau data yang tidak
benar atau palsu dari pengusaha yang bersangkutan. Pencabutan Izin Usaha dapat terjadi karena sanksi administrasi sudah tidak
bisa menertibkan pengusaha serta telah terjadi beberapa pelanggaran seperti berikut :
2. Pengusaha yang bersangkutan melanggar ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan yang memuat sanksi pencabutan Izin Usaha. 3.
Melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah atau tidak memenuhi persyaratan serta kewajiban sebagaiamana telah ditetapkan dalam Izin
Usaha. 4.
Bertentangan dengan ketertiban, kepentingan umum, dan kelestarian lingkungan serta tidak memenuhi persyaratan kebersihan dan kesehatan.
D. Sanksi terhadap Peternakan yang belum Memiliki Izin Usaha Peternakan