Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri

Santoso 2009 melakukan penelitian tentang pengaruh pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Siswa yang belajar dengan pendekatan inkuiri bebas termodifikasi, rata-rata hasil belajar kognitifnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang belajar dengan pendekatan inkuiri terpimpin. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Surtikanti et al. 2001 yang menyatakan bahwa metode penemuan lebih baik dalam peningkatan pemahaman konsep dibandingkan dengan metode konvensional. Metode ini juga mampu menumbuhkan sikap positif kreatif, kritis, inovatif, percaya diri, terbuka dan mandiri. Siswa menjadi lebih berperan aktif dalam mencari informasi, mengolah data, memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar dan mengembangkan bakat.

3. Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri

Suprijono 2009 menyatakan bahwa inkuiri adalah penemuan. Belajar penemuan melibatkan siswa dalam keseluruhan proses metode keilmuan sebagai langkah-langkah sistemik menemukan pengetahuan baru atau memverifikasi pengetahuan lama. Belajar penemuan mengintegrasikan aktivitas belajar siswa ke dalam metode penelitian sebagai landasan operasional melakukan investigasi. Dalam investigasi, siswa tidak hanya belajar memperoleh informasi, namun juga pemrosesan informasi. Pemrosesan ini tidak hanya melibatkan kepiawaian peserta didik berdialektika berpikir fakta ke konsep, konsep ke fakta, namun juga penerapan teori. Tidak kalah penting sebagai hasil pemrosesan informasi adalah kemampuan siswa memecahkan masalah dan mengkonstruksikannya ke dalam bentuk laporan atau lainnya sebagai bukti tindak produktif siswa dari belajar penemuan. Prosedur inkuiri terdiri dari tahapan yaitu melontarkan permasalahan, mengumpulkan data dan verifikasi, mengumpulkan data dan eksperimentasi, merumuskan penjelasan dan menganalisis proses inkuiri. Kegiatan laboratorium adalah suatu kerja yang bertempat dalam lingkungan yang disesuaikan dengan tujuan agar siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif, psikomotorik, dapat menetapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru, serta memperoleh sikap ilmiah Arianto 2008. Pembelajaran Biologi akan lebih bermakna dan menyenangkan jika ditunjang dengan kegiatan laboratorium. Dalam pendidikan IPA, kegiatan laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar, khususnya Biologi Rustaman 2003. Kegiatan laboratorium dibagi menjadi dua yaitu kegiatan laboratorium berbasis verifikasi dan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri. Kegiatan laboratorium berbasis verifikasi ini melakukan proses sebuah penelitian meliputi pengamatanpengukuran, pengolahan data, dan penarikan simpulan untuk memberikan pengertian kepada siswa terhadap teori atau konsep yang telah guru berikan melalui suatu eksperimen, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami betul atas konsep dan teori tersebut. Pada kegiatan ini, guru berperan menerangkan suatu teori, kemudian siswa dapat membuktikanya melalui sebuah eksperimen. Pada saat melakukan eksperimen, siswa akhirnya dapat menarik kesimpulan bahwa teori atau konsep tersebut sesuai atau tidak dengan percobaan. Rustaman 2003 menyatakan bahwa kegiatan laboratorium berbasis inkuiri adalah kegiatan laboratorium yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi gejala dan menyatakan permasalahan, mengusulkan hipotesis, mendesain dan melaksanakan cara pengujian hipotesis, mengorganisasikan dan menganalisis data yang diperoleh, serta merumuskan simpulan. Dengan kegiatan laboratorium berbasis inkuiri, siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau yang lebih canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan menginterpretasikan eksperimen. Sidharta 2004 menyatakan bahwa kegiatan laboratorium berbasis inkuiri dapat meningkatkan perkembangan siswa melalui proses belajar sains learning science, belajar tentang sains learning about science dan belajar mengerjakan sains doing science. Keuntungan model kegiatan laboratorium berbasis inkuiri adalah sebagai berikut: a. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebik baik. b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka. d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. e. Memberi kepuasan secara intrinsik serta mengembangkan bakat atau kecakapan individu. f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang dan memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. g. Meningkatkan keterampilan secara ilmiah. h. Menjadi lebih kreatif dan terjalin kerjasama yang baik antara murid dan guru Roestiyah 2008. Selain mempunyai beberapa keuntungan, kegiatan laboratorium berbasis inkuiri juga mempunyai kelemahan yaitu: a. Guru yang tidak dapat merumuskan pertanyaan dengan baik kepada muridnya untuk memecahkan permasalahan secara sistematis, maka akan membuat murid lebih bingung dan tidak terarah. b. Guru yang tidak memahami secara keseluruhan proses kegiatan laboratorium berbasis inkuiri tersebut, berakibat siswa tidak pernah memahami tujuan yang sesungguhnya. c. Adanya kelemahan pada siswa dalam melakukan eksperimen sehingga guru sulit untuk mencapai pada tujuan yang dituju. d. Kurangnya alat bantu untuk melakukan proses eksperimen secara inkuiri. e. Harus memiliki waktu dan tenaga pendidik yang lebih banyak, karena dalam kegiatan ini diperlukan interaksi yang penuh antara guru dan murid Sintia 2008. Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri a. Meningkatkan pemahaman tentang konsep dasar b. Mentransfer pengetahuan pada situasi baru c. Mendorong untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri d. Mengembangkan bakat siswa e. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri Efektif diterapkan dalam pembelajaran materi Sistem Respirasi

4. Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri pada materi sistem respirasi