Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SDMI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan Matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini Depdiknas, 2007: 416. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Menurut Irma Pujiati dalam khazanah pendidikan menyatakan bahwa masalah belajar siswa di kelas untuk pelajaran Matematika menjadi sorotan penting karena matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi penentu kelulusan, dan masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memecahkan masalah-masalah matematika, seperti dalam memahami soal, memilih pendekatan atau strategi pemecahan, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi. Kebanyakan guru dalam mengelola pembelajarannya, begitu saja berpindah dari satuan pembelajaran satu ke satuan pembelajaran berikutnya, tanpa menghiraukan siswa-siswa yang lamban, kurang memahami, atau bahkan gagal mencapai kompetensi yang direncanakan. Akibatnya, banyak siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran secara tuntas, meskipun sudah dinyatakan lulus dari kompetensi dasar. Fakta yang terjadi di SDN Pakintelan 03 menunjukkan bahwa guru menjelaskan materi dengan ceramah dan menuliskan ringkasannya di papan tulis, sedangkan siswa memperhatikan penjelasan guru dan LKS yang dimilikinya. Setelah selesai menjelaskan materi, guru bertanya kepada siswa apakah sudah paham atau belum, tetapi tidak ada satupun yang bersedia menjawab. Kemudian guru bertanya kembali, “ Mengapa tidak ada yang menjawab?”, jawaban siswa beragam, antara lain: malu, bingung, dan ada yang menjawab bahwa siswa sudah paham. Kemudian guru meminta siswa untuk menunjukkan bagian mana dari materi yang masih belum dimengerti, terlihat siswa tidak bertanya apa-apa. Setelah itu pembelajaran dilanjutkan dengan siswa mengerjakan soal latihan. Dalam mengerjakan soal latihan, siswa di kelas V SD Negeri Pakintelan 03 sangat individual. Dari pengamatan, tidak ada satupun siswa yang bersedia mengajari temannya. Siswa yang tidak bisa mengerjakan lebih memilih diam, bermain sendiri, atau malah mengganggu teman yang lain, sedangkan yang merasa sudah bisa enggan mengajari temannya yang belum bisa. Pada setiap pertemuan, proses belajar mengajar pada mata pelajaran matematika selalu menggunakan metode ceramah yang memusatkan kegiatan pada guru. Siswa hanya duduk dan mengerjakan soal di mejanya masing-masing. Proses pembelajaran yang berlangsung seperti itu berdampak pada hasil belajar siswa yang menunjukan bahwa ketuntasan 39 dan 61 siswa belum memenuhi ketuntasan. Itulah gambaran dari proses belajar mengajar matematika yang terjadi di SD Negeri Pakintelan 03. Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah metode Kompetisi Antar Siswa KAS. Metode pembelajaran KAS adalah metode pembelajaran yang dihasilkan dari perpaduan antara metode pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD dan Teams Games Tournaments TGT dimana keduanya mempunyai keunggulan sebagai berikut: siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat Slavin, 1995:17 dalam http:karmawati-yusuf.blogspot.com. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain kerja sama verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit, Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak Slavin, 2008 dalam http:mahmuddin.wordpress.com20091223strategi-pembelajaran- kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt . Setelah melakukan kajian berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dan guru kelas menduga bahwa hal-hal tersebut dimungkinkan karena penggunaaan metode pembelajaran yang kurang tepat, sehingga peneliti dan guru sepakat untuk melakukan pengkajian melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan sebuah metode yang mempunyai keunggulan yang sesuai dengan kondisi di kelas, sehingga dengan keunggulan dari metode tersebut mampu untuk menutupi segala kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. Permasalahan tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan tindakan yang mampu mengubah suasana belajar dengan menggunakan metode yang dapat mengaktifkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Aktifitas tersebut yaitu : bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas V SDN Pisangan 03

0 87 0

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKINTELAN 03 SEMARANG

1 9 213

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN KOMIK PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 06 SEMARANG

0 32 482

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN GEDANGAN REMBANG

0 3 229

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DENGAN MEDIA KOMIK SAINS PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 03 SEMARANG

0 9 377

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL SCRAMBLE BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS V SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

1 10 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBER HEAD TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

2 11 231

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOMPETISI AKTIF MENYENANGKAN (KAM) PADA SISWA KELAS II SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

4 28 301

Motivasi Siswa Melakukan Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan Rintangan Tali Dalam Pembelajaran Lompat Jauh Pada Siswa Kelas V SDN Pakintelan 03 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2011.

0 0 1

(ABSTRAK) PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOMPETISI AKTIF MENYENANGKAN (KAM) PADA SISWA KELAS II SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG.

0 0 2