Adanya perbedaan dalam satuan dan besaran variabel bebas maka persamaan regresi harus dibuat model logaritma natural. Alasan pemilihan
model logaritma natural Imam Ghozali, 2005 adalah sebagai berikut : a.
Menghindari adanya heteroskedastisitas b. Mengetahui
koefisien yang menunjukkan elastisitas
c. Mendekatkan skala data
Dalam analisis regresi, baik regresi sederhana dengan satu variable bebas maupun regresi berganda dengan lebih dari satu variable bebas ada tiga
ukuran dasar yang harus dicari yaitu: a.
Garis Regresi, yaitu garis yang menyatakan hubungan antara variable- variable itu.
b. Standart Error of estimate, yaitu harga yang mengukur pemencaran tiap -
tiap data terhadap garis regresinya. Atau merupakan penyimpangan standart dari harga - harga variable dependent Y terhadap garis
regresinya. c.
Untuk pengolahan data dalam mencari hubungan antara variabel dependent dengan variable independent dalam penelitian ini digunakan
program SPSS.
3.6.6 Uji Asumsi Klasik
Maksud dan tujuan dilakukannya pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik yaitu untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh
mengalami penyimpangan asumsi klasik atau tidak. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat dan variabel bebasnya mempunyai distribusi normal atau
mendekati normal Santoso, 2002: 212. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah
distribusi data normal atau tidak, salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah melihat histrogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih mudah adalah dengan melihat Normal Probability
Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Imam Ghozali, 2005:83
b. Uji multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali 2005: 63 multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel
terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai
cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai
VIF di atas 10. Setiap analis harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian terhadap heteroskedastisitas secara grafik dapat dilihat dari Grafik Satterplot. Deteksi
ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara prediksi variabel terikat dengan
residualnya di mana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar
pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random atau acak dan dapat dikatakan bahwa
model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas Imam Ghozali, 2005: 105.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sebagai daerah pesisir, Kabupaten Rembang memiliki pantai yang membentang sepanjang kurang lebih 63,5 km dengan luas wilayah pesisir 355,95
Km dari Kecamatan Kaliori di sebelah Barat hingga Kecamatan Sarang di sebelah Timur. Panjangnya pantai merupakan keuntungan komperatif comperative
advantage yang tidak semua wilayah memilikinya. Kabupaten Rembang
memiliki 14 Kecamatan yang salah satunya yaitu Kecamatan Rembang. Kabupaten Rembang merupakan Kabupaten yang terletak di daerah pesisir yaitu
berbatasan dengan: a.
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pati b.
Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa c.
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tuban Jawa Timur d.
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Blora. Tempat pendaratan ikan terbesar di kota Rembang adalah pelabuhan TPI
Tasik Agung. Status pelabuhan perikanan saat ini sebagai pelabuhan khusus perikanan. Pelabuhan perikanan merupakan sarana dan prasarana yang bersifat
fasilitas dalam rangka memberi pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan perikanan dalam melakukan kegiatan berproduksi. Pada hakekatnya pelabuhan
perikanan merupakan fasilitas pengembang dalam ekonomi perikanan,