Uji Multikoliniearitas Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas Model Regresi Pada gambar 4.2 grafik Normal P-P Plot di atas terlihat bahwa titik-titik berhimpit atau sangat dekat dengan garis diagonal, yang berarti model regresi ini dipercaya berdistribusi normal.

b. Uji Multikoliniearitas

Menurut Imam Ghozali 2005: 63 multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Setiap analisis harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir. Dari hasil penelitian terlihat hasil pengujian multikolinieritas sebagaimana tampak pada tabel 4.9 di bawah: Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas Data Coefficients a Correlations Collinearity Statistics Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF Constant Modal .858 .629 .360 .393 2.541 TenagaKerja .705 .299 .139 .479 2.090 LamaMelaut .375 .280 .130 .896 1.116 1 Iklim .590 .357 .170 .741 1.349 a. Dependent Variable: HasilProduksi Nilai VIF untuk variabel modal sebesar 2,541. Oleh karena nilai VIF sebesar 2,541 10, maka inferensi yang diambil adalah variabel modal tidak mengalami masalah multikolinearitas. Nilai VIF untuk variabel tenaga kerja sebesar 2,090. Oleh karena nilai VIF sebesar 2,090 10, maka inferensi yang diambil adalah variabel tenaga kerja tidak mengalami masalah multikolinearitas. Nilai VIF untuk variabel lama melaut sebesar 1,116. Oleh karena nilai VIF sebesar 1,116 10, maka inferensi yang diambil adalah variabel lama melaut tidak mengalami masalah multikolinearitas. Nilai VIF untuk variabel iklim sebesar 1,349. Oleh karena nilai VIF sebesar 1,349 10, maka inferensi yang diambil adalah variabel iklim tidak mengalami masalah multikolinearitas .

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross-section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran Imam Ghozali, 2005:77. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED pada program SPSS. Grafik scatterplot menunjukkan titik menyebar secara acak dan tidak membenuk suatu pola tertentu. Grafik titik – titik juga menyebar diatas dan bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini menunjukkan bahwa model regresi linear berganda dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari hasil pengujian diperoleh scatterplot sebagaimana gambar di bawah : Gambar 4.3 Gambar Scatterplot Dari gambar 4.3 terlihat titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak terpola. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heterokedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

4.4 Kendala-Kendala yang Dihadapi Nelayan Tasik Agung