E. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistematika penulisan yang sistematis untuk membahas permasalahan yang ditetapkan. Untuk mengetahui keseluruhan
isi dari penulisan skripsi ini, maka dibuat suatu susunan sistematika secara garis besar sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan, yang memuat latar belakang dari pokok masalah skripsi ini, permasalahan dan ruang lingkup. Selain itu dalam bab ini
memuat tujuan, kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, serta sistematika penulisan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini merupakan berisikan teori-teori tinjuan pustaka yang terkandung dari literatur-literatur dari berbagai pustaka buku. Pengertian-pengertian umum, serta
pengertian teori tentang isi kandung pokok-pokok pembahasan.
III. METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menguraikan metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Menjabarkan tentang pendekatan masalah sumber, jenis, data,
pengumpulan data dan pengolahan data analisis data. Serta penentuan narasumber guna untuk membantu pengerjaan skripsi.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan hasil dari pembahasan dan penjelasan penelitian tentang upaya Direktorat Reserse Narkoba dalam penanggulangan tindak pidana narkotika jenis
baru.
V. PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian tentang upaya Direktorat Reserse Narkoba dalam penanggulangan tindak pidana narkotika
jenis baru.
II. TINJUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tindak Pidana Narkotika dan Jenis Narkotika yang Tidak Terdaftar dalam Undang-Undang Narkotika
1. Tindak Pidana Narkotika
Istilah perbuatan pidana merupakan suatu perbuatan dikatakan telah melanggar hukum dan dapat dikenakan sanksi pidana harus memenuhi dua unsur, yakni :
1. Adanya unsur actus reus atau unsur es 2. ensial dari kejahatan physical element
3. Mens rea mental element, yakni keadaan sikap batin. Actus reus merupakan unsur suatu delik, sedangkan mens rea termasuk
pertanggungjawaban pembuat.
17
Tindak pidana yang berhubungan dengan Narkotika termasuk tindak pidana khusus, dimana ketentuan yang dipakai termasuk diantaranya hukum acaranya
menggunakan ketentuan khusus. Disebut dengan tindak pidana khusus, karena tindak pidana narkoba tidak menggunakan KUHPidana sebagai dasar pengaturan,
akan tetapi menggunakan Undang-Undang Nomor 22 dan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Narkotika dan Psikotropika. Dan sekarang diubah
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
17
Sunarso Siswanto, Penegakan Hukum Psikotropika, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada:2004, hlm 35.