46
Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus alpha, dimana N = 20 pada derajat
α kesalahan 5 diperoleh r
11
sebesar 0,960 kemudian di konsultasikan dengan r
tabel
sebesar 0,444. Dengan demikian r
hitung
r
tabel,
sehingga semua butir soal yang ada pada instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik pengolahan data Teknik pengolahan data menggunakan perhitungan komputasi program
SPSS Statistical Product and Service Solutations, yaitu suatu program komputer statistik yang mampu memproses data statistik secara cepat dan tepat, menjadi
berbagai output yang dikehendaki para pengambil keputusan. 2. Teknik analisis data
Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian.
Arikunto 2002: 240. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Teknik analisis deskriptif persentase Analisis deskripsi persentase ini digunakan untuk mengkaji variabel yang
ada dalam penelitian ini, yaitu variabel pengembangan pegawai dan variabel prestasi kerja pegawai.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini yaitu:
47
1 Membuat tabel distribusi jawaban angket variabel X dan Y. 2 Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah
ditetapkan. 3 Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.
4 Memasukkan skor tersebut kedalam rumus: =
N n
x 100 Keterangan:
n = Skor yang diperoleh total N = Skor ideal
= Persentase b. Uji Prasyarat Analisis Regresi
1 Uji Normalitas Untuk menguji data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, dalam
penelitian ini digunakan statistik Liliefors. Adapun langkah-langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
a Data yang diperoleh diubah terlebih dahulu menjadi skor baku dengan rumus:
Z
i
= S
i
Χ −
Χ
Keterangan:
i
Ζ = Skor baku
i
Χ = Rata – rata S = Standar deviasi
48
b Dihitung peluang untuk setiap bilangan baku yaitu F
Z
i
= P
Z
≤
Z
i
. c Dihitung proposisi
Z
1
,
Z
2
,
Z
3
, …
Z
n Z
≤
Z
i
d S Zi = n
Z ,...Z
Z ,
Z ,
Z
i n
3 2
1
≤
e Dihitung harga mutlak F
Z
i
– S
Z
i
f Diambil Lo yaitu nilai terbesar dari |F
Z
i
– S
Z
i
| g Apabila Lo L tabel maka data berdistribusi normal. Sudjana 1996: 466 –
476. 2 Uji Linieritas
Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut:
Tabel 3.2. ANAVA untuk Uji Linieritas Regresi Sumber variasi
Dk Jk
KT F
Total N
2 i
ΣΥ
2 i
ΣΥ Reg a
Reg bIa Residu
1 1
n – 1 JK a
JK aIb JK
res
JK a bIa
JK S
reg
=
2
2
2
− =
n JK
S
res reg
res reg
S S
2 2
Tuna cocok Kekeliruan
K – 2 n – 2
JK TC JK E
2
2
− =
k TC
JK S
TC
k n
E JK
S
e
− =
2 e
TC
S S
2 2
Sudjana, 1996: 332
49
Keterangan: JK T
=
2 i
ΣΥ
JK a =
n
2
ΣΥ
JK bIa =
⎥⎦ ⎤
⎢⎣ ⎡
ΣΥ ΣΧ
− ΣΧΥ
n b
JK
res
=
2
Υ −
Υ Σ
JK E =
∑
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
ΣΥ −
ΣΥ
xi i
i i
n
2 2
JK =
Jumlah Kuadrat
DK = Derajat Kebebasan
KT = Kuadrat total
Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu: a Harga F
1
=
res reg
S S
2 2
untuk uji keberartian regresi. Jika F
1
≥ F
tabel
pada dk pembilang 1 dan dk penyebut n – 2 dengan taraf signifikansi 5 maka persamaan regresi tersebut dinyatakan signifikan.
b Harga F
2
=
e TC
S S
2 2
untuk menguji uji kelinieran regresi Jika harga F
2
F
tabel
pada dk pembilang k – 2 dan dk penyebut n – 2 dengan taraf signifikansi 5 maka persamaan regresi tersebut dinyatakan linier. Data
yang diperoleh dari suatu penelitian harus dianalisis terlebih dahulu secara benar agar dapat ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini tehnik yang digunakan yaitu
teknik analisis regresi sederhana
50
c. Analisis Regresi Linier Sederhana Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier sederhana untuk
menentukan persamaan regresi antara variabel pengembangan pegawai dengan variabel prestasi kerja.
1 Persamaan Regresi Linier Sederhana Rumus persamaan regresi linier sederhana satu predictor yaitu:
Y = a + bx Keterangan:
Y = Variabel dependen yang diprediksikan Variabel prestasi kerja
X = Variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Variabel
pengembangan pegawai a
= Bilangan konstanta b
= Koefisien regresi pengembangan pegawai Untuk mengetahui harga a dan b dapat dihitung dengan rumus:
2 2
2
X X
N XY
X X
Y a
∑ ∑
− ∑
∑ −
∑ ∑
=
2 2
X X
N Y
X XY
N b
∑ ∑
− ∑
∑ ∑
− =
Sudjana 1996: 315 Hasil b adalah koefisien arah regresi linier yang digunakan untuk menyatakan
perubahan rata-rata variable Y untuk setiap perubahan variable X sebesar satu unit. Jika b positif maka terjadi pertambahan dan jika b negatif maka terjadi
penurunan atau pengurangan.
51
2 Koefisien Determinasi Mencari besarnya pengaruh pengembangan pegawai terhadap prestasi
kerja pegawai dapat dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien determinasi:
{ }
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
=
2 2
2
Y Y
n Y
X XY
n b
r
Keterangan: r
2
= Koefisien determinasi b = Koefisien regresi X dari persamaan regresi
n = Jumlah data X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y Sudjana 1996: 371
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.2. Gambaran Umum
Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang terletak di jalan Pemuda No. 148 Semarang. Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang merupakan unsur
pelaksana Pemerintah Kota Semarang yang dipimpin oleh Kepala BKD yang berada di bawah dan tanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris
Daerah. Dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 3 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 159 tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan
Kepegawaian Daerah Kota Semarang. Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang yang selanjutnya dalam
keputusan Presiden ini disingkat BKD adalah perangkat daerah yang melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam membantu tugas
pokok Pejabat pembina Kepegawaian Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah Daerah di bidang kepegawaian, Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah adalah
GurbenurBupatiWalikota. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, BKD mempunyai fungsi:
1. Pelaksanaan penyusunan formasi kepegawaian, seleksi dan pengangkatan calon pegawai serta sistem informasi manajemen kepegawaian;
2. Pelaksanaan penyusunan kebijakkan, pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan penyusunan formasi kepegawaian;
52