Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM

Sharp, et.al dalam Mudrajat 2003 : 131 mencoba mengidentifikasi penyebab kemiskinan di pandang dari sisi ekonomi, yaitu : a. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanay ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya mempunyai sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. b. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya renda, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi atau karena keturuan. c. Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.

2.2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan, memperkuat institusi lokal, dan meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNMP adalah kebijakan dan program pemberdayaan masyarakat pedesaan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu berkelanjutan. PNPM selama ini dinilai berhasil, keberhasilan itu diantaranya pertama, program ini berhasil menyediakan lapangan kerja bagi rakyat miskin mengatasi masalah pangangguran dan sekaligus menambah penghasilan bagi kelompok rakyat miskin penanggulangan kemiskinan. Kedua, hasil evaluasi yang dilakukan secara independen menunjukkan program ini telah teruji lebih baik dilihat dari pencapaian tujuan maupun efisiensinya. Ketiga, dari hasil penelitian independen, program ini berhasil mewujudkan model perencanaan dari bawah atau lebih dikenal dengan perencanaan partisipatif, sehingga mendekatkan antara kebutuhan riil masyarakat dengan program pembangunan nasional Tim Koordinasi PNPM, 2007:1. 2.2.1. Tujuan PNPM Tujuan umum PNPM adalah mendukung percepatan penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan kepasitas masyarakat, pemerintahan lokal, serta penyediaan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi. Tujuan khususnya meliputi : a Meningkatkan peran serta masyarakat terutama rumah tangga miskin dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan b Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya lokal c Mengembangkan kapasitas pemerintahan lokal dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan perdesaan yang berkelanjutan d Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat e Melembagakan pengelolaan keuangan mikro dalalm memberikan pelayanan kepada rumah tangga miskin 2.2.2. Prinsip PNPM a Keberpihakan kepada orang miskin b Transparan c Partisipasi d Kompetisi Sehat e Desentralisasi f Akuntabilitas g Keberlanjutan h Kesetaraan Jender 2.2.3. Sasaran 1 Lokasi Sasaran Seluruh kecamatan perdesaan di Indonesia yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap 2 Kelompok Sasaran a. RTM Rumah Tangga Miskin di perdesaan b.Kelembagaan masyarakat di perdesaan c. Kelembagaan pemerintahan lokal 2.2.4. Pendanaan Bantuan Langsung Masyarakat BLM Bantuan langsung kepada masyarakat berupa dana yang akan dipergunakan oleh masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan pembangunan sarana prasarana sosial dasar dan ekonomi. Bantuan ini diperutukkan kepada masyarakat di kecamatan, terutama dimanfaatkan oleh penduduk miskin. Sedangkan besar dana BLM menggunakan kriteria sebagai berikut : Tabel 2.1 Besar BLM wilayah Jawa-Bali Per Kecamatan Jumlah Penduduk Penduduk Miskin Alokasi BLM 25.000 20 Rp. 500.000.000,- 20-40 Rp. 750.000.000,- 40 Rp. 1.000.000.000,- 25.000 s.d 50.000 20 Rp. 750.000.000,- 20-40 Rp. 1.000.000.000,- 40 Rp. 1.250.000.000,- 50.000 20 Rp. 1.000.000.000,- 20-40 Rp. 1.250.000.000,- 40 Rp. 1.500.000.000,- Sumber: petunjuk teknis operasional PNPM-Mandiri Tabel 2.2 Besar BLM wilayah luar Jawa-Bali Per Kecamatan Jumlah Penduduk Penduduk Miskin Alokasi BLM 15.000 20 Rp. 500.000.000,- 20-40 Rp. 750.000.000,- 40 Rp. 1.000.000.000,- 15.000 s.d 25.000 20 Rp. 750.000.000,- 20-40 Rp. 1.000.000.000,- 40 Rp. 1.250.000.000,- 25.000 20 Rp. 1.000.000.000,- 20-40 Rp. 1.250.000.000,- 40 Rp. 1.500.000.000,- Sumber: petunjuk teknis operasional PNPM-Mandiri 2.2.5. Jenis Kegiatan yang Didanai 1 Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat langsung secara ekonomi bagi RTM 2 Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat pendidikan nonformal 3 Kegiatan peningkatan kapasitas ketrampilan kelompok usaha ekonomi tidak termasuk penambahan modal 4 Penambahan permodalan simpan pinjam untuk Kelompok Perempuan SPP dan untuk Usaha Ekonomi Produktif UEP 2.2.6. Pelaku-Pelaku PNPM a Pelaku PNPM di Desa 1. Kepala Desa Kades, perannya adalah sebagai pembina dan pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM di desa. 2. BPD atau sebutan lainnya, berperan sebagai lembaga yang mengawasi proses dari setiap tahapan PNPM. 3. TPK, terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa yang secara umum mempunyai fungsi dan peran untuk mengelola dan melaksanakan PNPM. 4. Tim Penulis Usulan TPU, berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa. Perannya adalah menyiapkan dan menyusun gagasan-gagasan kegiatan yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa dan musyawarah khusus perempuan. 5. Tim Pemantau, menjalankan fungsi pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan yang ada di desa. 6. Tim Pemelihara, berperan menjalankan fungsi pemeliharaan terhadap hasil-hasil kegiatan yang ada di desa. 7. KPM DK, yaitu warga desa terpilih yang memfasilitasi atau memandu masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan tahapan PNPM-PNPM di desa dan kelompok masyarakat pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan. b Pelaku PNPM di Kecamatan 1. Camat, Camat atas nama Bupati berperan sebagai pembina pelaksanaan PNPM-PNPM oleh desa-desa di wilayah kecamatan, membuat surat penetapan camat tentang usulan-usulan kegiatan yang telah disepakati musyawarah antar desa untuk didanai. 2. Penanggung jawab Operasional Kegiatan PjOK, yaitu seorang Kasi pemberdayaan masyarakat atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di kecamatan yang ditetapkan berdasar Surat Keputusan Bupati dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan operasional kegiatan dan keberhasilan suluruh kegiatan PNPM di kecamatan. 3. Penanggung jawab Administrasi Kegiatan PjAK, yaitu seorang aparat di kecamatan yang ditetapkan berdasar Surat Keputusan Bupati yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan adaministrasi kecamatan 4. Tim Verifikasi TV, yaitu tim yang dibentuk dari anggota masyarakat yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus, baik di bidang teknik prasarana, simpan pinjam, pendidikan, kesehatan dan pelatihan ketrampilan masyarakat sesuai usulan kegiatan yang diajukan masyarakat dalam musyawarah desa kedua. 5. UPK, yaitu unit pengelola dan operasional pelaksanaan kegiatan PNPM- PNPM di tingkat antar desa termasuk mengkoordinasikan pertemuan- pertemuan di kecamatan. 6. BP-UPK, berperan dalam mengawasi pengelolaan kegiatan, administrasi dan keuangan yang dilakukan oleh UPK 7. Fasilitator Kecamatan FKTeknik FT, merupakan pendamping masyarakat dalam mengikuti dan melaksanakan PNPM. Perannya adalah memfasilitasi masyarakat dalam setiap tahapan PNPM mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. FKFT juga berperan dalam membimbing kader-kader desa atau pelaku-pelaku PNPM di desa dan kecamatan. 8. Pendamping Lokal PL, yaitu tenaga pendamping dari masyarakat yang membantu FK untuk memfasilitasi masyarakat dalam melaksanakan tahapan dan kegiatan PNPM. Di setiap kecamatan minimal ada 1 orang PL 9. Tim Pengamat, yaitu anggota masyarakat yang dipilih untuk memantau dan mengamati jalannya proses musyawarah antar desa. Serta memberi masukan saran agar dapat berlangsung secara paritisipatif. 10. Badan Kerjasama Antar Desa BKAD, yaitu lembaga yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar desa di satu wilayah dalam satu kecamatan dan atau antar kecamatan dengan tujuan untuk melindungi dan melestarikan hasil-hasil PNPM yang terdiri dari kelembaggan UPK, prasaran sarana, hasil kegiatan bidang pendidikan, hasil kegiatan bidang kesehatan dan perguliran dana. 11. Setrawan Kecamatan, diutamakan dari pegawai negeri sipildi lingkungan kecamatan yang dibekali kemampuan khusus untuk dapat melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental di kalangan lingkungan pemerintah dan perubahan tata kepemerintahan serta mendampingi masayarakat, khususnya dalam manajemen pembangunan partisipatif. c Pelaku PNPMdi Kabupaten 1. Bupati, merupakan pembina Tim Koordinasi PNPM Kabupaten, Penanggung jawab Operasional Kegiatan PjOK, Penanggung jawab Administrasi Kegiatan PjAK serta bertanggung jawab atas pelaksanan PNPM di tingkat kabupaten, termasuk di dalamnya bersama DPRD bertanggung jawab melakukan kaji ulang terhadap peraturan daerah yang berkaitan dengan pengaturan desa sesuai komitmen awal yang telah disepakati. 2. Tim Koordinasi PNPM Kabupaten TK PNPM PPK Kab, dibentuk oleh bupati untuk melakukan pembinaan pengembangan peran serta masyarakat, pembinaan administrasi dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat pada seluruh tahapan program. 3. Penanggung jawab Operasional Kabupaten PjOKab, seorang pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di Kabupaten yang berperan sebagai pelaksanan harian TK PNPM kabupaten. 4. Penanggung jawab Administrasi Kabupaten PjAKab, seorang pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di Kabupaten yang berperan sebagai penyelenggara administrasi kabupaten. 5. Konsultan Manajemen Kabupaten KM Kab, yaitu tenaga konsultan profesional yang berkedudukan di tingkat kabupaten. Peran KM Kab adalah sebagai supervisor atsa pelaksanaan tahapan PNPM di lapangan yang difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan. 6. Konsultan Manajemen Teknik KMT, yaitu tenaga konsultan teknik dan manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat kabupaten dan berperan sebagai sepervisor atas hasil kulitas teknik kegiatan prasarana infrastruktur perdesaan. 7. Pendamping UPK, yaitu konsultan yang bertugas melakukan pendampingan UPK dan lembaga pendukung menjadi suatu lembaga yang akuntabel secara kelembagaan. 8. Setrawan Kabupaten, yaitu pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah kabupaten yang dibekali kemampuan khusus untuk dapat melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental di kalangan lingkungan pemerintah dan perubahan tata kepemerintahan, mengkoordinasi dan memfasilitasi setrawan kecamatan, serta mendampingi masyarakat, khususnya dalam manajemen pembanguan partisipatif. d Pelaku PNPM lainnya 1. Gubernur sebagai pembina dan penanggung jawab pelaksanaan PNPM di tingkat Propinsi 2. TK PNPM Propinsi adalah tim yang dibentuk oleh gubernur yang berperan dalam melakukan pembinaan adminstrasi dan peran serta masyarakat, serta memberikan dukungan pelayanan dan proses administrasi di tingkat propinsi. 3. Penanggung jawab Operasional Propinsi PjOProp adalah seorang pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan desa atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di Propinsi yang berperan sebagai pelaksana harian TK PNPM Propinsi 4. Konsultan Manajemen Propinis dipimpin oleh seorang kooridnator dengan didukung oleh beberapa staf profesional 5. Tim Koordinasi PNPM-PPK Nasional TK PNPM Nasioanal berperan dalam melakukan pembinaan kepada Tim Koordinasi PNPM di Propinsi dan Kabupaten yang meliputi pembinaan teknis dan administrasi 6. Sekretariat Nasional PNPM didukung oleh beberapa staf profesional dengan fungsi dan perannya adalah menjaga proses perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian PNPM secara nasional agar dapat berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip, kebijakan, prosedur dan mekanisme PNPM. PNPM bekerja di wilayah beresiko tinggi. Jadi, sangat penting untuk mempertahankan kontrol yang ketat dan sistem pemantauan untuk memastikan dana yang disediakan dapat digunakan dengan semestinya. Untuk itu, PNPM menerapkan sistem pengawasan sebagai berikut: Pertama, pemantauan partisipatif oleh masyarakat. Pemantauan yang paling efektif adalah yang dilakukan oleh penerima manfaat program, yakni masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat diajak untuk terlibat langsung dan memilih sendiri badan komite pemantau untuk melihat pelaksanaan dan keuangan proyek di lokasinya. Anggota dari komite pemantau ini akan melakukan pengecekan terhadap harga, penawaran, pasokan barang, manfaat kegiatan bagi masyarakat, pembukuan dan status kemajuan pengerjaan prasarana. Dalam praktiknya, setiap Tim Pelaksana Kegiatan TPK di masing-masing desa juga berkewajiban untuk melaporkan kemajuan kegiatan dan penggunaan dana. Minimal, TPK melaporkan dua kali kepada masyarakat dalam forum “musyawarah pertanggungjawaban”. PNPM mewajibkan agar semua informasi yang terkait dengan proyek diumumkan pada Papan Informasi yang terdapat di desa-desa. Kedua, pemantauan oleh Pemerintah.Dana PNPM merupakan dana publik, sehingga pemerintah memiliki kewenangan untuk memastikan bahwa kegiatan PNPM telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku,serta memastikan dana tersebut telah dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya. Semua jajaran pemerintah yang terlibat dalam PNPM DPRD, Tim Koordinasi Provinsi dan Kabupaten, Bupati, Camat, PjOK memiliki tanggung jawab untuk memantau pelaksanaan kegiatan PNPM di wilayah masing-masing. Ketiga, pemantauan oleh konsultan.Pemantauan kegiatan PNPM tentunya merupakan tanggung jawab bersama konsultan dan fasilitator PNPM. Konsultan di tingkat nasional, regional, kabupaten, kecamatan dan fasilitator desa, semuanya berbagi tanggung jawab untuk memantau kegiatan PNPM. Para konsultan melakukan kunjungan rutin ke lokasi kegiatan untuk memberikan pendampingan teknis dan supervisi. Keempat, mekanisme penanganan pengaduan dan masalah.Masyarakat dapat secara langsung menyampaikan pertanyaan atau keluhan kepada fasilitator PNPM, staff pemerintah, LSM atau mengirimkan keluhannya langsung ke kotak pos khusus. PNPM membentuk unit penanganan pengaduan di tingkat pusat dan regional untuk mencatat dan menindaklanjuti pertanyaan dan pengaduan masyarakat. Kelima, pemantauan Independen olehMasyarakat Madani.Kelompok masyarakat seperti LSM dan jurnalis turut melakukan pemantauan independen terhadap PNPM. PNPM mengontrak beberapa LSM yang terpilih dan cakap di setiap provinsi untuk melakukan pemantauan rutin terhadap kegiatan PNPM dan melaporkan perkembangan kemajuan proyek setiap bulan. Jurnalis juga diundang untuk memantau dan memberitakan serta menyiarkan berita mengenai temuan – temuan mereka di lapangan.

2.3. Usaha Ekonomi Produktif

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN LAGUBOTI TOBA SAMOSIR

0 65 7

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat

9 74 97

Analisis Pengaruh Pelatihan dan Pinjaman Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan P2KP terhadap Pendapatan Masyarakat di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

4 40 122

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

Pengaruh Pinjaman Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (Pnpm-mp) Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Di Kota Tasikmalaya.

0 0 17

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) PROGRAM PINJAMAN BERGULIR DI KELURAHAN SIWALAN KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG.

1 7 80