Karakteristik petani tepi hutan adalah orang yang secara demografis bertempat

Rancangan Model Rancangan model yaitu survey deskriptif dengan pengujian model teoritik dilakukan dengan cara menganalisis hubungan pengaruh antar peubah di dalam model, melalui pengujian statistik non parametrik Uji Konkordasi Kendall W , dan uji parametrik uji analisis jalur atau Path Analisis, dan analisis “konfirmatory” atau Structural Equations Model - SEM. Pada tahap awal model deskriptif korelasional, mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati pada peubah bebas yakni karakteristik demografi petani. tepi hutan dengan Y 1 peubah terikat berupa kompetensi melestarikan hutan lindung dan Y 2 berupa pendapatan, dan bentuk persaman regresi bergandanya adalah sebagai berikut: F y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 +.... β 13 X 13 + € Fy=[Teknis Kehutanan], [Sosial Ekonomi], [Sosial Budaya], [Teknis Konservasi] Keteranngan: Fy = Kompetensi Melestarikan X 1-13 = Karakteristik Petani Data dan Instrumentasi Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Data primer yang akan dikumpulkan meliputi:

1. Karakteristik petani tepi hutan adalah orang yang secara demografis bertempat

tinggal di tepi kawasan hutan lindung, dan diduga berhubungan dengan kompetensi pelestarian hutan dan pertanian konservasi. Adapun ciri–ciri petani tepi hutan yang melekat pada diri individu yaitu: suku, pendidikan, pengalaman berusaha, luas lahan garapan, status lahan, pendapatan keluarga, kekosmopolitan, jumlah anggota keluarga. 1 Suku, termasuk skala nominal. Suku adalah golongan etnis, atau kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lainnya berdasarkan kesadaran dan identitas perbedaan kebudayan, khususnya bahasa. Suku responden dalam hal suku dinyatakan dalam 1 Suku Jawa , 2 Suku Sunda, dan 3 yang lain. 2 Pendidikan formal , termasuk dalam skala rasio. Pendidikan adalah proses belajar formal yang ditempuh responden, yang dinyatakan dalam jumlah tahun sekolah yang dinyatakan berupa sekolah: 1 SD, 2 SMP, 3 SMA dan Perguruan Tinggi, dalam hal ini terbagi tiga kategori : 1 rendah , 2 sedang, dan 3 tinggi. 3 Pendidikan non formal termasuk dalam skala rasio. Pendidikan non formal adalah proses belajar yang pernah diikuti dapat berupa kursus, magang, pelatihan maupun sekolah lapang. Pendidikan non formal berupa pelatihan kehutanan dan pertanian konservasi dan dikategorikan: 1 rendah, 2 sedang, dan 3 tinggi. 4 Pengalaman berusaha , termasuk dalam skala rasio, pengalaman berusaha adalah lamanya petani jumlah tahun dalam pengelolaan lahan kering - mengelolah lahan dikawasan hutan, dan diklasifikasikan menjadi 1 rendah, 2 sedang dan 3 tinggi. 5 Luas lahan garapan , adalah luas lahan dalam ha yang digunakan oleh petani tepi hutan untuk memenuhi kebutuhannya. Data diukur dalam skala rasio. Luas lahan garapan diklasifikasikan menjadi : 1 sempit, 2 sedang dan 3 luas. 6 Status penguasaan lahan, yaitu status kepemilikan lahan yang digunakan – dikelola petani tepi hutan. Data diukur dalam skala nominal dan pengukurannya dikategorikan 1 milik sendiri, 2 sewa-bagi hasil, 3 tanah negara. 7 Pendapatan keluarga adalah besarnya tingkat kosumsi responden dalam satu bulan baik yang bersumber dari usahatani di dalam kawasan maupun di luar kawasan hutan, dihitung dalam satuan rupiah per bulan. Data diukur dalam skala rasio dengan klasifikasi 1 rendah, 2 sedang, dan 3 tinggi. 8 Kekosmopolitan, yaitu keterbukaan petani tepi hutan terhadap informasi dalam pelestarian hutan dan pertanian konservasi dengan berbagai sumber informasi yang baru =diffusion. Dalam hal ini, skala yang digunakan adalah rasio dengan klasifikasi 1 rendah, 2 sedang, dan 3 tinggi. 9 Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya jiwa yang adalam sutau keluarga, dan menjadi beban tanggungan petani. Skala yang digunakan adalah skala rasio dengn klasifikasi 1 keluarga kecil, 2 keluarga sedang dan 3 keluarga besar. 10 Umur , termasuk dalam data skala rasio. Umur adalah usai petani yang dihitung sejak lahir sampai keulangtahunan terdekat saat menjadi responden. Umur diklasifikasikan menjadi:1 muda, 2 sedang dan 3 tua. 11 Lama Tinggal di Desa adalah lamanya petani tinggal didesa sejak kedatangan atau lahir hingga tahun terdekat ketika menjadi responden, dan skala yang digunakan adalah skala ordinal. Lama tinggal di desa diklasifikasi menjadi penduduk: 1 baru, 2 sedang dan 3 lama. 12 Motivasi adalah motivasi belajar, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri petani tepi hutan untuk meningkatkan kompetensinya dalam melestarikan hutan. Skala yang digunakan adalah skala rasio, yang diklasifikasi menjadi motivasi 1 rendah, 2 sedang, dan 3 tinggi. 13 Kontak dengan penyuluh adalah frekuensi petani berhubungan dengan penyuluh dalam bentuk pertemuan dan skala yang digunakan adalah rasio. Kontak penyuluh di klasifikasikan menjadi 1 rendah, 2 sedang dan 3 tinggi.

II. Kompetensi Melestarikan Hutan , ialah kemampuan yang dimiliki petani tepi hutan