1.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut:
1. karakteristik simplisia daun ceremai yang diteliti memenuhi persyaratan
menurut literatur MMI. 2.
golongan senyawa kimia yang terdapat pada daun ceremai segar, simplisia dan ekstrak etanol daun ceremai yaitu flavonoida, tanin, saponin dan glikosida.
3. ekstrak etanol daun ceremai mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk:
1. untuk melakukan karakterisasi simplisia daun ceremai yang akan diteliti
2. untuk mengetahui golongan senyawa kimia pada daun segar, simplisia dan
ekstrak etanol daun ceremai 3.
untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun ceremai terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang efek antibakteri dari ekstrak etanol daun ceremai
Phyllanthus acidus L. Skeels terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Ur aian Tumbuhan Cer emai Phyllanthus acidus L. Skeels
2.1.1 Sistematika tumbuhan Sistematika tumbuhan Ceremai menurut Tjitrosoepomo 1991 adalah sebagai
berikut: Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
Spesies :
Phyllanthus acidus L. Skeels 2.1.2 Nama lain
Tumbuhan ceremai memiliki nama lain yaitu: a.
Sinonim :
Phyllanthus distichus MUELL. ARG., Cicca nodiflora LAMK,
Cicca disticha L. Heyne, 1987. b.
Nama asing
: Star Gooseberry Inggris, karmay Filiphina, ma rom
Thailand, grosella Spanyol, chermai Malaysia, cerisier de tahiti Perancis Orwa, et al., 2009.
c. Nama daerah
: Ceremoi Aceh, cerme Gayo, cerme Batak, ceremin Ternate, camin-camin Minangkabau Heyne, 1987.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Habitat Tumbuhan ceremai tumbuh dengan baik di daerah tropis pada ketinggian
rendah hingga menengah 0-1000 m diatas permukaan laut di tempat dengan musim kering pendek atau berkepanjangan. Tumbuhan ceremai dapat tumbuh di
berbagai jenis tanah termasuk tanah yang sangat berpasir Orwa, et al., 1999. 2.1.4 Mor fologi
Tumbuhan ceremai merupakan pohon kecil dengan tinggi ± 10 m. Batang tegak, bulat, berkayu, mudah patah, kasar dan berwarna coklat muda. Percabangan
merupakan percabangan monopodial. Helai daun lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan halus, panjang 2-9 cm, lebar
1,5-4 cm, dan berwarna hijau muda. Daun merupakan daun majemuk. Bunga merupakan bunga majemuk, bulat, tangkai silindris, panjang ± 1 cm, kelopak
berbentuk bintang, dan mahkota berwarna merah muda. Buah bulat, permukaaan berlekuk, berwarna kuning keputih-putihan. Biji bulat pipih dan berwarna coklat
muda. Akar merupakan akar tunggang dan berwarna coklat muda Hutapea, 1994.
2.1.5 Kandungan kimia Daun, kulit batang, dan kayu mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
Akar mengandung saponin, asam galus, zat samak dan zat beracun. Buah mengandung vitamin C Dalimartha, 1999.
a. Saponin