Profil Usaha Kecil dan Menengah Batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan

60

4.1.5 Profil Usaha Kecil dan Menengah Batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan

Dalam penyusunan penelitian ini menggunakan obyek penelitian para pengusaha batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan. Jumlah pengusaha batik yang dijadikan sampel adalah sebanyak 33 unit usaha. Penelitian ini mencakup data mengenai modal, jumlah tenaga kerja, bahan baku dan nilai produksi yang dihasilkan pada usaha kecil dan menegah UKM batik selama satu bulan. Data-data ini diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada para pengusaha batik yang ada di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan. 1 Tahun Berdiri Usaha batik sudah cukup lama berkembang di Kota Pekalongan sebagai contoh sentra usaha batik di Kelurahan Kauman. Untuk lebih jelasnya mengenai tahun didirikannya usaha pada industri kecil dan menengah batik dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.2 Usaha Kecil dan Menengah Batik Dirinci Berdasarkan Tahun Berdiri di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan No. Tahun Berdiri Frekuensi Persentase 1. 1960-1970 2 6,06 2. 1971-1980 3 9,09 3. 1981-1990 10 30,30 4. 1991-2000 6 18,18 5. 2001-2010 12 36,36 Jumlah 33 100 Sumber: Data primer diolah, 2012 Dari tabel 4.2 diketahui bahwa tahun berdiri usaha kecil dan menengah batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan paling banyak antara tahun 2001-2010 yang 61 jumlahnya mencapai 12 usaha batik 36,36 paling sedikit pada tahun 1960-1970 yang jumlahnya hanya 2 usaha batik atau 6,06. 2 Modal Awal Modal merupakan salah satu faktor dalam mendirikan usaha, tanpa modal yang mencukupi maka usaha yang dibangun tidak akan berjalan dengan normal. Untuk mengetahui besarnya modal awal yang digunakan oleh pengusaha industri kecil dan menengah batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Usaha Kecil dan Menengah Batik Dirinci Berdasarkan Modal Awal di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan Rp, Juta No. Modal Awal Frekuensi Persentase 1. ≤ 5 8 24 2. 5-10 9 27 3. 11-15 6 18 4. 16-20 7 21 5. 21-25 1 3 6. 26-30 1 3 7. 31-35 1 3 Jumlah 33 100 Sumber: Data primer diolah, 2012 Dari tabel 4.3 diketahui bahwa modal awal yang digunakan oleh para pemilik usaha batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan paling banyak adalah antara 5-10 juta rupiah sejumlah 9 unit usaha batik 27. 3 Jenis Produk Jenis produk yang ada di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan tidak hanya satu saja, melainkan berbagai jenis batik yang dapat dihasilkan. Produk batik yang dihasilkan yaitu batik cap dan batik kombinasi campuran batik cap dan tulis. 62 Untuk lebih jelasnya mengenai jenis produk yang dihasilkan oleh para pengusaha batik di Kelurahan Kauman dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Usaha Kecil dan Menengah Batik Dirinci Berdasarkan Jenis Produk di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan No. Jenis Produk Frekuensi Persentase 1. Batik Cap 24 73 2. Batik Kombinasi 9 27 Jumlah 33 100 Sumber: Data primer diolah, 2012 Dari tabel 4.4 diketahui bahwa jenis produk batik yang banyak dihasilkan oleh pengusaha batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan adalah jenis produk batik cap sejumlah 24 unit usaha 73 namun pada jenis produk batik kombinasi campuran batik cap dan tulis berjumlah 9 unit usaha batik mencapai 27. 4 Daerah Pemasaran Daerah pemasaran yang dimaksud dalam hal ini adalah daerah di mana hasil jenis produk batik dijual pada konsumen batik. Untuk lebih jelasnya mengenai daerah pemasaran yang dilakukan oleh para pengusaha batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5 Daerah Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah Batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan No Daerah pemasaran Frekuensi Persentase 1. Lokal 6 18,18 2. Luar Kota 11 33,33 3. Luar Negeri - - 2. Lokal dan Luar Kota 11 33,33 3. Lokal, Luar Kota dan Luar Negeri 5 15,15 Jumlah 33 100 Sumber: Data primer diolah, 2012 63 Dari tabel 4.5 diketahui bahwa daerah pemasaran yang dilakukan oleh para pemilik usaha batik di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan yang paling banyak adalah di daerah pemasaran luar kota, lokal dan luar kota Solo, Jogyakarta, surabaya, Jakarta, Bandung, Bali, sulawesi masing masing sama banyak yaitu mencapai persentase 33,33 dengan 11 unit usaha dan 6 unit usaha batik 18,18 untuk daerah pemasaran lokal. Sedangkan dengan daerah pemasaran lokal, luar kota dan luar negeri sebanyak 5 unit usaha dengan persentase 15,15. Daerah pemasaran ke luar negeri itu sendiri ke Malaysia, Singapura, Thailand, India, Italia, Perancis, Timur Tengah.

4.1.6 Tenaga Kerja 1 Penggunaan Tenaga Kerja