9
1.5 . Sumber Pemecahan Masalah
Mensikapi kurikulum yang sekarang KTSP dimana sekolah berhak menentukan sendiri materi yang diajarkan dan tentunya materi tersebut
disesuaikan dengan kondisi sekolah, maka model pembelajaran dalam bentuk alat bantu sangatlah diperlukan, dalam penelitian ini bentuk model
pembelajarannya adalah lempar tangkap bola menggunakan sasaran
keranjang.
Pemecahan permasalahan yang terkait pembelajaran lempar tangkap bola menggunakan sasaran keranjang ini diharapkan dapat pula
meningkatkan motivasi guru agar dapat membuat solusi pembelajaran melalui alat bantu olahraga lainnya, agar pembelajaran yang
diselenggarakan dapat lebih bervariasi dan tidak membosankan.
1.6. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian dalam penafsiran judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap penting
dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran.
1.6.1. Belajar
Belajar menurut Gagne dan Berliner dalam Achmad Rifa,i RC, dkk 2009:82,
belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.
Slavin dalam Rifa’I 2000:82 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
10
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan belajar adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan
kemampuan diri yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu atau yang tidak
terampil menjadi terampil.
1.6.2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar Chatarina Tri Anni, dkk,
2007:5. Bloom dalam Rifa’I 2009:86, menyatakan bahwa hasil belajar
meliputi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar. Jadi yang dimaksud hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa dari
tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti yang diukur menggunakan teknik penilaian tertentu setelah mengalami kegiatan
belajar.
1.6.3. Media Pembelajaran
Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti
“tengah, perantara atau pengantar”arsyad, 2000.
Media dapat berupa sesuatu bahan atau alat dalam bukunya Agus Kristiyanto, 2006:126.
Jadi yang dimaksud media adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran.
11
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1.
Landasan Teori 2.1.1.
Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu usaha pendidikan dengan menggunakan aktifitas otot-otot hingga proses pendidikan yang
berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan
jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organic, neuromuskuler, intelektual dan sosial H.Abdulkadir Ateng,
1992. Menurut Pangrazi Dauger 1992 dalam Adang Suherman 2000:20 menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari
program umum yang memberikan kontribusi, terutama perkembangan anak secara menyeluruh.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar
diatur secara
seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif
setiap siswa, Samsudin, 2008:2 Menurut Supandi 1992:1, pendidikan jasmani adalah proses
interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola
12
melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Hal ini kemudian disusun secara
sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial siswa.
Jadi berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai pengertian pendidikan jasmani dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah
suatu proses pendidikan yang dilakukan dengan melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif siswa. a. Pendidikan
jasmani merupakan
proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik
bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam
kerangka sistem pendidikan nasional. Kurikulum Penjas, 2004. b. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan
secara keseluruhan,
bertujuan untuk
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan
tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. c. Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan
keterampilan motorik, fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai sikap-mental-emosional-spiritual-sosial, dan pembiasaan pola hidup
sehat untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan seimbang.
13
2.1.1.1 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
a. Permainan dan olahraga : olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak keterampilan lokomotor non lokomotor, dan manipulatif, atletik,
kasti, rounders, bola voli, bola basket, sepak bola, tenis meja, tenis lapangan dan bela diri serta aktivitas lainnya.
b. Aktivitas pengembangan: mekanika sikap tubuh komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
c. Aktivitas senam meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, serta aktivitas lainnya.
d. Aktivitas ritmik meliputi : gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.
e. Aktivitas air meliputi : permainan di air, keselamatan di air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
f. Pendidikan luar kelas meliputi : piknikkaryawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
2.1.1.2. Tujuan Pendidikan Jasmani
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan peeliharan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis lebih baik.
c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. d. Meletakkan landasan karakter moral kuat melalui internalisasi nilai
– nilai yang ada dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
14
e. Mengembangkan sikap positif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
2.1.1.3 Fungsi Pendidikan Jasmani
a. Aspek Organik 1. Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu
dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan ketrampilan.
2. Meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot.
3. Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama.
4. Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas berat secara terus menerus dalam waktu lama.
5. Meningkatkan fleksibilitas, yaitu: rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan efisien dan mengurangi cidera.
b. Aspek Neuromuskuler 1. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.
2. Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti: berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap
mencongklang, bergulir, dan menarik. 3. Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti: mengayun,
melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok.
15
4. Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif seperti: memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah,
memantulkan, bergulir. 5. Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti: ketepatan, irama, rasa
gerak, power, waktu reaksi, kelincahan. 6. Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti: sepak bola, soft ball,
bola voli, bola basket, baseball, atletik, tennis, beladiri dan lain-lain c. Aspek Perseptual
1. Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat. 2. Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat
atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya.
3. Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu: kemampuan
mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, atau kaki.
4. Mengembangkan keseimbangan
tubuh yaitu;
kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis.
5. Mengembangkan dominansi yaitu : konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanankiri dalam melempar atau menendang.
6. Mengembangkan lateralitas yaitu : kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri
tubuhnya sendiri.
16
2.1.2. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang
diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan
Sri Rumini,dkk, 1993:59. Lebih lanjut Wasty Soemanto 1998:104 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses dasar perkembangan
hidup manusia, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.
Menurut Sugihartono, dkk 2007:74 mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan
lingkungannya dalam memenuhi hidupnya. Belajar merupakan suatu perubahan dimana perubahan itu untuk
memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan lingkungannya. Sejalan dengan pendapat sebelumnya Oemar Hamalik 2008:29
mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi merupakan
langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia dalam mencapai sebuah tujuan dengan belajar manusia melakukan perubahan-
perubahan dalam hidupnya, aktifitas dan prestasi dalam hidup manusia merupakan hasil dari belajar.
17
2.1.3. Pengertian Hasil Belajar