Latar Belakang Ketimpangan Wilayah dan Kedudukan Kecamatan dalam Pembangunan Wilayah (Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat )

MAKALAH SEMINAR Judul : Fungsi Kota Kecamatan Dalam Pembangunan Wilayah Studi Kasus Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat PemrasaranNRPPS : Evy Syafrina HarahapA14302004 Dosen Pembimbing : Ir. H. T. Hanafiah Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS PembahasNRPPS : Nur RosidahA14302028EPS HariTanggal : Rabu31 Oktober 2007 TempatWaktu : FEMPukul 13.00 WIB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu wilayah adalah fungsi dari pembangunan nasional. Perencanaan wilayah merupakan sarana dalam proses pembangunan. Dalam usaha menganalisis dan merencanakan pembangunan serta pertumbuhan wilayah, para perencana dan analisis pembangunan wilayah menghadapi masalah-masalah ketimpangan sebagai masalah pokok. Ketimpangan wilayah tersebut dapat dibedakan atas ketimpangan antar wilayah dan ketimpangan intra wilayah. Ketimpangan dapat didefenisikan sebagai wilayah terbelakang atau miskin, wilayah tidak berkembang, wilayah berkembang ataupun wilayah terlalu maju. Dari segi produksi wilayah, ketimpangan tersebut dapat pula dibedakan atas ketimpangan pendapatan, kesempatan kerja, fasilitas pelayanan kebutuhan dasar, bahkan ketidakpuasan kelompok etnik atau suku, kelompok minoritas dan lain sebagainya Hanafiah, 1988. Dengan direvisinya undang-undang tentang otonomi daerah yaitu dari UU No. 22 Tahun 1999 menjadi UU No. 32 Tahun 2004, daerah memiliki kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Otonomi daerah dapat diartikan sebagai kemandirian daerah terutama mengenai kepentingan daerahnya sendiri. Pendekatan yang diharapkan dalam pemerataan pembangunan adalah melalui pendekatan pusat-belakang centre-pheripery yang mempertimbangkan hubungan antar kota sebagai pusat dan wilayah sekitarnya sebagai wilayah belakang pheripery. Daerah pusat, dalam hal ini kota kecamatan sebagai kota terkecil dapat mendorong perkembangan desa- desa sekitarnya. Fungsi kota kecamatan sebagai pusat pertumbuhan dan pelayanan harus lebih ditingkatkan untuk mengatasi ketimpangan wilayah yang terjadi di tiap daerah. 1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah terjadi ketimpangan antar kecamatan di Kabupaten Cianjur dalam hal potensi sumberdaya dan ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonominya? 2. Bagaimana hubungan antara potensi sumberdaya alam dengan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan sosial ekonomi di Kabupaten Cianjur? 3. Bagaimana peranan kota kecamatan dalam pembangunan wilayah?

1.3 Tujuan 1. Mengidentifikasi ketimpangan yang terjadi antara kecamatan di Kabupaten Cianjur