Teori Lokasi Teori Kutub Pertumbuhan dan Pusat Pertumbuhan Pengembangan Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Kecil Pengembangan Kota-Kota Kecamatan dalam Pembangunan Wilayah Pembangunan Wilayah Pedesaan dan Pengembangan Kota Kecamatan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori dan Konsep Wilayah

Perkembangan teori wilayah dalam rangka memahami struktur tata ruang wilayah telah lama dikembangkan. Defenisi wilayah dijabarkan dengan cara berbeda sesuai dengan tujuan mendefenisikannya.

2.2. Teori Lokasi

Teori lokasi telah berkembang dalam ruang lingkup dan ditentukan oleh kekuatan atau mekanisme pasar free market dengan peranan kapital dan swasta yang besar. Pada tahun 1909, Alfred Weber mengemukakan suatu teori tentang lokasi industri. Pada tahun 1938, August Losch mengemukakan konsep lokasi ketika membahas hakekat wilayah ekonomi. Teori Losch masih dipengaruhi oleh Weber. Pada tahun 1933, Walter Christaller memperkenalkan Teori Tempat Central TTS atau Central Places Theory .

2.3. Teori Kutub Pertumbuhan dan Pusat Pertumbuhan

Menurut Parreoux dalam Hanafiah 1988, pengertian Kutub Pertumbuhan KP dan Pusat Pertumbuhan PP lebih menekankan pada pengertian kutub pertumbuhan dalam ruang ekonomi. Ruang dibedakan atas tiga tipe, yaitu: 1 Ruang sebagai yang diidentifikasikan dalam suatu rencana diagram cetak-biru; 2 Ruang sebagai medan kekuatan dan 3 Ruang sebagai suatu keadaan yang homogen.

2.4. Pengembangan Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan Kecil

Menurut hasil studi di India dalam Hanafiah 1988, pusat-pusat pertumbuhan dapat dibedakan atas; 1 Pusat pelayanan pada tingkat lokal; 2 Titik pertumbuhan pada tingkat Sub-Wilayah; 3 Pusat Pertumbuhan pada tingkat wilayah; 4 Kutub Pertumbuhan pada tingkat nasional.

2.5. Pengembangan Kota-Kota Kecamatan dalam Pembangunan Wilayah

Kecamatan merupakan Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja tertentu, dipimpin oleh seorang Camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kecamatan mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan dalam wilayah Kecamatan serta melaksanakan tugas pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam tugas perangkat daerah dan atau instansi lainnya.

2.6. Pembangunan Wilayah Pedesaan dan Pengembangan Kota Kecamatan

Berkaitan dengan pembangunan wilayah pedesaan, kota kecamatan memegang peranan yang sangat strategis untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan dan pelayanan kecil pedesaan. Peranan kota kecamatan dalam pembangunan daerah pedesaan dipengaruhi oleh potensi yang terdiri dari penduduk dan luas daerah kota kecamatan, dan fasilitas pelayanan kota kecamatan. 2.7. Defenisi dan Fungsi Kota Pengertian kota pada umumnya adalah sebagai suatu permukaan wilayah dimana terdapat pemusatan konsentrasi penduduk dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial budaya dan administrasi pemerintahan. 2.8. Hasil Penelitian Terdahulu Tua 2004 dalam penelitiannya yang berjudul “Fungsi Kota Kecamatan dalam Pembangunan Wilayah Pedesaan Studi Kasus Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, diperoleh bahwa kota kecamatan sebagai pusat pertumbuhan dan pelayanan pedesaan dan merupakan tempat yang sesuai sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Terlampir.

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Daerah dan Waktu Penelitian

Penelitian bersifat studi kasus dengan daerah penelitian Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Waktu pengumpulan data yang menunjang penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2007.

4.2. Metode Analisis