Fungsi dan Kedudukan Kecamatan Sukanagara dalam Struktur Tata Ruang Kabupaten Cianjur Fungsi dan Kedudukan Kecamatan Sindangbarang dalam Struktur Tata Ruang Kabupaten Cianjur

7.4. Hubungan Potensi Sumberdaya dan Jumlah Penduduk dengan Ketersediaan Fasilitas Sosial Ekonomi

Ketersediaan fasilitas sosial ekonomi cenderung berkorelasi positif dengan sumberdaya yang dimiliki masing-masing wilayah. Hasil uji korelasi Spearman diperoleh Rs sebesar 0,6870. Nilai ini lebih besar dari nilai kritis pada taraf nyata 0,01 Z 0,01;30 yakni sebesar 0,432. Selain itu, jumlah penduduk juga memiliki korelasi hubungan dengan ketersediaan fasilitas sosial ekonomi. Hasil uji korelasi Spearman didapat Rs sebesar 0,8464. Nilai ini lebih besar dari nilai kritis pada taraf nyata 0,01 Z 0,01;30 yakni sebesar 0,432. Tiga kecamatan yang dijadikan sebagai kecamatan contoh meliputi Kecamatan Cipanas, Sukanagara dan Sindangbarang. VIII. FUNGSI KOTA KECAMATAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH 8.1. Fungsi dan Kedudukan Kecamatan Cipanas dalam Struktur Tata Ruang Kabupaten Cianjur Kecamatan Cipanas merupakan salah satu kecamatan yang dijadikan sebagai pusat pelayanan di Kabupaten Cianjur. Berdasarkan hirarkhi pusat-pusat pelayanan, kota Cipanas merupakan kota Orde 2 PKL-1. Fungsi kota Cipanas yang merupakan Orde 2 PKL-1 adalah : 1 pusat administrasi pemerintahan kecamatan; 2 pusat pelayanan sosial ekonomi; 3 pusat perdagangan, jasa dan pemasaran; 4 pusat perhubungan dan komunikasi; 5 pusat kesehatan dan 6 pusatsimpul transportasi. Sarana umum yang dikembangkan di kota Cipanas adalah sarana umum dengan tingkat pelayanan tinggi, yaitu sarana yang mampu melayani penduduk lebih besar dari 100.000 jiwa. Berdasarkan analisis skor skalogram, desa-desa yang tergolong maju di Kecamatan Cipanas hanya desa Cipanas. Dari analisis skor skalogram dan berdasarkan fasilitas-fasilitas yang dianalisis, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang besar dalam hal jumlah ketersediaan fasilitas-fasilitas di tiap desa. Berdasarkan uji korelasi Spearman antara tingkat ketersedian fasilitas sosial ekonomi dengan jumlah penduduk, diperoleh nilai Rs sebesar 0,7142. Nilai ini lebih kecil dari nilai kritis baik pada taraf nyata 0,01 atau 0,05. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas sosial ekonomi dengan jumlah penduduk di Kecamatan Cipanas.

8.2. Fungsi dan Kedudukan Kecamatan Sukanagara dalam Struktur Tata Ruang Kabupaten Cianjur

Dalam struktur tata ruang wilayah, Kecamatan Sukanagara memiliki fungsi sebagai pusat pertumbuhanpengembangan Cianjur bagian Tengah dan sebagai pusat pengembangan Kecamatan Sukanagara. Berdasarkan hirarkhi pusat-pusat pelayanan, Perkotaan Sukanagara merupakan kota Orde 2 PKL-1 yang melayani wilayah Kabupaten Cianjur bagian Tengah. Berdasarkan analisis skor skalogram, kota Sukanagara menempati peringkat pertama dalam hal ketersediaan fasilitas sosial ekonomi disusul Desa Sukamekar. Pertumbuhanperkembangan wilayah cenderung terjadi di pusat perkotaan atau yang memiliki jarak lebih dekat ke pusat perkotaan dan merupakan kawasan dengan konsentrasi penduduk paling padat. Hubungan yang saling mempengaruhi antara kepadatan penduduk dengan ketersediaan fasilitas sosial ekonomi ditunjukkan dengan nilai Rs sebesar 0,806 yang lebih besar dari nilai kritis Z 0,01;10 sebeser 0,745. Pengaruh kota Sukanagara terhadap desa-desa di wilayahnya dapat dilihat dengan munculnya lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian terutama industri keramik, perdagangan dan jasa.

8.3. Fungsi dan Kedudukan Kecamatan Sindangbarang dalam Struktur Tata Ruang Kabupaten Cianjur

Dalam struktur tata ruang wilayah Kabupaten Cianjur, Kecamatan Sindangbarang berfungsi sebagai pusat pertumbuhanpengembangan wilayah Cianjur bagian Selatan dan pusat pengembangan desa-desa di sekitar wilayah Kecamatan Sindangbarang. Dalam struktur tata ruang wilayah, Kecamatan Sindangbarang termasuk pengembangan pusat dan pelayanan Orde III PKL-2, yang merupakan kawasan perkotaan dengan fungsi sebagai pusat produksi dan industri perkebunan dan pertanian dengan skala pelayanan beberapa kecamatan serta menunjang kota dengan orde diatasnya. Kota-kota kecamatan yang termasuk orde diatas Kecamatan Sindangbarang adalah kota-kota yang termasuk Orde II PKL-1 meliputi Kecamatan Cipanas, Pacet dan Sukanagara serta kota yang termasuk Orde I PKW meliputi Kecamatan Cianjur. Sarana umum yang dikembangkan untuk kegiatan PKL-3 adalah sarana umum dengan tingkat pelayanan sedang, yaitu mampu melayani penduduk antara 50.000 – 99.999 jiwa. Fungsi yang diemban oleh kota kecamatan adalah sebagai pemukiman, perdagangan dan jasa, industri, parawisata serta koleksi dan distribusi Sebagai pusat pengembangan dari WPS, kota Saganten berfungsi sebagai penyangga pertumbuhan kota Cianjur. Kota Saganten dapat menciptakan dampak penularan pengembangan pada wilayah-wilayah yang lain berupa kecamatan-kecamatan yang dilayani dan yang memiliki hubungan fungsional dengan Kecamatan Sindangbarang. Dari ketiga kecamatan contoh menunjukkan bahwa kota kecamatan berfungsi sebagai konsentrasi pemukiman penduduk dan pelayanan sosial ekonomi. Tersedianya fasilitas sosial ekonomi di tiap kecamatan contoh juga dipengaruhi oleh aksesbilitas. Variabel yang digunakan untuk mengukur aksesbilitas adalah jarak kecamatan ke kota yang memiliki hirarkhi lebih tinggi dan kota kabupaten. Variabel lain yang digunakan adalah panjang jalan aspal. Tabel 20. Hubungan Aksesbilitas dan Potensi wilayah Kecamatan Contoh dengan Perekonomian dan Penyebaran Fasilitas Sosial ekonomi, Dilihat dari skor Skalogram, Tahun 2005 Kecamatan Aksesbilitas Analisis Potensi Ketersediaan Fas. Sosek Aktivitas Ekonomi Cipanas 1 2 1 1 Sukanagara 2 1 2 2 Sindangbarang 3 3 3 3 Dengan demikian fungsi kota kecamatan sebagai pelayanan fasilitas sosial ekonomi dan mediator pertumbuhan ke pedesaan sangat dipengaruhi oleh aksesbilitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa efek pengimbasan pembangunan lebih besar pada kecamatan-kecamatan yang lebih maju Cipanas dan Sukanagara daripada terbelakang Sindangbarang. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan terhadap fungsi kota kecamatan terhadap pembangunan wilayah, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Cianjur, terdapat ketimpangan pembangunan di wilayah Cianjur bagian Utara dengan Cianjur bagian Tengah dan Selatan. Berdasarkan analisis skor skalogram, ketersediaan fasilitas sosial ekonomi cenderung terpusat di wilayah Cianjur bagian Utara. Kecamatan yang memiliki fasilitas sosial ekonomi yang paling lengkap adalah Kecamatan Cianjur. Sedangkan kecamatan yang memiliki fasilitas sosial ekonomi yang paling sedikit ketersediaannya adalah Kecamatan Campakamulya. 2. Sarana dan prasarana yang memiliki tingkat ketersediaan paling tinggi di Kabupaten