Pengukuran Kapasitas Lapang Pengolahan Tanah Asumsi yang digunakan pada perhitungan biaya tetap dan biaya tidak tetap :

28

C. Analisa Data 1. Analisis Finansial

Untuk menilai kalayakan usaha jasa pengolahan tanah secara mekanis di Kabupaten Kuningan dapat digunakan beberapa kriteria. Tiga cara yang paling banyak digunakan sesuai persamaan 9, 10, 11.

2. Pengukuran Kapasitas Lapang Pengolahan Tanah

Metode untuk pengukuran kapasitas lapang baik untuk pembajakan maupun penggaruan sebagai berikut : a. Lahan yang akan dijadikan tempat percobaan diukur luasnya P x L. b. Untuk memudahkan pengukuran, tancapkan patok pada sebelah sisi lahan. c. Ikat roda traktor dengan tali rapia untuk memudahkan pengukuran banyaknya putaran roda penggerak traktor sejauh S1. d. Waktu mulai pengolahan dicatat, begitu pula setelah selesai pengolahan T. e. Waktu tempuh t traktor ketika putara roda bergerak lima kali tersebut diukur dilakukan 5 kali ulangan. f. Lebar olah diukur l g. Waktu hilang dalam pengolahan untuk perbaikan, berputarbelok, slip dan sebagainya diukur. 5 kali putaran l L T P Gambar 4. Gambar petak percobaan untuk kapasitas lapang. t ? 29

3. Asumsi yang digunakan pada perhitungan biaya tetap dan biaya tidak tetap :

a. Umur ekonomi traktor 10 tahun dengan nilai sisa 10 dari harga beli. b. Umur ekonomi bangunan 20 tahun dengan nilai sisa 10 dari biaya investasi. c. Besarnya bunga modal yang digunakan 15 . d. Jam kerja efektif yang asumsikan 7 jamhari. 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Lahan Sawah Kabupaten Kuningan

Luas lahan sawah di Kabupaten Kuningan pada tahun 2003 adalah 29.790 ha. Luas yang sama terjadi pada tahun 2004. Namun pada tahun 2005 terjadi penurunan luas sawah yaitu 29.550 ha. Sedangkan luas bukan sawah pada tahun 2003 adalah 174.718 ha, yang kembali menurun pada tahun 2004 yaitu 160.391 ha. Dan penurunan terjadi pada tahun 2005 yaitu menjadi 156.092 ha. Penurunan yang terjadi pada lahan sawah maupun bukan sawah banyak sekali kemungkinannya. Penurunan luas lahan sawah akan berdampak terhadap produksi padi, hal ini terlihat dari produksi padi pada tahun 2004 sebanyak 355.902 ton menurun pada tahun 2005 menjadi 353.618 ton Kuningan Dalam Angka 2005- 2006.

B. Perkembangan Mekanisasi Pertanian 1. Peningkatan Penggunaan Traktor Tangan

Peluang peningkatan mekanisasi pertanian masih terbuka pada beberapa aktifitaskegiatan usaha tani, antara lain : pada pengolahan tanah untuk lahan kering, rawa dan lebak, penanaman, pemeliharaan tanaman, irigasi pompa air, panen, perontokan, penanganan pascapanen pengeringan dan penggilingan. Pada traktor tangan penggunaannya mulai meningkat sekitar tahun 1970-an akibat perkembangan intensifikasi padi sawah berupa penggunaan varietas unggul berumur pendek, anjuran penanaman serentak dan jadwal irigasi yang singkat, sehingga tenaga kerja yang ada terpaksa tersebar ke seluruh wilayah. Kekurangan tenaga kerja pada saat demikian mendorong para petani mengatasi masalah dengan menggunakan traktor. Di samping itu akibat perubahan pasar tenaga kerja karena beralihnya lapangan kerja ke sektor luar pertanian juga mendorong perkembangan penggunaan traktor Kasryno, 1998.