dengan etika dan moral. Kedua, kesadaran hukum yang bersifat paksaan berupa tuntutan-tuntutan yang diiringi sanksi-sanksi hukum.
2. Prinsip Tanggung Jawab
Ada 3 tiga prinsip atau teori mengenai tanggung jawab dalam hukum pengangkutan, yaitu
12
: a.
Prinsip tanggung jawab berdasarkan kesalahan Prinsip Tanggung jawab Berdasarkan Kesalahan di Indonesia mengacu kepada
ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1365 KUHPerdata Penerapan ketentuan Pasal 1365 itu memberikan konsekuensi beban pembuktian kepada pihak yang
dirugikan, dalam hal ini penumpang. Untuk membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya merupakan akibat dari perbuatan tergugat, dalam hal ini
adalah pengangkut. b.
Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga Prinsip Tanggung jawab Berdasarkan Praduga adalah juga prinsip tanggung
jawab berdasarkan adanya kesalahan, tetapi dengan pembalikan beban pembuktian kepada pihak yang tergugat.
c. Prinsip tanggung jawab mutlak
Prinsip Tanggung jawab Mutlak adalah tergugat atau pengangkut selalu Bertanggung jawab tanpa melihat ada atau tidaknya kesalahan atau tidak
melihat siapa yang bersalah. Timbulnya konsep tanggung jawab pengangkut tidak menyelenggarakan sebagaimana metinya sehingga menimbulkan
12
Abdulkadir Muhammad, S.H., Hukum Pengangkutan Niaga, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008.
kerugian pada penumpangnya. Tanggung jawab akibat kelalaian atau kecerobohan yang mengakibatkan kerugian pada konsumen yang sering kali
luput dari perhatian pembuat kebijakan. Ganti rugi yang diberikan dapat berupa pengembalian uang atau penggantian
barang atau jasa yang sejenis atau setara nilainya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Prinsip tentang tanggung jawab
merupakan perihal yang sangat penting dalam hukum perlindungan konsumen. Dan diperlukan kehati-hatian dalam menganalisa siapa yang harus bertanggung
jawab dan seberapa jauh tanggung jawab dapat dibebankan kepada pihak-pihak terkait.
3. Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab