43
3. Petani berlahan sempit juga lebih efisien dalam tingkat harga
dan ekonomi. Petani berlahan sempit mempunyai tingkat efisiensi ekonomi yang lebih tinggi daripada petani berlahan
luas disebabkan karena adanya perbedaan efisiensi alokatif harga.
9. Analisis keuntungan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani
jagung studi kasus Desa Ukirsari Kecamatan Grabag
Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa Tengah
Suroso, 2006 1.
Mengetahui usahatani jagung di Desa
penelitian. 2.
Menganalisis tingkat keuntungan petani
jagung dan mengetahui
perbandingan usahatani jagung
berlahan luas dan sempit.
1. Analisis
keuntungan RC ratio
2. Analisis efisiensi
produksi menggunakan
fungsi Cobb- Douglas
1. Usahatani jagung di Desa Ukirsari merupakan petani
dengan skala kecil karena rata-rata luas lahan yang digunakan masih rendah dan sebagian petani
berusahatani pada lahan sempit. 2.
Keuntungan usahatani berlahan luas lebih besar daripada usahatani jagung berlahan sempit.
10
Analisis efisiensi produksi dan daya saing usahatani
jagung varietas hibrida pada lahan kering di kecamatan
ketapang kabupaten lampung selatan
Tantriadisti, 2011 1.
Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi usahatani jagung
2. Mengetahui
tingkat efisiensi usahatani jagung
1. Fungsi
produksi Cob Dauglas
1. Produksi usahatani jagung varietas hibrida di kecamatan
ketapang pada musim tanam I dipengaruhi oleh luas lahan, pupuk kcl, dan tenaga kerja. Sedangkan pada
musim tanam ke II dipengaruhi oleh luas lahan, pupuk urea, pupuk sp36, dan tenaga kerja.
2. Secara ekonomis penggunaan input pada musim tanam I
dan II belum efisien.
B. Kerangka Pemikiran
Subsektor tanaman pangan merupakan subsektor yang memiliki peranan
penting bagi penduduk Indonesia. Subsektor ini berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dan stabilitas pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan. Upaya yang dilakukan pemerintah salah satunya
yaitu dengan membuat program pencapaian swasembada pangan di Indonesia. Upaya program ini dilakukan karena penduduk Indonesia setiap
tahunnya selalu bertambah jumlahnya. Semakin banyak jumlah penduduknya maka semakin bertambah juga kebutuhan akan pangan masyarakat.
Pencapaian swasembada pangan akan tercapai jika salah satu indikator dari swasembada pangan ini tercapai salah satunya yaitu peningkatan
produktivitas suatu komoditas. Jagung merupakan salah satu dari komoditas tanaman pangan. Komoditas
jagung merupakan komoditas penting yang menjadi pusat perhatian pemerintah untuk dikembangkan supaya program swasembada pangan di
Indonesia tercapai. Mengingat pentingnya komoditas ini perlu dilakukan perluasan areal dan usaha peningkatan produksi dan produktivitas.
Provinsi Lampung termasuk ke dalam tiga daerah sentra produksi jagung terbesar di Indonesia. Pada tahun 2013 produksi jagung di daerah ini
mencapai 1.760.278 ton. Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah yang menjadi sentra produksi jagung di Provinsi Lampung. Kabupaten ini
memiliki total produksi jagung terbesar di Provinsi Lampung. Pada tahun
2013 produksi jagung di daerah ini mencapai 597.080 ton akan tetapi, tingkat produktivitas jagung di daerah ini masih tergolong rendah yaitu hanya 5,22
tonha. Menurut Sahroni 1998, tingkat produktivitas jagung bisa mencapai 25 tonha. Hal ini merupakan salah satu permasalahan dari
ketidakterpenuhinya program swasembada pangan. Berdasarkan permasalahan tersebut, pemerintah melalui Kementrian
Pertanian menganjurkan petani untuk memanfaatkan lembaga pertanian yang berbasis petani yang ada di lingkungan masyarakat yang disebut dengan
kelompok tani. Kelompok tani adalah tempat atau forum dari sekumpulan petani yang mempunyai kepentingan sama dalam suatu kawasanhamparan
yang sama dan terorganisasi secara musyawarah dan mufakat bersama BPTP Jakarta, 2011. Kelompok tani menjadi wadah untuk pemerintah
menyalurkan bantuan, baik berupa bantuan dana maupun ilmu pelatihan guna mengembangkan sektor pertanian. Kelompok tani juga memiliki
kegiatan yang menunjang produktivitas bagi petani seperti, 1 rapat pertemuan, 2 penyuluhan, 3 pelatihan, 4 dan penguatan modal.
Meskipun kelompok tani memiliki banyak manfaat dari kegiatan tersebut, tetapi tidak semua petani yang tergabung ke dalam kelompok tani selalu ikut
berpartisipasi. Partisipasi petani anggota kelompok tani terdapat hubungan dengan
keputusan petani dalam penggunaan faktor-faktor produksi. Semakin tinggi tingkat partisipasi petani anggota kelompok tani dalam mengikuti kegiatan
kelompok tani maka akan semakin luas pengetahuan petani. Sehingga,