Analisis Keuntungan Usahatani Jagung

Sedangkan jika t- hitung lebih kecil dari t- tabel atau tidak nyata dengan selang kepercayaan 90, maka terima Ho Sugiyono, 1999. 4. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Usahatani Jagung dan Efisiensi Ekonomi Relatif Usahatani Jagung. Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani jagung dan efisiensi ekonomi relatif petani anggota kelompok tani dan non-anggota kelompo tani yaitu dengan menggunakan fungsi keuntungan Cobb-Douglas yang diturunkan dari bentuk umum fungsi produksi Cobb-Douglas. Berdasarkan fungsi tersebut untuk membandingkan efisiensi ekonomi relatif usahatani jagung antara petani anggota kelompok tani dengan petani non-anggota kelompok tani dapat dilakukan dengan menambahkan peubah dummy pada variabel bebas, maka persamaan yang dapat ditulis menjadi: ln = ln + + ln + ln Dimana: lnA = intersep variabel dummy T = Peubah dummy status keanggotaan kelompok tani ; untuk petani anggota T = 1, dan untuk petani non-anggota T = 0 = Keuntungan jagung yang telah dinormalkan = harga benih yang telah dinormalkan = harga pupuk urea yang telah dinormalkan = harga pupuk sp36 yang telah dinormalkan = harga pupuk npk yang telah dinormalkan = harga pupuk organik yang telah dinormalkan = biaya pestisida yang telah dinormalkan V 7 = upah tenaga kerja yang telah dinormalkan = luas lahan Harga input yang digunakan dalam analisis ini adalah harga input yang diperoleh dari total biaya masing – masing input dibagi dengan total produksioutput. Hal ini dilakukan agar hasil dari analisis regresi akan menghasilkan hasil analisis data yang lebih baik. Menurut Andika 2015, dalam penelitiannya yang salah satu tujuannnya adalah mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani menjelaskan bahwa, untuk memperoleh hasil data analisis yang baik dalam fungsi keuntungan Cobb-Douglas maka harga yang digunakan yaitu harga dari total biaya dibagi dengan total produksi. Selanjutnya dari persamaan fungsi keuntungan Cobb-Douglas di atas dilakukan uji asumsi klasik multikolinearitas dan heterokedastisitas. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui yang muncul jika terdapat hubungan yang sempurna di antara satu atau lebih variabel independen dalam model. Perlakuan mendeteksi masalah multikolinieritas dapat dilihat melalui nila VIF variance inflation factor. Jika nilai VIF di atas 10, maka terjadi masalah multikolinieritas, sebaliknya nilai VIF di bawah 10, berarti variabel tidak mengalami masalah multikolinieritas. Uji asumsi klasik selanjutnya yaitu hetersoskedasitas, masalah ini terjadi apabila variasitidak konstan atau berubah-ubah secara sistematik seiring dengan berubahnya nilai variabel independen Gujarati, 2010. Uji statistik yang digunakan yaitu Uji white. Uji white dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Apabila menghasilkan signifikansi 0,05, maka variabel pada model regresi yang digunakan tidak terjadi gejala heteroskedasitas. Setelah itu, dilakukan analisis regresi linier logaritma akan mendapat besarnya nilai t-hitung, F-tabel dan R 2 . Nilai t-hitung digunakan untuk mengetahui secara statistik apakah koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas X m yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat Y. Apabila t-hitung lebih kecil dari t-tabel atau nilai signifikannya besar berarti variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Nilai F-hitung digunakan untuk melihat apakah variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap parameter tidak bebas. R 2 digunakan untuk melihat sampai sejauh mana besar keragaman yang diterapkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Selanjutnya untuk mengetahui perbandingan efisiensi ekonomi relatif petani anggota dengan petani non-anggota kelompok tani, maka dilakukan dengan pengujian hipotesis, dimana: Ho : α = 0 Tidak terdapat perbedaan efisiensi ekonomi Hi : α ≠ 0 Terdapat perbedaan efisiensi ekonomi Kaidah pengujiannya adalah apabila nilai probabilitas dari variabel T dummy 0,1 atau nyata pada taraf kepercayaan 10 maka tolak Ho, sedangkan apabila nilai probabilitas lebih dari 0,1 atau tidak nyata pada taraf kepercayaan 10, maka terima Ho.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

1. Letak Geografi

Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu dari 14 kabupatenkota di Provinsi Lampung. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan kuranglebih 2.007,01km 2 terdiri dari 17 kecamatan. Kabupaten Lampung Selatan terletak di antara 105 o 14’ sampai dengan 105 o 45’ Bujur Timur dan 5 o 15’ sampai dengan 6 o Lintang Selatan. Kabupaten Lampung Selatan memiliki curah hujan rata-rata 161,7 mmbulan Lampung Selatan dalam Angka, 2015. Berdasarkan Undang-undang Nomor 2 tahun 1997, Kabupaten Lampung Selatan telah mengalami pemekaran yaitu ditetapkan pada tanggal 3 Januari 1997 tentang pembentukan Kabupaten Tanggamus. Kemudian berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2008 mengalami pemekaran tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran tanggal 10 Agustus 2008. Wilayah administrasi Kabupaten Lampung Selatan mempunyai batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur; Sebelah Selatan : berbatasan dengan Selat Sunda; Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesawaran; Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Jawa.

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Selatan menurut BPS 2015 hasil proyeksi pada tahun 2013 berjumlah 942.572 jiwa, yang terdiri dari 485.805 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 456.767 jiwa penduduk berjenis kelamin perempuan. Jumlah tersebut, sebagian besar penduduk Kabupaten Lampung Selatan bekerja di sektor pertanian yaitu sebanyak 116.740 jiwa atau sebesar 30,76 dari penduduk usia kerja, di sektor industri sebanyak 71.135 jiwa 18,74 selanjutnya yang bekerja di sektor jasa sebanyak 191.622 jiwa 50,5. Distribusi penduduk di Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 . Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2013 Kelompok Umur ∑ tahun Laki-laki jiwa Perempuan jiwa Jumlah jiwa Persentase 0 – 14 15 – 64 65 148.026 343.282 23.231 138.946 265.712 23.375 286.972 608.994 46.606 30,44 64,66 5 Jumlah 485.805 456.767 942.572 100,00 Sumber : Lampung Selatan dalam Angka, 2013 Tabel 11 menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Lampung Selatan sebagian besar termasuk dalam kelompok usia produktif, yaitu berada pada kisaran 15 - 64 tahun atau sekitar 64,66 dari total jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kabupaten Lampung Selatan cukup tinggi dan berpotensi baik untuk terus membangun Kabupaten Lampung Selatan.

3. Keadaan Iklim

Suhu udara disuatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempet tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah tropis, dengan suhu udara berkisar antara 21,2ºC sampai dengan 34,1ºC sedangkan kelembaban relatif berkisar antara 72,0ºC sampai dengan 86,0ºC. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu mencapai 396,6 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus 0 mm.

B. Keadaan Umum Kecamatan Natar 1. Letak Geografi

Kecamatan Natar merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Natar terbentuk berdasarkan UU No.14 Tahun 64, ibukota Kecamatan Natar adalah Merak Batin dengan membawahi 26 desa dengan luas wilayah 253,74 Km 2 , dan dihuni oleh berbagai etnissuku baik penduduk asli maupun pendatang. Kecamatan Natar terletak diantara Kabupaten Lampung Tengah dengan Kota Bandar Lampung.