PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN DENGAN BANTUAN MEDIA FOTO PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE,
EXPLAIN DENGAN BANTUAN MEDIA FOTO PADA MATERI
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh
Nila Ayu Yulinar Firdos
4401406587

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

i

ii


iii

ABSTRAK
Firdos, Nila Ayu Yulinar. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Predict,
Observe, Explain dengan Bantuan Media Foto pada Materi Struktur dan
Fungsi Jaringan Tumbuhan. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Negeri Semarang. Dra. Ely Rudyatmi, M.Si dan Dra. Lina Herlina, M.Si.
SMPN 14 Semarang telah menerapkan pembelajaran ceramah, tanyajawab, diskusi, dan eksperimen. SMP ini belum pernah menerapkan model
pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE). Materi struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan membutuhkan pengamatan tumbuhan asli, preparat awetan,
atau foto. Kelebihan POE yaitu siswa tidak hanya diajak mengamati, tetapi juga
dituntut aktif mencari pengetahuan dan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji bahwa hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran POE
dengan bantuan media foto lebih baik dari pembelajaran diskusi pada materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMPN 14 Semarang.
Desain rancangan penelitian ini yaitu pretest-postest group. Dilaksanakan
di kelas VIII B dan VIII C SMPN 14 Semarang. Sampel ditentukan dengan
cluster random sampling. Variabel bebas berupa model pembelajaran POE
dengan bantuan media foto dan variabel terikat berupa hasil belajar siswa (nilai
delta posttest-pretest dan nilai akhir). Data dianalisis dengan uji t.

Hasil uji t nilai delta posttest-pretest diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,001 >
2,000 dan uji t nilai akhir siswa thitung > ttabel, yaitu 5,275 > 2,000.
Simpulan penelitian ini yaitu hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran POE dengan bantuan media foto pada materi struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan lebih baik dibandingkan menggunakan pembelajaran diskusi.

Kata kunci : Media foto; POE; struktur dan fungsi jaringan tumbuhan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain
dengan Bantuan Media Foto pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan” disusun sebagai salah satu syarat mengikuti ujian Tugas akhir guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan
kelancaran administrasi dalam meyelesaikan Tugas akhir/ skripsi.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

Semarang, atas

kebijaksanaan yang telah diberikan selama menyelesaikan studi di Jurusan
Biologi.
4. Dra. Ely Rudyatmi, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang tulus dan sabar
membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Dra. Lina Herlina, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang tulus dan sabar
membimbing dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Prof. Dr. Sri Mulyani E.S, M.Pd, selaku dosen penguji utama yang telah
memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Teguh Waluyo, S.Pd.MM, selaku Kepala SMP Negeri 14 Semarang yang
telah memberikan ijin penelitian.

8. Dra. Sulistyowati, selaku guru SMP Negeri 14 Semarang yang telah memberi
arahan dan bimbingannya selama penelitian.
9. Orang tua khususnya Alm. Mamah Amiroh tersayang (Okaa~san), Abah
Darmo (Otou~san), Ibu Tri, Mas Fani Bagus Imaniar Firdos (Onii~chan),
v

Robbi Bagus Amar Firdos (Ibo~chan), dan keluarga besar yang telah
memberikan dukungan baik spiritual maupun materil.
10. Sahabat dan rekan-rekan yang telah membantu dan memberi semangat,
khususnya Putri, Ayu, Mba Rachma, Gina, Umi, Dwi, dan Lala. Itsumo
arigatou, Minna~san.
11. Mas Hyde (hyde~san), musisi yang telah memberi semangat, inspirasi, harihari yang menyenangkan, pengalaman, pengetahuan tentang musik, dan
kehidupan. The love to you is alive in me, everyday.
12. Semua

pihak

dan

instansi


terkait

yang

telah

membantu

selama

dilaksanakannya penelitian sampai selesai penulisan skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari
pembaca sekalian demi kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, Juli 2012

Penulis


vi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..........................................................

ii

PENGESAHAN ...............................................................................................

iii

ABSTRAK .......................................................................................................

iv


KATA PENGANTAR .....................................................................................

v

DAFTAR ISI ....................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xi


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Penegasan Istilah ........................................................................
D. Tujuan Penelitian .......................................................................
E. Manfaat Penelitian .....................................................................

1
2
3
4
4

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
B. Hipotesis.....................................................................................

5

13

BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................
C. Variabel Penelitian .....................................................................
D. Rancangan Penelitian .................................................................
E. Prosedur Penelitian ....................................................................
F. Data dan Cara Pengumpulan Data .............................................
G. Metode Analisis Data .................................................................

14
14
14
14
15
19
19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................


23

BAB II

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ....................................................................................
B. Saran...........................................................................................

34
34

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

35

LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................


38

vii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1

Tahapan Pembelajaran POE.................................................................

7

2

Hasil Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba .......................................

16

3

Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ...........................

17

4

Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ................................

18

5

Uji Normalitas Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ...

23

6

Uji T Nilai Pretest Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................

23

7

Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol pada Pertemuan I
dan II ....................................................................................................

23

8

Kinerja Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan I dan II .................

25

9

Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan I pada Setiap Aspek ......

25

10 Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan II pada Setiap Aspek ....

26

11 Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol terhadap
Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................

27

12 Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen terhadap Pembelajaran POE
dengan Bantuan Media Foto pada Setiap Aspek .................................

28

13 Tanggapan Siswa Kelas Kontrol terhadap Pembelajaran Diskusi pada
Setiap Aspek ........................................................................................

29

14 Uji T Nilai Delta Posttest-Pretest, dan Nilai Akhir Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol ......................................................................

30

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1

Peta Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan ........................

11

2

Kerangka Pikir .....................................................................................

12

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1

Silabus ..................................................................................................

39

2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ......................

40

3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .............................

45

4

Media Foto Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada Pembelajaran
Kelas Eksperimen ................................................................................

49

5

LKS I dan Kunci Jawaban LKS I Kelas Eksperimen ..........................

54

6

LKS II dan Kunci Jawaban LKS II Kelas Eksperimen ........................

68

7

LKS I dan Kunci Jawaban LKS I Kelas Kontrol .................................

80

8

LKS I dan Kunci Jawaban LKS II Kelas Kontrol................................

92

9

Kisi-kisi Soal ........................................................................................

99

10 Soal dan Kunci Jawaban ......................................................................

100

11 Analisis Soal Uji Coba .........................................................................

105

12 Nilai Pretest, Contoh, dan Uji T Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol .................................................................................................

109

13 Lembar Observasi, Analisis, dan Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol ......................................................................

113

14 Lembar Observasi, Rubrik Penilaian, dan Analisis Kinerja Siswa
Kelas Eksperimen Pertemuan I ............................................................

122

15 Lembar Observasi, Rubrik Penilaian, dan Analisis Kinerja Siswa
Kelas Eksperimen Pertemuan II ...........................................................

125

16 Kisi-kisi, Rubrik, Contoh, Analisis, dan Rekapitulasi Tanggapan
Siswa Kelas Eksperimen terhadap Pembelajaran ................................

129

17 Kisi-kisi, Rubrik, Contoh, Analisis, dan Rekapitulasi Tanggapan
Siswa Kelas Eksperimen terhadap Pembelajaran ................................

134

18 Delta Posttest-Pretest dan Uji T Delta Posttest-Pretest antara Kelas
Eksperimen dan Kontrol ......................................................................

139

19 Nilai Siswa dan Uji T Nilai Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol .....

141

20 Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model POE dengan Bantuan
Media Foto ...........................................................................................

143

21 Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Pembelajaran Diskusi.............

145

22 Surat Penelitian ....................................................................................

146

x

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan seorang siswa dalam suatu pembelajaran tidak hanya
dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesiapan siswa dalam menerima materi
pembelajaran, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Salah satunya adalah
mutu pengajaran guru dengan menggunakan beragam metode, model, pendekatan,
atau strategi pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dan tetap tertarik untuk
belajar sehingga hasil belajar yang dicapai dapat maksimal. Menurut Mahamod
dan Mustapha (2007), antara dua orang siswa yang memiliki kecerdasan sama dan
diajar oleh guru yang sama, siswa yang diajar menggunakan berbagai macam
pembelajaran tentu akan mendapatkan nilai yang baik dan pengalaman yang lebih.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SMPN 14 Semarang,
pembelajaran IPA di sekolah tersebut sudah beragam. Pembelajaran yang selama
ini diterapkan adalah ceramah, tanya-jawab, diskusi, dan eksperimen. Salah satu
pembelajaran yang belum pernah diterapkan adalah model pembelajaran Predict,
Observe, Explain (POE). Sekolah tersebut memiliki fasilitas berupa ruangan
laboratorium IPA yang dilengkapi dengan mikroskop dan alat peraga lainnya,
sehingga POE dapat menjadi salah satu model alternatif dalam pembelajaran IPA.
Menurut pendapat Indrawati dan Setiawan (2009), model pembelajaran POE
didasarkan atas teori pembelajaran konstruktivisme yang memberi kesempatan
bagi siswa untuk mengemukakan pengetahuan awal mereka. Tugas guru dalam
pembelajaran menggunakan model POE adalah membimbing siswa melaksanakan
tiga tugas, yaitu Predict (memprediksi), Observe (mengamati), dan Explain
(menjelaskan) dengan tujuan untuk menggali pemahaman mereka tentang materi
yang diajarkan.
Kelebihan model pembelajaran POE adalah siswa tidak hanya diajak
untuk mengamati objek pembelajaran saja tetapi siswa juga dituntut aktif mencari
pengetahuan dan berpikir kritis. Siswa diajak untuk berpikir kritis dengan cara
memprediksi kemungkinan apa yang akan mereka temui pada saat mereka
1

2

mengamati objek pembelajaran dan mendiskusikan antara hasil prediksi dengan
pengamatan yang telah mereka lakukan. Mthembu (2000) berpendapat bahwa
tugas POE dapat digunakan guru untuk merancang kegiatan pembelajaran yang
dimulai dengan titik pandang siswa, bukan guru atau ilmuan serta dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan salah satu
materi

yang

diajarkan

pada

jenjang

SMP

dengan

kompetensi

dasar

mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Berdasarkan kompetensi
dasar tersebut, pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebaiknya adalah kegiatan
pengamatan struktur dan jaringan tumbuhan. Siswa dapat mengamati tumbuhan
untuk mengetahui struktur tubuh tumbuhan dan preparat awetan untuk mengetahui
jaringan tumbuhan (BSNP 2006).
Pengamatan terhadap tumbuhan dapat menimbulkan persepsi atau
gambaran yang berbeda pada siswa karena tumbuhan yang diamati siswa dapat
berbeda kondisi fisiknya. Hal yang sama juga dapat terjadi pada pengamatan
preparat awetan, setiap siswa dapat melihat dari sisi yang berbeda. Perbedaan
persepsi pada siswa dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran
berupa foto. Julianto (2008) berpendapat bahwa foto dapat menghilangkan
miskonsepsi, menimbulkan persepsi yang sama, dan menyamakan pengalaman.
Penerapan model pembelajaran POE dengan bantuan media foto pada materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan diharapkan dapat membuat siswa tertarik
untuk belajar sehingga hasil belajar yang dicapai dapat maksimal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan: “Apakah
hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Predict, Observe, Explain
(POE) dengan bantuan media foto pada materi struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan lebih baik dibandingkan menggunakan pembelajaran diskusi?”

3

C. Penegasan Istilah
1.

Model pembelajaran predict, observe, explain (POE)
Model pembelajaran POE dikembangkan atas dasar teori pembelajaran

konstruktivisme yang memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan apa yang
menjadi pengetahuan awal mereka. Model ini mengajak dan melatih siswa untuk
berpikir kritis siswa. POE adalah model pembelajaran yang mengharuskan siswa
untuk melaksanakan tiga tugas, yaitu Predict (memprediksi), Observe
(mengamati), dan Explain (menjelaskan).
Pertama, siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 5
anggota. Siswa memprediksi dengan cara menjawab pertanyaan pada Lembar
Kerja Siswa (LKS) bagian Predict, siswa mengamati tumbuhan, preparat awetan,
dan foto kemudian mencatat hasil pengamatan pada LKS. Siswa mendiskusikan
tentang hasil prediksi dan hasil pengamatan, mana yang benar, menjelaskan
alasannya, dan menyimpulkan hasilnya. Guru menunjuk perwakilan kelompok
yang memiliki hasil prediksi dan hasil pengamatan yang sama dan berbeda untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Guru meluruskan konsep-konsep yang muncul
dari siswa, memberi informasi tambahan, dan menjawab pertanyaan dari siswa.
2.

Media foto
Foto adalah gambar potret (Yani 2009). Yang dimaksud foto dalam

penelitian ini adalah foto organ tumbuhan dan preparat awetan yang dipotret
dengan menggunakan kamera.
3.

Materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan sesuai dengan KTSP

merupakan materi pada SMP kelas VIII semester 2. Materi ini terdapat pada
standar kompetensi nomor 2: memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan dan
pada kompetensi dasar nomor 2.1: mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan. Dalam penelitian ini, materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
mencakup tentang organ tumbuhan, morfologi akar, batang, daun, dan bunga,
serta struktur anatomi akar, batang, dan daun beserta fungsinya. Morfologi akar,
batang, dan daun yang dipelajari oleh siswa dalam penelitian ini meliputi
tumbuhan dikotil dan monokotil. Struktur anatomi meliputi akar dan batang

4

tumbuhan dikotil dan monokotil. Sedangkan struktur anatomi daun yang dipelajari
siswa hanya struktur anatomi daun tumbuhan dikotil. Tumbuhan dikotil yang
digunakan pada pengamatan struktur anatomi yaitu Kacang tanah (Arachis
hypogaea) dan tumbuhan monokotil yang digunakan yaitu Jagung (Zea mays).

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bahwa hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran POE dengan bantuan media foto pada materi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan lebih baik dibandingkan menggunakan
pembelajaran diskusi.

E. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat,
antara lain:
1.

Bagi siswa

a.

Membantu siswa memahami materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

b.

Meningkatkan keterampilan proses siswa, terutama mengamati dan
menafsirkan pengamatan, memprediksi, menginterpretasikan atau membuat
kesimpulan, serta berkomunikasi.

c.

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2.

Bagi guru

a.

Meningkatkan kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran
sehingga dapat memaksimalkan kegiatan pembelajaran.

b.

Membantu guru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan model
pembelajaran dan media yang sesuai sehingga dapat memperjelas materi yang
akan disampaikan.

3.

Bagi sekolah
Sebagai alternatif pilihan model pembelajaran yang dapat diterapkan

dalam pembelajaran IPA.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1.

Pembelajaran Biologi
Pembelajaran merupakan interaksi timbal balik antara guru dengan siswa

yang mencakup penanaman sikap dan nilai pada diri pada situasi edukatif untuk
mencapai tujuan belajar (Rustaman 2005). Menurut Gita (2007), guru mempunyai
peran yang sangat penting dalam menumbuhkan minat siswa untuk meraih
keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Guru diharapkan mampu memilih dan
menggunakan strategi alternatif dalam menumbuhkan minat siswa agar mereka
tidak merasa bosan dan tetap tertarik untuk belajar dengan sendirinya dan tanpa
paksaan. Belajar dengan cara tersebut dapat menimbulkan rasa percaya diri pada
siswa dan dapat mengembangkan kemampuan yang mereka miliki tanpa mereka
sadari.
Strategi alternatif yang digunakan guru harus sesuai dengan karakteristik
dari mata pelajaran yang diampunya agar terjadi pembelajaran yang efektif dan
efisien. Biologi misalnya, untuk dapat mengadakan pembelajaran yang efektif dan
efisien, guru harus memahami karakteristik mata pelajaran Biologi sehingga
mampu memberikan fasilitas dan kesempatan kepada siswa agar dapat
mempelajari konsep-konsep Biologi. Menurut BPPPK (2001), Biologi adalah
bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berhubungan dengan cara
mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis. Biologi bukan hanya
penguasaan fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses
penemuan. Pembelajaran Biologi diharapkan dapat menjadi sarana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajaran
Biologi

menekankan

pada

pemberian

pengalaman

langsung

untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam
secara ilmiah. Pendidikan Biologi diarahkan untuk inkuiri dan berbuat lebih
mendalam tentang alam sekitar.

5

6

2.

Hasil belajar
Belajar merupakan proses interaksi seseorang dengan lingkungannya

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku pada aspek pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang relatif menetap. Perubahan perilaku yang harus
dicapai setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran. Perubahan perilaku seseorang secara nyata setelah melaksanakan
kegiatan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran disebut hasil belajar
(Jihad & Haris 2008).
Rumusan tujuan pembelajaran dalam sistem pendidikan nasional, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif, berhubungan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek
pertama disebut kognitif tingkat rendah, sedangkan keempat aspek berikutnya
termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif, berhubungan dengan sikap yang
terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik, berhubungan dengan hasil
belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah
psikomotorik, yaitu gerak refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan
perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, serta
gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana 2009).
Benyamin Bloom dalam Jihad dan Haris (2008) berpendapat bahwa hasil
belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu pengetahuan dan
keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu pengetahuan tentang
fakta, prosedural, konsep, dan prinsip. Keterampilan terdiri dari empat kategori,
yaitu keterampilan untuk berpikir (keterampilan kognitif), bertindak (keterampilan
motorik), bereaksi atau bersikap, dan berinteraksi.
3.

Aktivitas siswa
Proses belajar terjadi ditandai oleh adanya aktivitas siswa. Aktivitas

siswa dalam belajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat, tetapi mencakup
aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan mental (rohani). Kegiatan siswa dalam

7

pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi enam golongan yaitu Visual, Oral,
Listening, Writing, Drawing, Motor, Mental, dan Emosional activities.
Visual
demonstrasi

activities,

maupun

misalnya

percobaan.

membaca,

Oral

memperhatikan

activities,

misalnya

gambar,

menyatakan,

merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara diskusi dan interupsi. Listening activities, misalnya mendengarkan
uraian, percakapan, diskusi, dan interupsi. Writing activities, misalnya menulis
cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin. Drawing activities, misalnya
menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram. Motor activities, misalnya
melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, dan beternak.
Mental activities, misalnya mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat
hubungan, dan mengambil keputusan. Emosional activities, misalnya menaruh
minat, gembira, bersemangat, berani, dan tenang (Sardiman 2007).
Aktivitas siswa yang dimaksud disini yaitu segala kegiatan yang
dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4.

Model pembelajaran predict, observe, explain (POE)
Model pembelajaran POE dikembangkan pada tahun 1992 oleh White

dan Gunstone. Model pembelajaran POE dikembangkan berdasarkan teori
pembelajaran konstruktivisme yang memberi kesempatan bagi siswa untuk
mengemukakan apa yang menjadi pengetahuan awal mereka. POE adalah model
pembelajaran yang mengharuskan siswa melaksanakan tiga tugas, yaitu
memprediksi (Predict), mengamati (Observe), dan menjelaskan (Explain), yang
merupakan tiga tahap utama dari POE (Küçüközer & Kocakülah 2008).
Tahapan-tahapan pembelajaran POE dapat dilihat pada tabel di berikut.
Tabel 1 Tahapan pembelajaran POE
No
1

Tahapan POE
Predict

Aktivitas Siswa
Menuliskan prediksi apa yang
akan terjadi, sebelum mereka
melaksanakan
kegiatan
observasi.
2
Observe
Mengamati untuk menguji
prediksi dan mencatat hasil
pengamatan.
3
Explain
Menuliskan penjelasan berdasar
hasil prediksi dan obervasi,
kemudian
mendiskusikan
bersama kelompoknya.
* Diadaptasi dari Kali dan Linn (2008)

Aktivitas Guru
Memotivasi dengan cara memberi
pertanyaan.

Memantau
kegiatan
siswa,
memberi
pengarahan,
dan
menjawab pertanyaan dari siswa.
Memantau kegiatan siswa dan
memberi pengarahan pada siswa
yang belum paham.

8

Siswa diminta untuk mengemukakan pengetahuan awal mereka dengan
memprediksi peristiwa atau gambaran apa yang akan ditemui ketika observasi
pada tahap Predict. Hal ini bertujuan agar siswa termotivasi untuk mengetahui
jawaban yang sebenarnya sehingga dalam kegiatan pengamatan nantinya siswa
lebih bersungguh-sungguh. Berbeda jika siswa tidak diberi tugas untuk membuat
prediksi, siswa cenderung tidak melakukan observasi dengan sungguh-sungguh
(Millar 2004). Dalam penelitian ini siswa menuliskan prediksinya pada LKS yang
dilengkapi dengan pertanyaan untuk menuntun siswa dalam mengemukakan
prediksi.
Observe, siswa melakukan pengamatan sesuai petunjuk dan mencatat
apapun yang ditemui dalam pengamatan pada LKS yang telah disediakan.
Pembelajaran akan lebih efektif jika siswa berinteraksi atau melakukan
pengamatan sendiri dibanding dengan hanya mengamati demonstrasi yang
dilakukan oleh guru. Explain, siswa mendiskusikan dengan kelompoknya tentang
hasil prediksi dan hasil observasi, mana yang benar atau melengkapi pengetahuan
yang mereka peroleh dari hasil pengamatan, menjelaskan dan menyimpulkan
hasilnya. Menjelaskan dan mendengarkan pendapat temannya dapat membantu
siswa dalam membangun konstruksi dan pemahaman mereka sendiri. Model POE
memiliki beberapa keuntungan, yaitu memberi gambaran yang konkrit terhadap
suatu peristiwa, siswa dapat mengamati suatu proses, mengembangkan
keterampilan inkuiri, dan mengembangkan sikap ilmiah, sehingga guru dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Joyce 2006).
Kelemahan dari model POE adalah proses belajar mengajar yang lambat,
hal ini dikarenakan siswa harus mengerjakan tugas POE yang membutuhkan
waktu lebih bagi siswa untuk dapat menemukan konsep sendiri. Hasil penelitian
Mthembu (2000), tugas POE dapat digunakan guru untuk merancang kegiatan
pembelajaran dan strategi yang dimulai dengan titik pandang siswa, bukan guru
atau ilmuan. Penggunaan POE memiliki implikasi pada pengembangan kurikulum
dan sisipan perencaan untuk membuat materi tersedia sehingga guru dapat terus
menggunakan POE dalam mengajar. Menggunakan POE memang cara mengajar

9

yang membutuhjkan waktu yang lebih banyak, tetapi dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
Model POE dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
reproduksi. Tugas POE memberi kesempatan lebih bagi siswa untuk membangun
pemahaman awal mereka, bertukar pikiran dan bernegosiasi dengan temantemannya serta membangun pemahaman mereka sendiri tentang ilmu Biologi (Wu
& Tsai 2005). Penerapan model POE efektif dalam mengubah pengetahuan
alternatif siswa dan memfasilitasi pemahaman konsep tentang evaporasi yang
lebih baik sehingga memungkinkan siswa untuk menyimpan konsep baru di
memori jangka panjang (Coştu, Ayasb, & Niazc 2009). Model POE dapat
membantu siswa untuk dapat mencapai pemahaman konsep yang lebih baik
tentang kondensasi (Coştu 2008).
5.

Media pembelajaran
Media adalah sesuatu yang berfungsi menyalurkan informasi dari sumber

informasi kepada penerima informasi. Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Menurut Sadiman dalam
Susarno (2010), media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang perhatian dan minat siswa sehingga dapat terjadi proses belajar.
Media pembelajaran merupakan komponen pembelajaran yang punya
peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya
merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Media pembelajaran memiliki fungsi memperjelas informasi
verbal,

meningkatkan

motivasi

belajar

siswa,

meningkatkan

efektivitas

penyampaian materi, menambah variasi penyajian materi, pemilihan media yang
tepat menimbulkan mencegah kebosanan siswa untuk belajar, memberikan
pengalaman yang konkrit, meningkatkan rasa keingintahuan siswa, memberikan
stimulus, dan mendorong respon siswa (Rustaman et al 2003).
6.

Media foto
Media grafis yaitu penyajian media secara visual yang menggunakan

simbol atau unsur visual dengan maksud untuk menggambarkan suatu ide
(Santyasa 2007). Foto merupakan salah satu contoh media grafis, foto adalah

10

gambar potret (Yani 2009). Yang dimaksud foto dalam penelitian ini adalah foto
organ tumbuhan dan preparat awetan organ tumbuhan yang dipotret dengan
menggunakan kamera.
Kelebihan foto sebagai media pembelajaran yaitu, memberikan tampilan
yang sifatnya konkrit, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat mengatasi
keterbatasan pengamatan, memperjelas suatu masalah, murah harganya, dan
mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus (Muchtar &
Siregar 2007). Julianto (2008) juga berpendapat bahwa foto dapat menghilangkan
miskonsepsi, menimbulkan persepsi yang sama, dan menyamakan pengalaman.
Menurut Mujiyanto (2008), kekurangan media foto yaitu dua dimensi, hanya
menekankan persepsi pada indera mata, objek belajar yang terlalu kompleks
kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, dan ukurannya sangat terbatas untuk
kelompok besar.
7.

Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan sesuai dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan materi pada SMP kelas VIII
semester genap. Materi ini terdapat pada standar kompetensi nomor 2: memahami
sistem dalam kehidupan tumbuhan dan pada kompetensi dasar nomor 2.1:
mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (BSNP 2006). Peta
konsep materi Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan disajikan pada gambar 1 :

11

Organ pada Tumbuhan
Meliputi

Akar

Bunga

Biji

Daun

Batang

Buah

Fungsi
Fungsi
Struktur

Struktur

Fungsi

Struktur

Fungsi

Struktur

Fungsi

Alat
reproduksi
Menyerap air
dan mineral dari
tanah

Morfologi

Anatomi

Terdiri dari
• Akar pokok
• Cabang akar
• Rambut akar
• Ujung akar

Morfologi

• Kelopak
• Mahkota
• Benang sari
• Putik

• Epidermis
• Korteks
• Endodermis
• Silinder pusat:
xylem, floem,
dan empulur

Tempat transport air,
mineral, serta bahan
makanan

Cadangan
makanan

Morfologi

• Batang pokok
• Cabang

Anatomi

Terdiri dari
• Epidermis
• Korteks
• Silinder
pusat:
xylem, floem, dan
empulur

Morfologi

Fotosintesis dan
pertukaran
udara

Anatomi

Terdiri dari
• Pelepah daun
• Tangkai daun
• Helaian daun

Gambar 1 Peta konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan

• Epidermis atas
• Jaringan tiang (Palisade)
• Jaringan bunga karang (Spons)
• Berkas pembuluh angkut :
xylem dan floem
• Epidermis bawah

12

8.

Kerangka pikir
Kerangka pikir penelitian ini disajikan pada gambar 2:
Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Kelas Eksperimen
• Siswa
memprediksi
apa
yang
akan
ditemukan
sebelum
melakukan observasi
• Siswa
mengamati
untuk menguji prediksi
• Siswa
menulis
penjelasan berdasarkan
hasil prediksi dan
observasi, kemudian
mendiskusikan dengan
kelompoknya

Kelas Kontrol

Diskusi

Model
POE

Media LKS POE
dan Foto

• Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
• Siswa diskusi
dengan
kelompok

Media LKS

• Siswa aktif dan tertarik untuk belajar
• Mengajak siswa untuk berfikir kritis
• Mengkonkritkan materi sehingga
mudah diingat
• Mengatasi keterbatasan pengamatan
• Menimbulkan persepsi yang sama

• Siswa kurang aktif dan
kurang tertarik untuk belajar
• Siswa
sukar
mengingat
materi

>

Hasil belajar dan aktivitas siswa

Hasil belajar dan aktivitas siswa

Gambar 2 Kerangka pikir

13

B. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran POE dengan bantuan media foto pada materi struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan lebih baik dibandingkan menggunakan pembelajaran diskusi.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMPN 14 Semarang, jalan Panda Raya No. 2
Semarang pada bulan April-Mei semester genap tahun ajaran 2010/2011.

B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 14
Semarang yang berjumlah tujuh kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Sampel penelitian diambil dua
kelas, satu kelas untuk kelas kontrol, yaitu kelas VIII B dan satu kelas untuk kelas
eksperimen, yaitu kelas VIII C.

C. Variabel Peneitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1.

Variabel bebas yaitu model pembelajaran POE dengan bantuan media foto.

2.

Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa.

3.

Variabel kendali yaitu kurikulum, jam pelajaran, guru, dan materi struktur
dan fungsi jaringan tumbuhan.

D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Experiment yaitu desain “PretestPosttes Control Group Design”.
E

O1

X1

O2

K

O3

X2

O4

Keterangan :
E
K
X1

= kelompok eksperimen
= kelompok kontrol
= pembelajaran menggunakan model POE dengan bantuan media
foto
14

15

X2
= pembelajaran diskusi
O1 – O2
= perbedaan pencapaian kelompok eksperimen
O3 – O4
= perbedaan pencapaian kelompok kontrol
(Arikunto 2006b)

E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini ada 3 tahap:
1.

Tahap persiapan

a.

Observasi awal tentang metode pembelajaran yang sudah pernah diterapkan,
silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh
guru.

b.

Merancang perangkat pembelajaran berupa silabus (Lampiran 1), RPP
(Lampiran 2 dan 3), LKS (Lampiran 5, 6, 7, dan 8), lembar observasi
aktivitas siswa (Lampiran 13), lembar observasi kinerja siswa (Lampiran 14
dan 15), preparat awetan, dan foto sebagai media pembelajaran (Lampiran 4).
Menyusun angket tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran POE
dengan bantuan media foto (Lampiran 16 dan 17).

c.

Membuat kisi-kisi soal dan soal untuk test sebanyak 40 soal yang berupa tes
pilihan ganda dengan 4 option.

d.

Melakukan tes uji coba soal pada siswa kelas VIII D.

e.

Menganalisis hasil uji coba soal.

1) Validitas butir soal
Validitas butir soal ditentukan dengan menggunakan korelasi product
moment dengan rumus simpangan.

Keterangan:
= koefisien korelasi biserial
= rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya
= rerata skor total
p

= standar deviasi dari skor total
= proporsi siswa yang menjawab benar

16

q

= proporsi siswa yang menjawab salah
γhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan γtabel product moment

dengan taraf signifikan 5%. Jika harga γhitung > γtabel, maka item soal yang
diuji bersifat valid (Arikunto 2006a). Soal yang digunakan adalah soal yang
valid. Hasil analisis validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Hasil analisis validitas butir soal uji coba
Kriteria
Valid (V)

Jumlah
20

Nomor Soal
1, 3, 4, 5, 6, 16, 17, 19, 20, 24, 25, 27, 29, 31, 32, 33,
37, 38, 39, 40
Tidak valid (T)
20
2, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 21, 22, 23, 26, 28,
30, 34, 35, 36
* Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 11 (hal 105-108)

2) Reliabilitas
Reliabilitas dihitung dengan rumus K – R 20.

Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

n
S

= jumlah hasil perkalian antara p dan q
= banyaknya item
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar dari varians)
Rhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga rtabel product

mement, bila rhitung > rtabel maka tes bersifat reliabel (Arikunto 2006a). Hasil
analisis diperoleh rhitung sebesar 0,668 > rtabel sebesar 0,361. Jadi soal tersebut
reliabel sehingga dapat digunakan semua (Lampiran 11).
3) Indeks kesukaran
Indeks kesukaran ditentukan dengan rumus:

Keterangan:
P = indeks kesukaran

17

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar (Skr)
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang (Sdg)
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah (Mdh)
(Arikunto 2006a)
Soal yang baik memiliki indeks kesukaran sedang, tetapi soal yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan soal memiliki indeks kesukaran
sukar, sedang, maupun mudah. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil
perhitungan taraf kesukaran sebagai berikut.
Tabel 3 Hasil perhitungan indeks kesukaran soal uji coba
Kriteria
Mudah

Jumlah Soal
24

Nomor Soal
1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 18, 19, 21, 23, 24,
26, 30, 31, 33, 35, 37, 39
Sedang
9
8, 12, 14, 25, 27, 28, 36, 38, 40
Sukar
7
3, 17, 20, 22, 29, 32, 34
* Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 11 (hal 105-108)

4) Daya pembeda
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi. Daya pembeda soal dihitung dengan rumus:

Keterangan:
D
= daya pembeda
J
= jumlah peserta
= banyaknya peserta kelompok atas
= banyaknya peserta kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda:
D = 0,00 – 0,20 = jelek/poor (J)

18

D = 0,20 – 0,40 = cukup/satisfactory (C)
D = 0,40 – 0,70 = baik/good (B)
D = 0,70 – 1,00 = baik sekali/excellent (BS)
D = negative (N), semuanya tidak baik
(Arikunto 2006a)
Soal yang digunakan adalah soal yang memiliki daya pembeda soal
dengan kategori cukup, baik, dan baik sekali. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh hasil perhitungan daya pembeda soal sebagai berikut.
Tabel 4 Hasil perhitungan daya pembeda soal uji coba
Kriteria
Jumlah Soal
Nomor Soal
Negatif
10
8, 11, 15, 18, 21, 23, 28, 30, 34, 35
Jelek
8
7, 9, 10, 13, 14, 22, 26, 36
Cukup
8
2, 4, 16, 17, 19, 31, 33, 40
Baik
13
1, 3, 5, 6, 12, 20, 24, 25, 27, 29, 32, 37, 39
Baik sekali
1
38
* Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 11 (hal 105-108)

f.

Memilih soal-soal yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa,
yaitu soal yang valid, reliabel, memiliki indeks kesukaran kategori sukar,
sedang maupun mudah, dan memiliki daya pembeda soal kategori cukup,
baik, maupun baik sekali. Berdasarkan hasil analisis di atas, soal yang
digunakan adalah soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 16, 17, 19, 20, 24, 25, 27, 29, 31,
32, 33, 37, 38, 39, 40.

2.

Tahap pelaksanaan

a.

Pretest untuk mengetahui kondisi awal siswa.

b.

Pelaksanaan pembelajaran selama dua kali pertemuan sesuai dengan RPP.

c.

Menilai aktivitas dan kinerja siswa pada saat pembelajaran dengan bantuan
tiga observer.

d.

Mengadakan postest untuk menilai hasil belajar siswa.

e.

Membagikan dan mengumpulkan angket tanggapan kepada siswa setelah
proses pembelajaran.

3.

Tahap analisis data penelitian
Menganalisis data hasil belajar, aktivitas, dan kinerja siswa saat

pembelajaran, serta tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran POE
dengan bantuan media foto.

19

F. Data dan Cara Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa sedangkan data
yang diperoleh adalah:
1.

Hasil belajar siswa.

2.

Aktivitas dan kinerja siswa saat proses pembelajaran.

3.

Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran POE dengan bantuan
media foto.
Cara pengambilan data-data tersebut di atas yaitu:

1.

Data hasil belajar siswa diambil dengan memberikan tugas berupa LKS
(Lampiran 5, 6, 7, dan 8) dan posttest berupa soal pilihan ganda dengan 4
option (Lampiran 10).

2.

Data aktivitas siswa saat proses pembelajaran diambil menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung berupa
check list (Lampiran 13).

3.

Data kinerja siswa saat proses pembelajaran diambil menggunakan lembar
observasi kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung berupa
rating scale (Lampiran 14 dan 15).

4.

Data tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran POE dengan
bantuan media foto diambil dengan lembar angket tanggapan siswa berupa
check list (Lampiran 16 dan 17).

G. Metode Analisis Data
1.

Menghitung nilai pretest menggunakan rumus berikut ini:

2.

Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sampel pada kelas

eksperimen dan kontrol berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan
menggunakan uji chi-khuadrat. Rumus yang digunakan yaitu:

20

Keterangan:
Oi
= frekuensi observasi
Ei
= frekuensi harapan
k
= banyak kelas interval
χ2hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan χ2tabel dan taraf signifikan
5%. Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, maka data berdistribusi normal (Sudjana 2006).
3.

Uji kesamaan dua varians
Uji kesamaan dua varians dilakukan untuk mengetahui apakah kelas

eksperimen dan kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Rumusnya adalah:

Fhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel dan taraf signifikan
5%. Jika harga Fhitung ≤ Ftabel, maka kedua kelas memiliki varians yang sama
(Sudjana 2006).
4.

Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Dalam penelitian ini, yang diuji menggunakan uji t yaitu nilai
pretest dan hasil belajar siswa. Uji t dilakukan menggunakan rumus sebagai
berikut:

dengan
Keterangan:
= varians kelas eksperimen dan kelas kontrol
= varians kelas eksperimen
= varians kelas kontrol
= rata-rata nilai kelas eksperimen
= rata-rata nilai kelas kontrol
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
Thitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan ttabel dan taraf signifikan
5%. Jika thitung ≥ ttabel, maka terdapat perbedaan yang signifikan (Sudjana 2006).
5.

Aktivitas siswa
Aktivitas siswa yang diperoleh melalui lembar observasi, diolah dengan

menggunakan rumus:

21

Aktivitas selanjutnya dikonfirmasikan pada kriteria sebagai berikut:
85 – 100%
70 – 84%
60 – 69%
50 – 59%

93,8%. Lebih tingginya persentase aktivitas siswa kelas eksperimen dikarenakan
dalam pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) dengan bantuan media foto
siswa dituntut melaksanakan tiga tugas yaitu Predict (memprediksi), Observe
(mengamati), dan Explain (menjelaskan). Ketiga tugas tersebut ditujukan agar
siswa aktif mencari pengetahuan tentang struktur tubuh tumbuhan secara mandiri.
Adanya tugas tersebut membuat siswa lebih tertarik dan aktif mencari
pengetahuan sendiri. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Ikraam dalam
Shah (2008) bahwa dalam belajar IPA siswa tidak akan tertarik untuk belajar jika
mereka tidak melakukan suatu aktivitas. Karena IPA adalah melihat (seeing) dan
melakukan (doing), sehingga untuk memahami IPA siswa harus melihat dan
melakukan pengamatan terhadap fenomena alam.
Perbedaan aktivitas siswa antara kelas eksperimen dan kontrol memang
tidak terlalu jauh karena dalam kedua pembelajaran tersebut siswa sama-sama
dituntut aktif mencari pengetahuan tentang materi struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan melalui diskusi kelompok. Pembelajaran kedua kelas tersebut berpusat
pada siswa dan berorientasi pada belajar aktif. Menurut pendapat Jihad dan Haris
(2008), dalam pembelajaran siswa perlu terlibat pada proses belajar secara aktif.
Rasa ingintahu siswa akan hal-hal yang belum diketahui dapat mendorong
keterlibatan mereka secara aktif dalam proses belajar.
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah kelompok siswa
kelas eksperimen yang terampil dan sangat terampil mengamati morfologi
tumbuhan pada pertemuan I yaitu 5 kelompok. 7 kelompok terampil dan sangat
terampil mengamati jaringan tumbuhan menggunakan mikroskop pada pertemuan
II. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok terampil mengamati
tumbuhan secara makroskopis dan mikroskopis. Kinerja siswa kelas eksperimen
pada pertemuan I dan II disajikan pada Tabel 8 berikut.

25

Tabel 8 Kinerja siswa kelas eksperimen pada pertemuan I dan II

∑ Kelompok
Pertemuan I
Pertemuan II
Sangat terampil
2
2
Terampil
3
5
Cukup terampil
2
1
Kurang terampil
1
0
Tidak terampil
0
0
Jumlah kelompok terampil dan sangat terampil
5
7
* Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 dan 15 (hal 122-128)
Kriteria Kinerja

Kinerja siswa setiap aspek pada pertemuan I dapat dilihat pada Tabel 9
berikut.
Tabel 9 Kinerja siswa kelas eksperimen pertemuan I pada setiap aspek

∑ Kelompok yang Mendapat
Skor
0
1
2
3
1
Membawa tumbuhan yang akan digunakan
0
2
6
0
2
Mengamati tumbuhan yang dibawa
0
0
2
6
3
Menggambar obyek yang diamati
0
0
6
2
4
Memberi keterangan pada gambar
0
1
1
6
5
Mengamati foto tumbuhan
0
0
3
5
6
Menulis hasil pengamatan pada LKS
0
2
4
2
7
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
4
0
0
4
8
Mengembalikan foto tumbuhan yang telah digunakan
0
0
3
5
9
Membersihkan tempat pengamatan
0
0
4
4
10
Merapikan tempat pengamatan
0
0
5
3
* Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 (hal 122-124)
No

Aspek

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa 6 kelompok menulis
keterangan gambar dengan lengkap dan benar. 5 kelompok serius dan teliti dalam
mengamati semua bagian tumbuhan pada foto. 4 kelompok

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKLASIFIKASIKAN

0 9 32

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGIDENTIFIKASI KESIMPULAN

1 16 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMPREDIKSI

5 10 42

EFEKTIVITAS MODEL SIKLUS PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE EXPLAIN PADA MATERI TERMOKIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 14 36

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBERIKAN ALASAN

2 5 36

Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

3 12 218

EFEKTIFITAS STRATEGI PREDICT- OBSERVE- EXPLAIN BERMUATAN NILAI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN SIKAP NILAI SISWA PADA KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.

0 0 41

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 11

REMEDIASI MISKONSEPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN ( PDEODE) BERBANTU PhET SIMULATION PADA MATERI FLUIDA - Raden Intan Repository

0 6 160

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) - PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN PENGARUH

0 0 25