viii
3.8.2 Reliabilitas Tes
34 3.8.3
Tingkat Kesukaran Soal 35
3.8.4 Daya Pembeda Soal
35 3.8.5
Distruktor Pengecoh 36
3.9 Teknik Analisis Data
36 3.9.1
Uji Peningkatan Hasil Belajar Gain 37
3.9.2 Analisis Angket BSNP Standarisasi Modul
37 3.9.3
Analisis Hasil Uji Coba Modul 38
3.9.3.1 Uji Normalitas 38
3.9.3.2 Uji Homogenitas 39
3.9.3.3 Uji Hipotesis 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41
4.1 Hasil Penelitian
41 4.1.1
Analisis Data Instrumen Penelitian 41
4.1.1.1 Pengembangan Modul 41
4.1.1.1.1 Standarisasi Modul Berbasis Proyek 42
4.1.1.2 Hasil Uji Coba Modul 42
4.1.1.2.1 Validitas Tes 42
4.1.1.2.2 Reabilitas Instrumen Tes 43
4.1.1.2.3 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 43
4.1.1.2.4 Daya Beda Instrumen Tes 43
4.1.1.2.5 Distruktor 43
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 44
4.1.2.1 Hasil Kelayakan Modul Berbasis Proyek 44
4.1.2.2 Hasil Uji Coba Modul Berbasis Proyek 44
4.1.2.2.1 Hasil Belajar Kognitif Siswa 44
4.1.2.2.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Gain 46
4.1.2.2.3 Penilaian Aspek Afektif dan Aspek Psikomotorik 47
4.1.3 Analisis Data Penelitian 49
4.1.3.1 Analisis Kelayakan Modul Berbasis Proyek 49
ix
4.1.3.2 Analisis Uji Coba Modul 49
4.1.3.2.1 Uji Normalitas Data 49
4.1.3.2.2 Uji Homogenitas Data 50
4.1.3.2.3 Uji Hipotesis 51
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56
5.1. Kesimpulan 56
5.2. Saran 56
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN 60
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-langkah Standarisasi Modul
30 Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian Hasil Belajar Siswa
30 Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Pretest dan Postest Siswa
46 Gambar 4.2 Rata-rata Nilai Afektif Siswa
48 Gambar 4.3 Rata-rata Nilai Psikomotorik Siswa
48
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
27 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket BSNP
32 Tabel 3.3 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Modul
38 Tabel 3.4 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas
39 Tabel 4.1 Hasil Standarisasi Modul Berbasis Proyek
44 Tabel 4.2 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
45 Tabel 4.3 Hasil Perolehan Gain Kelas Eksperimen
46 Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Afektif dan Psikomotorik Siswa
50 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data
50 Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa
50 Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis
Penelitian
51
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Kimia
60 Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 66
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi 92
Lampiran 4 Instrumen Penelitian Sebelum Validasi
104 Lampiran 5
Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi 113
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Validasi 114
Lampiran 7 Instrumen Penelitian Setelah Validasi
122 Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Validasi
127 Lampiran 9 Instrumen Penilaian Modul Oleh Guru dan Dosen
128 Lampiran 10a Modul Hidrolisis Garam
137 Lampiran 10b Kunci Jawaban Proyek
165 Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas Data
170 Lampiran 12 Tabel Validitas Data
174 Lampiran 13
Perhitungan Uji Reliabilitas 175
Lampiran 14 Tabel Reliabilitas Data 176
Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
177 Lampiran 16
Tabel Tingkat Kesukaran Tes 178
Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda Soal
179 Lampiran 18 Tabel Daya Pembeda Butir Tes
181 Lampiran 19
Distruktor 182
Lampiran 20 Tabel Distruktor 183
Lampiran 21 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Test
184 Lampiran 22 Angket Penilaian BSNP Dosen dan Guru
Lampiran 23 Hasil Penilaian Modul Berbasis Project Based Learning 218
Lampiran 24 Data Penelitian 227
Lampiran 25 Tabel Varian dan Standar Deviasi Pretest-Postest 228
Lampiran 26 Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Nilai
Pretest Dan Posttest 229
Lampiran 27 Tabel Varian Dan Standar Deviasi Gain Eksperimen
230
xiii
Lampiran 28 Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Data
Gain 231
Lampiran 29 Perhitungan Uji Normalitas 232
Lampiran 30 Uji Homogenitas 235
Lampiran 31 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar 236
Lampiran 32 Data Peningkatan Hasil Belajar Gain 238
Lampiran 33 Persentase Peningkatan Hasil Belajar
240 Lampiran 34 Tabel Penilaian Afektif Siswa
241 Lampiran 35 Tabel Penilaian Psikomotorik Siswa
242 Lampiran 36 Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
243 Lampiran 37 Tabel Distribusi Chi Kuadrat X
2
244 Lampiran 38 Tabel Distribusi-t Tabel t
245 Lampiran 39 Jadwal Kegiatan Penelitian
246 Lampiran 40 Dokumentasi Penelitian
247
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran kimia di SMAMA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan antara lain: 1 membangun kesadaran tentang keteraturan dan
keindahan alam sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, 2 memupuk sikap ilmiah, 3 memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah
melalui percobaan atau eksperimen, 4 meningkatkan kesadaran terhadap aplikasi ilmu kimia, 5 memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya, 6
menerapkan konsep-konsep kimia untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, 7 membentuk sikap positif terhadap kimia Permendikbud Nomor
59, 2014. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa di SMAN 1 Talawi
diketahui bahwa kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit karena belajar kimia menuntut siswa dan guru menghubungkan konsep lain yang
membuat hal ini menjadi benar-benar kompleks dan padat dengan konsep. Guru menampilkan rumus-rumus matematika, simbol kimia, dan pengukuran ilmiah
secara bersamaan untuk menggambarkan fenomena yang tidak jelas bagi siswa. Selain itu, konsep kimia sering dilihat sebagai konsep abstrak yang tidak berlaku
di luar sekolah seperti struktur atom, laju reaksi, dll Stieff danWilensky, 2003. Hasil wawancara siswa dan guru juga menunjukkan bahwa pendekatan
pembelajaran yang digunakan bapakibu guru cenderung berpusat pada guru dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru jarang
menggunakan variasi metode pembelajaran. Proses pembelajaran kimia di kelas cenderung monoton dan kurang menarik. Siswa hanya menerima penjelasan
materi kemudian mengerjakan soal-soal latihan. Berdasarkan kurikulum 2013, materi hidrolisis garam merupakan materi
dalam pembelajaran kelas XI MIA di semester II. Kompetensi dasar dari dimensi pengetahuan yaitu menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis,
sedangkan kompetensi dasar dari dimensi keterampilannya yaitu merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk
2 menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis permendikbud No. 59 tahun
2014. Untuk menguasai kompetensi dasar ini, dibutuhkan suatu media pembelajaran yang berisi tentang kemampuan siswa untuk merancang percobaan,
dan melakukan percobaan hidrolisis garam melalui pendekatan saintifik. Salah satu media pembelajaran adalah modul. Modul merupakan media instruksional
yang berperan sangat penting dalam pembelajaran. Modul memberikan panduan instruksional bagi para pendidik yang akan memungkinkan guru mengajar tanpa
harus melihat silabus karena bahan ajar tersebut telah dirancang sesuai dengan silabus dan kurikulum yang berlaku. Dalam hal ini dipastikan modul akan
memacu proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ada Gultom dkk, 2015.
Pengembangan modul kimia yang diintegrasikan dengan model pembelajaran inovatif telah banyak dilakukan di semua tingkat satuan pendidikan
Kurniawati dan Dhamas, 2013; Kusuma dan Kusoro, 2010. Pengembangan modul yang diintegrasikan dengan model pembelajaran inovatif bertujuan agar
pembelajaran menjadi menyenangkan, dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dan dapat menjadikan peserta didik untuk belajar aktif agar
pembelajaran berpusat pada siswa Student Centered. Pengembangan modul juga harus berdasarkan prasyarat dari badan yang berwenang yaitu Badan Standar
Nasional Pendidikan BSNP dan kurikulum yang berlaku Mardapi, 2007. Salah satu model pembelajaran yang inovatif adalah model pembelajaran
project based learning. Model ini cukup menantang bagi siswa dan dianggap sebagai suatu model pembelajaran yang efektif untuk membelajarkan siswa secara
aktif karena mereka didorong untuk tidak tergantung sepenuhnya pada guru, tetapi diarahkan untuk dapat belajar lebih mandiri. Metode pembelajaran berbasis
proyek merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada filosofis konstruktivisme, yaitu pengetahuan merupakan hasil konstruksi kognitif melalui
suatu aktivitas siswa yang meliputi keterampilan maupun sikap ilmiah siswa sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan bermakna
melalui pengalaman yang nyata Siwa dkk, 2013. Kerja proyek memuat tugas- tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang