commit to user 40
3. Latar atau Setting
Berdasarkan  teori  dari  Burhan  Nurgiyantoro  ada  tiga  unsur  latar  yang membentuk suatu karya sastra yaitu latar tempat, latar waktu dan latar sosial. latar
tempat  menunjukkan  tempat.  Latar  waktu  menunjukkan  waktu  terjadinya  atau kapan  dan  latar  sosial  merujuk  pada  hal-hal  yang  berhubungan  dengan  perilaku
kehidupan manusia. Untuk itu penulis akan mendeskripsikannya satu persatu : a.
Latar Tempat : Latar  setting  tempat  yang  digunakan  dalam  novel  Trah  sebagian  besar
lokasinya  berada  di  desa  Bubutan,  Kecamatan  Purwodadi,  kabupaten  Purworejo Jawa  Tengah.  Mengenai  tempat  terjadinya  peristiwa,  pengarang  menyebutkan
secara  jelas  karena  Atas  S.  Danusubroto  sendiri  tinggal  dan  menetep  di  desa tersebut.
1. Peken Purwodadi Pasar Purwodadi :
Merupakan  pasar  yang  terletak  di  daerah  Purworejo  Jawa Tengah kecamatan Purwodadi. Kutipan teks dalam novel Trah berikut
ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut : “Paino  niku,  menawi  dinten  Senin  kalih  Kemis  mesthi  teng
peken Purwodadi, nenggani Mbak Rus bakul tahu” hal 15: 22. Terjemahan  :“Paino  itu,  kalau  hari  Senin  dan  Kamis  pasti  ke  pasar
Purwodadi menemui Mbak Rus penjual tahu”. 2.
Stasiun Jenar dan Kutoarjo Merupakan satu-satunya stasiun yang terletak di Purworejo dan
menjadi  jalur  transportasi  utama  di  daerah  tersebut.  Stasiun  tersebut menjadi  tempat  yang  dituju  para  warga  desa  untuk  mencari  Tilarsih
commit to user 41
ketika dibawa oleh Atun.  berikut ini: Kutipan teks dalam novel  Trah berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut :
“Sore kuwi kahanan dadi rame. Sak long pemuda desa nungka Tilarsih neng stasiun Jenar lan Kutoarjo”. hal 38 ; 28
Terjemahan : “Sore itu keadaan menjadi rame. Segerombolan pemuda desa mencari Tilarsih di Stasiun Jenar dan Kutoarjo”.
3. Purworejo
Merupakan tempat pertemuan pertama kalinya Tilarsih dengan Atun.  Atun  adalah  orang  yang  akhirnya  menjerumuskan  Tilarsih
sehingga menjadi pelacur.  Kutipan teks dalam novel Trah berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut :
”Tilarsih eling nalika ketemu wiwitan karo Atun ana ing Purworejo” hal 52 : 8 .
Terjemahan  :“Tilarsih  ingat  ketika  bertemu  pertama  kalinya  dengan Atun di Purworejo”.
4. Emper toko depan toko
Merupakan  tempat  yang  digunakan  Tilarsih  untuk  duduk sejenak ketika hendak menemui Atun. Kutipan teks dalam novel Trah
berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut : “Dheweke banjur lungguh thethenguk neng emper toko. Atine
kemrungsung  kepengin  cepet  ketemu  nganti  rumangsa  suwe  banget anggone ngenteni wong mau” hal 54: 21.
Terjemahan : “Dia terlanjur duduk santai di depan toko. Hatinya tidak jenak  ingin  segera  bertemu  sampai  merasa  lama  sekali  menunggu
kedatangan orang tersebut”.
commit to user 42
5. Terminal bis Purworejo :
Tempat kencan pertama kali antara Tilarsih dengan Bagus. Kutipan teks dalam novel Trah berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut
: “Tilarsih nemoni Bagus ning terminal bis Purworejo. Ana ing
papan  kana,  pancen  arang  wong  saka  ndesane  sing  ngambah.  Mula ora ana sing ngerti” hal 66 : 30.
Terjemahan  :  “Tilarsih  menemui  Bagus  di  Terminal  Bis  Purworejo”. Di  tempat  tersebut,  memang  jarang  orang  dari  desanya  yang  datang.
Maka tidak ada yang tahu”. 6.
Pasar Baledono. Tempat  dimana  Tilarsih  dijemput  oleh  Tante  Kori  untuk
kembali  ke  Jakarta.  Kutipan  teks  dalam  novel  Trah  berikut  ini  untuk memperkuat hasil analisis tersebut :
“Tilarsih  diterake  tekan  terminal  Purworejo  lan  mbalike d
ipethuk ana ing pasar Baledono” hal 88 : 13. Terjemah
an  :  “Tilarsih  diantar  sampai  terminal  Purworejo  dan pulangnya dijemput di pasar Baledono”.
7. Asrama
Tempat  tinggal  para  pelacur  sekaligus  markas  dari  sindikat Tante  Kori  beroperasi.  Di  tempat  ini,  pada  akhirnya  juga  diketahui
oleh Polisi dan sindikat Tante Kori akhirnya dibubarkan. Kutipan teks dalam novel Trah berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut
“Sepinter-pintere  maling,  mesthi  ana  dina  kapesane.  Asrama kang  wis  dibeteng  mubeng  klakon  digrebeg.  Tante  Kori  ditahan,
marga konangan nyulik bocah sekolah kang nembe umur pitulas taun”
hal 88 ; 19.
commit to user 43
Terjemahan  :  “Sepintar-pintarnya  maling,  pasti  akan  jatuh  juga. Asrama yang sudah dijaga ketat akhirnya digrebeg. Tante Kori ditahan
karena ketahuan menculik anak sekolah yang baru berumur tujuh belas
tahun”. 8.
Hotel Tempat  dimana  Tilarsih  dan  teman-temannya  mangkal  untuk
menjajakan tubuhnya. Kutipan teks dalam novel Trah berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut :
“Bocah  loro  kuwi  padha  melu  lungguh  ana  ing  kantin  kaya adat  sing  dilakoni  wong  wadon  mau  menawa  lagi  nggolek  mangsa.
Tilarsih sing anyar durung nganti rong jam anggone lungguh, wis ana kacung hotel sing njawil pundhake” hal 97 : 2.
Terjemahan  :“Kedua  gadis  tersebut  ikut  duduk  di  kantin  seperti  adat yang  sudah  dijalani  wanita  tersebut  ketika  mencari  mangsa.  Tilarsih
yang  masih  baru  belum  sampai  dua  jam  duduk  disitu,  sudah  ada
kacung hotel yang menjawil pundaknya”. b. Latar Waktu :
1. Jam loro awan jam dua siang
Latar  yang  menunjukkan  waktu  ketika  Rukiban  jatuh  dari pohon  kelapa.  Kutipan  teks  dalam  novel  Trah  berikut  ini  untuk
memperkuat hasil analisis tersebut: “Tibane Rukiban wetara jam loro awan” hal 7 : 12.
Terjemahan : “Jatuhnya Rukiban kurang lebih jam dua siang”.
2. Jam rolas bengi jam dua belas malam
Latar yang menunjukkan waktu kejadian yang terjadi di rumah almarhum  Rukiban  pada  saat  itu.  Kutipan  teks  dalam  novel  Trah
berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut :
commit to user 44
“Jam  rolas  bengi  bakmi  godhog  wiwit  disuguhake.  Nalika semana para takjiah wis kalong akeh” hal 19 : 5.
Terjemahan : “Jam dua  belas malam bakmi rebus mulai disuguhkan. Ketika itu para takjiah sudah berkurang banyak”.
3. Sorene Sorenya
Latar  yang  menunjukkan  waktu  ketika  para  tetangga  Tilarsih baru  mengetahui  kepergian  Tilarsih  yang  mendadak.  Kutipan  teks
dalam novel Trah berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut: “Sorene,  tangga  teparone  nembe  padha  ngerti  menawa
Tilarsih wis lunga menyang kutha digawa wong kang durung ana sing kenal”hal 38 : 6.
Terjemahan  :  “Sorenya,  para  tetangganya  baru  tahu  kalau  Tilarsih sudah  pergi  ke  kota  dibawa  pergi  orang  yang  belum  ada  yang
mengenalnya”. 4.
Dina Minggu hari Minggu Latar waktu yang menunjukkan hari dimana Tilarsih berangkat
sendiri ke Purworejo untuk menemui Atun. Kutipan teks dalam novel Trah berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut:
“Mula dina Minggu wetara jam sepuluh esuk, bocah kuwi wis mangkat ijen menyang Purworejo” hal 54 : 20.
Terjemahan : “Maka hari Minggu sekitar jam sepuluh pagi, bocah itu sudah berangkat sendiri k
e Purworejo”. 5.
Rong jam dua jam Latar  waktu  yang  digunakan  pengarang  untuk  menunjukkan
berapa  waktu  yang  diperlukan  oleh  tokoh  yang  dimaksud  untuk melakukan  aktivitasnya.  Kutipan  teks  dalam  novel  Trah  berikut  ini
untuk memperkuat hasil analisis tersebut:
commit to user 45
“Anggone metu lan mangan ning njaba ora nganti rong jam” hal 81 : 12.
Terjemahan : “Niatnya keluar dan makan diluar tidak sampai dua jam”. 6.
Bubar Subuh selesai subuh Latar  waktu  yang  diciptakan  pengarang  tentang  suasana  yang
terjadi pada saat  selesai  waktu  subuh. Kutipan teks dalam novel  Trah berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut:
“Bubar subuh, wis ana sing metu saka asrama kana. Peni karo Hira anggone lunga gasik dhewe” Hal 93 : 9.
Terjemahan : “Selesai subuh, sudah ada yang keluar dari Asrama. Peni dengan Hira niatnya pergi paling cepat”.
7. Setengah tahun
Latar waktu untuk menunjukkan berapa lama waktu yang telah dijalani Tilarsih selama hidup menjadi Pelacur jalanan hingga akhirnya
harus digaruk oleh petugas.  Kutipan teks dalam novel Trah berikut ini untuk memperkuat hasil analisis tersebut:
“Kurang luwih setengah tahun nyambut gawe ana ing pinggir dalan, Mirna karo Tilarsih katon digaruk petugas” hal 108 : 17.
Terjemahan  :  “Kurang  lebih  setengah  tahun  bekerja  di  pinggir  jalan, Mi
rna dan Tilarsih akhirnya digaruk petugas”. 8.
Ngarepake Maghrib menjelang Maghrib Latar  waktu  yang  menunjukkan  bahwa  hari  mulai  malam  dan
diwaktu  tersebut    Bagus  memberikan  nasihat  kepada  Tilarsih  agar dirinya  tenang  dalam  memberikan  keputusan  yang  akan  diambil.
Kutipan  teks  dalam  novel  Trah  berikut  ini  untuk  memperkuat  hasil analisis tersebut:
commit to user 46
“Ngarepake  Maghrib,  bareng  wis  ngeterake  tamune  nganti tekan  losmen,  Tilarsih  banjur  pamit.  Bagus  nyandhak  tangane  karo
omong” Supaya bisa tentrem lan bisa mikir sing wening, sajrone arep menehi putusan, kowe ora usah nampa tamu
”Hal 151 : 1. Terjemahan  :“menjelang  maghrib,  setelah  selesai  mengantarkan
tamunya  sampai  losmen,  Tilarsih  pamit.  Bagus  memegang  tangannya sambil bicara ” Supaya bisa tentram dan dapat berpikir jernih, sebelum
memberikan keputusan, kamu tidak perlu menerima tamu”. c. Latar sosial:
Latar  sosial  merujuk  pada  hal-hal  yang  berhubungan  dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan
dalam  karya  sastra.  Latar  sosial  memang  dapat  secara  meyakinkan menggambarkan  suasana  kedaerahan,  warna  setempat  daerah  tertentu
melalui  kehidupan  sosial  masyarakat  Burhan  Nurgiyantoro:  2007. Suasana  tersebut  dapat  berupa  kebiasaan  hidup,  adat-istiadat,  tradisi,
keyakinan,  pandangan  hidup,  cara  berfikir,  dan  bersikap.  Disamping itu,  latar  sosial  juga  berhubungan  dengan  status  tokoh  yang
bersangkutan,  misalnya  rendah,  menengah  atau  atas.  Dalam  novel Trah,  pengarang  menggambarkan  suasana  keadaan  di  desa  Bubutan
Purwodadi  dan  kehidupan  yang  diciptakan  oleh  pengarang  dalam novel  trah  ini  backgroundnya  adalah  masyarakat  kelas  bawah  yang
cenderung masih percaya tentang adanya kelas sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Kelas  sosial  yang  dimaksud  yaitu  kelas  biasa  dan  golongan kelas  priyayi  yang  dianggap  golongan  paling  terhormat  dan  paling
disegani di daerah Purwodadi Kabupaten Purworejo  tersebut. Namun
commit to user 47
dalam cerita ini berbanding terbalik dengan fakta yang ada. Dikisahkan bahwa  golongan  priyayi  yang  harusnya  dijadikan  panutan  malah
menjadi aib bagi masyarakat. Tokoh tersebut diperankan oleh Tilarsih yang  masih  keturunan  bibit  priyayi  bernama  Eyang  Resodrono  yang
harus  mendapatkan  sanksi  sosial  dari  para  warga  karena  profesinya sebagai  mantan  pelacur  yang  dipandang  sebagai  contoh  buruk
mengingat  dirinya  masih  keturunan  bibit  priyayi.  Jika  Tilarsih  ini bukan  keturunan  priyayi,  pastilah  dari  dulu  sudah  diusir  dari  desa
karena  perbuatannya  telah  mencoreng  nama  baik  warga  desa  maupun trah keluarganya sendiri.
Suasana  desa  yang  dulunya  tentram  kini  berubah  menjadi gaduh sekembalinya Tilarsih ke desa hingga membuat warga menjadi
resah.  Setiap  hari  para  warga  asik  membicarakan  kehidupan  Tilarsih. Segala  gerak-gerik  Tilarsih  pasti  menimbulkan  kontroversi  bagi
beberapa  pihak  warga  desa  yang  memandang  sebelah  mata  kepada Tilarsih.
4. Penokohan