4 Seismik 5 Jaringan Seismik instrumentasi
commit to user 14
seismograf yang bekerja pada bentangan frekuensi 0,0001 Hz – 1,0 Hz merk Streckeisen tipe STS2, sedangkan dua lainnya digunakan seismometer periode
pendek produk Mark tipe L43D. Akuisisi dan layout data seismik digital serta kuantifikasi sinyal gempa seperti RSAM dan SSAM menggunakan sistem
Earthworm dan Swarm.
Gambar 2. 5. Skema Seismograf RTS Gunungapi Merapi Ratdomopurbo, 1999
Keterangan : S
= Seismometer AMP
= Amplifier seismometer AS- 110, Sprengnether VCO
= Pengubah tegangan ke frekuensi TC-10, Sprengnether TR
= Pemancar penerima gelombang VHF T.FR.F, Monitron Corp. DCR
= Pengubah frekuensi ke tegangan TC-20, Sprengnether TS
= Sistem pewaktuan TS-250, Sprengnether Vr
= Perekam Analog Kertas seismogram; VR-65, Sprengnether
Sinyal seismik sebagai getaran tanah, oleh seismometer diubah menjadi sinyal tegangan pada kutub-kutub koil seismometer. Seismometer L4C seperti
juga sensor seismik elektromagnetik lainnya merupakan sensor kecepatan, dalam arti bahwa out put dari seismometer berbanding langsung dengan kecepatan gerak
tanah bukan amplitudo gerak tanah. Dengan demikian hubungan antara out put seismometer dan amplitudo gerak tanah adalah fungsi frekuensi getaran tanah.
Unit lapangan S
AMP VCO
T
Base stasion
DCR VR
T R
commit to user 15
Out put seimometer L4C yang dipakai dimodifikasi menurut standar USGS sebesar 50 mvmms berarti jika terdapat kecepatan gerak tanah sebesar 1
mmdetik maka out put seismometer akan sebesar 50 mV. Sinyal seismometer ini disuapkan pada amplifier seismometer AS-110
yang mempunyai perbesaran 72 dB. Melalui proses modulasi pada VCO TC-10 5V125Hz sinyal diubah ke frekuensi suara dalam jangkauan 1000 sampai 3100
Hz. Frekuensi tersebut dipancarkan melalui transmitter dalam frekuensi VHF 160-170 MHz dan diterima di kantor Yogyakarta.
Dengan diskriminator TC-20, sinyal frekuensi yang diterima dubah kembali menjadi sinyal tegangan lagi. Gabungan VCO, transmitter, receiver, dan
diskriminator memperkecil sinyal dari amplifier seismometer AS-110 sebesar 15x. Out put dari diskiminator kemudian disuapkan ke VR-65 yang merupakan
sistem pencatat seismogram dan amplifier galvanometer. VR-65 mempunyai sensitivitas yang diatur sebesar 50 mVmm dan putaran seismogram sebesar 120
mmmenit dapat diubah. Tanda waktu diperoleh dari sistem pewaktuan TS-250 dengan tanda menit durasi 1 menit dan tanda jam durasi 2 detik. Untuk
kaliberasi jam dipakai sinyal waktu WWVT radio broadcasting receiver pada gelombang 10 atau 15 MHz. Selain alat-alat yang dioperasikan, masih terdapat
alat-alat cadangan seperti PTS3, PTS6, VCO, diskriminator. Untuk bagian yang tidak mempunyai cadangan dari data tahun 1987 yaitu transmitter dan receiver.
Dengan memakai sistem telemetri maka ketepatan waktu pada masing-masing seismogram bukan merupakan masalah lagi. Pengujian peralatan seismik
dilakukan untuk menjaga perekaman data seismik dengan baik. Dalam pengoperasian di lapangan menggunakan battery accu jenis 65AH-
MF. Jika menggunakan battery lama penggunaan tiap-tiap stasiun tidak sama lihat tabel 1. Dalam tabel ini juga terdapat daftar alat-alat seismograf telemetri di
BPPTK sampai tahun 1987. Untuk model Babadan, Plawangan, dan Selo penggantian battery, dilakukan oleh petugas yang ada di pos-pos lokasi tersebut
sedang untuk lokasi lainnya dikerjakan oleh petugas dari kantor BPPTK Yogyakarta. Penggantian battery bersamaan dengan dilakukannya kliberasi.
Ratdomopurbo, 2000.
commit to user 16
commit to user 17