60
Tabel 5 Jumlah Badan Permusyawaratan Kepenghuluan BPK di Desa Makmur
Jaya
No JABATAN
JUMLAH 1
Ketua 1 Orang
2 WakilKetua
1 Orang 3
Sekretaris 1 Orang
4 Anggota
6 Orang Jumlah
9 Orang
C. Visi Desa Makmur Jaya
Visi Desa Makmur Jaya adalah “Terwujudnya Pelayanan pelayanan prima dan pemerataan pembangunan yang merata serta terciptanyaa lingkungan hidup yang
berbudaya dan agamis “.
D. Misi Desa Makmur Jaya
Untuk mewujudkan visi sebagai langkah menuju Desa mempunyai Visi “Terwujudnya Pelayanan pelayanan prima dan pemerataan pembangunan yang
merata serta terciptanyaa lingkungan hidup yang berbudaya dan agamis “.maka Desa Makmur Jaya menyusun dan menetapkan misinya sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
61
1. Mengembangkan dan meningkatkan saranaprasarana daerah yang mendukung
peningkatan pemerataan pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan daerah yang berkelanjutan.
2. Mengembangkan dan meningkatkan sumberdaya manusia professional yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan berjiwakewirausahaan dengan dilandasi keimanan, ketaqwaan, dannilai-nilaibudaya Melayu.
3. Memberdayakan masyarakat, sumber daya alam dan seluruh kekuatan
ekonomi daerah untuk memperkuat landasan struktur perekonomian berbasis kerakyatan yang bertumpu pada agribisnis, perkebunan danpertanian.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB IV PENYAJIAN DATA
Pada bab ini penulis akan menyajikan deskripsi dari data yang diperoleh melalui penelitian dilapangan melalui metode-metode pengumpulan data yang telah
disebutkan pada bab terdahulu. Demikian juga halnya permasalahan yang hendak dijawab dalam bab ini adalah Bagaimana pemerdayaan masyarakat dalam
pemanfaatan Alokasi Dana Desa dan Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemerdayaan masyarakat dalam pemerdayaan Alokasi Dana Desa di
Desa Makmur Jaya Kecamatan Bagan Rokan Hilir, Riau. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa
tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen dari Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir
Kecamatan Bagan Sinembah Raya Kepenghulan Makmur Jaya Tugas Pokok dan Fungsi Tupoksi dan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin
dijawab, Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan Penghulu Makmur Jaya Kecamatan Sinembah Raya Kepenghuluan Makmur Jaya dan ditambah informan
utama, dan masyarakat sebagai informan tambahan. Data-data tersebut berupa pernyataan dari para informan mengenai
permasalahan penelitian skripsi ini. Sedangkan data-data sekunder didapatkan dari studi kepustakaan serta dokumen-dokumen yang didapat dari lokasi penelitian.
Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih dari tiga 2 minggu dilokasi penelitian, yaitu Desa Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir.
Universitas Sumatera Utara
63
3. Bagaimana pemerdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Alokasi Dana
Desa? Berdasarkan pangambilan data dilapangan diperoleh identitas informan adalah
sebagai berikut : Tabel 6
Identitas Informan
Nama Jenis Kelamin
Keterangan Identitas Pekerjaaan
Subarin,SH.I Laki-laki
Penghulu Makmur Jaya Hadiyono,SH
Laki-laki Camat Bagan Sinambah
Raya atau Pembina Desa Husnul Yamin Rambe
Laki-laki BPK
Ngatijan Laki-laki
Tokoh Adat Agus budiman
Laki-laki Tokoh Pemuda
Sulianti Perempuan
PKK
- Hasil Wawancara Informan Kunci
1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan ADD di Desa
Makmur Jaya ? Hasil wawancara dengan Subarin,SH.I Pada Tanggal 22 April 2016 :
“Dalam penggunaan ADD, harus mengikuti peraturan pemerintah. Dimana pengalokasi dananya harus tepat sasaran, untuk ADD 30 dipergunakan
Universitas Sumatera Utara
64
untuk operasional desa, kemudian 70 untuk pemberdayaan masyarakat”. Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan ADD di Desa Makmur Jaya
sudah cukup baik dilihat dari kegiatan-kegiatan yang sudah terlaksanakan oleh masyarakat Desa Makmur Jaya contohnya di Bidang Olahraga,PKK,
serta pembangunan dan pemeliharaan fasilitas desa ADD berjalan sesuai dengan keinginan masyarakatnya.
2. Apakah seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka ? “Tentu saja, harus direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka
karena sesuai dengan peraturan pemerintah bahwasannya setiap kegiatan dan penggunaan ADD harus dapat di pertanggung jawabkan secara
administrasi, teknis, dan hukum, sehingga dalam pengevaluasiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak pengelola ADD”
3. Apakah ada faktor-faktor penghambat dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam pemmanfaatan ADD ? “Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa makmur jaya
Alhamdulillah berjalan lancar dan insya allah tepat sasaran. Hanya saja memang ada beberapa penghalangpenghambat dalam kegiatan
pemberdayaan, seperti SDM yang kurang mumpuni kemudian faktor yang kedua adalah masalah waktu jadi dalam kegiatan pemberdayaan yang di
danai ADD seperti gotongroyong ini banyak terhalang oleh waktu”. Dan minimnya tingkat taraf pendidikan masyarakat juga menjadi faktornya.
Universitas Sumatera Utara
65
4. Apa saja kegiatan yang sudah dan akan dilaksanakan dalam pembangunan
ADD untuk pemberdayaan ? “ada beberapa kegiatan yang sudah kita lakukan dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat, seperti pemberdayaan dalam kegiatan keolahragaan, pkk, sanggar seni, untuk kegiatan mesjid, pemberdayaan
LPMK, kegiatan pemberdayaan keagamaan MTQ Desa, kegiatan Dasawisma, Gotong Royong, dan kegiatan operasional Posyandu, serta
kegiatan karang taruna” 5.
Bagaimana animo masyarakat dengan adanya program pemberdayaan masyarakat?
“Animo masyarakat sangat tinggi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, ini terlihat dari tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam segala
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dijalankan sesuai program pemerintah desa”
6. Dalam perkembangan masyarakat sekarang, apakah hambatan yang sering
timbul dalam program pemberdayaan masyarakat makmur jaya ? “ untuk hambatan mungkin tidak banyak dan tidak rumit masyarakat desa
makmur ini, cukup cerdas dalam mengambil sikap tentang program desa itu sendiri. Secara administrasi juga tidak ada masalah, semua beres, adapun
factor yang menghambat dalam kegiatan pemberdayaan ini adalah masalah waktu, ini terlihat ketika adanya kegiatan gotong royong untuk pembangunan,
seperti pembangunan jembatan, memperbaiki mesjid dan lingkungannya,
Universitas Sumatera Utara
66
sebagian masyarakat lebih memilih kerja dari pada ikut dalam gotong royong.
7. Apakah kegiatan gotong royong masih aktif di desa makmur jaya?
“untuk kegiatan gotong royong masih sangat aktif di desa makmur jaya, dan tingkat partisipasi masyarakatnya lumayan tinggi.
- Hasil Wawancara Informan Utama
1. Bagaimana tranparansi terhadap Alokasi dana desa makmur jaya?
Husnul Yamin Rambe Pada Januari 2016
“Alokasi dana desa makmur jaya bersifat transparansi, semua kegiatan ADD dilakukan secara terbuka agar masyarakat tau kemana saja dana ADD itu di
keluarkan. karena kegiatan ADD, harus dapat dipertanggung jawabkan secara administrasi dan hukum, bahwasannya seluruh kegiatan yang dibiayai
oleh ADD jelas adanya sesuai dengan laporan yang dilampirkan “ 2.
Apakah ada kendala dalam melakukan rekapitulasi ADD ? “Untuk rekapitulasi kita tidak ada masalah karena dalam penggunaan ADD
ini semua di rencanakan, dilaksanakan dan dievaluasi sehingga semuanya sudah ada standarnya dan
alhamdulillah tidak ada kendala, karena apa yang tertulis di laporan itu sesuai dengan fakta dilapangan, mengenai nominalnya juga sesuai dengan
bistik yang telah di tetapkan oleh pemerintah” 3.
Apakah pemberdayaan desa, sudah tepat sasaran dalam penggunaannya?
Universitas Sumatera Utara
67
“segala kegiatan yang di biayai oleh ADD itu sudah direncanakan dilaksanakan dan di evaluasi, saya kira sudah tepat sasaran, karena apa yang
direncanakan itu yang dilaksankan dan yg dilaksankan juga sesuai dengan standar atau bistik. “.
4. Apakah adanya kelihatan kecurangan yang dilakukan penghulu dalam
hasil rekapitulasi? “Tentu tidak ada, untuk di tahun 2016, untuk itu belum ada gambaranya.”
Apakah data yang diterima itu, akurat? “Tentu, datanya sudah melalui tahap-tahap yang panjang untuk
pemeriksaanya”. 5.
Apakah ada kesullitan dalam melakukan tugas, untuk pemeriksaaan dari pemuda setempat?
“Tentu tidak mereka, mereka juga bagian dari kegitan kita”.
4. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemberdayaan
masyarakat dalam pemberdayaan Alokasi Dana Desa di Desa Makmur Jaya Kecamatan Bagan Rokan Hilir, Riau ?
A.Hasil Wawancara Informan Kunci
Bagaimana menurut bapak mengenai pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan alokasi dana desa ADD ?
Hadiyono,SH Pada Tanggal 22 April 2016 :
“ Menurut saya, Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan alokasi dana desa ADD harus mengacu pada asas-asas pengelolaan keuangan desa yang
Universitas Sumatera Utara
68
transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan secara tertib dan disiplin. Pemanfaatan ADD dimaksudkan untuk membiayai program pemerintah
dalam melaksanakan kegiatan pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pemerintah dan pemberdayaan masyarakat”.
“Jadi menurut bapak bagaimana semestinya pemberdayaan itu dilakukan supaya tidak ada halangan dalam pemanfaatan dana alokasi desa tersebut?
“ Pemberdayaan masyarakat terhadap Alokasi Dana Desa harus dilakukan secara transparansi. Yang dimaksudkan dengan transparansi adalah adanya
keterbukaan informasi dari pihak pemerintah desa terhadap masyarakat agar masyarakat mengetahui seluruh proses kegiatan yang berlangsung sehingga
pemberdayaan masyarakat terlaksanakan dengan baik. Bagaimana mendorong peningkatan swadaya gotong-royong masyarakat
desa? “Untuk mendorong swadaya masyarakat sendiri, di perlukan peranan
pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk bergotong royong misalnya dengan membuat sosialisasi tentang pentingnya
gotongroyong untuk kepentingan desa”. Apakah masyarakat desa ikut serta dalam merencanakan program
pemberdayaan desa? “Tentu, desa atau masyarakat desa tahu apa yang lebih di utamakan dalam
pembangunan desa contoh program yang telah dilakukan untuk pembangunan mesjid atau klinik untuk persalinan, itu aja, masyarakat tahu”
Universitas Sumatera Utara
69
Apakah program yang dilakukan sudah dan dilaksanakan dalam pembangunan ADD untuk pemberdayaan itu sendiri ?
“Untuk program di tahun 2016 tentu sudah, sudah banyak yang dilakukan sesuai dengan data yang diberikan”.
B. Hasil Wawanca Informan Utama
Ngatijan Faktor yang mendukung masyarakat desa yang diketahui oleh bapak pada saat
ini? Pada Januari 2016
“ Faktor yang mendukung masyarakat desa yang saya ketahui yaitu masyarakat mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan operasional desa.
Contohnya dengan bergotong-royong dalam hal memperbaiki desa Makmur Jaya ini, seperti menambal jalan yang berlubang dengan memanfaatkan
sumber-sumber yang ada di desa Makmur Jaya ini, ya menurut saya faktor pendukungnya itu”. Fasilitas –fasilitas didesa juga sudah lumayan bagus,
contohnya fasilitas yang diberikan oleh pihak swasta seperti Koperasi baik untuk berdagang dan bertani.
Apakah ada penghambat lain yang menimbulkan kesusahan kepada masyarakat dalam pembangunan pemberdayaan masyarakat Makmur Jaya?
Dalam faktor penghambat biasanya ada sebagian mayarakat yang tidak suka ataupun tidak mendukung meskipun kebanyakan mendukung dalam
melakukan pemberdayaan desa ini, ada beberapa masyarakat yang tidak mau ikut serta dalam pembangunan pemberdayaan masyarakat ini. kurangnya
SDM dan rendahnya pendidikan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
70
Kurangnya kesadaran masyarakat, sikap masyarakat yang tradisional juga menjadi hambatannya”.
Hasil Wawanca Informan Tambahan Agus budiman
Apakah anda mengetahui adanya Alokasi Dana Desa untuk Pemberdayaan masyarakat?
Pada Januari 2016
“Ya , saya mengetahui adanya Alokasi Dana Desa. Hanya saja saya tidak terlalu mengetahui secara mendetail karena saya sibuk dengan urusan saya
sendiri tanpa memperdulikan kepentingan desa”. Apakah dalam penggunaannya melibatkan pemuda setempat?
“ Setahu saya sih Iya, karena setiap pembangunan yang dilakukan didesa pemuda ikut serta dalam membantu kelancaran kegiatan desa”.
Apakah dengan adanya pemberdayaan masyarakat, masyarakat mendapatkan dampak dari pemberdayaan itu ?
“Tentu saja, Iya. Masyarakat pasti merasakan dampaknya, dengan adanya pemberdayaan masyarakat lebih mudah melakukan kegiatan desa contohnya
dengan adanya pemberdayaan masyarakat lebih terarah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan desa”.
Informan Tambahan
Apakah yang menjadi pendukung dan penghambat bagi ibu dalam mengembangkan masyarakat makmur jaya dalam program pemberdayaan?
Sulianti Pada Januari 2016
Universitas Sumatera Utara
71
“ Yang menjadi faktor pendukungnya yaitu tersedianya fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pihak swasta maupun pemerintah dalam hal mengembangkan
masyarakat, contohnya koperasi. Sedangkan penghambatnya masyarakat tidak tahu apa yang harus dilakukan agar bisa mengembangan diri, itu
disebabkan karena rendahnya pendidikan masyarakatnya”. Bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan
pemberdayaan desa ? “ Mungkin pemerintah harus melakukan terobosan terbaru untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk lebih bisa memanfaatkan pemberdayaan desa ini”.
Universitas Sumatera Utara
72
BAB V ANALISIS DATA
1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Alokasi
Dana Desa
Pemberdayaan masyarakat hendaklah mengarah pada pada pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik. Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan
kemampuan berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seorang atau masyarakat dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi
konatif merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang terbentuk yang diarahkan pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pembangunan dan pemberdayaan.
Kondisi afektif adalah merupakan sense yang dimiliki oleh masyarakat yang diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku.
Kemampuan psikomotorik merupakan kecakapan ketrampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya pendukung masyarakat dalam rangka melakukan aktivitas
pembangunan. Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut kognitif, konatif, afektif dan psikomotorik akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya
kemandirian masyarakat yang dicita-citakan, karena dengan demikian dalam masyarakat akan terjadi kecukupan wawasan yang dilengkapi dengan kecakapan
ketrampilan yang memadai, diperkuat oleh rasa memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhannya tersebut, untuk mencapai kemandirian masyarakat
diperlukan sebuah proses. Melalui proses belajar maka masyarakat secara bertahap akan memperoleh kemampuan atau daya dari waktu ke 1 waktu, dengan demikian
akan terakumulasi kemampuan yang memadai untuk mengantarkan kemandirian
Universitas Sumatera Utara
73
mereka, apa yang diharapkan dari pemberdayaan yang merupakan visualisasi dari pembangunan sosial ini diharapkan dapat mewujudkan komunitas yang baik dan
masyarakat yang ideal Ambar Teguh, 2004: 80-81. Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa ADD merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Pengelolaan Keuangan Desa dalam APBDesa oleh karena itu dalam Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa ADD harus memenuhi Prinsip
Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Dalam proses pemberdayaan yang mendukung masyarakat agar termotivasi
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan pengembangan kemampuan dan kemandirian mayarakat untuk berperan aktif
dalam membangun agar secara bertahap masyarakat mampu membangun diri dan lingkungan secara mandiri melalui peningkatan kesewadayaan masyarakat,
pemanfaatan nilai-nilai sosial budaya masyarakat dan pembangunan ekonomi masyarakat dan membangun sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan
tepat guna bagi masyarkat. Penempatan dana alokasi desa sendiri jika proses peberdayaan tercapai yang
digunakan maka dalam pemberdayaan alokasi dana akan menjadi lebih baik dan maksimal
.
Universitas Sumatera Utara
74
2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemberdayaan
masyarakat dalam pemberdayaan Alokasi Dana Desa di Desa Makmur Jaya Kecamatan Bagan Rokan Hilir, Riau.
Dalam menyatakan penghambat timul dari Kapabilitas Instansi Pelaksana dan sifat-sifat, sikap prilaku, kemampuan dan peran instansi pelaksana dalam
mengimplementasikan program atau kegiatan. Sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Struktur Birokrasi sebagai tata pola yang menghubungkan antara bagian-bagian kerja berdasarkan kedudukan dan jenis
kewenangan pejabat, bidang-bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem manajemen dalam organisasi yang diatur
berdasarkan ketentuan yang berlaku. Faktor yang mendukung masyarakat desa adanya fasilitas-fasilitas yang
dilakukan oleh pihak swasta dalam hal pengembangan terhadap masyarakat seperti adanya bank mengadakan koperasi yang memberikan program UKM usaka kecil
menengah terhadap masyarakat desa dan masyarakat dapat melakukan kegitan dalam perdagangan dan pertanian untuk mata pencaharian terhadap masayakat desa dan
pemerintah demikian juga membuat pemberlakukan sama dengan pihak-pihak pendukung pemberdayaan masyarakat.
Hambatan yang terjadi dalam melakukan Pemberdayaan Alokasi Dana Desa, minimnya tingkat taraf berpendidikannya masyarakat pada desa dan tingkat
kepedulian masyararakat terhadap pembangunan dan proses pembangunan dan pemberdayaan taraf kehidupan desa sangatlah rendah, dan masyarakat juga
Universitas Sumatera Utara
75
memaklumi keadaan situsi dalam program desa begitu tidak tercapai seperi apa di programkan oleh pemerintah terhadap masyarakat desa.
Dalam pengelolaan ADD salah satunya adalah partisipasi masyarakat. Dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada desa, bahwa tingkat partisipasi
masyarakat dalam proses perencanaan dalam pelaksanaan dalam ADD cukup tinggi. Hasil penelitian menunjukkan tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan
ADD yakni dalam musyawarah desa dapat dilihat dari tingkat kehadiran dan jumlah usulan oleh masyarakat cukup tinggi. Tingginya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
ADD pada desasesuai dengan teori pemberdayaan menurut Wahjudin Sumpeno 2011.19 yang menjelaskan bahwa pemberdayaan dapat berupa ide dan gagasan yakni
kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan. Berdasarkan hasil penelitian dan penga-matan yang telah
dilakukan, budaya gotong-royong masyarakat merupakan salah satu faktor pendorong dalam pengelolaan ADD di desa. Budaya gotong-royong masyarakat yang tinggi
dapat mendukung pengelolaan ADD khususnya pada tahap pelaksanaan kegiatan. Hal tersebut sesuai dengan teori pemberdayaan oleh Wahjudin Sumpeno 2011.19 yang
menjelaskan bahwa pemberdayaan merupakan upaya yang ditujukan agar suatu tatanan dapat mencapai suatu kondisi yang memung-kinkan untuk membangun
dirinya sendiri. Faktor penghambat dalam pengelolaan ADD pada desa yaitu rendahnya sumber daya
manusia. Sumber daya manusia dari penduduk desa yang rendah dapat dilihat dari tingkat pendidikan mayoritas penduduk yaitu lulusan SD sedangkan perangkat desa sendiri
mayoritas lulusan SMP. Hal tersebut berdampak pada kegiatan pengelolaan ADD pada
Universitas Sumatera Utara
76
tahap perencanaan. Pada proses perencanaan ADD pada Desa menerapkan sistem musyawarah desa. Dalam proses musyawarah desa telihat bahwa partisipasi masyarakat tinggi, namun
bentuk-bentuk usulan kegiatan dari mas-yarakat cenderung bersifat pemban-gunan fisik seperti perbaikan jalan, irigasi, dan lain-lain. Padahal kegiatan tersebut tidak
bersifat pemberdayaan pada diri masyarakat masyarakat sendiri. Monotonnya pola pikir masyarakat dalam perencanaan penggunaan dana ADD tersebut merupakan cerminan dari
rendahnya tingkat pendidikan masya-rakat dan perangkat desa, sehingga belum ada bentuk kreativitas dan inovasi dalam pengelolaan ADD untuk pemberdayaan masyarakat. Faktor
penghambat dalam pengelolaan ADD dalam pemberdayaan selanjutnya yaitu rendahnya swadaya masyarakat. Dari hasil penelitian, swadaya masyarakat desa dinilai sangat kurang,
padahal swadaya masyarakat merupakan Pendapatan Asli Desa PADes yang sah. Kurangnya swa-daya masyarakat merupakan cerminan dari tingkat kesejahteraan masyarakan desa yang masih
dinilai kurang sejahtera. Dilihat dari mayoritas mata pencaharian masyarakat desa yang sebagai buruh tani, maka berdampak pada tingkat keswadayaan masyarakat dalam
pembangunan desanya. Fenomena tersebut tidak sesuai dengan tujuan ADD menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, yang
menjelaskan bahwa salah satu tujuan ADD adalah mendorong peningkatan keswadayaan masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang berhasilnya pengelolaan ADD
pada desa berdampak pada rendahnya Swadaya masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
77
BAB VI PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian analisis yang telah penulis kemukakan di bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan menarik suatu kesimpulan
berdasarkan penelitian lapangan yang telah dilakukan dan memberikan saran terkait dengan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Alokasi Dana Desa.`
1. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari Penelitan ini, Antara lain : Pemberdayan merupakan program yang dilakukan untuk memberdayakan
masyarakat agar mandiri dan bertaraf hidup yang layak seperti hidup dikota yang terpasilitasi dari pemerinah, pemberdayaan sendiri adalah seperti pemerian
kepercayaan pemerintah kepada kepala desa atau penhulu untuk mengelolah sumberdayanya agar desa merasakan kemakmuran dan kesejahteraa terhadap
masyarakat desa pada umunya. Dan program adalah tepat untuk kedepan untuk membagun keadaan situasi dan memaksa masyarakat desa untuk lebih maju dan dapat
bemitra dengan masyarakat sekala nasional dan internasional. Dalam hambatan- hambatan yang terjadi biasanya atau secara umum, tingkat taraf hidup masyarakat
tidak dalam keadaan berpendidikan tinggi sehinggga terabaikannya program sosial pemberdayaan masyarakat dan keberuntungannya pada masyarakat adanya pemuda-
pemuda yang ingin membangun desanya demi perkembangan nasional di sekala desa.
Universitas Sumatera Utara
78
2. Saran
Pemberdayaan menjadi konsep kunci untuk menanggapi kegagalan pelaksanaan pembangunan yang selama ini masih belum dapat dirasakan secara
menyeluruh oleh masyarakat pada umumnya. Dalam kelemahan pemberdayaan sendiri tiada pelatihan dan program pelaksanaan tahunan bagi pendanaan alokasi dana
desa kurang terawasi dalam penempatan dananya. Dan perlu untuk pemberdayaan sendiri untuk perlu pelatihan program mandiri usaha bersama dengan pemerintah
dengan masyarakat untuk membangun kreyatifitas budaya bangsa untuk menjadi daya tarik jual terhadap pangsa pasar nasional maupun internasional agar pemberdayaan
sendiri tercapai bagaimana program pemberdayan masyarakat agar masyarakat maju, mandiri baik sekala individu maupun keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
50
BAB II METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif melakukan aktivitasnya untuk memperoleh
pengetahuan, sejumlah informan atau cerita yang rinci tentang subjek dan latar sosial penelitian. Pengettahuan dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara
mendalam dan pengamatan tersebut akan di bentuk cerita sangat menditeil deskripsi- rinci, gambaran mendalam, termasuk ungkapan-ungkapan asli subjek penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Makmur Jaya Kecamatan Bagan Sinembeh Rokan Hilir,Riau. Lokasi ini dipilih oleh peneliti dengan tujuan untuk
mendapatkan data dan dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu, akan dilakukan wawancara dengan narasumber terkait dalam penelitian ini.
C. Informasi Penelitian
1. Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui serta memiliki seluruh
informasi pokok yang diperlukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi informan kunci penelitian ini adalah Kepala Desa Bagan Sinembah
Kacematan Rokan Hilir,Riau.
2. informan utama, yakni mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan
rencana strategis, misalnya pembangunan desa, antisipatif masyarakat dalam penempatan lokasi-lokasi pembagunan tujuannya untuk memperbaiki situasi
Universitas Sumatera Utara
51
kondisi Desa Sendiri, karena pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya berpartisipasi.
3. Informasi tambahan, merupakan orang-orang yang dapat memberikan
informasi tambahan meskipun tidak terlibat langsung dalam proses penelitian, namun berperan sebagai sasaran dari pelaksanaan rencana strategis itu sendiri
yaitu masyarakat Desa Bagan Sinembah Kacematan Rokan Hilir,Riau. D.
Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
a. Jenis Data Primer
Data primer adalah data dan informasi yang diperoleh atau diterima dari hasil penelitian dan atau narasumber dengan melakukan studi lapangan terhadap objek
penelitian di lapangan, yaitu di Desa Makmur Jaya Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
b. Data Skunder
Data skunder adalah data tambahan untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari bahan-bahan keperpustakaan meliputi literaturbuku-buku yang terkait dengan
penelitian, penelusuran internet, dan dokumen berkas-berkas penting dari instansi yang diteliti serta penelusuran perundang-undangan atau kebijakan lainnya dari
berbagai sumber yang berikautan dengan desa. 2.
Sumber Data a.
Data yang diperoleh melalui wawancara langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat oleh peneliti dari Kantor Kepala Desa Desa Makmur Jaya
Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
Universitas Sumatera Utara
52
b. Data skunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatur-literatur yang du
dapatkan dari perpustakaan Lingkungan Universitas Sumaterara Utara, media elektronik dan Internet.
E. Teknik Pengumpulan Data