Umum Fabrikasi Antena Mikrostrip Patch Segi Empat dengan Slot Diagonal Analisis Capaian Antena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Kinerja suatu antena dilihat berdasarkan spesifikasi atau nilai-nilai dari parameter antena itu sendiri. Seperti yang diterangkan dalam Bab 3, pada antena ini dilakukan simulasi untuk memperoleh VSWR, return loss, axial ratio yang diharapkan. Dan telah diperoleh desain antena yang diharapkan yang akan difabrikasi yaitu desain Antena A dengan ukuran slot 3 x 12 mm, ukuran patch 44 x 42 mm dan posisi saluran pencatu sejauh 13 mm dari tepi kanan patch.

4.2 Fabrikasi Antena Mikrostrip Patch Segi Empat dengan Slot Diagonal

Rancangan antena yang diperoleh kemudian difabrikasi untuk dilakukan pengujian terhadap antena tersebut. Antena ini dicetak di As-shiroth No 3A Sukabumi Selatan Kebun jeruk, Jakarta Barat 11569.Website:www.ibdyellowpages.commultikaryaindonesia. Dan dibutuhkan waktu seminggu untuk proses fabrikasi. Berikut ini hasil fabrikasi antena mikrostrip patch segi empat dengan menggunakan slot diagonal diperlihatkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Hasil Fabrikasi Antena Mikrostrip Slot Diagonal 3 x 12 mm Dari hasil fabrikasi, tampak jelas patch, substrat dan konektor SMA Sub Miniatur version A 50 Ω serta slot diagonal dengan ukuran 3 x 12 mm dan posisi saluran pencatu 13 mm dari tepi kanan patch. Setelah melakukan fabrikasi kemudian dilakukan pengukuran terhadap antena. Konektor SMA 50 Ω Patch Substrat Universitas Sumatera Utara

4.3 Hasil Pengukuran

Pengukuran antena dilakukan di Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara menggunakan alat ukur Vector Network Analyzer Anritsu MS2034B. Pengukuran dilakukan untuk memperoleh nilai VSWR dan S11 dari antena hasil fabrikasi tersebut. Kemudian akan dibandingkan dengan hasil simulasi serta dianalisa.

4.3.1 Pengukuran VSWR

Proses pengukuran VSWR antena menggunakan VNA Anritsu MS2034B dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Pengukuran VSWR dengan Menggunakan VNA Anritsu MS2034B Adapun rincian hasil pengukuran VSWR antena yang diperoleh dari rancangan antena fabrikasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Hasil pengukuran VSWR Antena Mikrostrip slot diagonal 3 x 12 mm Frekuensi GHz VSWR Pengukuran VSWR Simulasi 15 2,18 5,38 1,505 2,3 4,93 1,51 2,33 4,49 1,515 2,33 4,08 1,52 2,28 3,69 1,525 2,18 3,31 1,53 2,04 2,97 1,535 1,89 2,64 1,54 1,76 2,34 1,545 1,6 2,07 1,55 1,49 1,82 1,555 1,34 1,61 1,56 1,18 1,42 Universitas Sumatera Utara Frekuensi GHz VSWR Pengukuran VSWR Simulasi 1,565 1,08 1,26 1,57 1,12 1,12 1,575 1,24 1,03 1,58 1,4 1,10 1,585 1,55 1,2 1,59 1,75 1,27 1,595 1,95 1,33 1,6 2,18 1,37 1,605 2,41 1,37 1,61 2,63 1,36 1,615 2,87 1,32 1,62 3,1 1,26 1,625 3,33 1,21 1,63 3,55 1,18 1,635 3,69 1,2 1,64 3,88 1,28 1,645 4,03 1,39 1,65 4,16 1,54 Nilai VSWR pada frekuensi 1,575GHz ketika pengukuran adalah 1,24 sedangkan ketika pada simulasi adalah 1,03. Dari nilai tersebut tampak bahwa hasil yang lebih baik diperoleh berdasarkan hasil simulasi. Adapun grafik perbandingan VSWR simulasi dan pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.3. Grafik dibuat dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Gambar 4.3 Grafik Perbandingan VSWR Hasil Pengukuran dan Simulasi 1 2 3 4 5 6 1.5 1.515 1.53 1.545 1.56 1.575 1.59 1.605 1.62 1.635 1.65 Pengukuran Simulasi VS WR Frekuensi Universitas Sumatera Utara Berdasarkan grafik perbandingan VSWR hasil pengukuran dan simulasi, tampak nilai VSWR simulasi semakin lama semakin menurun dan kemudian naik lagi pada frekuensi 1,58. Nilai minimum VSWR pada simulasi terdapat pada frekuensi 1,575 GHz dengan nilai sebesar 1,03. Sedangkan pada grafik hasil pengukuran nilai VSWR dimulai dari 2,18 kemudian turun sampai 1,24 pada frekuensi 1,575 GHz dan menaik terus sampai bernilai 4,16. Dan nilai minimum terdapat pada frekuensi 1,565 dengan nilai VSWR sebesar 1,08.

4.3.2 Pengukuran S11

Pengukuran return loss antena menggunakan VNA Anritsu MS2034B dapat dilihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Pengukuran return loss dengan Menggunakan VNA Anritsu MS2034B Dari Gambar 4.4 tampak diperoleh nilai-nilai return loss dari antena tersebut. Hasil pengukuran return loss antena yang diperoleh dari rancangan antena fabrikasi dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Hasil pengukuran return loss S 11 Antena 3 x 12 mm Frekuensi S 11 Pengukuran S 11 Simulasi 1,5 -8,32 -3,27 1,505 -8,1 -3,58 1,51 -7,97 -3,93 1,515 -7,95 -4,35 1,52 -8,22 -4,84 Universitas Sumatera Utara Frekuensi S 11 Pengukuran S 11 Simulasi 1,525 -8,64 -5,41 1,53 -9,28 -6,1 1,535 -10,09 -6,92 1,54 -11,24 -7,92 1,545 -12,69 -9,14 1,55 -14,49 -10,67 1,555 -17,03 -12,62 1,56 -20,79 -15,2 1,565 -27,17 -18,86 1,57 -25,17 -24,91 1,575 -19,85 -37,2 1,58 -15,94 -26,19 1,585 -13,34 -21,04 1,59 -11,31 -18,39 1,595 -9,92 -16,92 1,6 -8,89 -16,20 1,605 -7,72 -16,05 1,61 -8,31 -16,41 1,615 -8,33 -17,28 1,62 -5,83 -18,66 1,625 -5,4 -20,41 1,63 -5,68 -21,68 1,635 -4,79 -20,84 1,64 -4,58 -18,34 1,645 -4,38 -15,72 1,65 -4,25 -13,48 Perbandingan antara return loss simulasi dan pengukuran secara grafik dapat dilihat pada Gambar 4.5, Gambar 4.5 Grafik Perbandingan return loss Hasil Simulasi dan Pengukuran -40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 1.5 1.515 1.53 1.545 1.56 1.575 1.59 1.605 1.62 1.635 1.65 Pengukuran Simulasi Frekuensi R e tur n L os s Universitas Sumatera Utara Berdasarkan grafik perbandingan return loss tampak nilai terbaik minimun pada frekuensi 1,575 GHz yaitu sebesar -37,2 dB. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan hasil simulasi. Sedangkan pada hasil pengukuran nilai return loss minimumnya pada frekuensi 1,565 GHz sebesar -27,17. Akan tetapi nilai tersebut kurang tepat untuk frekuensi yang diharapkan. Adapun nilai return loss pada frekuensi 1,575 GHz bernilai -19,85 dB. Dari nilai yang diperoleh tersebut dapat kita analisis bahwa nilai return loss yang lebih baik adalah nilai berdasarkan simulasi.

4.3.3 Pengukuran Polarisasi

Pengukuran polarisasi untuk frekuensi 1,575 GHz dilakukan dengan cara mengukur dua buah antena yang sudah difabrikasi yang diletakkan sejajar dan saling berhadapan. Salah satu antena kemudian diputar sebesar 360 dan diukur pada interval 10 . Ada dua jenis pengukuran yang dilakukan pertama kedua antena sama-sama saling tegak vertikal co-polarization. Dan yang kedua adalah salah satu antena dengan posisi horizontal cross-polarization. Pada Vector Network Analyzer dicatat hasil sinyal yang diterima setiap perputaran dalam satuan decibels dB. Pengukuran dapat dilihat seperti pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6. Gambar 4.5 Pengukuran Polarisasi Kedua Antena Co-Polarization Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Pengukuran Polarisasi Antena dengan Cross-Polarization Berikut ini hasil data pengukuran polarisasi antena yang dilakukan seperti ditunjukkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Polarisasi Antena Sudut Putar derajat Co-Polarization Cross-Polarization Axial Ratio -72,9 -63,58 -9,32 10 -62,38 -72,36 9,98 20 -63,92 -68,13 4,21 30 -62,89 -61,44 -1,45 40 -62,79 -70,51 7,72 50 -61,86 -69,96 8,1 60 -71,9 -82,6 10,7 70 -65,39 -63,41 -1,98 80 -67,4 -69,23 1,83 90 -68,44 -75,78 7,34 100 -60,66 -65,6 4,94 110 -67,25 -56,8 -10,45 120 -67,3 -63,85 -3,45 130 -63,55 -64,52 0,97 140 -76,81 -66,33 -10,48 150 -69,26 -63,19 -6,07 160 -68,91 -68,97 0,06 170 -65,58 -65,89 0,31 180 -67,09 -70,19 3,1 190 -62,46 -66,81 4,35 200 -72,39 -74,55 2,16 210 -66,11 -68,4 2,29 220 -68,93 -67,03 -1,9 230 -66,65 -71,54 4,89 240 -69,46 -69,83 0,37 250 -61,88 -68,9 7,02 260 -62,59 -68,38 5,79 Universitas Sumatera Utara Sudut Putar derajat Co-Polarization Cross-Polarization Axial Ratio 270 -66,33 -67,09 0,76 280 -62,36 -61,02 -1,34 290 -72,67 -68,45 -4,22 300 -62,16 -64,86 2,7 310 -72,43 -74,55 2,12 320 -60,41 -71,33 10,92 330 -76,34 -70,46 -5,88 340 -60,39 -68,35 7,96 350 -59,61 -66,66 7,05 360 -58,8 -64,93 6,13 Rata-rata Axial Ratio 1,82 Dari Tabel 4.3 berdasarkan hasil pengukuran antena dengan co-polarization dan cross-polarization, dapat disimpulkan bahwa polarisasi yang dihasilkan merupakan polarisasi sirkular yang artinya intensitas sinyal yang diperoleh pada arah tersebut bernilai maksimal. Pada antena dengan posisi co-polarization, intensitas sinyal yang maksimum berada pada sudut 360 dengan nilai -58,8 dB sedangkan pada antena dengan posisi cross-polarization, intensitas sinyal yang maksimum berada pada sudut 280 dengan nilai -61,02 dB. Grafik polarisasi dapat dilihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Grafik Pola Radiasi Medan Co-Polarization dan Cross-Polarization pada Antena -120 -110 -100 -90 -80 -70 -60 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 360 Co Polarization Cross Polarization Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Pengukuran Gain

Untuk memperoleh nilai gain dari capaian antena dapat dilakukan dengan simulasi menggunakan AWR microwave office 2004 serta perhitungan secara teoritis. Pengukuran terhadap antena tidak dapat dilakukan karena keterbatasan alat dalam pengukuran. VNA Vector Network Analyzer meter tidak dapat menghitung nilai gain dari sebuah antena. Adapun nilai gain yang diperoleh berdasarkan simulasi diperlihatkan pada Gambar 4.8. Gambar 4.8 Hasil Simulasi Gain Antena Mikrostrip Patch Segiempat Gambar 4.8 menunjukkan nilai gain sebesar 5,78 dB, nilai ini digunakan untuk mengetahui arah radiasi sinyal atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Selain dengan cara simulasi nilai gain juga dapat diperoleh dengan cara perhitungan teoritis. Adapun hasil perhitungan gain pada frekuensi 1,575 GHz berdasarkan pada Persamaan 2.18, 2.19, 2.20: Universitas Sumatera Utara λ = � � λ = � � = 3 × 10 8 1,575 × 10 9 = 0,190476 = 190,476 �� λ � = λ √� � = 190,476 √4,4 = 90,80 �� � = 4 � λ � 2 � × � = 4 3,14 0,09080 2 0,042 × 0,044 = 2,8713 �� = 2,87 �� Maka nilai gain yang diperoleh secara teoritis adalah sebesar 2,87 dB

4.4 Analisis Capaian Antena

Berdasarkan hasil yang dicapai pada pengukuran antena hasil perancangan, maka dapat dilihat perbandingan hasil perancangan dengan hasil fabrikasi, seperti terlihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Analisis capaian antena 3 x 12 mm Parameter Spesifikasi hasil simulasi Spesifikasi hasil pengukuran Frekuensi 1,575 GHz 1,575 GHz VSWR 1,03 1,24 Return Loss -37,2 dB -19,85 dB Axial Ratio 1.97 dB 1,82 dB Gain 5.78 dB - Adapun perbandingan antara antena tanpa dan dengan slot diagonal dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Perbandingan antena tanpa slot dan dengan slot diagonal Parameter yang diamati Rancangan awal tanpa slot diagonal Rancangan dengan slot diagonal VSWR 4,83 1,03 Return Loss dB -3,646 dB -37,2 dB Axial Ratio dB 443,9 dB 1,97 dB Berdasarkan Tabel 4.5, nilai axial ratio yang diperoleh pada rancangan awal tanpa slot diagonal sebesar 443,9 dB sehingga polarisasi yang dihasilkan adalah linier. Maka untuk menghasilkan polarisasi melingkar, dilakukan slot diagonal Universitas Sumatera Utara pada patch sehingga dihasilkan nilai axial ratio sebesar 1,97 dB pada frekuensi 1,575 GHz. Jadi nilai axial ratio telah memenuhi syarat untuk polarisasi melingkar dengan nilai axial ratio 3 dB dan cocok untuk parameter pada GPS.

4.5 Analisis Kesalahan Umum