Axial ratio Gain Parameter Antena

Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan polarisasi ini adalah : • Medan harus mempunyai dua komponen linier ortogonal • Kedua komponen tersebut harus berada pada magnitudo yang sama atau berbeda • Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama perbedaan fasa waktu antara kedua komponen tersebut harus tidak bernilai atau kelipatan 180 karena akan menjadi linier. Jika kedua komponen berada pada magnitudo yang sama makan perbedaan fasa diantara kedua komponen tersebut harus tidak merupakan kelipatan ganjil dari 90 karena akan menjadi lingkaran.

2.2.5 Axial ratio

Axial ratio merupakan bagian dari parameter antena yaitu polarisasi yang merupakan penggambaran arah medan listrik. Axial ratio adalah perbandingan magnitudo mayor dengan magnitudo minor, yang dirumuskan pada Persamaan 2.15. ����� ����� = Eminor Emayor 2.15 Untuk mendapatkan polarisasi circular, axial ratio tidak boleh lebih dari 3 dB. Nilai 3 dB didapat dari adanya faktor rugi-rugi polarisasi dari adanya rugi- rugi daya yang terekstrak dikarenakan gelombang datang tidak sejajar dengan polarisasi antena. Axial ratio selalu dijadikan ukuran kualitas pada sebuah antena ketika polarisasi antena yang diinginkan adalah polarisasi melingkar. Axial ratio adalah rasio dari sumbu mayor dan sumbu minor pada polarisasi elips. Sebagai catatan bahwa polarisisasi melingkar dan linier adalah kasus khusus dari polarisasi elips. Arah propagasi dan arah rotasi polarisasi elips dapat dilihat pada Gambar 2.7 [5]. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7 Arah propagasi polarisasi elips Rumus axial ratio secara teoritis dapat dilihat pada Persamaan 2.16[5]. �� �� = 20 ��� major axis minor axis = 20 ��� ΟA ΟB 2.16 Daerah polarisasi melingkar terdiri dari dua komponen orthogonal medan E pada amplitude yang sama dan memiliki perbedaan fasa sebesar 90 . Karena komponennya memiliki magnitude yang sama, maka pada polarisasi melingkar axial ratio-nya adalah 1 atau 0 dB. Namun pada sebagian besar aplikasi antena mikrostrip axial ratio sebesar 3 dB sudah dianggap cukup untuk menggambarkan polarisasi melingkar antena.

2.2.6 Gain

Gain directive gain adalah perbandingan antara intensitas radiasi suatu antena pada suatu arah utama dengan intensitas radiasi dari antena isotropik yang menggunakan sumber daya masukan yang sama [1]. Satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel. Ada 2 jenis parameter gain, yaitu absolute gain dan relative gain. Absolute gain pada sebuah antena didefinisikan sebagai perbandingan antara intensitas pada arah tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima oleh antena teradiasi secara isotropik sama dengan daya yang Universitas Sumatera Utara diterima oleh antena � �� dibagi dengan 4π. Persamaan matematisnya dapat dilihat pada Persamaan 2.17. ���� = � ���������� ������� ���� ���ℎ �������� ���������� ������� ���� �������� ���� = 4� ��, ∅ � �� 2.17 Sedangkan relative gain didefinisikan sebagai perbandingan intensitas radiasi sebuah antena pada arah tertentu dengan intensitas radiasi rata-rata pada semua arah. Untuk menentukan dimensi elemen peradiasi, maka terlebih dahulu harus ditentukan frekuensi kerja f yang digunakan untuk mencari panjang gelombang diruang bebas λ dirumuskan seperti Persamaan 2.18. λ = � � 2.18 Setelah nilai � diperoleh, maka λ � merupakan panjang gelombang pada bahan dielektrik yang besarnya dapat dihitung dengan Persamaan 2.19. λ � = λ √� � 2.19 Gain antena mikrostrip patch segiempat dapat diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.20. � = 4 � λ � 2 � × � 2.20 dimana : G = Gain antena � � = Panjang gelombang bahan dielektrik � x � = Luas patch segiempat Universitas Sumatera Utara

2.3 Teknik Pencatuan Antena Mikrostrip