Deskripsi Tanaman Daun Singkong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Sampel 2.1.1 Daun Singkong Menurut Pandey 1981, taksonomi tumbuhan daun singkong adalah: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Manihot Spesies : Manihot esculenta crantz

2.1.2 Deskripsi Tanaman Daun Singkong

Daun singkong dikenal dengan nama daun ubi kayu atau daun ketela pohon. Daun singkong juga dikenal diberbagai daerah diantaranya dengan nama daun sampeu Sunda, godong bodin Jawa, daun keutila Aceh. Daun singkong memiliki nama latin yaitu Manihot esculenta crantz, dalam bahasa inggris dikenal dengan nama cassava leaves Fathia, 2012. Daun singkong memiliki ciri-ciri berdaun besar, menjari dengan lima hingga sembilan belahan lembar daun, bertangkai panjang. Daunnya menjari dengan beberapa variasi bentuk yaitu panjang, elips dan melebar yang bergantung Universitas Sumatera Utara pada jenis varietasnya. Daun muda untuk semua varietas berwarna hijau kemerahan sedangkan warna daun tua berwarna hijau. Daun singkong biasa dibuat sebagai masakan sayur dengan kuah santan atau dimakan setelah direbus. Daun singkong memiliki dua varietas, yaitu varietas manis dan pahit. Varietas manis mengandung asam sianida lebih sedikit dari varietas pahit sehingga daun singkong muda dari varietas manis umum digunakan. Daun singkong kaya akan protein dengan daya cerna 70-80 tergantung varietas. Selain kandungan metionin, lisin dan mungkin isoleusin yang rendah, kualitas protein daun singkong tidak kalah dengan susu, keju, kedelai, ikan dan telur. Selain itu daun singkong juga kaya protein, karoten, vitamin B1, B2, dan C, serta mineral Fathia, 2012. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan setek batang. Batang yang digunakan adalah batang tua dengan panjang lebih kurang 25 cm. pemeliharaannya mudah, perlu cukup air dengan penyiraman yang cukup, menjaga kelembapan, dan pemupukan terutama pupuk dasar. Singkong menghendaki tempat yang cukup sinar matahari Hariana, 2006. Senyawa antinutrisi yang membatasi penggunaan daun singkong adalah kandungan asam sianida HCN, tannin dan asam fitrat. HCN dalam jumlah lebih dari 1mgkg bb per hari dapat menimbulkan gangguan kesehatan. HCN terbentuk dari senyawa glikosida sianogenik singkong yaitu linamarin dan lotaustralin. Tetapi proses pengolahan dapat mengurangi kadar HCN yang terbentuk, seperti kombinasi pemotongan dan pengeringan dapat mengurangi tingkat HCN hingga level yang tidak berbahaya. Oleh karena itu proses pengolahan sangat penting untuk mengurangi bahaya HCN. Daun singkong memiliki efek farmakologis sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah nafsu makan. Isolat Universitas Sumatera Utara protein pada daun singkong memiliki kemampuan mencegah antiagregasi platelet sehingga berpotensi mencegah penyempitan pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung Fathia, 2012.

2.2 Mineral