C. Analisa Bivariat
Analisa hubungan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di rumah sakit umum dr. Pirngadi Kota Medan menggunakan uji
statistik kai kuadrat chi square karena kedua variable merupakan data kategori. Hasil uji statistik kai kuadrat dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan Hubungan Mekanisme Koping
dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara di Rumah sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2015
Mekanisme koping
Tingkat kecemasan Total
Nilai p Tidak Cemas
Cemas F
F F
Berorientasi Ego
2 5,4
11 29,7
13 35,1
0,035 Berorientasi
Masalah 13
35,1 11
29,7 24
64,9 Total
15 40,5
22 59,5
37 100
Berdasarkan tabel 5.4 diatas menyatakan bahwa dari 22 responden 59,5 yang mengalami rasa cemas, terdapat masing-masing 11 orang 29,7 yang
berorientasi pada ego dan maslah. Dan dari 15 orang 40,5 yang tidak merasa cemas terdapat 13 orang 35,1 berorientasi pada masalah dan 2 orang 5,4
berorientasi pada ego. Hasil uji statistik chi square memperoleh nilai p=0,035 dapat di simpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara mekanisme koping
dengan kecemasan pada pasien kanker payudara di rumah sakit umum dr. Pirngadi Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
D. Pembahasan 1. Karakteristik responden kanker payudara di Rumah Sakit Umum dr.
Pirngadi tahun 2015
Secara rinci pada tabel 5.1 sebagian besar responden pasien kanker payudara berumur 45 tahun. Menurut WHO 2011 menyatakan bahwa 80
pasien kanker payudara berada pada umur diatas 50 tahun dan sekitar 24 dibawah 75 tahun. Menurut Ariani 2014 umur merupakan rentang waktu
seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan
pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik. Menurut asumsi
peneliti semakin bertambah umur tidak berarti kemampuan individu dalam menggunakan mekanisme koping dapat dilakukan secara tepat realistis
dikarenakan dari sifat yang berbeda setiap orang, temperamen, dan persepsi. Sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan SMA.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Arman 2013 pasien kanker payudara yang mengalami cemas didapat 56,7 berpendidikan rendah. Menurut Ariani
2014 pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara
formal maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok. berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang
lain untuk menuju ke arah cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Menurut asumsi peneliti pendidikan tidak
berpengaruh pada pemahaman seorang individu seperti terhadap gejala dan proses dari penyakit akibatnya tidak disadari stadium meningkat sehingga
menimbulkan kecemasan jika tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar responden pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Hal ini mendukung dari penelitian Arman 2013 pada pasien kanker payudara yaitu
sebagian besar 73,3 pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Menurut Ariani 2014, pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dukungan, kecemasan dan
depresi, dimana seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki informasi dan pengetahuan yang lebih baik. menurut
asumsi peneliti ibu rumah tangga cenderung kurang dalam mencari informasi sehingga pada saat masalah timbul tidak mampu beradaptasi sehingga
menimbulkan kecemasan.
2.
Mekanisme koping pada pasien kanker payudara
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mekanisme koping kepada pasien kanker payudara yaitu sebagian besar berorientasi pada masalah. Hal ini
mendukung hasil dari penelitian Candra Sari 2012 bahwa pasien kanker payudara memiliki mekanisme koping mayoritas adalah yang berorientasi pada
masalah. Yakni berarti individu dapat mengatasi dan menanggulangi masalahancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realistis
Asmadi, 2008 Menurut asumsi peneliti bahwa mekanisme koping mayoritas responden
yaitu yang berorientasi pada masalah yang berarti koping yang digunakan ber adaptasi dengan baik hal ini dipengaruhi karena adanya kemampuan dari pasien
kanker payudara untuk mengatasi keadaan yang dialami nya dengan didukung dari pengetahuan, lingkungan serta keluarga. Sedangkan sebagian kecil
menggunakan berorientasi pada ego yaitu mekanisme secara relatif pada tingkat
Universitas Sumatera Utara
tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi realitas, mekanisme ini dapat menjadi respon maladaptif terhadap stress. Yang berarti mekanisme
koping ini dapat menjadi tindakan patologis bila tidak digunakan dengan benar pada individu.
3. Kecemasan pada pasien kanker payudara
Dari hasil penelitian diketahui bahwa kecemasan pada pasien kanker payudara yaitu sebagian besar mengalami rasa cemas.
Ansietas atau kecemasan dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku secara tidak langsung timbulnya gejala atau mekanisme
koping dalam upaya mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas Dalami dkk, 2009.
Seseorang akan menderita gangguan cemas ketika yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang-
orang tertentu meskipun tidak ada stessor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, ditandai dengan corak atau tipe kepribadian
pencemas.
4. Hubungan mekanisme koping terhadap kecemasan pada pasien kanker payudara.
Berdasarkan Hasil uji statistik chisquare yang sudah dilakukan koreksi
fisher’s exact test diperoleh nilai p=0,035 berarti p0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan yang signifikan antara mekanisme koping
terhadap kecemasan pada pasien kanker payudara di rumah sakit umum dr. Pirngadi Kota Medan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan Candra Sari 2012, yang menemukan adanya hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
signifikan antara mekanisme koping berorientasi pada ego dengan kecemasan, mekanisme koping berorientasi pada masalah dengan kecemasan dan mekanisme
koping dengan kecemasan pada pasien kanker payudara. Hal ini berarti terdapat hubungan signifikan antara mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien
kanker payudara. Menurut Stuart 2006 individu dapat mengatasi stres dan ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan. Sumber koping
tersebut yang berupa modal ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu individu
mengintregasikan pengalaman yang menimbulkan stres dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian bahwa karateristik dari 37 responden yang meliputi umur,
pendidikan dan pekerjaan. Sebagian besar responden adalah berumur 45 tahun yaitu sebanyak 21 orang 56,8, berpendidikan SMA sebanyak 28
orang 75,7, dan pekerjaan ibu rumah tangga IRT sebanyak 33 orang 89,2.
2. Dari hasil penelitian bahwa dari 37 sebagian besar responden adalah yang
memiliki mekanisme koping berorientasi pada masalah sebanyak 24 orang 64,9.
3. Dari hasil penelitian bahwa dari 37 sebagian besar responden adalah yang
memiliki rasa cemas sebanyak 22 orang 59,5.
4. Hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada pasien kanker
payudara di rumah sakit umum dr. Pirngadi kota Medan ada hubungan
signifikan yaitu diketahui p = 0,035. B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan
dalam memberikan pelayanan dan mengurangi kecemasan pada penderita kanker payudara adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis. Dan
diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan, serta memberikan masukan dari keterbatasan penelitian yang
telah dilakukan yang meliputi keterbatasaan sampel penelitian dan pengawasan dalam pengisian kuesioner serta waktu dalam melakukan
penelitian sehingga untuk kedepannya akan menjadi lebih baik lagi. 2.
Bagi Institusi Rumah Sakit Untuk Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi kota Medan, khususnya bagian bedah
ginekologi untuk dapat memberikan penanganan yang holistik kepada pasien kanker payudara tidak hanya sekedar terapi fisik tapi juga terapi psikologis.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas pelayanan kesehatan yang
berperan penting dalam memberikan informasi kepada pasien maupun keluarga secara maksimal sehingga meningkatkan motivasi dan harapan
hidup pasien kanker payudara.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Kanker payudara A. Pengertian
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker ini mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara Manan, 2013. Definisi lain dari kanker payudara yaitu suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan
berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel jaringan payudara Nugroho, 2011.
B. Jenis-jenis Kanker Payudara
Pada dasarnya ada beberapa jenis kanker payudara, berbagai kanker payudara yang dimaksud Manan, 2013 adalah sebagai berikut:
a. Karsinoma in situ
Karsinoma in situ adalah kanker yang masih berada di tempatnya. Karsinoma in situ merupakan kanker dini yang belum menyebar maupun menyusup keluar
dari tempat asalnya. b.
Karsinoma Duktal Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju
puting susu. Sekitar 90 kanker payudara merupakan karsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause. Terkadang kanker itu
dapat diraba. Pada pemeriksaan mammogram, kanker tersebut tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium mikrokalsifikasi. Biasanya, kanker ini
terbatas di daerah tertentu di payudara, yang bisa diangkat secara keseluruhan
Universitas Sumatera Utara
melalui pembedahan. Sekitar 25-35 penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif biasanya pada payudara yang sama.
c. Karsinoma Lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, dan biasanya terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada
mammogram. Meskipun begitu, kanker tersebut biasa ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain. Sekitar 25-30
penderita karsinoma lobuler akan menderita kanker invasif pada payudara yang sama ataupun payudara lainnya, bahkan kedua payudara.
d. Kanker Invasif
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya. Kanker ini bisa terlokalisir terbatas pada payudara maupun metastatik
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Sekitar 80 . Kanker payudara invasif ialah kanker duktal, sedangkan 10 adalah kanker lobuler.
e. Karsinoma Meduler
Kanker tersebut berasal dari kelenjar susu. f.
Karsinoma Tubuler Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
C. Stadium