Aspek Kesejahteraan Masyarakat GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

2. Pendapatan Perkapita Kinerja ekonomi DIY selama kurun waktu 2010-2014 menunjukkan peningkatan dengan indikasi meningkatnya nilai nominal Produk Domestik Regional Bruto PDRB dari tahun ke tahun. Berikut ini pertumbuhan PDRB per kapitan atas dasar harga Konstan . Tabel 7 Pertumbuhan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 PDRB adh konstan 2000 juta rupiah 21.044.042 22.131.774 23.309.218 24.567.400 25.824.099 Penduduk pertengahan tahun orang 3.457.769 3.487.325 3.514.762 3.594.854 3.637.116 PDRB per kapita adh konstan 2000 rupiah 6.086.017 6.346.347 6.631.806 6.834.068 7.100.158 pertumbuhan PDRB perkapita adh konstan 3,94 4,28 4,50 3,05 3,88 Sumber: RKPD DIY, 2016 Tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB di provinsi DIY cenderung mengalami kenaikan tiap tahunnya, kecuali pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 3,05 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,50. Namun pada tahun 2014 naik kembali menjadi 3,88. 3. Pendapatan Asli Daerah Realisasi Pendapatan Asli Daerah KabupatenKota di provinsi Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 8 Realisasi PAD KabupatenKota di D.I Yogyakarta Tahun 2010-2014 dalam Ribu Rupiah KabupatenKota 2010 2011 2012 2013 2014 Sleman Bantul Kulon Progo Gunung Kidul Yogyakarta 163.056.459 81.637.099 48.280.641 42.542.032 179.423.640 226.686.250 128.896.456 53.752.294 54.462.419 228.870.562 301.069.540 166.597.780 74.028.660 67.050.780 338.839.610 449.270.306 224.197.864 95.991.513 83.427.448 383.052.140 573.337.599 357.411.063 158.800.564 159.304.338 470.634.760 Sumber: BPS D.I Yogyakarta tahun 2015 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Kabupaten Sleman merupakan Kabupaten terkaya, dengan jumlah PAD Rp 573.337.599 pada tahun 2014, sedangkan Kabupaten Kulonprogo merupakan Kabupaten dengan PAD terendah yaitu Rp 158.800.564 tahun 2014. 47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Pemilihan model estimasi bertujuan untuk memilih model mana yang terbaik diantara model common effect, fixed effect atau model random effect. Untuk memilih model tersebut digunakan uji chow dan uji Hausman. Uji Chow dilakukan untuk menguji antara model common effect dan fixed effect. Berikut ini hasil pengujian dengan uji Chow. Tabel 9 Hasil Uji Model Menggunakan Uji Chow Effect Test Statistic d.f Prob. Cross-section F Cross-section Chi-square 18,571381 55,374604 4,68 4 0,0000 0,0000 Sumber: data sekunder diolah Pada hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F kurang dari 0,05 atau 0,000 0,05 yang berarti signifikan dengan ti ngkat signifikansi 95 α = 5. Keputusan yang diambil pada pengujian dengan uji Chow ini yaitu tolak Ho p-value 0,05 dengan hipotesis: Ho : maka digunakan model common effect Ha : maka digunakan model fixed effects dan lanjut uji Hausman Berdasarkan hasil dari uji Chow, maka model yang tepat adalah model fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau metode random effect. Hasil pengujian dengan uji Hausman dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10 Hasil Uji Model Menggunakan Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistik Chi-Sq.d.f Prob. Cross-section random 7.114994 2 0,0285 Sumber: data sekunder diolah Pada perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa nilai probability pada test cross section random effect memperlihatkan angka bernilai 0,0285 yang berarti signifikan dengan tingkat signifikansi 95 α = 5. Keputusan yang diambil pada pengujian Hausman test ini yaitu tolak Ho p-value 0,05 dengan hipotesis: Ho : Model random effect Ha : Model fixed effect Berdasarkan hasil dari pengujian Hausman Test, maka metode pilihan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode fixed effect. Penelitian ini tidak menggunakan pengujian Lagrance Multiplier LM dalam pemilihan model regresi data panel, karena karena pada uji Chow dan uji Hausman menunjukan model yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto , Investasi, Inflasi Dan Pengangguran Terhadap Pendapatan Daerah Di Provinsi Sumatera Utara

1 46 146

Analisis Pengaruh Pengeluaran dan Jumlah Penduduk terhadap Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Aceh

2 45 104

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Produk Domestik Regioal Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi

4 61 102

Analisis Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Dan Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Perkapita Kota Padangsidimpuan

0 43 71

Analisis Pengaruh Transfer Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

3 50 114

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, JUMLAH WISATAWAN DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (STUDI KASUS DI KABUPATEN/KOTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2007-2014)

0 3 20

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, JUMLAH WISATAWAN DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (STUDI KASUS DI KABUPATEN/KOTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2007-2014)

0 11 115

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), JUMLAH PENDUDUK, INVESTASI SWASTA PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), JUMLAH PENDUDUK, INVESTASI SWASTA TERHADAP REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Empiris pada Kabupaten/Kota Di Prop

0 2 19

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), JUMLAH PENDUDUK, INVESTASI SWASTA PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), JUMLAH PENDUDUK, INVESTASI SWASTA TERHADAP REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Empiris pada Kabupaten/Kota Di Prop

0 4 18

PENGARUH SEKTOR PARIWISATA, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TINGKAT INVESTASI DAN JUMLAH PENDUDUK Pengaruh Sektor Pariwisata, Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb), Tingkat Investasi Dan Jumlah Penduduk Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

0 3 15