Otonomi Daerah KAJIAN TEORI

Pembuatan perancangan media promosi komunikasi visual ini didukung dengan data yang diperoleh dari Kantor Dinas, Instansi, seperti Kantor Kabupaten, BAPPEDA, DIPARSENIBUD, BPS, dari website terkait, serta instansi lain yang mendukung. Pengumpulan data yang diperoleh dimanfaatkan sebagai bahan dan pedoman yang penting untuk menentukan tema, tujuan media, tujuan kreatif, dalam perancangan media promosi komunikasi visual. Perancangan tersebut disesuaikan dengan target audiens maupun segmentasinya.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Otonomi Daerah

Otonomi daerah merupakan suatu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. UU Otonomi Daerah, No. 22 Th. 1999. Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai pelaksanaan dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah adalah bagaimana meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat. Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah: 1. Belum dipahaminya hakekat otonomi daerah yang berakibat antara lain munculnya ego daerah yang berlebihan. 2. Belum optimalnya sinergi pembangunan antar sektor dan antar sektor dan daerah 3. Terbatasnya kemampuan aparatur daerah dalam pelayanan masyarakat. 4. Masih rendahnya kemampuan keuangan daerah dalam membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. 5. Adanya konflik antar daerah mengenai penguasan sumber daya alam dan aset ekonomi daerah. Strategi kebijakan yang ditempuh adalah: 1. Sosialisasi otonomi daerah agar diperoleh pemahaman yang benar. 2. Mengembangkan potensi lokal dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah. 3. Memperbaiki koordinasi dalam penyusunan dan pelaksanaan program. 4. Mendorong dan melaksanakan kerjasama antar daerah. Tujuan otonomi daerah adalah meningkatkan kemampuan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis pada potensi lokal, dengan sasaran: 1. Terwujudnya kemandirian daerah yang berbasis potensi lokal. 2. Meningkatnya kemampuan keuangan daerah. 3. Meningkatnya kinerja yang sinergis diantara unsur-unsur penentu kebijakan Pelaksanaan Otonomi Daerah Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dengan mengutamakan potensi daerah. Kegiatannya meliputi: 1. Perencanaan pembangunan yang bertumpu pada kapasitas daerah. 2. Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia dan akuntabilitas aparatur pemerintah. 8 3. Identifikasi, intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah. 4. Peningkatan koordinasi dan kerjasama antar daerah. 5. Peningkatan Kerjasama antara DPRD dan Pemda berdasar atas asas kesetaraan. Sumber: Suara Merdeka Untuk menunjang pelaksanaan otonomi daerah, dibutuhkan sumber keuangan daerah sendiri atau Pendapatan Asli Daerah PAD yang mencukupi belanja daerahnya sendiri. Sumber keuangan daerah tersebut antara lain dengan menggali potensi daerah dan peluang investasi di kabupaten Purbalingga secara optimal. Dengan adanya otonomi daerah ini memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengembangkan diri seluas-luasnya, baik sektor perdagangan dan industri, investasi dan wisata, dan juga strategi city branding. Informasi tentang potensi daerah yang dimiliki Kabupaten Purbalingga penyampaiannya harus secara selektif sehingga dapat menarik investor baik PMA ataupun PMDN.

B. Kebijakan Kota