mereka terikat untuk menempuh proses pemeriksaan sampai saat penjatuhan putusan.
20
E. Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Setiap pelaku usaha dibebani tanggung jawab atas perilaku yang tidak baik yang dapat merugikan konsumen. Pengenaan tanggung jawab terhadap pelaku usaha
digantungkan pada jenis usaha atau bisnis yang digeluti. Bentuk dari tanggung jawab yang paling utama adalah ganti kerugian yang dapat berupa pengembalian
uang, atau penggantian barang danatau jasa yang setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau pemberian santunan. Tanggung jawab pelaku usaha diatur
dalam Bab VI UUPK Pasal 19 sampai dengan Pasal 28. Setiap subyek hukum diberi tanggung jawab menurut hukum, yang dalam hal-hal
dapat dimintakan pertanggungjawaban di muka umum dan pengadilan bagi siapapun yang melanggar ketentuan larangan dalam UUPK.
Arti tanggung jawab secara keabsahan adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya kalau terjadi apa
–apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya. Istilah tanggung jawab hukum adalah kewajiban menanggung suatu
akibat menurut ketentuan hukum yang berlaku. Di sini, ada norma atau peraturan hukum yang mengatur tentang tanggung jawab. Ketika, ada perbuatan yang
melanggar norma hukum itu, maka pelakunya dapat dimintai pertanggungjawaban sesuai dengan norma hukum yang dilanggarnya. Adapun bentuk-bentuk dari
tanggung jawab hukum
21
:
20
Titik Triwulan Tutik, Shita Febriana. Op.Cit. hlm.69
21
Wahyu Sasongko, Op.Cit, hlm 96
1.Tanggung Jawab Berdasarkan Atas Kesalahan
Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan liability based on fault adalah prinsip yang cukup umum berlaku dalam hukum pidana dan perdata.
Dalam KUHPerdata, Pasal 1365 yang dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum, menyatakan tiap perbuatan melawan hukum yang membawa
kerugian kepada seseorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Unsur-unsur pokok dari
ketentuan pasal itu, yaitu: a.
Adanya perbuatan melawan hukum ; b.
Adanya unsur kesalahan; c.
Adanya kerugian yang diderita; d.
Adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian.
22
Pertanggungjawaban dalam hukum perdata juga dapat disebabkan karena wanprestasi atau perbuatan melawan hukum. Wanprestasi membawa konsekuensi
terhadap timbulnya hak dari pihak yang dirugikan untuk menuntuk pihak yang melakukan wanprestasi untuk memberikan ganti rugi, sehingga oleh hukum
diharapkan agar tidak ada satu pihak pun yang dirugikan karena wanprestasi tersebut.
Ada 3 tiga macam dari wujud wanprestasi ini, yaitu:
23
a. Tidak memenuhi prestasi sama sekali;
b. Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya;
c. Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru.
22
Ibid, hlm.97
23
Mariam Darus Badrulzaman et al., Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2001, hlm. 18