Dimensi Self Disclosure Self Disclosure

Universitas Sumatera Utara Keadaan yang dikehendaki sebenarnya dalam suatu komunikasi antarpribadi ialah bidang I, dimana antara komunikator dengan komunikan saling mengetahui makna pesan yang sama. Meskipun demikian kenyataan hubungan antarpribadi tidak seideal yan diharapkan itu, ini disebabkan karena dalam berhubungan dengan orang lain betapa sering setiap mempunyai peluang untuk menyembunyian atau mengungkapkan masalah yang dihadapinya Efendy, 2003: 307.

2.2.6.1 Dimensi Self Disclosure

Self disclosure memiliki berbagai dimensi menurut Joseph A. Devito 1997: 40 menyebutkan ada 5 dimensi self disclosure, yaitu: 1. Ukuran jumlah self disclosure Hal ini berkaitan dengan seberapa banyak jumlah informasi diri kita yang diungkapkan. Jumlah tersebut dapat kita lihat berdasarkan frekuensi kita menyampaikan pesan-pesan self disclosure atau bisa juga dengan menggunakan ukuran waktu, yakni berapa lama kita menyampaikan pesan- pesan yang mengandung self disclosure pada saat kegiatan komunikasi kita dengan orang lain. 2. Valensi self disclosure Hal ini berkaitan dengan kualitas self disclosure kita, positif atau negatif. Kualitas positif dan negatif dari self disclosure menyenangkan atau tidak menyenangkan. Ini akan menimbulkan dampak yang berbeda baik bagi komunikator maupun komunikan. 3. Kecermatan dan kejujuran Kecermatan dalam self disclosure yang kita lakukan sangat ditentukan oleh kemampuan kia mengetahui atau mengenal diri kita sendiri. Apabila kita mengenal dengan baik diri kita maka kita akan mampu melakukan self disclosure dengan cermat. Di samping itu, kejujuran merupakan hal yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara penting yang akan mempengaruhi self disclosure kita. Oleh karena itu, kita mengemukakan apa yang kita ketahui maka kita memiliki pilihan, seperti menyatakan secara jujur, melebih-lebihkan atau berbohong. 4. Maksud dan tujuan Ketika melakukan sef disclosure, salah satu hal yang kita pertimbangkan adalah maksud atau tujuannya. Tidak mungkin orang melakukan pengungkapan diri tanpa maksud dan tujuan tertentu. Oleh karena menyadari adanya maksud dan tujuan self disclosure itu maka kita pun melakukan kontrol atas self disclosure yang kita lakukan. Orang yang melebih-lebihkan atau berbohong dalam melakukan self-disclosure pada satu sisi bisa di pandang sebagai salah satu bentuk kontrol supaya self disclosure-nya mencapai maksud atau tujuan yang diinginkannya. 5. Keakraban Keakraban merupakan salah satu hal yang erat kaitannya dengan komunikasi self disclosure. Apa yang diungkapkan itu bisa saja hal-hal yang bersifat pribadi atau hal-hal yang bersifat umum. Sejauh mana kedalaman dalam self disclosure itu akan ditentukan oleh derajat keakraban kita dengan lawan komunikasi kita. Semakin akrab kita makan semakin dalam self disclosure yang dilakukan. Ketika kita berkomunikasi dengan orang yang baru kita kenal maka kita akan berbicara tentang sisi terluar dari diri kita, namun ketika hubungan tersebut semakin akrab maka kita akan mengungkapkan tentang hal pribadi dari diri kita. Faktor-faktor yang mempengaruhi self disclosure adalah: a. Besar Kelompok Keterbukaan diri lebih banyak terjadi pada kelompok kecil daripada kelompok besar. Diadik kelompok yang terdiri atas dua orang merupakan kelompok yang sesuai karena pelaku komunikasi tidak banyak. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara b. Perasaan Menyukai Membuka diri pada orang lain akan mudah terjadi jika kita menyukai atau mempercayai orang tersebut. c. Efek Diadik Seseorang melakukan keterbukaan diri apabila orang yang bersamanya juga melakukan hal yang sama. d. Kompetensi Orang yang kompeten biasanya lebih percaya diri dan lebih banyak mempunyai hal yang positif tentang diri mereka untuk diungkapkan dibandingkan dengan orang-orang yang tidak kompeten. e. Kepribadian Orang-orang yang extrovert dan mudah bergaul akan lebih mudah melakukan keterbukaan diri dibandingkan dengan yang introvert. Mereka akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain bahkan dengan orang yang baru dikenal. f. Jenis Kelamin Umumnya wanita lebih mudah membuka diri dibandingkan dengan pria. Wanita lebih banyak mengungkapkan diri dengan orang yang disukainya sedangkan pria lebih banyak mengungkapan diri dengan orang yang dipercayainya. g. Usia Orang akan mudah melakukan keterbukaan diri dengan orang yang memiliki usia yang sama dengan dirinya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara - Komunikasi Antarpribadi - Self Dislosure

2.3 Model Teoritik

Gambar 2.2 Model Teoritik Interaksi Sosial Siswa SMA Negeri 3 Keterbukaan Diri Ask.Fm Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu mempunyai langkah-langkah sistematis, sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam- dalamnya Kriyantono, 2009: 56. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yag menghasilkan data, yang salah satunya berbentuk deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamatinya bertujuan untuk mengumpulkan informasi secara rinci. Pendekatan kualitatif ini diarahkan pada latar dan individu secara menyeluruh. Dalam penelitian ini, peneliti memperhatikan secara langsung bagaimana keterbukaan siswa melalui jejaring sosial Ask.Fm di SMA Negeri 3 Medan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus adalah metode penelitian yang menggunakan berbagai sumber data sebanyak mungkin data yang biasa digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis Kriyantono, 2006: 66. Penelitian studi kasus dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya given. Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi, atau masyarakat. Penelitian kasus merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang hasil Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara penelitian itu memberi gambaran luas dan mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relative terbatas, tetapi variable-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya. Pada tipe penelitian ini, seseorang atau suatu kelompok yang diteliti, permasalahannya ditelaah secara komprehensif, mendetail, dan mendalam; berbagai variabel telah ditelaah dan ditelusuri, termasuk juga kemungkinan hubungan antar variabel yang ada. Studi kasus hanya berlaku untuk kasus tertentu serta tidak bertujuan untuk digeneralisasikan atau menguji hipotesis tertentu Bungin, 2008: 104.

3.2 Subjek Penelitian

Hasil penelitian kualitatif lebih bersifat kontekstual dan kausistik yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu penelitian dilakukan, karena itu pada penelitian kualitiatif tidak dikenal istilah sampel melainkan informan. Subjek penelitian adalah informan atau orang-orang yang dipilih untuk diwawancara sesuai dengan tujuan riset. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Medan. Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini dengan meggunakan teknik purposive. Purposive adalah sebuah teknik yang menyeleksi atas dasar kriteria-kriteria tertntu yang dibuat berdasarkan tujuan riset Kriyantono, 2006: 158. Karakteristik yang digunakan dalam pemilihan informan sebagai berikut: - Siswa SMA Negeri 3 Medan kelas X sampai kelas XII. - Pengguna aktif jejaring sosial Ask.Fm. - Menggunakan jejaring sosial Ask.Fm dengan jangka waktu minimal 3 bulan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3.3 Objek Penelitian Objek penelitian merujuk pada masalah yang sedang diamati. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah keterbukaan diri siswa melalui jejaring sosial Ask.Fm.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik-teknik atau cara-cara yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer a. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang mengajukan pertanyaan terhadap narasumber dengan tujuan tertentu. Hasil wawancara menjadi data untuk dianalisis sebagai penjelasan penelitian. Wawancara yang dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dan bertatap muka secara langsung dengan informan agar data lebih akurat dan lengkap. Pada wawancara ini, peneliti tidak mempunyai kontrol terhadap informan, artinya informan bebas memberkan jawaban. Karenanya peneliti berupaya agar wawancara berlangsung secara informal seperti orang yang sedang mengobrol sehingga informan bersedia memberikan jawaban dan tidak perlu ada yang ditutup- tutupi. b. Observasi Observasi merupakan kegiatan pengamatan secara langsung dengan tujuan mengetahui kegiatan yang dilakukan objek yang diobservasi. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi non partisipan, yaitu peneliti hanya mengamati tanpa ikut terjun dalam kegiatan objek yang diteliti, baik kehadirannya diketahui atau tidak. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati akun jejaring sosial informan untuk melihat bagaimana Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara keterbukaan informan dan melihat hal yang diungkapkan oleh informan melalui jejaring sosial Ask.Fm sesuai dengan hasil wawancara. 2. Data Sekunder a. Studi Kepustakaan Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam hal ini, studi kepustakaan adalah melalui buku-buku, surat kabar, jurnal, internet dan sebagainya yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini menggunakan analisis kualitatif yakni transformasi data ke dalam bentuk yang mudah dipahami dan diinterpretasikan; proses penyusunan, mengurutkan dan menipulasi data untuk menyajikan informasi deskripsi. Proses analisa data dilakukan pada waktu bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung secara terus- menerus. Analisa data dilakukan dengan teknik : 1. Reduksi Data Tahap ini dilakukan proses penyeleksian, pemfokusan, penyederhanaan, pengabstraksian data dari hasil wawancara. Proses ini berlangsung sepanjang penelitian dilakukan dengan membuat singkatan, kategorisasi, memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian ditulis. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. 2. Penyajian Data Sajian data dalah suatu susunan informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data diperoleh dari hasil interpretasi, usaha Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara memahami, dan analisis data secara mendalam terhadap data yang telah direduksi. 3. Penarikan Kesimpulan Tahap akhir yaitu penarikan kesimpulan yang dimaknai sebagai penarikan arti dari data yang dikumpulkan di lapangan, direduksi dan disajikan. Dari awal pengumpulan data, peneliti harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ditemui dengan mulai melakukan pencatatan pola-pola, pernyataan- pernyataan, alur sebab akibat dan berbagai proposisi. Hal itu akan diverifikasi dengan temuan-temuan data selanjutnya dan akhirnya sampai pada penarikan kesimpulan akhir. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini, akan dimulai dengan menelaah semua data yang terkumpul dengan baik data primer maupun data sekunder berupa wawancara, pengamatan, serta catatan lapangan. Hasil data yang diperoleh berdasarkan teknik analisis data yang telah dijelaskan sebelumnya, akan disususun membentuk laporan secara sistematis. Sesuai dengan metodologi penelitian ini, maka hasil penelitian akan dijabarkan dalam bentuk deskripsi yang didukung dengan teori yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah dan lainnya, kemudian peneliti akan menganalisisnya untuk mengetahui alasan menggunakan jejaring sosial Ask.Fm dan keterbukaan siswa melalui jejaring sosial Ask.Fm di SMA Negeri 3 Medan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian 4.1.1.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 3 Medan