Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat merecheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Menurut Denzin dalam Holloway dan Daymon 2008: 153, triangulasi muncul dengan bentuk yang berbeda-beda, yaitu triangulasi data, triangulasi investigator, triangulasi teoretis, triangulasi metodologis. Triangulasi data yaitu jika Peneliti menggunakan beragam sumber data, seperti mengumpulkan data dari kelompok, lokasilatar, atau waktu yang berbeda-beda. Triangulasi investigator yaitu jika Peneliti terlibat dengan beberapa peneliti ahli dalam bidang yang sama. Triangulasi teoritis yaitu jika Peneliti menggunakan beberapa kemungkinan penafsiran teoritis. Triangulasi metodologis yaitu jika Peneliti menggunakan dua metode atau lebih untuk riset yang sama. Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan triangulasi data, karena Peneliti berusaha menyatukan perbedaan sumber data yang Peneliti temukan. Seperti data wawancara yang berasal dari berbagai informan. b. Kecukupan referensial Yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan tercatat atau terekam sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Misalnya, rekaman, catatan, dan foto yang dapat dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan kritik yang telah terkumpul. c. Melakukan member check Menurut Lincoln dan Guba dalam Holloway dan Daymon 2008: 149, melakukan member check atau membervalidation, berarti mencocokkan pemahaman Peneliti mengenai data dengan orang-orang yang Peneliti kaji, dengan merangkum, mengulangi, atau memparafrasekan menyatakan kembali dengan bahasa Peneliti sendiri ucapan meraka, sekaligus menyoal kejujuran dan penafsiran mereka. Member check menyajikan tanggapan kepada para partisipan, memungkinkan Peneliti mengecek reaksi mereka terhadap data dan temuan-temuan, serta membantu Peneliti mengukur tanggapan meraka terhadap penafsiran data yang Peneliti lakukan. Dalam penelitian ini, Peneliti melakukan member check antara lain dengan cara memaparkan dan menunjukkan hasil wawancara kepada informan yang bersangkutan untuk memastikan kebenaran ucapan dan jawaban wawancara.

2. Keteralihan transferability

Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif dan ada kemungkinan untuk menarapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Upaya untuk memenuhi hal ini peneliti melakukannya melalui tabulasi data serta disajikan oleh peneliti dalam hasil dan pembahasan. Menurut Holloway dan Daymon 2008: 145, Sifat transferability menggantikan validitas eksternal dan mendekati gagasan generalisasi berdasarkan teori theory-based generalizability. Dalam konteks ini, Peneliti berperan untuk membantu pembaca memindahkan pengetahuan khusus yang diperoleh dari temuan-temuan sebuah riset pada latarsituasi lain. Temuan Peneliti akan di khususkan bagi situasi yang spesifik artinya yang hanya berlangsung pada unit analisis penelitian. Proses transferability diawali pada tahap penyusunan proposal, tepatnya ketika Peneliti menguraikan karakteristik situasi yang menjadi pusat perhatian focal setting, atau gambaran lokasi, serta menunjukkan bagaimana sampel akan dipilih. Ketika Peneliti mampu mendiskusikan bagaimana temuan riset diposisikan, maka kemenonjolan salience, signifikasi, atau pentingnya riset akan muncul dengan sendirinya.

3. Kebergantungan dependability

Uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan penelitian kelapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti itu perlu diuji dependability-nya, dan untuk mengecek penelitian ini benar atau salah. Setahap demi tahap data-data yang dihasilkan dilapangan dikonsultasikan dengan pembimbing. Hasil yang dikonsultasikan antara lain, proses penelitian dan taraf kebenaran data dan tafsirannya. Menurut Holloway dan Daymon 2008: 147, kredibilitas dan tingkat ketergantungan berhubungan erat. Kriteria tingkat ketergantungan menggantikan gagasan tentang reliabilitas. Agar temuan riset dapat dikaitkan dengan yang lain, maka temuan tersebut harus konsisten dan akurat. Konteks riset juga harus diuraikan secara detail.

4. Kepastian comfirmability

Menguji kepastian hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang ada dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tapi hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya. Pemeriksaan yang dilakukan pembimbing menyangkut kepastian asal-usul data, logika penarikan kesimpulan dari data dan penilaian derajat ketelitian serta telaah terhadap kegiatan penelitian

Dokumen yang terkait

PERAN BADAN PENANAMAN DAN MODAL PERIZINAN DALAM PENERBITAN KETERANGAN RENCANA KOTA UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 7 66

PERAN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN DALAM PENERBITAN KETERANGAN RENCANA KOTA UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 3 10

ANALISIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TIM TEKNIS PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERIZINAN PEMASANGAN REKLAME DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Pada Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung) Oleh

0 28 106

ANALISIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TIM TEKNIS PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PEMASANGAN IZIN REKLAME DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Pada Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung)

0 15 99

KEWENANGAN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN PENANAMAN MODAL DAERAH DI PROVINSI LAMPUNG

0 10 27

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KOTA BANDAR LAMPUNG

8 48 67

KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN MELALUI SISTEM ONE STOP SERVICE PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KOTA BANDAR LAMPUNG

19 107 76

KEWENANGAN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) DALAM PENCABUTAN IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 10 54

KINERJA PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KOTA SURAKARTA

0 1 8

Kata Kunci : Perizinan, Badan Penanaman Modal dan Perizininan ABSTRACT - PERIZINAN USAHA JASA BOGA OLEH BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG

0 0 12