Derajat kepercayaan credibility Teknik Keabsahan Data

atau gambaran lokasi, serta menunjukkan bagaimana sampel akan dipilih. Ketika Peneliti mampu mendiskusikan bagaimana temuan riset diposisikan, maka kemenonjolan salience, signifikasi, atau pentingnya riset akan muncul dengan sendirinya.

3. Kebergantungan dependability

Uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan penelitian kelapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti itu perlu diuji dependability-nya, dan untuk mengecek penelitian ini benar atau salah. Setahap demi tahap data-data yang dihasilkan dilapangan dikonsultasikan dengan pembimbing. Hasil yang dikonsultasikan antara lain, proses penelitian dan taraf kebenaran data dan tafsirannya. Menurut Holloway dan Daymon 2008: 147, kredibilitas dan tingkat ketergantungan berhubungan erat. Kriteria tingkat ketergantungan menggantikan gagasan tentang reliabilitas. Agar temuan riset dapat dikaitkan dengan yang lain, maka temuan tersebut harus konsisten dan akurat. Konteks riset juga harus diuraikan secara detail.

4. Kepastian comfirmability

Menguji kepastian hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang ada dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tapi hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya. Pemeriksaan yang dilakukan pembimbing menyangkut kepastian asal-usul data, logika penarikan kesimpulan dari data dan penilaian derajat ketelitian serta telaah terhadap kegiatan penelitian tentang keabsahan data. Selain itu, menurut Holloway dan Daymon 2008:147, Confirmability merupakan kriteria yang lebih sesuai untuk riset kualitatif dibandingkan kriteria konvensional seperti netralis dan obyektivitas. Suatu riset dinilai dari bagaimana temuan dan simpulan Peneliti mencapai tujuan riset. Jadi, bukan merupakan hasil asumsi dan prakonsepsi sebelumnya. Oleh karena itu, agar riset dapat dikonfirmasikan, Peneliti harus mampu menunjukkan bagaimana data terkait dengan sumbernya, sehingga pembaca dapat menetapkan bahwa kesimpulan dan penafsiran muncul secara langsung dari sumber tersebut.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Badan Penanaman Modal dan Perizinan BPMP Kota

Bandar Lampung 1. Sejarah Singkat Badan Penanaman Modal dan Perizinan BPMP Kota Bandar Lampung Sejak UU Otonomi Daerah diberlakukan tahun 1999, pemerintah daerah mempunyai tugas yang berat dalam meningkatkan pendapatan sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan daerah setempat. Satu-satunya cara untuk menghidupkan perekonomian daerah adalah dengan mendorong investasi. Investasi tidak dapat dilakukan tanpa melibatkan sektor swasta dan masyarakat luas, mengingat keterbatasan pemerintah. Salah satu kendala bagi munculnya minat berinvestasi adalah proses perizinan usaha yang terkesan berbelit dan tidak transparan. Hal ini memberikan dasar pemikiran bagi pemerintah daerah untuk melakukan pembenahan proses perizinan dalam bentuk kelembagaan baru yang dikenal dengan One Stop Service OSS. Dalam upaya untuk meningkatkan arus masuk investasi PMA dan PMDN ke daerah, penerapan OSS menjadi sangat strategis dan mendesak. Investor membutuhkan layanan perizinan investasi dengan kepastian biaya, waktu, dan persyaratan yang jelas. Beberapa jenis layanan dalam OSS adalah Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP, Surat Izin Usaha Industri SIUI, Tanda Daftar

Dokumen yang terkait

PERAN BADAN PENANAMAN DAN MODAL PERIZINAN DALAM PENERBITAN KETERANGAN RENCANA KOTA UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 7 66

PERAN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN DALAM PENERBITAN KETERANGAN RENCANA KOTA UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 3 10

ANALISIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TIM TEKNIS PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERIZINAN PEMASANGAN REKLAME DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Pada Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung) Oleh

0 28 106

ANALISIS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TIM TEKNIS PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PEMASANGAN IZIN REKLAME DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Pada Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kota Bandar Lampung)

0 15 99

KEWENANGAN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN PENANAMAN MODAL DAERAH DI PROVINSI LAMPUNG

0 10 27

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KOTA BANDAR LAMPUNG

8 48 67

KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN MELALUI SISTEM ONE STOP SERVICE PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KOTA BANDAR LAMPUNG

19 107 76

KEWENANGAN BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) DALAM PENCABUTAN IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 10 54

KINERJA PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN (BPMP) KOTA SURAKARTA

0 1 8

Kata Kunci : Perizinan, Badan Penanaman Modal dan Perizininan ABSTRACT - PERIZINAN USAHA JASA BOGA OLEH BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN KOTA BANDAR LAMPUNG

0 0 12