19
perceraian itu adalah hak mutlak seorang suami yang tidak dimiliki oleh isterinya, kecuali dengan cara lain.
43
Khulu‟ disyariatkan sebagai kebijakan preventif guna menghindari tindakan pelanggaran ketentuan hukum-hukum Allah bagi suami-isteri, berupa
kewajiban saling menggauli dengan baik, melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing terhadap pasangannya, disertai penegasan serupa pada hak-hak
dan kewajiban melaksanakan apa yang dituntut oleh kepemimpinan laki-laki suami atas perempuan isteri, beserta konsekuensi yang mengharuskan isteri
untuk mengurus urusan rumah, merawat dan mengasuh anak, serta tidak mempersulit suami dengan segala macam beban dan tuntutan.
44
Dengan demikian khulu‟ disyariatkan untuk menghilangkan dharar
bahyaketidaknyamanan dari isteri ketika harus mempertahankan hubungan perkawinannya dengan suami, sementara ia membencinya. Kemudian pada
tingkatan selanjutnya khulu‟ memberikan maslahat bagi suami dan upaya
menghilangkan dharar darinya.
45
D. Rukun dan Syarat
Khulu‟ adalah suatu penghentian perkawinan dengan izin dan atas keinginan isteri yang dalam hal itu setuju untuk memberikan ganti rugi kepada
43
Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fikih Munakahat dan Undang-Undang, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009, h. 234.
44
Kamal, Abu Malik bin Salim, As-Sayyid, Shahih Fiqh Sunnah. Penerjemah: Khairul Amru Harahap, Faisal Shaleh, Jakarta: Pustaka Azzam 2009, h. 540.
45
Kamal, Abu Malik bin Salim, As-Sayyid, Shahih Fiqh Sunnah. Penerjemah: Khairul Amru Harahap, Faisal Shaleh, Jakarta: Pustaka Azzam 2009, h. 540.
20
suami untuk pembebasannya dari ikatan perkawinan.
46
Dari pengertian itu dapat disimpulkan yang menjadi rukun dalam
khulu‟ adalah: 1.
Isteri yang meminta cerai dengan jalam khulu‟ 2.
Suami yang bersedia menceraikan Isterinya dengan jalam khulu‟ 3.
Adanya tebusan uang iwadh yang disepakati antara suami dan isteri 4.
Adanya sighat khulu‟.
47
Dari unsur-unsur di atas terdapat beberapa syarat diantaranya: 1.
Isteri yang meminta cerai Seseorang bisa disebut penggugat cerai jika memenuhi syarat-syarat
berikut: a.
Berstatus sebagai isteri yang sah Sebab tujuan
khulu‟ adalah melepaskan diri dari ikatan perkawinan, dan ikatan ini dijalin dalam sebuah akad perkawinan yang sah dan
menjadikan isteri yang sah.
48
Para ahli fiqh sepakat bahwa isteri yang dapat di khulu‟ adalah istri
yang mukallaf dan telah terikat dengan akad perkawinan yang sah dengan suaminya. Adapaun isteri-isteri yang tidak atau belum mukallaf
46
Mahmudunnasir, Syekh, Islam Konsepsi dan Sejarahnya. Penerjemah:Adang Afandi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 430-431.
47
Kamal, Abu Malik bin Salim, As-Sayyid, Shahih Fiqh Sunnah. Penerjemah: Khairul Amru Harahap, Faisal Shaleh, Jakarta: Pustaka Azzam 2009, h. 540
48
Kamal, Abu Malik bin Salim, As-Sayyid, Shahih Fiqh Sunnah. Penerjemah: Khairul Amru Harahap, Faisal Shaleh, Jakarta: Pustaka Azzam 2009,h. 551