Faktor dari Luar Tubuh

tentang pestisida dan bahayanya lebih baik jika dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga dalam pengelolaan pestisida, individu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan lebih baik Prijanto, 2009.

2. Faktor dari Luar Tubuh

a. Suhu lingkungan Suhu lingkungan berhubungan dengan waktu menyemprot karena semakin terik matahari atau semakin siang waktu menyemprot maka suhu akan semakin panas. Suhu lingkungan yang tinggi akan mempermudah penyerapan pestisida organofosfat ke dalam tubuh melalui kulit dan atau ingesti. Temperatur yang aman yaitu 24°C –30°C. Bila suhu melebihi yang ditentukan maka pekerja mudah berkeringat sehingga pori –pori banyak terbuka dan pestisida akan mudah masuk melalui kulit Achmadi, 1991. b. Penggunaan APD Pestisida umumnya adalah racun yang bersifat kontak. Oleh karena itu, penggunaan APD pada petani ketika bekerja menggunakan pestisida sangat penting untuk menghindari kontak langsung dengan pestisida. Departemen Kesehatan 2003 menyatakan bahwa jenis perlengkapan minimal yang digunakan oleh pengguna pestisida yang melakukan penyemprotan di luar lapangan, yaitu 1 pelindung kepala; 2 pelindung mata; 3 pelindung pernafasan; 4 pelindung badan; 5 pelindung tangan; dan 6 pelindung kaki. Penelitian Cross sectional di Wisconsin Countis, menunjukkan 23 pestisida masuk melalui kulit, 32 dilaporkan melalui saluran pernafasan pada petani yang tidak menggunakan APD secara rutin Perry et al., 1998. Petani yang tidak memakai APD, mempunyai ririko keracunan pestisida lebih besar dibandingkan dengan petani yang memakai APD. c. Cara penanganan pestisida Dalam menggunakan pestisida, perlu diperhatikan pemilihan jenis pestisida, peracikan, penyemprotan, pencucian alat, dan pembuangan sisa pembungkus pestisida. Suma’mur 1995 menyatakan bahwa penggunaan bahan kimia harus memenuhi prinsip dan cara kerja yang sesuai dengan keselamatan dan kesehatan kerja K3. Adapun prinsip dan cara kerja tersebut, yaitu 1 saat mencampur, harus menggunakan sarung tangan karet, alat takar, dan pengaduk khusus sehingga terhindar dari kontak dengan kulit tangan; 2 saat menyemprot, harus searah dengan arah angin, memakai baju lengan panjang, celana panjang, serta perlengkapan pelindung kepala, mata, dan hidung; 3 selesai menyemprot, bekas pestisida dibungkus dan dikubur, air bekas cucian dibuang pada tempat yang tidak mencemari badan, mandi dengan sabun dan mengganti pakaian sebelum melakukan pekerjaan lain, serta mencuci tangan sebelum makan. d. Dosis pestisida Suma’mur 1995 menyatakan bahwa semakin besar dosis pestisida, semakin mempermudah terjadinya keracunan pada petani pengguna pestisida. Hal ini diperkuat oleh Mualim 2002 yang menyatakan bahwa dosis pestisida yang semakin besar akan menyebabkan semakin besar kemungkinan terjadi keracunan. Bila dosis penggunaan pestisida bertambah, efek dari pestisida pun akan bertambah. Dosis yang tidak sesuai mempunyai resiko 4 kali untuk terjadi keracunan dibandingkan penyemprotan yang dilakukan dengan menggunakan dosis sesuai aturan. Untuk dosis penyempotan di lapangan khususnya golongan organofosfat, dosis yang dianjurkan 0,5 –1,5 kgha Djojosumarto, 2008. e. Jumlah jenis pestisida Masing –masing pestisida mempunyai efek fisiologis yang berbeda-beda tergantung dari kandungan zat aktif dan sifat fisik pestisida tersebut. Pada saat penyemprotan, penggunaan pestisida 3 jenis dapat mengakibatkan keracunan pada petani. Banyaknya jenis pestisida yang digunakan menyebabkan beragamnya paparan pada tubuh petani yang mengakibatkan reaksi sinergik dalam tubuh. Hal ini diperkuat oleh Suwarni 1997 yang menyatakan bahwa penggunaan pestisida lebih dari satu jenis mempunyai risiko lebih besar untuk terjadi keracunan bila dibandingkan dengan satu jenis pestisida. f. Toksisitas senyawa pestisida Pestisida yang mempunyai daya bunuh tinggi dalam penggunaan dengan kadar rendah menimbulkan gangguan lebih sedikit bila dibandingkan dengan pestisida dengan daya bunuh rendah tetapi dengan kadar tinggi. g. Bentuk dan cara masuk pestisida Racun dalam bentuk larutan akan bekerja lebih cepat dibandingkan dengan bentuk padat. Sedangkan racun yang masuk ke dalam tubuh secara intravena dan intramuskular akan memberikan efek lebih kuat dibandingkan dengan melalui mulut Sartono, 2001. h. Lama penyemprotan Achmadi 1993 menyatakan bahwa bahwa frekuensi dan lama penyemprotan akan menyebabkan semakin sering terpapar pestisida sehingga kecenderungan untuk keracunan semakin tinggi. Menurut Departemen Kesehatan 2003, lamanya penanganan pestisida per hari tidak boleh lebih dari 5 jam dan tidak lebih dari 5 hari per minggu. i. Frekuensi penyemprotan Semakin sering menyemprot maka semakin tinggi pula resiko keracunan. Penyemprotan sebaiknya dilakukan sesuai dengan ketentuan. Tenaga kerja yang mengelola pestisida tidak boleh mengalami pemaparan lebih dari 5 jam sehari atau 30 jam dalam seminggu Direktorat Jenderal P2M dan PLP, 1992. j. Tindakan penyemprotan pada arah angin Penyemprotan yang baik searah dengan arah angin dan penyemprot hendaklah mengubah posisi penyemprotan bila arah angin berubah. Menurut WHO disyaratkan bagi pekerja penyemprot, bekerja pada kecepatan angin tidak lebih dari 4 – 12 kmjam Achmadi, 1994. k. Masa kerja Semakin lama petani menjadi penyemprot maka semakin lama pula kontak dengan pestisida sehingga resiko keracunan terhadap pestisida semakin tinggi. C. Cara Pencegahan Risiko Keracunan Pestisida Cara pengelolaan pestisida yang tepat dan aman dapat mengurangi risiko keracunan. Oleh sebab itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam mengaplikasikan pestisida pertanian mulai dari meracik pestisida, penyemprotan,personal hygiene, penyimpanan dan pembungan bekas wadah pestisida. 1. Meracik pestisida Dalam meracik pestisida harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label, tidak mencium pestisida karena sangat berbahaya apabila tercium, karena rata-rata bahan dasar pestisida adalah bahan kimia. Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka. Gunakan selalu alat yang bersih dan khusus. Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan, tidak berlebihan dan tidak pula kurang Sudarmo, 1990. Petani tidak diperkenankan mencampur pestisida sejenis, artinya insektisida dengan insektisida, kecuali bila ada anjuran. Menggunakan alat pengaduk yang panjang untuk menghindari percikan-percikan mengenai kulit, tidak mencampur pestisida dengan tangan, akan tetapi selalu memakai pengaduk dan sewaktu meracik pestisida harus memakai sarung tangan yang tidak dapat tembus dan memakai masker. Bekerja dengan pestisida harus hati-hati, lebih-lebih yang konsentrasinya pekat, tidak boleh sambil makan, minum dan merokok. 2. Pemakaian Pestisida dan Cara Penyemprotan Pemakaian pestisida dilakukan hanya apabila perlu untuk memberantas hama tertentu dan bukan berdasarkan tenggang waktu tertentu. Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida Sudargo, 1997. Anak-anak tidak diperkenankan memakai pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya. Apabila terjadi atau terdapat luka harus ditutup, karena pestisida dapat diserap melalui luka. Menggunakan perlengkapan khusus yaitu : pakaian lengan panjang, celana panjang, sarung tangan, sepatu bot, kaca mata khusus, penutup hidung masker dan topi. Penyemprotan harus searah dengan arah mata angin dan tidak melakukan menyemprotan sewaktu angin kencang. Petani tidak merokok, makan dan minum sewaktu melakukan penyemprotan Sudarmo, 1990. 3. Personal Hygiene dan Aturan Lainnya Seluruh perlengkapan alat pelindung diri harus dicuci dengan baik secara berkala Depkes RI, 1994. Fasilitas termasuk sabun untuk mencuci kulit mandi dan mencuci pakaian harus tersedia cukup. Mandi setelah menyemprot adalah merupakan keharusan yang perlu mendapat perhatian. Pekerja tidak boleh bekerja dengan pestisida lebih dari 4 – 5 jam dalam satu hari kerja, bila aplikasi dari pestisida oleh pekerja yang sama berlangsung dari hari ke hari kontinyu dan berulang kali dan untuk waktu yang sama, diusahakan supaya tenaga kerja pertanian pengguna pestisida melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala Depkes RI, 1994. 4. Penyimpanan dan Pembuangan Bekas wadah Pestisida Pestisida disimpan pada tempat khusus, tidak boleh dekat dengan tempat penyimpanan makanan dan harus jauh dari jangkauan anak-anak. Wadah bekas pestisida harus dirusak, dikubur atau dibakar supaya tidak dapat digunakan oleh orang lain sebagai tempat makanan, minuman atau bahan-bahan lainnya Sudarmo, 1990.

D. Pengetahuan Knowledge

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Petani Jeruk tentang Keracunan Akibat Penggunaan Pestisida di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

3 61 95

Strategi Pencegahan Keracunan Pestisida Pada Petani Hortikultura Di Kecamatan Jorlang Hataran

0 25 1

Strategi Pencegahan Keracunan Pestisida Pada Petani Hortikultura di Kecamatan Jorlang Hataran

0 18 3

DESKRIPSI PERALIHAN PERMAINAN TRADISIONAL ANAK KE PERMAINAN MODERN DI KELURAHAN RAJABASA KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG

3 23 57

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 18 112

EFEKTIVITAS SOSIALISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG TENTANG WAKTU PEMBUANGAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN (Studi pada Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung)

2 50 116

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH MENGGUNAKAN MEDIA LEAFLET DAN FILM TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI HORTIKULTURA TENTANG KERACUNAN PESTISIDA DI KELURAHAN RAJABASA JAYA KOTA BANDAR LAMPUNG

3 49 65

LATAR BELAKANG DAN PERSEPSI PADA MANUSIA LANJUT USIA BEKERJA (Studi Di Kelurahan Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung)

0 12 64

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU PRIVAT (Studi di Perumahan Rajabasa Permai, Kelurahan Rajabasa Pemuka, Kota Bandar Lampung)

1 10 63

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Penggunaan Pestisida Dengan Tingkat Keracunan Pestisida Pada Petani Di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo.

0 5 12