Pura Pure dan Simbol-simbol

Maha Esa maupun dengan sesama manusia dan lingkungan alam sekitarnya Tri Hita Karana agar tercipta hubungan yang seimbang antara Sang Pencipta, sesama manusia, dan lingkungan alam sekitar. Pedoman dari semua ini disebut Panca Yadnya. Panca Yadnya sendiri, kalau diuraikan terdiri dari 2 kata, yaitu panca artinya lima dan yadnya artinya upacara pengorbananpersembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan Tuhan. Jadi kalau digabungkan mempunyai pengertian 5 upacara persembahan suci yang tulus dan ikhlas kehadapan Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa. Adapun pelaksanaan Panca Yadnya terdiri dari: a. Dewa Yadnya, bermakna upacara pengorbananpersembahan suci yang tulus ikhlas kepada Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa dan seluruh manifestasi- Nya yang berujud Dewa Brahma selaku Maha Pencipta, Dewa Wisnu selaku Maha Pemelihara, dan Dewa Siwa selaku Maha Pralina pengembali kepada asalnya dengan mengadakan serta melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya bersembahyang tiga kali dalam sehari serta Muspa kebaktian dan pemujaan di tempat-tempat suci pada hari-hari suci, seperti hari Raya Galungan, Kuningan, Saraswati, Nyepi, dan lain-lain. b. Butha Yadnya, bermakna upacara pengorbananpersembahan suci yang tulus ikhlas kepada Bhuta Kala, yaitu makhluk-makhluk yang terlihat sekala ataupun yang tak terlihat niskala, hewan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan berbagai jenis makhluk lain yang merupakan ciptaan Sang Hyang Widhi Wasa. Adapun pelaksanaan upacara Bhuta Yadnya, bertujuan untuk menjaga keseimbangan, kelestarian, dan keselarasan antara jagat raya ini dengan diri kita. c. Manusa Yadnya, bermakna upacara pengorbananpersembahan suci yang tulus ikhlas demi kesempurnaan hidup manusia, dari awal terwujudnya jasmani di dalam kandungan sampai akhir kehidupan. Dalam pelaksanaannya, dapat berupa upacara yadnya ataupun selamatan, yaitu: 1. Upacara Nyambutin, guna menyambut bayi yang baru lahir. 2. Upacara Tutug Kambuhan setelah bayi berumur 42 hari. 3. Upacara Nelubulanin, untuk bayi yang baru berumur 105 hari 3 bulan. 4. Upacara Otonan setelah bayi berumur 6 bulan. 5. Upacara Mepangur potong gigi adalah peralihan dari anak-anak ke dewasa. 6. Upacara perkawinan Wiwaha yang disebut dengan istilah Abyakala Citra WiwahaWidhi-Widhana. d. Pitra Yadnya, bermakna upacara pengorbananpersembahan suci yang dilaksanakan dengan tujuan untuk penyucian kremasi bagi manusia yang telah meninggal atau roh leluhur, mengangkat serta menyempurnakan kedudukan arwah leluhur di alam surga, juga sebagai wujud hormat dan bakti atas segala jasanya Ngaben. e. Rsi Yadnya, yakni upacara persembahan, pemujaan suci yang tulus ikhlas dan penghormatan kepada orang-orang suci, seperti Resi, Pendeta, dan lain-lain yang telah memberi tuntunan hidup untuk menuju kebahagiaan lahir-bathin di dunia dan akhirat.

Dokumen yang terkait

PERUBAHAN TRADISI KEJAWEN PADA MASYARAKAT JAWA DI KAMPUNG BANJAR AGUNG MATARAM KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (1982-2012)

0 13 61

PENGANGKATAN ANAK DAN AKIBAT HUKUMNYA MENURUT ADAT BALI (STUDI PADA MASYARAKAT BALI DI DESA WIRATA AGUNG KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH)

0 11 64

PENGANGKATAN ANAK DAN AKIBAT HUKUMNYA MENURUT ADAT BALI (STUDI PADA MASYARAKAT BALI DI DESA WIRATA AGUNG KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH)

2 42 54

ARTI MATERIAL SESAJEN DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA DI DUSUN II DESA MATARAM BARU KECAMATAN MATARAM BARU KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 6 58

PENGARUH SISTEM PATRILINEAL TERHADAP KESETARAAN GENDER DALAM MASYARAKAT BALI DI DESA TRIMULYO MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2014/2015

2 25 80

DAMPAK PERKEMBANGAN USAHA MIKRO MAKANAN SESAJEN TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA (STUDI DI DESA DHARMA AGUNG, KECAMATAN SEPUTIH MATARAM, KABUPATEM LAMPUNG TENGAH)

0 13 73

Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Potensi Fisik Pura Desa Pura Puseh Desa Pakraman Batuan Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Gianyar.

0 0 15

PURA PUSEH, PURA DESA BATUAN DALAM PERKEMBANGAN KEPARIWISATAAN BALI DI DESA BATUAN KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR (Kajian Pariwisata Budaya)

0 0 11

PELAKSANAAN PERKAWINAN NYENTANA PADA MASYARAKAT ADAT BALI (STUDI PADA MASYARAKAT ADAT BALI DI DESA RAMA NIRWANA KECAMATAN SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH)

0 18 13

PURA PUSEH BATUNUNGGUL DI DESA BATUNUNGGUL KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG ( KAJIAN FUNGSI DAN NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU) PUTU SOMIARTHA Staf Pengajar STAH Negeri Gde Pudja Mataram

0 0 9